Anda di halaman 1dari 6

Mengenal instrumentasi 02 Valve dan

Control Valve
Posted by ekoharsono August 3, 2012 1 Comment
Valve adalah sebuah peralatan mekanis untuk mengatur aliran fluida. Sejarah penggunaan valve
berasal dari bangsa Mesir kuno dan Yunani yang menggunakan batu besar atau batang kayu
untuk menahan aliran air sungai pada irigasi pertanian mereka. Penggunaan valve untuk industri
mulai dipopulerkan oleh Chapman pada tahun 1882 yang membuat valve jenis gate.
Berdasarkan fungsinya, valve dapat dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
1. Isolator (blocking)
2. Kontrol (regulating)
3. Pencegahan arus balik (back flow)
4. Membuang tekanan berlebih (pressure relief)

VALVE

Valve memiliki berbagai variasi dan nama, tergantung pada pabrik pembuatnya. Namun demikian
pengelompokan secara umum dibuat berdasarkan fungsi dan komponen utama pada konstruksi
valve tersebut.
a. Gate valve
Valve jenis ini paling banyak digunakan untuk aliran zat cair. Komponen utamanya adalah
sebuah cakram (disc/gate) yang beroperasi menutup aliran fluida secara tegak lurus. Karena
gerak cakram berpotongan tegak lurus dengan arah aliran, maka valve jenis ini tidak sesuai untuk
aplikasi kontrol.
Valve ini sangat baik digunakan sebagai valve isolasi (blocking valve). Jika dibuka sebagian akan
menimbulkan turbulensi pada aliran dan akan mengikis cakram maupun body. Biasanya
dioperasikan secara manual menggunakan roda tangan (handwheel).

b. Globe valve
Namanya diperoleh karena umumnya berbentuk bundar (globular). Komponen utama sebuah
globe valve adalah: plug dan cage. Kedudukan plug di dalam cage paralel dengan arah alir fluida
sehingga valve ini sangat cocok digunakan sebagai regulator valve (throttling)dengan tingkat
pengikisan yang minimal. Perawatannya juga relatif mudah, bahkan globe valve dapat diperbaiki
tanpa perlu melepas keseluruhan valve dari jaringan pipa.

c. Ball Valve
Komponen utamanya adalah sebuah bola lingkar penuh atau bola dengan potongan V (V ball).
Bekerja dengan cara berputar putaran ketika membuka dan menutup. Mampu melewatkan
aliran penuh dan hanya sedikit efek turbulensi membuatnya menjadi pilihan yang cocok untuk
valve manual dan otomatis. Jika digunakan pada aplikasi yang tepat, akan mempunyai umur
pemakaian yang relatif panjang.
d. Butterfly valve
Terdiri dari sebuah cakram yang berputar putaran untuk mengatur aliran fluida. Kelebihan
yang utama adalah kemampuan menahan kebocoran (shut off) yang baik karena konstruksi
cakram yang menutup rapat terhadap liner di sekeliling body valve. Dapat digunakan sebagai
throttling dan on/off control valve.

e. Check valve
Check valve bergerak berdasarkan arah aliran fluida. Sesuai dengan fungsinya untuk melewatkan
aliran ke satu arah, valve ini membuka karena adanya tekanan dan aliran fluida. Valve menutup
karena gravitasi atau timbulnya tekanan balik (back flow). Secara umum terbagi dalam 3 jenis
yaitu: swing (flapper), lift (piston), dan ball (stop).

f. Pressure Safety Valve


Valve ini bekerja dengan cara membuang kelebihan tekanan yang terjadi pada sebuah proses.
Valve ini juga tidak membutuhkan actuator (self actuated), karena daya yang dibutuhkan untuk
membuka berasal dari tekanan proses. Tekanan buka disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing proses dan kalibrasi dilakukan umumnya 1 tahun sekali

ACTUATOR

Actuator adalah sebuah alat yang mengubah tenaga listrik atau fluida menjadi gerakan mekanis
untuk membuka/menutup atau mengontrol sebuah valve.

Ada dua cara yang umum dilakukan untuk menggerakkan sebuah valve, yaitu:
1. Manual, menggunakan handwheel atau hand lever
Handwheel digunakan untuk jenis gate dan globe valve, sementara hand lever digunakan pada
ball dan butterfly valve. Valve dengan penggerak manual harganya lebih murah dibandingkan
valve dengan actuator.
2. Automatic, menggunakan actuator
Berdasarkan sumber tenaganya penggunaan actuator dibagi lagi ke dalam 3 (tiga) kelompok
yaitu: pneumatic, electric, dan hydraulic

Pneumatic actuator

Actuator ini paling banyak dipakai di industri dan dapat dikelompokkan menjadi pneumatic
diaphragm dan pneumatic piston. Actuator jenis ini memanfaatkan sumber angin bertekanan
yang dihasilkan oleh air compressor untuk mendorong valve stem bergerak membuka atau
menutup.

Electric actuator

Actuator ini menggunakan sebuah motor listrik untuk menggerakkan valve stem. Actuator jenis
ini tidak boleh digunakan di area rawan ledakan dan mengandung gas (hazardous area).

Hydraulic actuator

Actuator ini memperoleh sumber tenaga dari sebuah pompa untuk mengalirkan minyak
hydraulic sebagai media bertekanan dan sedikit banyak memiliki kesamaan dengan jenis
pneumatic.

Untuk selanjutnya istilah actuator akan merujuk ke jenis pneumatic karena aplikasinya yang
banyak digunakan di industri minyak dan gas.

CONTROL VALVE

Adalah rangkaian valve dan actuator yang berfungsi sebagai pengontrol aliran atau tekanan
fluida.
Rangkaian ini terdiri dari 2 bagian utama yaitu: valve body dan actuator . Actuator menerima
sinyal input dari sebuah pengatur (controller), dan memberikan reaksi membuka/menutup valve
sesuai sinyal tersebut.
Hal yang penting untuk diketahui adalah kondisi fail-safe untuk setiap rangkaian control valve.
Fail-safe mode adalah kondisi ketika rangkaian control valve kehilangan sumber dayanya
(misalnya: angin dari compressor). Penentuan fail-safe mode ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan operasi untuk mencegah kecelakaan pekerja dan kerusakan fasilitas.
Ada 2 (dua) kondisi fail-safe mode, yaitu:

Normally Open (NO) = Air to Close (ATC)

Jika actuator kehilangan tekanan, pegas mendorong sehingga valve terbuka.

Normally Close (NC) = Air to Open (ATO)

Jika actuator kehilangan tekanan, pegas mendorong sehingga valve tertutup.

Kondisi fail-safe mode biasanya ditentukan oleh


posisi actuator, meski pada jenis valve ball dan butterfly, juga dapat diatur dari posisi valve.

PENANGANAN DAN INSTALASI VALVE

1. Simpan valve di tempat yang kering dan bersih, rongga-rongga inlet dan outlet harus
dalam keadaan tertutup
2. Perhatikan apakah kondisi flange masih baik ketika memasang, gunakan jenis gasket
yang sesuai dan lakukan penguncian baut secara menyilang
3. Pastikan tanda panah pada body searah dengan arah aliran fluida pada pipa, jangan
terbalik

Hindari penggunaan gate valve untuk mencekik (pinch) aliran. Gate valve sebaiknya dipakai
untuk isolasi (blocking)

Anda mungkin juga menyukai