OLEH
KELOMPOK 1
Theresia Avilla Nor (1408010005)
Dewa Gede Eka Yudistira (1408010007)
Samuel Yan Touw (1408010009)
Maria P. Letor (1408010017)
Fransiskus Tandang (1408010030)
Siti Khadija (1408010031)
Dheya Membutu Olmus (1408010032)
Roshena Manafe (1408010042)
Sulyasti G. Nomleni (1408010046)
Anastasya L Bato (1408010050)
Aloysius Elyakim (1408010058)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKENARIO
Seorang anak perempuan, berumur 5 tahun dibawa ke puskesmas karena sejak
kemarin timbul bintik-bintik merah di lengan, tungkai, dan badan, serta keluar
darah dari anusnya. Penderita tidak demam, enam hari sebelumnya anak tersebut
baru sembuh dari batuk pilek.
KATA KUNCI
Perempuan
Usia 5 tahun
Bintik merah di lengan, tungkai, dan badan
Keluar darah dari anus
Tidak demam
Baru sembuh dari batuk pilek 1 minggu yang lalu
KATA SULIT
Purpura
adalah : 1) setiap kelompok penyakit yang dicirikan oleh ekimosis atau
perdarahan kecil lain di kulit, membran mukosa, atau permukaan serosa;
kemungkinan penyebab terdiri dari kelainan darah, abnormalitas vaskuler, dan
trauma. 2) setiap dari beberapa kondisi yang menyerupai gugus purpura
tradisional, yang dapat disebabkan karena penurunan perhitungan trombosit,
abnormalitas trombosit, defek vaskular, atau reaksi terhadap obat.
Petechia : bintik merah keunguan kecil dan bulat sempurna yang tidak menonjol
akibat perdarahan internal atau submukosa.
Echymosis :Bercak perdarahan kecil, lebih besar dari petechia di kulit atau
selaput lendir membentuk bercak biru atau keunguan, yang rata, bundar, atau
ireguler.
Hematochezia
Hematochezia adalah pengeluaran tinja berdarah.
Melena adalah keluarnya feses gelap dan pekat diwarnai oleh pigmen darah atau
darah yang berubah.
1. Komponen darah?
a. Sel darah :
- Sel darah merah (Eritrosit),
- Sel darah putih (Leukosit) terdiri dari 5 jenis yakni neutrofil, eosinofil,
basofil, limfosit, monosit
- Trombosit
b. Plasma darah :
- 90% merupakan air
10% merupakan albumin, globulin, fibrinogen, enzim, hormon, glukosa, asam
amino, lipid, vitamin, O2, CO2, elektrolit dan urea
2. Berapakah nilai normal darah pada anak usia 5 tahun?
Rata rata jumlah darah yang diketahui melalui pemeriksaan laboratorium
hitung darah lengkap, bervariasi berdasarkan kelompok umur. Untuk kelompok
umur 4 8 tahun sendiri, memiliki rata rata jumlah darah sebagai berikut :
-
Eritrosit
: 4,8 juta/mm3
Hemoglobin
: 13,1 g/dl
Platelets
: 38.000/mm3
Leukosit
: 8.000/mm3
Differential count : - PMN neutrofil
: 50%
- Eosinofil dan basofil
: 2%
- Limfosit
: 40%
- Monosit
: 8%
- Immature white cells
:0
Retikulosit
: 1% (dari total sel darah merah)
3. Mekanisme dan Hubungan Antar Gejala
Mekanisme terjadinya bintik merah dan keluarnya darah dari anus kaitannya
dengan keluhan pasien: Trombositopenia dapat disebabkan oleh gangguan fungsi
trobosit, gangguan produksi trombosit, gangguan penghancuran trombosit, dan
gangguan distribusi trombosit serta kebutuhan trombosit yang meningkat.
Trombositopenia dapat memudahkan terjadinya perdarahan dan darah sulit
membeku terutama pada kulit dan membrane mukosa. Manifestasi perdarahan
pada kulit dapat berupa bintik-bintik merah yang disebut petekia. Manifestasi
perdarahan juga dapat terlihat pada mukosa, seperti mukosa saluran cerna,
sehingga akan muncul gejala
hematochezia
Apa hubungan antara batuk pilek dengan kaitannya dengan keluhan pasien:
Infeksi bakteri atau virus pada saluran napas atas menyebabkan batuk pilek.
