Anda di halaman 1dari 27

ABSTRACT

Personal medical record information is a one factor that determined the quality of
service from the health service centers that they required to their patient, due to this reason,
medical record information should be available when it required. The confidentiality of the
information that contained in the medical record should be important, because of this information
explained the relationship between the patient and the doctor that should be protected from the
information abused.
Based on the previous research, a smart card provides data stored easily and securely. It
has PIN, it possible to protect stored data against manipulation and be read by the unauthorized
person. a smartcard can be handed easily and availability when it required.
A smart card is a plastic card with an embedded computer chip. The chip can contain
varying levels of information that can be accessed by deferent application. Some real life smart
card application, pay TV, banking, e-payment, telephony, secured access and medical information.
Beside its tiny little structure it has many used and wide variety of applications ranging, such as
medical record.

Keyword: Smart card, medical record, data stored securely

I.

PENDAHULUAN

Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan, dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan pasien. Informasi rekam medis merupakan suatu
informasi penting seseorang yang seharusnya dimiliki oleh orang tersebut setiap
saat sehingga dapat tersedia jika dibutuhkan kapan saja dan dimana saja.
Informasi ini penting untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan
dalam hal kecepatan dan keakuratan. Tata kerja rekam medis di rumah sakit
bertujuan untuk terlaksananya pengaturan kegiatan rekam medis dengan tepat,
cepat dan benar. Hal penting dari pencatatan informasi rekam medis ini adalah
ketersediaannya saat dibutuhkan dan sifat kerahasiaannya. Informasi dalam rekam
medis bersifat rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara
pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik
kedokteran dan peraturan perundangan yang berlaku.
Teknologi

smartcard

menawarkan

kemudahan

dan

keamanan

penyimpanan data karena adanya mekanisme enkripsi data sebelum data tersebut
disimpan di dalam memori, serta adanya pin (kode rahasia) yang menjaga data
tersebut agar tidak dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Setiap smartcard
telah diprogram oleh perusahaan yang mengeluarkannya atau dilengkapi dengan
sistem operasi. Sistem operasi ini menyediakan bahasa/perintah yang dimengerti
oleh smartcard tersebut.
Keunggulan smartcard dalam hal: kemudahan pengaksesan data,
keamanan penyimpanan data, perlindungan data dari pihak-pihak yang tidak
berwenang, serta fleksibilitas untuk dibawa dengan mudah dalam kegiatan
seharihari, telah mendorong penggunaan teknologi ini diterapkan di sektor
kesehatan untuk menyimpan data rekam medis pasien.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan penggunaan smartcard
kesehatan ini pada proses pengobatan adalah: menyimpan kerahasiaan data
pemilik smartcard, menyediakan informasi penting dalam keadaan darurat, bahan
rujukan, membantu petugas kesehatan melakukan tindakan kesehatan dengan

benar dan mengurangi waktu pasien dalam menyelesaikan masalah administrasi di


rumah sakit. Keterbatasan smartcard pada saat ini adalah dalam hal memori.
Dalam perkembangan ke masa depan, tidak tertutup kemungkinan bahwa jumlah
memori yang disediakan dalam smartcard akan semakin bertambah. Semakin
bertambahnya memori maka harga smartcard juga akan semakin bertambah,
namun kemampuan smartcard dalam hal menyimpan dan mengenkripsi data akan
semakin bertambah pula.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem smartcard kesehatan yang
dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia serta dapat
membuat suatu protitype aplikasi smartcard dalam penggunaannya sebagai
penyimpanan data rekam medis.
Agar tujuan dapat tercapai, permasalahan yang diangkat pada penelitian
ini adalah bagaimana mempelajari rekam medis dan observasi lapangan proses
penggunaan data rekam medis untuk proses pengobatan di rumah sakit juga
bagaimana merancang sistem smartcard kesehatan, sistem database dan proses
bisnisnya sesuai dengan kebutuhan.

