Halmar Halide
Ketua Pengawas Wilayah Saintek pada PUML 82 UNHAS, Makassar
Kedua, saya menemukan pelanggaran prinsip keadilan untuk soal yang dapat dikategorikan
sebagai soal standar (baku) ini. Semestinya, apapun kode naskahnya, semua peserta mengerjakan
masing-masing soal dengan materi yang semirip mungkin (baik jenis maupun tingkat kesulitannya). Hal
ini ternyata tidak demikian. Tabel 1 menyajikan fakta tersebut. Pada tabel ini ditampilkan nomor soal
dan nilai kemiripan materi ujian untuk masing-masing kode naskah. Nilai kemiripan materi ujian pada
masing-masing soal berkisar antara 1 (mirip) hingga 4 (tidak mirip).
Tabel 1. Nilai kemiripan materi ujian untuk 4 kode naskah. Baris terakhir menunjukkan nilai rata-rata dan
simpangan baku kemiripan/kedekatan materi ujian untuk masing-masing naskah (dicetak tebal).
No.
Soal
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Kode Naskah beserta nilai kemiripannya berdasarkan materi ujian (dalam tanda kurung)
249
250
251
252
1 (gerak peluru)
1 (gerak peluru)
1 (gerak peluru)
1 (gerak peluru)
4 (gerak 2 benda, 3 (gerak 2 benda, 2 (gerak 1 benda, (gerak 1 benda,
bidang datar)
bidang miring)
bidang miring)
vertikal)
3 (momentum sudut) 1
(momen inersia 4 (papan dan katrol)
2 (momen inersia
benda
menuruni
benda
menuruni
bidang miring)
dan menaiki bidang
miring)
4 (modulus geser)
3 (tetapan pegas)
1 (regangan dengan 2 (regangan pada
beban berbeda)
penampang
berbeda)
1 (fluida pada pipa 1 (fluida pada pipa 1 (fluida pada pipa 2 (fluida pada pipa)
dengan
beda dengan beda tekanan)
dengan beda tekanan)
tekanan)
1 (hukum gas ideal)
1 (hukum gas ideal)
1 (hukum gas ideal)
1 (hukum gas ideal)
1 (proses gas ideal)
1(proses gas ideal)
1(proses gas ideal)
1(proses gas ideal)
1 (pendulum)
1 (pendulum)
1 (pendulum)
1 (pendulum)
2 (Rangk. List. DC 2 (Rangk. List. DC 1 (hukum Ohm)
3 (Rang. List. AC)
seri)
paralel)
1 (kemagnitan)
1 (kemagnitan)
1 (kemagnitan)
1 (kemagnitan)
1 (spektrum)
2 (partikel elementer)
3 (gabungan bintang)
4 (waktu paruh
relativistik)
1 (optika-retina)
1 (optika-retina)
1 (optika-retina)
1 (optika-retina)
2 (elektrostatik 2 1
(elektrostatik
3 1
(elektrostatik
3 1 (elektrostatik 3
muatan)
muatan)
muatan)
muatan)
2 (gerak elips)
1 (gerak melingkar)
1 (gerak melingkar)
3 (gerak curvature)
2 (gel. stasioner)
3 (efek Doppler)
1 (pipa organa)
1 (pipa organa)
1,80 1,08
1,53 0,83
1,40 0,91
1,67 0,98
Gambar 1. Pengelompokan naskah ujian TKD Saintek kedalam 2 cluster. Cluster 1 berisi kode naskah
250 dan 251, sedangkan cluster 2 berisi kode naskah 249 dan 252.
Adanya pengelompokan naskah ini menjadi indikasi bahwa ada pelanggaran azas fairness.
Peserta SBMPTN terpapar soal SBMPTN yang berbeda. Jika perbedaan ini dapat dikaitkan dengan tingkat
kesulitan soal, maka yang lebih menderita adalah peserta yang kurang menguasai bahan dan ia
kebetulan memperoleh soal dengan tingkat kesulitan tinggi. Ia kemungkinan besar tak lolos ujian
SBMPTN karena kebetulan mendapatkan soal yang sulit. Hal sebaliknya terjadi pada peserta
berkemampuan tinggi yang kebetulan mendapatkan soal dengan tingkat kesulitan rendah. Kemungkinan
dia untuk lolos SBMPTN semakin besar. Kedua kasus ekstrim ini menyebabkan terciderainya kesamaan
peluang peserta untuk lulus SBMPTN gara-gara soal yang tidak fair.
Daftar Pustaka:
Caines J., B L. Bridglall, M. Chatterji, 2014. Understanding validity and fairness issues in high-stakes
individual testing situations. Quality Assurance in Education 22 (1): 5-18.
Kane, M. (2013), Validity and fairness in the testing of individuals, in M. Chatterji (Ed.), Validity and
Test Use: An International Dialogue on Educational Accountability and Equity, Emerald Group
Publishing, Bingley, pp. 17-53.
Wikipedia [https://en.wikipedia.org/wiki/Normalization_(statistics)]