Bakteri atau virus tersebut tidak dapat dihancurkan oleh imunitas seluler sehingga
imunitas humoral diaktifkan. Dengan aktifnya imunitas humoral ini, maka akan
terbentuk IgE. IgE tersebut memiliki resptor pada membrane trombosit. Trombosit
yang
dihancurkan
oleh
pembentukan
antibody
yang
diakibatkan
oleh
berkurangnya
pada
membran
trombosit.
Trombosit
yang
dihancurkan
oleh
berkurangnya
jumlah
trombosit
sehingga
terjadi
trombositopenia.
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
XI
protrombin.
Pendahulu tromboplastin plasma (PTA): suatu faktor plasma yang
XII
XIII
7. Mekanisme Hemostasis
Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan
proses yang amat kompleks, berlangsung secara terus menerus dalam mencegah
kehilangan darah secara spontan, serta menghentikan perdarahan akibat kerusakan
sistem pembuluh darah. Ada beberapa komponen penting yang terlibat dalam
sejumlah protein yang dapat menghambat enzim proteolitik yang disebut sebagai
inhibitor seperti antitrombin, alfa 2 makroglobulin, alfa 1 antitripsin, C1 esterase
inhibitor, protein C, protein S. Inhibitor ini berfungsi untuk membatasi
reaksikoagulasi agar tidak berlangsung secara berlebihan sehingga pembentukan
fibrin hanya terbatas disekitar daerah yang mengalami cedera. Antitrombin akan
menghambat aktivitas trombin, F.XIIa, F.XIa, F.Xa, F.IXa, F.VIIa, plasmin dan
kalikrein. Protein C yang diaktifkan oleh trombin dengan kofaktor trombomodulin
akan memecah F.Va dan F.VIIIa menjadi bentuk yang tidak aktif dengan adanya
kofaktor protein S. Alfa 1 antitripsin akan berperan dalam menginaktifkan
trombin, F.XIa, kalikrein dan HMWK. C1 inhibitor akan menghambat komponen
pertama dari sistem komplemen, F.XIIa, F.XIa dan kalikrein.
Untuk membatasi dan selanjutnya mengeliminasi bekuan darah maka sistem
fibrinolisis mulai bekerja sesaat setelah terbentuknya bekuan fibrin. Deposisi
fibrin akan merangsang aktivasi plasminogen menjadi plasmin oleh aktivator
plasminogen seperti tissue plasminogen aktivator (t-PA), urokinase plasminogen
aktivator (u-PA), F.XIIa dan kallikrein. Plasmin yang terbentuk akan memecah
fibrinogen dan fibrin menjadi fibrinogen degradation product (FDP). Dengan
proses ini fibrin yang tidak diperlukan dilarutkan sehingga hambatan terhadap
aliran darah dapat dicegah. Untuk menghindari terjadinya aktivitas fibrinolisis
yang berlebihan, tubuh mempunyai mekanisme kontrol berupa inhibitor aktivator
plasminogen (PAI-1) yang akan menginaktivasi t-PA maupun u-PA, dan alfa 2
antiplasmin yang akan menetralkan aktivitas plasmin yang masuk ke sirkulasi
8. Kelainan pada trombosit
Trombosit yang melekat pada kolagen yang terpajan pada pembuluh yang
cedera, mengerut dan melepaskan ADP serta faktor III trombosit, penting untuk
mengawali sistem pembekuan. Kelainan jumlah atau fungsi trombosit atau
keduanya dapat mengganggu koagulasi darah. Trombosit yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit mengganggu koagulasi darah. Keadaan yang ditandai dengan
trombosit berlebihan dinamakan trombositosis atau trobositemia.