II. SMART CARD

Smart card dapat menyimpan dan memproses informasi melalui


rangkaian-rangkaian elektronik yang ditanam dalam silikon dalam bahan plastik
pembungkusnya. Pada dasarnya ada dua jenis smart card, yaitu : Sebuah
intelligent smart card yang mengandung sebuah mikroprosesor dan mempunyai
kemampuan untuk membaca, menulis dan melakukan suatu kalkulasi, seperti
sebuah microkomputer kecil. Sebuah memory card, sebaliknya, tidak mempunyai
mikroprosesor dan hanya digunkan untuk penyimpan data saja. Sebuah memory
card menggunakan security logic untuk mengontrol akses dari memori.
Semua smart card mengandung tiga tipe memori, yaitu; persistent nonmutable memory; persistent mutable memory; dan non-persistent mutable
memory. ROM, EEPROM, dan RAM adalah jenis memori yang paling banyak
digunakan untuk ketiga masing-masing tipe dari smart card saat ini. Persistent
memory juga disebut dengan non-volatile memory.
ISO 7816 bagian 1-7, mengandung satu set standar dan meliputi beberapa
aspek dari smart card ISO 7816 terdiri dari:
Krakteristik-karakteristik fisik (bagian 1)
Ukuran dan lokasi-lokasi kontak (bagian 2)
Sinyal-sinyal elektronik dan protokol-protokol transmisi (bagian 3)
Perintah-perintah Inter-industry interchange (bagian 4)
Application identifiers (bagian 5)
Inter-industry data elements (bagian 6)
Inter-industry commands for SCQL (bagian 7)

Smart card berinteraksi dengan dunia luar menggunakan serial


communication interface melalui delapan titik kontaknya. Ukuran dan lokasi
kontak tercakup dalam ISO 7816 bagian 2. gambar berikut memperlihatkan
kontak-kontak dari smart card.

Gambar 1. Delapan titik kontak smart card

Sebuah smart card dimasukkan ke dalam sebuah card Acceptance Device


(CAD), yang dapat terhubung ke komputer. CAD disebut juga dengan terminal,
reader dan IFD (interface device). Semuanya mempunyai fungsi yang sama, yakni
untuk memberi supply daya ke kartu dan untuk membangun hubungan sebuah
data-carrying.

Gambar 2. Link up antara smart card dengan computer

Ketika dua buah komputer berkomunikasi satu sama lain, mereka


melakukan pertukaran paket-paket data, yang dibangun mengikuti satu set
protokol-protokol. Demikian pula dengan smart card berhubungan dengan dunia
luar dengan menggunakan paket datanya sendiri yang dinamakan dengan APDU
(Application Protokol Data units). APDU mengandung perintah atau sebuah pesan
respon. Dalam dunia kartu, menggunakan model master-slave dimana smart card
selalu menjadi bagian yang pasif. Dengan kata lain, sebuah smart card selalu
menunggu sebuah perintah APDU dari terminal. Smart card tersebut kemudian

mengeksekusi aksi-aksi yang terdapat pada APDU dan memberi balasan ke


terminal dengan sebuah respon APDU. Perintah-perintah APDU dan responrespon APDU bertukar secara bergantian antara sebuah kartu dengan sebuah
terminal.
Tabel berikut ini menggambarkan masing-masing format perintah dan
respon APDU. Struktur APDU dijelaskan pada ISO 7816, bagian 4.
Tabel 1. Format Command APDUs

Command APDU
Mandatory Header
Conditional Body
CLA INS P1 P2 Lc Data Field Le
Header mengkodekan perintah yang dipilih. Terdiri dari 4 field, yakni:
kelas (CLA), instruksi (INS), dan parameter-parameter 1 dan 2 (P1 dan P2),
masing-masing field mengandung 1 byte.

CLA:

class

byte.

Di

beberapa

Smart

Card

digunakan

untuk

mengidentifikasikan aplikasi.

INS : Instruction byte. Byte ini menyatakan kode perintah.