100.000/mm3. Dan lebih lanjut dipengaruhi oleh keadaan keadaan lain yang
mendasari atau yang menyertai, seperti leukemia atau penyakit hati. Ekimosis
yang bertambah dan perdarahan yang memanjang akibat trauma ringan terjadi
pada kadar trombosit kurang dari 50.000/mm3. Petekie merupakan manifestasi
utama, dengan jumlah trombosit kurang dari 30.000/mm3. Terjadi perdarahan
mukosa, jaringan dalam dan intrakranial dengan jumlah trombosit urang dari
20.000 dan memerlukan tindakan segera untuk mencegah perdarahan dan
kematian. Penurunan produksi trombosit dibuktikan dengan aspirasi dan biopsi
sum sum tulang, dijumpai pada segala kondisi yang mengganggu atau
menghambat fungsi sum sum tulang. Kondisi ini meliputi anemia aplastik,
mielofibrosis (penggantian unsur unsur sum sum tualng dan jarinan fibrosa),
leukemia akut dan karsinoma metastatik lain yang mengganti unsur unsur sum
sum normal.pada keadaan keadaan defisiensi, seperti defisiensi vitamin B12
dan asam folat mempengaruhi megakariopoiesis disertai dengan pembentukan
megakariosit besar yang hiperlobulus. Agens agens kemoterapeutik terutama
bersifat toksik terhadap sum sum tulang menekan produksi trombosit. Keadaan
trombositopenia dengan produksi trombosit normal biasanya disebabkan oleh
penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan. Segala kondisi yang
menyebabkan splenomegali dapat disertai trombositopenia meliputi keadaan
seperti sirosis hati, limpoma dan penyakit peyakit mieloproliferatif. Lien
secaranormal menyimpan sepertiga trombosit yang dihasilkan tetapi dengan
splenomegali, sumber ini dapa meningkat sampai 80% dan mengurangi sumber
sirkulasi yang tersedia. Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi
yang diinduksi oleh obat, seperti yang ditemukan pada quinidin dan emas atua
oleh autoantobodi. Antibodi antibodi ini ditemukan pada penyakit penyakit
seperti lupus eritematosus, leukemia limpositik kronis, limpoma tertentu, dan
purpura trombositopenik idiopatik.
9. Anamnesa
Tambahan,
Pemeriksaan
Fisik
penunjang
1. Data pribadi pasien
2. Keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang
dan
pemeriksaan
leukositosis.
Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan.
Sum-sum tulang biasanya normal, tetapu megakariosit muda dapat
setengah dari kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak. Insiden PTI pada anak
antara 4,0-5,3 per 100.000, PTI akut umumnya terjadi pada anak-anak usia
antara 2-6 tahun. 7-28% anak-anak dengan PTI akut berkembang menjadi
kronik 15-20%. Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI) pada anak
berkembang menjadi bentuk PTI kronik pada beberapa kasus menyerupai PTI
dewasa yang khas. Insidensi PTI kronis pada anak diperkirakan 0,46 per
100.000 anak per tahun. Insidensi PTI kronis dewasa adalah58-66 kasus baru
per satu juta populasi pertahun(5,8- 6,6per100.000) di Amerika dan serupa yang
ditemukan di Inggris. PurpuraTrombositopenia Idiopatik (PTI) kronik pada
umumnya terdapat pada orang dewasa dengan median rata-rata usia 40-45
tahun. Rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1:1 pada pasien PTI akut
sedangkan pada PTI kronik adalah 2-3:1. Pasien PTI refrakter didefinisikan
sebagai suatu PTI yang gagal diterapi dengan kortikosteroid dosis standar dan
splenektomi
yang selanjutnya
dibawah normal atau ada perdarahan. Pasien PTI refrakter ditemukan kirakira25-30 persen dari jumlah pasien PTI. Kelompok ini mempunyai respon jelek
terhadap pemberian terapi dengan morbiditasyang cukup bermaknadan
mortalitas kira-kira16%.
C. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui. Adapun berbagai kemungkinan penyebab yang
dapat dikemukakan adalah:
Akibat hiperspenisme
Bahan kimia
D. Patogenesis
Sebagaimana telah diketahui bahwa penyebab pasti Purpura Trombositopenia
Idiopatik akut belum diketahui. Dan setiap kemungkinan penyebab akan
memberikan patogenesis gejala yang berbeda-beda. Trombosit yang melekat pada
kolagen yang terbuka dari pembuluh yang cedera, mengkerut dan melepaskan
ADP serta faktor 3 trombosit, yang semuanya sangat penting untuk mengawali
sistem pembekuan. Kelainan jumlah dan/atau fungsi trombosit dapat mengganggu
pembekuan darah. Trombositopenia merupakan keadaan dimana jumlah trombosit
sangat menurun.
Jumlah trombosit yang sangat menurun hingga dibawah 50.000 permikroliter
(trombositopenia)
dapat
menyebabkan
seseorang
cenderung
mengalami
30.000-
10.000-30.000/L terdapat
Pasien secara sistemik baik dan biasanya tidak demam. Gejala yang dikeluhkan
berupa perdarahan pada mukosa atau kulit. Jenis-jenis perdarahan seperti hidung
berdarah, mulut perdarahan, menoragia, purpura, dan petechiae. Perdarahan gusi
dan epistaksis sering terjadi, ini dapat berasal dari lesi petekie pada mukosa
nasal,juga dapat ditemukan pada tenggorokan dan mulut. Traktus genitourinaria
merupakan tempat perdarahan yang paling sering, menoragia dapat merupakan
gejala satu-satunya dari PTI dan mungkin tampak pertama kali pada pubertas.
Hematuria juga merupakan gejala yang sering. Perdarahan gastrointestinal
biasanya bermanifestasi melena dan lebih jarang lagi dengan hematemesis.
Perdarahan intracranial dapat terjadi, hal ini dapat mengenai 1% pasien dengan
trombositopenia berat. Pada pemeriksaan, pasien tampak normal, dan tidak ada
temuan abnormal selain yang berkaitan dengan pendarahan. Pembesaran limpa
harus mengarah pada mempertanyakan diagnosis. Tampak tanda-tanda
perdarahan yang sering muncul seperti purpura, petechiae, dan perdarahan bula
di mulut.
F. Diagnosis
Lamanya perdarahan dapat membantu untuk membedakan PTI akut dan kronik,
serta tidak terdapatnya gejala sistemik dapat membantu dokter untuk
menyingkirkan bentuk sekunder dan diagnosis lain. Penting untuk anamnesis
pemakaian obat-obatan yang dapat menyebabkan trombositopenia dan
pemeriksaan fisik hanya didapatkan perdarahan karena trombosit yang rendah
(petekie, purpura,perdarahan konjungtiva,dan perdarahan selaput lendiryang
lain).
Splenomegali ringan (hanya ruang traube yang terisi), tidak ada limfadenopati.
Selain trombositopenia hitung darah yang lain normal. Pemeriksaan darah tepi
diperlukan
untuk
menyingkirkan
pseudotrombositopenia
dan
kelainan
dengan
Monoclonal-Antigen-Capture
Assay,sensitivitasnya45-66%,
trombotik
trombositopenia
purpura,
sindrom
hemolitik-uremic,
kongenital
Pemeriksaan faktor koagulasi darah (bleeding time clotting time, aPTT,
hematologi lainnya.
I. Tata Laksana
Berdasarkan kondisi klinis pasien
1) Perdarahan ringan : dengan trombosit >20.000/mm3 dan atau memiliki
sedikit purpura, cukup diobservasi dan tidak memerlukan terapi
2) Perdarahan sedang : dengan trombosit <20.000/mm3 dan perdarahan
mukosa yang bermakna dan anak dengan trombosit <10.000/mm3
dengan sedikit purpura harus diberi kortikosteroid oral
3) Perdarahan berat : epiktasis yang tidak berhenti dengan tampon,
hematuria, perdarhan intrakarnial dan perdarahan saluran pencernaan
membutuhkan intervesif intensif meliputi glukokortikoid dosis tinggi
dan Imunoglobulin intravena (IgIV) dengan atau tanpa transfusi
trombosit (pada perdarahan berat) dengan dosis 6-8 U konsentrat
trombosit atau 1 U/10kgBB.
Pengelompokan Terapi :
a. Terapi umum
1) Hindari aktivitas berlebihan guna menghindari trauma terutama trauma
kepala
2) Hindari pemakian obat-obatan yang mempengaruhi fungsi trombosit
b. Terapi khsus
Yakni terapi farmakologi, terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah
trombosit dalam kisaran aman sehingga mencegah terjadinya pendarahan
mayor. Selain itu, terapi ITP didasarkan pada berapa banyak dan seberapa
sering pasien mengalami pendarahan dan jumlah platelet. Terapi untuk anakanak dan dewasa hampir sama. Kortikosteroid sering digunakan untuk terapi
ITP. Kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam darah dengan cara
menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti-Rh imunoglobulin
D. Pasien yang mengalami pendarahan parah membutuhkan transfusi platelet
dan dirawat dirumah sakit.