P1 dan P2: Parameter byte. Menyediakan qualifikasi lebih lanjut untuk


perintah APDUs.

Condition body terdiri dari 3 field, yaitu Lc, data field dan Le.

Lc menyatakan jumlah byte di dalam data field dari command APDUs.

Data Field menyatakan data yang diperlukan oleh command APDUs.

Le menyatakan jumlah maksimal dari byte yang diharapkan di dalam data


field dari respons APDUs.

Tabel 2. Format Respons APDUs

Response APDU
Conditional
Mandatory Trailer
Body
Data Field
SW1
SW2
1. Respons APDUs terdiri dari conditional body dan mandatory trailer.
2. Conditional body berisi data field yang menyatakan data yang diperlukan
oleh respon APDUs.
3. Mandatory trailer terdiri dari status byte SW1 dan SW2 menyatakan status
proses dari command APDUs di dalam kartu.

III. Electronic Medical Record

Laerum memberikan pandangan lain berkaitan dengan terminologi


electronic medical record dalam konteks yang lebih baik:
The EMR in its simplest form may be regarded as an electronic version
of the paper-based medical record. It is the repository of clinical information on
which health personnel base their decisions regarding health care of the
individual patient. However, its content is not universally defined in the literature,
and consequently, the concept is named in a multitude of ways.
(EMR pada bentuknya yang paling sederhana dapat dipandang sebagai
versi elektronik dari paper-based medical record. Ini adalah tempat penyimpanan
informasi-informasi klinik yang mana para petugas kesehatan membuat
keputusan-keputusan mereka dalam perawatan kesehatan pasien dengan
mengacu padanya. Bagaimanapun, isi dari EMR tidak terdefinisi pada literatur
dan sebagai konsekuensinya, konsep ini disebut dengan berbagai macam cara.)
Laerum memberikan sebuah pandangan yang berbeda tentang definisi
EMR. Untuk memberikan pendekatan yang lebih umum dari bagaimana mengatur
hak pengaksesan ke database dengan memastikan bahwa syarat-syarat kerahasiaan
(confidentiality), integritas (integrity), ketersediaan (availability), dan tanggung
jawab (accountability) tetap terpenuhi, definisi yang lebih luas diperlukan. Di sini
EMR didefinisikan sebagai sebuah database yang memuat data dari berbagai
macam sumber seperti digambarkan pada gambar 3.

Gambar 3. Gambaran EMR sebagai sebuah database.

Untuk memperjelasan perbedaan terminologi patient record dan medical


record, menurut Medical Records Institute, terdapat lima tingkat dari Electronic
HealthCare Record (EHCR), yaitu:
1. Automated Medical Record (AMR). AMR adalah sebuah rekaman atau
catatan yang masih berbasiskan kertas namun dengan beberapa dokumen
yang sudah dihasilkan oleh komputer.
2. Computerized Medical Record (CMR). CMR membuat dokumendokumen pada tingkatan AMR menjadi tersedia secara elektronik.
3. Electronic Medical Record (EMR). EMR melakukan restrukturisasi dan
optimasi dari dokumen-dokumen pada tingkatan sebelumnya dengan
memastikan kemampuan interoperasi (interoperability) dari semua sistem
dokumentasi.
4. Electronic Patient Record (EPR). EPR adalah sebuah rekaman atau catatan
yang berorientasi pada pasien dengan informasi dari berbagai institusi.
5. Electronic Health Record (EHR). EHR adalah informasi-informasi
kesehatan umum yang tidak terkait secara langsung dengan penyakit.
Maka, secara umum untuk menyebut suatu catatan tentang kesehatan dan
penyakit pasien dalam bentuk data elektronik dan memiliki interoperability
digunakan terminologi electronic medical record (EMR).

IV. Standar Interoperability Smartcard Kesehatan

Interoperability antara sistem smartcard kesehatan adalah kemampuan


suatu sistem smartcard kesehatan untuk membaca, menggunakan, dan mengubah
data, yang dikeluarkan oleh sistem smartcard kesehatan lain. Sistem smartcard
kesehatan adalah gabungan dari smartcard kesehatan dan semua perangkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi kesehatan tertentu.
Walaupun dua atau lebih proyek menggunakan teknologi yang sama untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsinya, tetap ada variasi dan ketidaksesuaian
pada berbagai implementasi. Oleh sebab itu, sangat penting untuk membangun
sistem smartcard kesehatan yang interoperability.
Sistem smart card kesehatan yang interoperability terdiri dari empat
komponen dan tiga antar muka, seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Pendekatan Modular Untuk Sistem Smart Card Kesehatan yang


Interoperability

Komponen modul dan antar muka sistem smart card kesehatan yang
interoperability adalah sebagai berikut.
1.

Healthcard Client Application, terdiri dari perangkat lunak yang


menyediakan antar muka untuk suatu sistem kesehatan. Healthcard client
Application mengakses smart card kesehatan yang dapat saling ditransfer
(interoperable) dengan menggunakan pelayanan yang disediakan oleh
Healthcard Servers dan card Terminal Manager, pelayanan tersebut adalah
Healthcard Server- Aplication Programing Interface (HS-API) dan Card
Terminal Manager API (CTM-API).

2.

Healthcard Servers, adalah perangkat lunak yang menyediakan akses ke


data di dalam smart card kesehatan yang berbeda melalui suatu antar muka
yaitu HS-API Healthcard Servers harus membaca dan memetakan data
yang tersimpan di smart card sehingga dapat direpresentasikan dalam
bentuk struktur data yang disepakati pada HS-API. Healthcard Servers
harus menggunakan fungsi-fungsi milik Card Terminal Manager API
untuk mengakses smart card dan mengatur Card Terminal. Healthcard
Servers yang berbeda dapat digunanakan untuk setiap smart card
kesehatan yang memilki struktur data yang berbeda. Sebagai alternatif,
beberapa Health Servers dapat disusun untuk mendukung beberapa bentuk
smart card kesehatan. Pengembangan Healthcard Servers oleh masingmasing Healthcard Servers merupakan tanggung jawab pembuat smart
card.

3.

Card Interface Environment, adalah perangkat keras dan lunak yang secara
bersama menyediakan Card Terminal Manager API dan berkomunikasi
dengan satu atau lebih smart card,

4.

Healthcard,

adalah

smart

card

yang

dapat

dibaca

komputer,

diimplementasikan dengan administrasi dan ketetapan pusat pelayanan


kesehatan.

V. METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan
dari medical record yaitu dengan melakukan pengamatan langsung dan
melakukan konsultasi dengan dokter dan Kepala Tata Usaha Rumah Sakit.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam merancang aplikasi smartcard sebagai
berikut:
1. Pengumpulan

bahan-bahan

dan hasil

penelitian

sebelumnya

dan

mempelajari teknologi smart card.


2. Analisis kebutuhan. Tahap ini merupakan tahap awal dari perancangan
sistem yaitu dengan analisis kebutuhan umum yang diperlukan oleh
aplikasi smartcard untuk rekam medis. Berdasarkan analisis kebutuhan
umum tersebut ditetapkan kriteria-kreteria sesuai dengan peraturan dan
kebutuhan di rumah sakit.
3. Preliminary design. Perancagan tahap awal sistem dari segi perangkat
lunak maupun perangkat keras berdasarkan analisis kebutuhan yang telah
dilakukan.
4. Detailed design. Perancangan selanjutnya, untuk menuju perancangan
tahap akhir sistem per modul.
5. Implementasi. Setelah detailed design maka akan dimulai tahap
pembuatan peangkat lunak dan perangkat keras sesuai dengan spesifikasi
yang dihasilkan oleh detailed design.
6. Pengujian sistem yang dibangun.
7. Analisis hasil pengujian. Dilakukan setelah hasil pengujian terhadap
sistem secara keseluruhan.
8. Kesimpulan.

Selanjutnya

diambil

kesimpulan

rancangan

aplikasi

smartcard untuk rekam medis apakah sudah dapat memenuhi semua


spesifikasi yang sesuai dengan kondisi di rumah sakit yang ada di
Indonesia.

VI. HASIL
Hasil penelitian diwujudkan dalam suatu Implementasi yang dilakukan
dengan pembuatan suatu struktur user interface dan basis data.
User Interface
Implementasi user interface ini akan memberikan kemudahan kepada user
untuk berinteraksi sistem dan basis data, ada beberapa form yang dibuat
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Form Login

Gambar 5. Form login

Pada saat login akan diinputkan host atau alamat IP server, username
atau nama pengguna dan password.

2. Form Data Pasien


Inti utama dalam software ini adalah untuk membantu seorang dokter
dalam mencatat, mencari dan melihat kembali riwayat klinis seorang pasien
dengan cepat tanpa menggunakan daftar riwayat klinis yang disimpan dengan
menggunakan kertas yang secara fisik sangat merepotkan untuk penyimpanan
dan pencariannya.

Gambar 6. Form Data Pasien

3. Form Pencarian Data Pasien


Fasilitas pencarian data pasien dapat dilakukan dengan id pasien atau
nama pasien. Selain itu pencarian dapat juga dilakukan melalui form
pencarian.
Gambar berikut menunjukkan form pencarian data pasien, yaitu dengan
menuliskan ID pasien kemudian klik tombol OK. Jika ID pasien yang
dituliskan tidak ada di dalam basis data, maka akan ditampilkan pesan bahwa
pasien yang sedang dicari tidak diketemukan.

Gambar 7. Form Pencarian Data

4. Form Hasil Diagnosa

Gambar 8. Form Hasil Diagnosa

Hasil diagnosa yang dilakukan oleh dokter disimpan melalui form hasil
diagnosa. Pencarian data pasien dilakukan dengan id pasien atau nama pasien.
Jika pasien telah terdaftar maka data pasien yang dicari akan ditampilkan.

5. Form Pembacaan Data di dalam SmartCard

Gambar 9. Form Pembacaan Data di dalam Smart Card

Setelah melakukan klik pada sub menu smart card yang terletak pada
menu utama maka akan tampil form pembacaan data di dalam smart card
seperti terlihat pada gambar di atas.

Basis Data
Basis data ini memiliki fungsi menyimpan semua objek yang terlibat
dalam rekam medis dan kegiatan di rumah sakit untuk pasien yang memerlukan
pelayanan rawat jalan dan perawatan UGD., gambar berikut menunjukkan relasi
basis data pada rekam medis.

Gambar 10. Basis Data Pada rekam medis.

VII. PEMBAHASAN
Sistem rekam medis elektronik dengan menggunakan smartcard haruslah
mendukung kebutuhan berikut ini, yaitu :
1. Menyediakan proses otentikasi pihak yang mengakses smart card, yaitu
menggunakan PIN. Nilai PIN pada setiap smart card kesehatan bernilai
unik dan hanya pemilik smart card yang dapat mengakses data rekam
medis.
2. Menjamin keutuhan data rekam medis setelah terjadi proses pungubahan.
3. Menyediakan pencatatan yang dapat dijadikan barang bukti penambahan
atau koreksi data rekam medis, sistem smart card kesehatan yang ada
melakukan pencatatan terhadap transaksi data rekammedis yang dibaca,
dibuat atau dikoreksi. Data-data yang dicatat adalah identitas pengguna,
tanggal dan waktu pengaksesan data dan alasan melakukan akses terhadap
data. Daftar pencatatan ini disimpan dalam basis data lokal yang aman
sehingga tidak ada pihak yang tidak berwenang dapat menghapus bukti
pencatatan transaksi pengaksesan data.
4. Mendukung informasi untuk kebutuhan rawat jalan, bahan rujukan dan
keadaan gawat darurat setiap saat
5. Smart card dapat diakses oleh semua perangkat lunak aplikasi sistem
smart card kesehatan (interoperability). Akan tetapi belum ada yang
menerapkan standar interoperability sehingga untuk mengakses data dalam
smart card hanya dapat menggunakan perangkat lunak aplikasi yang
dikeluarkan oleh vendor yang sama. Hal ini tidak mendukung kebutuhan
bahwa data rekam medis dapat digunakan oleh berbagai pihak.

Beberapa skenario yang terjadi dalam sistem rekam medis elektronik dengan
menggunakan smartcard:
1. Pada saat keadaan Gawat Darurat
Kemungkinan besar pasien yang datang pada kondisi gawat darurat sulit
untuk berkomunikasi, namun pasien tersebut harus mendapat tindakan
pengobatan yang cepat dan tepat, oleh sebab itu data rekam medis gawat
darurat tidak dilindungi oleh password atau PIN tertentu. Selain itu pada
data pribadi dalam smartcard terdapat pihak asuransi kesehatan yang dapat
menjamin biaya pengobatan pasien sehingga pasien gawat darurat tersebut
dapat langsung memperoleh tindakan kesehatan selanjutnya seperti
operasi, pemberian infus, dan sebagainya. Data rekam medis pada proses
ini diambil secara off-line dari smartcard. Alur penggunaan data pada
gawat darurat adalah :

Gambar 11. Diagram alur data untuk keadaan gawat darurat

2. Rawat Jalan
Pasien dapat berobat dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain,
dengan adanya data rekam medis di dalam smartcard maka pasien tidak
perlu datang ke rumah sakit sebelumnya untuk meminta data rekam
medisnya. Data rekam medis pada proses ini diambil secara off-line dari
smartcard karena data rekam medis yang diminta terdapat di dalam
smartcard. Alur penggunaan data untuk bahan rujukan atau rawat jalan
dimana data yang dibutuhkan ada di dalam smartcard:

Gambar 12. Diagram alur data untuk keperluan rawat jalan

3. Pengiriman data ke card center setelah pasien selesai berobat.


Dalam jangka waktu tertentu, rumah sakit yang terhubung ke card centre
mengirimkan data rekam medis baru ke card centre. Data rekam medis ini
digunakan untuk mengisi kembali data-data ke dalam smartcard yang baru
apabila smartcard sebelumnya hilang

atau rusak dan juga untuk

memberikan informasi rekam medis yang tidak ada di dalam smartcard


dan diminta oleh pemilik smartcard. Proses ini dilakukan secara on-line
dengan smartcard sebagai alat untuk melakukan otentikasi. Alur
pengiriman data selesai proses pengobatan ke card centre adalah sebagai
berikut :

Gambar 13. Diagram alur data pengiriman data rekam medis ke card centre melalui
jaringan komputer

4. Dokter/Rumah Sakit Meminta Data Rekam Medis Ke Rumah Sakit Atau


Pasien Meminta Data Rekam Medis Ke Card Centre.
Dokter dapat meminta data rekam medis ke rumah sakit untuk melakukan
diagnosa ulang terhadap data tersebut. Sedangkan pasien dapat meminta
data rekam medis yang sudah tidak lagi disimpan di smartcard karena
keterbatasan memori untuk digunakan bagi keperluan pengobatan atau
keperluan pribadi pemilik smartcard. Rumah sakit yang sedang merawat
seorang pasien dapat juga meminta data pada pihak rumah sakit yang
mengadakan pengobatan sebelumnya. Proses ini dilakukan secara on-line
dengan smartcard sebagai alat otentikasi. Alur permintaan data rekam
medis ke rumah sakit atau pasien meminta data rekam medis ke card
centre adalah sebagai berikut :

Gambar 14. Diagram alur data pengiriman data melalui jaringan komputer

5. Pembuatan Smartcard Baru/ Smartcard Hilang


Proses pembuatan smartcard baru atau smartcard yang hilang dilakukan
secara off-line. Alur pembuatan smartcard baru atau smartcard yang
hilang adalah sebagai berikut :

Gambar 15. Diagram alur data pembuatan smartcard baru

VIII. KONFIGURASI SISTEM

Sesuai dengan solusi awal di atas yaitu sistem penggunaan smartcard


untuk kesehatan yang interoperability maka sistem smartcard kesehatan ini
disusun dengan menggunakan standar interoperability sistem smartcard kesehatan
yang

dikeluarkan

oleh

EU/G7

Healthcards. Alasan

pemilihan

standar

interoperability ini karena standar ini sudah diimplementasikan oleh proyek


DiabCard, CardLink, TrustHealth, Panacea dan Quasi Niere, disusun berdasarkan
standar

sistem

smartcard

kesehatan

Eropa

G7

dan

Jepang

sehingga

penggunaannya menjadi lebih luas dan telah dilakukan penelitian sejak bulan
Agustus 1996. Selain itu informasi yang diperoleh oleh penulis mengenai standar
interoperability ini cukup lengkap. Konfigurasi sistem yang ditunjukkan oleh
gambar di bawah menunjukkan infrastruktur yang umum ada antar rumah sakit.

Gambar 16. Konfigurasi sistem smartcard kesehatan

IX. PENUTUP

KESIMPULAN
1. Sistem smartcard kesehatan yang dirancang dapat mengatasi masalah:
a. Otentikasi pihak-pihak yang mengakses smartcard dengan menggunakan
password atau PIN yang hanya diketahui oleh pemilik smartcard.
b. Pencatatan yang dapat dijadikan barang bukti pembacaan, penambahan,
dan koreksi terhadap data rekam medis.
c. Kerahasiaan dan keamanan data dapat terjaga, baik data yang disimpan di
dalam smartcard maupun data yang dikirimkan lewat jaringan komputer.
d. Interoperability sistem smartcard kesehatan yang sesuai dengan standar
interoperability oleh EU/G7 Healthcards WG7.
2. Rancangan sistem smartcard kesehatan dapat ditambahkan pada sistem
informasi yang telah ada di rumah sakit. Jadi sistem yang lama masih dapat
digunakan.
SARAN
Saran yang diberikan dalam rangka pengembangan selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1. Akses basis data yang berada di dalam komputer dan smart card secara
bersamaan perlu dikembangkan.
2. Perlu adanya tanda tangan digital yang disimpan di dalam smart card, sehingga
smart card tidak dapat digunakan kecuali oleh orang yang berhak.

DAFTAR PUSTAKA

Budhysulistyani, I.N, Sistem Keamanan Pada ectronic Medical Record (EMR),


2007 Institut Teknologi Bandung.
Manley, D, Smart Cards, www.comp.dit.ie/dmanley (17 Sept 2004).
Roger,

B,

Briggs,J,

Smart

Card

in

health,

(20

Okt

2004),

http://www.disco.port.ac.uk/hcc/pubs/smartcard
Sariasih, C, Rancangan Keamanan Data Sistem Smartcard kesehatan Sesuai
Kebutuhan di Indonesia, 1999.Universitas Indonesia.
Stephen, D,B, Robert, J, B, Satzinger John W. Systems Analysis and Design, ,
2002.Cource Technology.
Waluyo,D, Perancangan Aplikasi Smartcard Untuk Medical Record ,2005, Institut
Teknologi Bandun,.
_______,

Smart

Cards

(a.k.a

IC

cards

or

Chip

cards),

http://www.smartcard.bull.com (17 Sept 2004).


_______,

Medical

Records

institute:

Homepage,1999.

http://www.medrecinst.com/resources/level.html (4 Sept 2004).


_______,

Government

Smart

Card

http://www.smart.gov/information/smartcardhandbook.pdf
2004).

Handbook,
(24

Agustus

Anda mungkin juga menyukai