Macam-macam obat :
1) Terapi awal
Prednison
Dosis 1.0 1.5 mg/kgB/hari selama 2 minggu dan pada umumnya terjadi dalam
minggu pertama bila responnya baik maka lanjutkan smapai 1 bulan lalu tapering.
Kriteria Respon :
1. Respon awal adalah peningkatan AT 30.000/L, AT > 50.000/L setelah
10 hari terapi;
2. Tidak berespon bila peningkatan AT <30.000/L, AT50.000/L setelah
10 hari terapi; dan
3. Respon menetap bila AT menetap >50.000/L setelah 6 bulan follow up.
Immunoglobulin intravena
Dosis Imunoglobulin intravena (IgIV) 1 g/kg/hari selama 2-3 hari berturut-turut
digunakan bila perdarahan internal saat AT < 5.000/L. Meskipun telah
medapatkan terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau adanya purpura yang
progesif. Mekanisme kerja IgIV pada PTI masih belum banyak diketahui, namun
yang
tertempel
trombosit
yang
bersifat
merusak
dan
Prognosis
Sekitar 83% anak mengalami remisi spontan dan 80% anak dapat sembuh
sempurna lebih dari 50% pasien membaik dalam waktu 4-8minggu, dan sekitar
2% pasien meninggal. PTI dewasa hanya 2.2 % untuk usia lebih dari 40 tahun dan
47.8 % untuk usia lebih dari 60 thaun yang menyebabkan kematian yang biasanya
disebabkan oleh perdarahan intrakranial yang bersifat fatal.
J. Pencegahan
Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat dicegah
komplikasinya.Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat
mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko pendarahan. Lindungi dari luka
yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan.
Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang.
Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini
penting bagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki
limfa.
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
A. Definisi
Koagulasi
intravaskular
diseminata (Disseminated
Intravascular
Coagulation, KID) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan adanya perdarahan
akibat trombin bersirkulasi dalam darah hanya pada daerah tertentu.Dasarnya
ialah pembentukan bekuan darah dalam pembuluh-pembuluh darah kapiler,
diduga karena masuknya tromboplastin jaringan ke dalam darah.Akibat
pembekuan ini terjadi trombositopenia, pemakaian faktor-faktor pembekuan
darah, dan fibrinolisis.
B. Etiologi
Perdarahan pada KID terjadi karena:
Hipofibrinogenemia
Trombositopenia
Fibrinolisis berlebihan.
Keadaan atau penyakit yang dapat mencetuskan KID seperti dibawah ini :
1. Penyakit yang mencetuskan KID fulminan :
a. Hematologi : reaksi transfusi, hemolisis berat, transfusi
masif, leukemia.
b. Infeksi :
Septikemia : gram negatif (endotoksin), gram positif
2.
Keganasan,
c.
d.
e.
f.
(lipopolisakarida)
Viremia : HIV, hepatitis, varisela, CMV, DHF
Parasit : malaria
Trauma
Penyakit hati akut : gagal hati akut, obstructive jaundice.
Luka bakar
Alat protese : Leveen atau Denver shunt, alat bantu balon
g.
aorta.
Kelainan vaskuler.
Penyakit ginjal
sebagai
hasil
dari
generasi
dimediasi
oleh
trombin
faktor
Plasmin
menghancurkan fibrin ikat silang (cross-linked fibrin) dan menghasilkan DDimer.Jadi bila D-Dimer positif berarti terjadi fibrin-olisis sekunder yang secara
klinis ada trombosis atau KID.
Manifestasi Klinis
DIC kronis bisa menimbulkan sedikit gejala, seperti mudah memar,
perdarahan lama dari tempat tusukan pungsi vena, perdarahan gusi, dan
perdarahan gastrointestinal lambat, atau tidak ada gejala yang tidak dapat diamati
Pada Koagulasi Intravaskuler Diseminata terdapat keadaan yang
bertentangan, yaitu trombosis dan perdarahan bersama-sama.Perdarahan lebih
umum terjadi daripada trombosis, tetapi trombosis dapat mendominasi bila
koagulasi lebih teraktivasi daripada fibrinolisis.Perdarahan dapat terjadi dimana
saja.Perhatikan terutama bila terjadi perdarahan spontan dan hematoma pada luka
atau pengambilan darah vena.Trombosis umumnya ditandai dengan iskemia jarijari tangan dan gangrene, mungkin pula nekrosis korteks renal dan infark adrenal
hemoragik.Secara
sekunder
dapat
mengakibatkan
anemia
hemolitik
mikroangiopati.
Tanda-tanda yang dapat dilihat pada penderita KID yang disertai dengan
perdarahan
misalnya:
petekie,
ekimosis,
hematuria,
melena,
epistaksis,
minggu.
Epidemiologi
Dapat mengenai semua usia tetapi sebagian besar terjadi pada anak usia 2
11 tahun. Lebih sering terjadi pada anak laki laki di bandingkan anak
perempuan dengan perbandingan 1,5 : 1. Kelainan ini rata-rata 14 per 100.000
populasi .
Manifestasi klinis
-
diare berdarah)
hasil biopsi membuktikan granulosit pada dinding pembuluh darah arteriol
atau venula.
Diagnosis PHS dapat di tegakkan bila di temukan 2 dari 4 kriteria di atas dengan
sensitivitas 87,1 % dan spesifisitas 87,7 %.
Pemeriksaan penunjang
Terapi
Pengobatan hanya bersifat suportif , tidak ada pengobatan yang spesifik
untuk PHS.
Kortikosteroid
Dosis Prednison 1 - 2 mg/kgBB/hari
Dosis metal prednisolon 8 mg 3 kali sehari
Obat anti inflamasi nonsteroid dapat mengontrol nyeri sendi .
Prognosis
Baik bila tidak di sertai gangguan ginjal dan gangguan saluran cerna yang
berat. Kematian < 1%.
Hemofiia
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter yang paling sering dijumpai
bermanifesatasi sebagai episode perdarhan intermitten. Hemofilia disebabkan
mutasi gen faktor VIII atau faktor IX, dikelompokkan sebagai hemofilia A dan
hemofilia B. kedua gen tersebut terdapat dalam kromosom X, sehingga termasuk
penyakit resesif terkait X. oleh karena itu semua semua anak perempuan dari lakilaki yang menderita hemofilia adalah karier penyakit, dan ank laki-laki tidak
terkena. Anak laki-laki dari perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50%
untuk menderit hemofilia. Dapt terjadi wanita homozigot dengan hemofilia tetapi
keadaan ini jarang terjadi. Kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga
dan mungkin akibat mutasi spontan.
Dua jenis hemofilia yang secara klinis identik adalah :
a. Hemofilia A atau klasik, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak
adanya aktivitas anti hemofilia VIII, dan
b. Penyakit Cristmas atau hemofilia B yang ditemukan adanya
defisiensi atau tidak adanya aktivitas vaktor IX
Perdarahan dapat terjadi segera atau berjam-jam setelah cedera. Perdarahan akibat
pembedahan sering terjadi pada pasien hemofilia, dan segala prosedur
pembedahan yang diantisipasi memerlukan penggantian faktor secara agresif
sewaktu operasi dan pasca operasi sebanyak lebih dari 50% tingkat aktivitas.
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh penderita dalam pasien, maka dapat
dianalisis sebagai berikut
Diferensial Diagnosa
Kata Kunci
Wanita
Usia 5 tahun
Bintik-bintik merah di lengan, tungkai,
badan
Keluar darah dari anus
Tidak disertai demam
Sembuh dari batuk pilek enam hari
ITP
+
+
DIC
+
+
PHS
+
+
Hemofilia
+
+
+
+
+
+
+
sebelumnya
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, maka dapat ditetapkan
bahwa Differensial Diagnosis utama adalah Idiopatic Trombositopenia Purpura
(ITP). Namun, dalam penetapan diagnosis tetap harus dilakukan pemeriksaan
penunjang karena manifestasi klinis yang diberikan skenario sangatlah umum.
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis, yaitu
pemeriksaan
darah
tepi.
Pada
pemeriksaan
tersebut
dapat
ditemukan
SUMBER REFERENSI
1. Drews, R.E., Weinberger, S.E., Trombositopenic disorder in Critically ill
patients, Am J Respir Crit Care Med:2010;162:347-351.
2. Cunningham FG ,et. al: Obstetrics Hemorhage, Williams Obstetrics
23 rd edition.
6. Thrombocytopenic
idiopatik
purpura(ITP).
2013.
Available
at: