Anda di halaman 1dari 68
Menimbang Mengingat KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ~~ -REPUBLIK INDONESIA i NOMOR’ 2/K/I-XiII.2/7/2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERIKSAAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka melaksanaken pemeriksaan sesual dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Pemeriksa harus melakukan pemahaman atas Sistem Pengendaiian Intemal untuk menentukan sifat, saat, dan lingkup pemeriksaan keuangan; bahwa untuk efisiensi dan efestivitas pemeriksaan keuangan serts keseragaman metodologi pemahaman dan pengujian Sistem Pengendallan Internal, sebagaimana dimaksud pada huruf a, dipandang periu menetapkan Petunjuk Teknis Pemahaman dan Pengujian Sistem Pengendalian Internal Pemeriksaan Keuangan dengan suatu Keputusan; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pereri Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republix indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republix Indonesia Nomar 4400); Undang-Undiang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Femeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 4654); Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2007-Nomer 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4707); aan 4, Surat Keoutusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomar 34/SKV!-VIll,3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan dan Naskah Dinas pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 5. Keputusan Badan Pemeriksa — Keuangan Nomor ~ ~ 39/K/I-VIIL.3/7/2007 tanggal. 13 Juli-2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan sebagaimana telah ciubah dengan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor O8/KiI-XiII,2/8/2008 tanggal 26 Agustus 2009; Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor O4/K/I-XIII.2/5/2008 tanggal 19 Mei 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan; 8. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor OS/K/LXiN.2/7/2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Penyusunan atau Penyempurnaan Pedoman Pemeriksaan dan Non Pemeriksaan; 9. Keputusan Ketua Sadan Pemeriksa Keuangan Nomor 34/K/I-VIII3/6/2007 tanggal 15 Juni 2007 tentang Struktur Organisasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik indonesia; o N MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERIKSAAN KEUANGAN. Pasal 1 Menstapkan dan memberlakukan Petunjuk Teknis Pemahaman dan Pengujian Sistem Pengendelian Intemal Perneriksaan Keuangan di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 2 Juknis Pemahaman dan Pengujian SP! Pemeriksaan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasai 1 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BABI PENDAHULUAN BAB Il : GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BAB Ill _ PEMAHAMAN. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BABIV PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BABV PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI BAB VI PENUTUP. Pasal 3 Juknis Pemahaman dan Pengujian SPI Pemeriksaan Keuangan ini merupakan petunjuk bagi seluruh Pemeriksa dalam melakukan pemahaman SPI, penilaian awal risiko pengendalian, pengujian SPI, dan penentuan tingkat risiko pengendalian siklus. Pasal 4 Juknis Pemahaman dan Pengujian SPI Pemeriksaan Keuangan sebagaimeng dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagaimana tercantum delam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini Pasal § Keputusan ini mulat berlaku pada tanggel ditetapken. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal 6 Juli 2042 a eee BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA WAKIL KETUA, KETUA, tid ted HASAN BISRI HADI POERNOMO Salinan sesuai dengan aslinya BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Direltorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara, aoa NIZAM BURHANU) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2012 LAMPIRAN + KEPUTUSAN BPI NoMoR 2 UKMEXWL2N20 12 TANGGAL 6 JULI20I2 No.160.00i 72012 Juksls Pemshaman dan Penguiian SP1 Pemriksaan Kevengan Saar et DAFTAR IST i DAFTAR ISL.vseesseseees DAFTAR LAMPIRAN: DAFTAR ILUSTRASI/GAMBAR. DAFTAR TABEL. Soe ness v BABI PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakeng, i B. TujUat.onnnnn i C. Lingkup .. L D. Kedudukan Juknis Pemahaman dan Pengujian Sistem Pengendalian Internal 2 E, Dasar Hukum, 3 F._Sistematike Penulisen.. 3 BABIL GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL... 4 A. Sistem Pengendalian Internal. “ 4 B. Komponen Pengendalian Internal. 4 C__ Sister Pengendalian Internal dan Siklus Transakst 6 D. Keterbatasan Sister Pengendalian Internal. 7 E. Asersi Mangjemen dan Tujuan Pemeriksaan 8 F. Metodologi Pemahaman dan Pengujian Sistem Pengendalian: Internal. 9 BABIIt PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL .. u ‘A. Hubungan dengan Pemeriksaan Sebelumnya.... : it B. Tahapan Kegiatan Pemahaman Sistem Pengendalian IntemAlernnnee 12 C. Memperoleh serta Menelaah Data dan Informast Sistem Pengendatian Intemal : 12 D. Mendokumentasikan Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian intemal. 14 E, Mengevaluasi Impiemertast Sistem Pengendalian Internal : 15 F.. Mengidentifikasi Pengendalian yang Adz. 15 G.. Mengidentifikasi Adanya Kelemahan Pengendalian.. 16 HL Menentukan Tingkat Kelemahan Pengendalian, ae 16 1. Menentukan Nilai Awal Risiko Pengendalian.cnmanersnnmnnnne 18 BABIV PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL... 19 ‘A. Tujuan Pengujian Sistem Pengendalian Internal ee. B. Lingkup Kegiatan Pengujian Sistem Pengendalian Internalenwnwnan 19 C. Merancang Uji Pengendaliat.nnne . oe sone 20 D. Menguji Pengendalian... ates i eee E. Mengevaluasi Hasil Pengujian Pengendalian, Rescenostesses} 2 FP. Mendokumentasikan Hasil Pengujian Pengendaliat.rn.ren . 2 G. Menentukan Tingkat Risiko Pengendalian Siklus...... 2B H. Menyusun Temuan Sementara ates Erektivitas, Sistem Pengendalian Internal Eatitas. sesunennsnn 2A Pengujinn dengan Tujuan Ganda (Duai-Purpose Tests) usescnecinne 24 ~ ons Pereahamaa dan Penguin SPI Pemeriksean Kéwangen BABY PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN ‘TEKNOLOGI INFORMASL.. i A. Penggunaan Teknologi Informasi dalam Sistem Akuntanst. B. Pengencalian Umum (General Control)... : C,- Pengendalian Aplikasi (Application Control), PENUTUP. ——— AY ~Pefiiberlakivan Paturijuk Teknis Sistem Peagendalian Internal B. Perubahan Petunjuk Teknis Sistem Pengendalien Internal... C. Pemantatian Petunjuk Teknis Sistem Pengendalian Interna. Dats 25 25 25 6 a7 27 at oF 28 Julnig Fenian dan Pepin SPI Pennesicoean Kesaigan Daftar Lampizan Lampiran HL.1 Lempiran 12 Lampiran 1113 Lampiran 114 Lempiran IL Lampiran 06 Lampiran 1107 Lampiran 11.8 Lampiran [V.1 DAFTAR LAMPIRAN Pemeriksaan atas Laporan Keuangan PT XYZ. 31 Desember 20xx. Pemahaman SPI Entitas dengan Pendekatan COSO Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten XYZ, 31 Desember 20xx Kuesioner SPI-Siklus-Belenja Modal. — Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintsh Kabupaten XYZ 31 Desember 20xx Naresi Siklus Pengeluaren Kas-Belanja Modal Pemeriksaan Ates Laporan Keuangan Simbol Bagan Alir Pemeriktsaan Atas Laporan Keuangen Kabupaten XYZ 31 Desember 20xx. Bagan Alir Siklus Pengeluaran Kas-Betanja Medal Pemeriksaan atas Laporan Keuengan PT XYZ 31 Desember 20xx Dokumentasi Wawancara Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten XYZ, 31 Desember 20x Matriks Risiko Pengendalian Pemeriksaan atas Laporan Keuengan Pemerintah Kabupaten XYZ 31 Desember 20xx Tingkat Kelemahan Pengendalian Internal Pemeriksaan atas Laporan Kewangan Pemerintsh Kabupaten XYZ, 31 Desember 20xx Uji Petik Pengendalian Siklus Pengelwaran Kas-Belanja Modal Asersi Klasifikasi vis Pémshaman dan Pengujian SP Pemerisrar Reign Daftar straseribar Tlustrasi 1.1 Gambar 2.1 “Tustrasi 3.77 Tlustrasi 3.2 ~ Bagan Alir Penggunaan Hasil Pemeriksaan Sebelurnnya DAFTAR ILUSTRASUGAMBAR Keduduken Juknis Pemahaman den Pengujian Sistem Pengendalian Internal di dalam Kerangka Pedoman Pemeriksaan BPK Metodotogi Pemahaman dan Pengujian SPI ‘Tingkat Kelemahan Pengendatian ~~ WakGié Pemanaman dan Penguiian $P! Pewevisan Kewengan Daftar Tab Tabel 3.1 Tabel 4,1 Tabel 4.2 Tabel- 4.3 Tabel 4.4 DAFTAR TABEL Panduan untuk Menentukan Tingkat Risiko Pengendalien (RP) Tingkat Toleransi (Tolerable Rate) atau Acceptance Upper Precision Limit (UPL) Metode Uji Petike Atribut Pedoman Skor Risike Pengendalian ~*~ Pedoman untuk Menentukan Risiko Pengendalian Siklus Secera.Kuslitetif?’ Maupun Kuantitatit soi a1 02, 04, 07, rahaman dan Penguen SPt Remerikstan Keuangan BABI PENDAHULUAN Standac. Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) ‘dan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP)_mengharuskan _pemeriksa untuk memperoleh pemahaman den menilai efektivitas Sistem Pengendalian Internal (SPI) di dalam melakukan pemeriksaan kevangan, Pemehaman dan penilaian ates efektivitas SPI bertujuan untuk mengicentifikasi kemungkinan salah saji, mengenali faktor-faktor yang memengaruhi risiko salah saji, dan merancang pengujian substantif. Pemahaman dan penilaian’ SPI difakukan untuk merencanakan pemeriksaan, yaitu~ dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup pemeriksaan, Penilaian tersebut merupakan ukuran atas fharapan pomeriksa bahwe pengendalian internal akan mencegah terjadinya saleh saji material atau mendeteksi dan mengoreksinya, jika hal tersebi terjadi Penilaian atas efektivitas SPI dilakukan dengan melakuken pengujian atas desain dan implementasi SPI entitas Pemahamen dan pengujian SPI dilaksanaken pada tahap perencanaan pemeriksaan sebagaimana dictur dalam Petunjuk Pelaksanaan (Jukiak) Pemeriksaan Keuangan, Petunjuk. teknis pemahaman dan pengujian SPI dalam pemeriksaan keuangan, yang selanjumnya disebut Jusnis SPI, dimaksudkan sebagei pedoman teknis pemeriksa untuk memperolel pemahaman dan menguji SPI pada tahap perencanaan pemeriksaan stas laporan keuangan Juknis SPI ini bersifat umum yang mengatur pedoman teknis pemahaman dan pengujian SPI untuk pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Puset/Daerah, Kementerian/Lembaga, BUMN/D, dan entitas lain yang dlipetiksa BPK. lemmentasi SPL melakukan Pemahaman SPI meliputi pemahaman atas desain serta im entitas dan penilaian awal atas risiko pengendalian. Pemerik Penilaian awal atas risiko pengendatian untuk setiap siklus transaksi betisike yang teridentifikasi dari hasil analisis risiko bisnis sebagaimana didokumentasikan dalam Matriks Risiko Bisnis (MRB) entitas. Pengujian SP! dilakukan untuk memperoleh keyakinan ales efektivitas SPI berdasarkan nila awalrisiko pengendaiian Bab Dasa pelatsanean peraiman da pergiian 5? “Tajan pemaanas 3P Tun penguin SP Penahanan den pengujan SPI diaksznkin pda ahap paonsenaan “Taji jakis ing jks SP ‘BUN Nom KEP-II72M-MBU/2002 tentang Penerapan Pra pda Badan Usaha Mik Nezart (BUN), Juksis Pemabarsa dan Pengujan SPL Reweresasi Kei agar (08. Pemahaman SPI tingkat titas dilakuken dengan menggunakan kerangka pengendatian internal baik yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) maupun peraturan lain yang berlaku bagi entitas’, berdasarkan kerangka pengendalian internal yang dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO), abt "Kerargka SPICOSO Pei erie rc nee emaetete ott Internal. Juknis SPI ini merupakan pedoman teknis dari Juklak Pemeriksaan Keuangan. tlustrasi berikut menunjukken kedudukan Juknis SPI di dalam Kerangka Pedoman Pemeriksaan BPK. 100 7 3 i | eretitoon Fensiaun Kineda | || Peerieam Dene | "etaans| [tierra +00 5 Pemeroicha Keyan Mutu Dok oh KP | i 2190 Pose ara Pevian ike ceramics | || meron Bbasvo vom reac at revecpn sins ||| emeine Kine haa vise ‘crn pao reabifetinm ||] ran a Sister it) ||| commana | | wens titene_| | [Pama Pesversns BP ‘nao Hustrasi Lt "Poraturan Pemerinih Republik nda sia Nomer 60 Tai 2008 tentang Sister Pone ja Takua 2008 Nower 60, Tanbaban L nbawan Negara Republi nde Gace Corporate Goverance Dasar hukum penyusunai Juknis SPI ini antara lain: a. Undang-Undang Nomor- 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan’ Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2006, Tambahan Lembatan Negara Republik Indonesia Nomor 4654); See Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor I Tehun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Kewangan Negara (Lembaran Negera Republic Indonesia Nomor 42. Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4707); d. Keputusan Badan —-Pemeriksa_—° Keuangan _ Nomor 39/K/I-V11L.3/7/2007 tanggel 13 Juli 2007 tentang Organisesi den Tata Kerja Peleksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; ©, Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor t/K/I-XI{l.2/2/2008 tenggal 19 Februari 2008 tentang Panduen Mansjemen Pemeriksagn sebagaimang telah diubeh dengan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 05/K/I-XII1.2/8/2009 tanggal 26 Agustus 2009; £ Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 04/K/I-XIII,2/5/2008 tanggal 19 Mei 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksian Keuangan; g. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 09/K/1-XIIT.2/7/2008 tanggal 31 Juli 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Penyusunan atau Penyempurnazn Pedoman Pemeriksaan dan Non Pemeriksean; h. Keputusan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan _Nomor 34/KA-VHIL3/6/2007 tanggal 15 Juni. 2007 tentang Straktur Organisasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. J want sistometika sebag BABI PENDAHULUAN BAB IL GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BAB III PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN [INTERNAL BABIV PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BABV PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN TEKNOLOGI INFORMAST BAB VI PENUTUP suis Pamshaman dan Fens ol PO Roer ari Bab I BAB IL GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah suatit proses integral yang ~didesaindandiimplementasitar-oleh “pinrpinan™ dan “Selurul” pegawai~ untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap pencapaian tujuan ‘entitas terkait dengan: a. efektivitas dan efisiensi operasi; b._-keandalan dari laporan keuangan; ©. ketaatan terhadap peraturan peruindang-undangan; dan 4. pengamanan ase. Lue Cera 02 03 SPI terdiri dati kotmponen-komponen yang dikembangkan oleh COSO. 5 (lima) komponen pengendalian internal dalam Fuknis SPI ini meliputi 2. lingkungan pengendalian (control environnei b. penilaian risiko (risk assessment); c. aktivites pengendalian (control activities); d. informasi dan komunikasi (information and communication); dan . pemantauan montioring) Lingkungen pengendalian menciptakan budaya organisasi dar memengaruhi Kesadaran pegawai etas pengendalian internal. Lingkungan pengendalian menjadi dasar dari 4 (empat) komponen pengendalian internal lainnya, Faktor yang membentuk lingkungan pengendalian adalah: a, Penegakan integritas dan nilai etika Seluruh komponen. entitas menegakkan standar nilai-nitai integritas b.. Komitmen terhadap kompetensi, Manajemen menentaken tingkat kompetensi alas suatu pekerjaan dan can bageimana pekerjaan tersebut dilaksanskan untuk ‘mencapai tujuan entitas. ©. Fiosofi dan gaya kepemimpinan manajemen, Pimpinan entites haras memiliki komitmen ferhadap pengendatian internal, ailai-nilai dasar, kompetensi, dan keteladanan. Pimpinan entitas menetapkan kode etik, konseling, dan penilaian kinerja yang mendukung tujuan pengendalian intemai, serta etika operasi d. Struktur organisasi Struktur organisasi merupekan kerangka yang menggambarken kegiatan perencanean, pelaksanean, pengendalian, dan pemantauan untuk mencapai tijuan entitas: Struktur organisasi yang memadai antara lain harus mampu menyediakan arus -informasi-informasi penting, menjelaskan wewenang dan tanggung jewab, seria hubungan pelaporan dalam organisasi Pengertian SP? Korsporen PangendianIteraat Linghungan pengendalian (conrolemironment) Jlutis Pamaharman don Penguian SPL Pererksnan Keuangan o4 05 ©. Pendeiegasian wewenang dan tanggung jawab. Pemberian . tanggung jawab, pendelegesien wewenang, dan penyusunan kebjjakannya memberikan dasar akuntabilitas- dan pengendalian serta membangun peran individual terkait dengen tugas yang diberikan. f. Kebijakan sumber daya manusia dan penerapennya. Kebjjakan sumber daya manusia merupakan titik sentral dalam merekret dan memperiahankan pegawai yang kompeten untuk — mencapai wjcairenititas. Fre Pact g. Dewai Direksi atau Komite Audit, Dewan Direksi atau Komite Audit yang aktif dan efektif merupekan fungsi supervisi yang penting demi tercapainya pengendalian internal yang efektif. Penilaian risiko adalah identifikasi dan andlisis ata risiko-risiko Pencapaian tujuan, sebagai dasar untuk menentukan-langkah dala menangeni risiko tersebut, Faktor-faktor yang harus dipahami dan dilakukan dalam penilaian risiko adalah: a, Tujuan pada tingkat entitas. Untuk meneapai-pengendalian yang efektif, entitas harus memiliki tujuan. yang ingin dicapai serta strategi yang dapat mendukung tercapainya tujuan b. Tujuan pada tingkat aktivitas Tujuan dan stretegi entitas secara keseluruhan harus_memiliki hubungan yang jelas dan konsisten dengan tujuin pada tingkat aktivitas, ©. Risiko. Proses penilaian risiko entitas harus mengidentifikasi risiko bail ‘yang berasal dari internal maupun eksternal serta mempertimbangkan implikasinya terhadap pencapaian tujuan baik pada tingkat entitas maupun. aktivitas, Penilaian risiko harus metiputi analisis dan pengelolaan risike. d. Mengelola perubahan yang berpengaruh pada entitas Mekanisme identifikesi dan peranganan diperlukan atas tocjadinyn perubahan-perubahan yang berasal baik dari eksternal maupun internal eatitas, misalnya perubahan ekonomi, industri, peraturan, dan perubahan atas berkembangnya ekflivites entitas: Perubahen yang langsung berpengaruh terhadap pelaporan Keuangan antara [ain penggunaan prosedur akuntansi baru, perubahan standar akuntansi, dan perubahan sistem teknologi informasi akuntansi yang digunakan, Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang menjemin bahwa arahan pimpinan entitas dilaksanakan, Aktivitas tersebut meliputi aktivitas persetujuan (approvals), otorisasi (authorications), verifikasi (verification), rekonsiliasi (reconciliation), kecukupan cokumen dan catatan/data (adequate documents and records), pengendalian fisik atas aset dan catatanvdaia (physical control over assets and records), penilaian Kinerja yang independen (independent checks on performance), dan pemisahaa tugas Gegregation of duties). Faxtor yang dipertimbangkan dalam menilai aktivitas pengendalian adalah: a. keberedaan kebijakan dan prosedur yang tepat atas aktivitas entites: dan b. efektivitas pelaksandan aktivitas pengendalian. Bed it Peni eiko (seamen) Alcivtas pang (conol sents) Juknis Penshannen don Penguian SPI Pemerisann Keovangan Bob ee 06 —Informasi diidentfikasi, diperoleh, diproses, dan dilaporkan oleh sistem tnfemssideriovunias, informasi. Sumber informasi dapat berasal dari internal dan eksternal. eee Hal yang larus dilakukan terkait dengen informasi adalah: ~ a. informasi yang relevan dengan tujuan entitas yang bersumber dari internel dan eksternal disampaikan keoada manajemen; b. informasi-disampaikan kepaca pegewai secara rinci, jelas, dan tepat waktu agar mereke dapat menjalankan Kewajibannya secara efektif daa efisien, - c. pembangunan sistem informasi-dan perbaikannya-harus-didasarkan- ~~ 7 pada rencana strategis sistem informasi yang sesuai dengan repcana strategis entites, serta responsif torhadap pencapaian tujuan entitas ddan aktivitas; dan d. dukungan pimpinan entitas terhadap pembangunan sistem informasi yang diperlukan ditunjukkan dengan komitmen penyediaan sumber @aya manusia dan dana. 07 Komunikasi meliputi-penyediaan dan penyampaian informasi secara Jjelas, seragam, dan tepat waktu kepada semua pegawai entitas yang ‘erlibat dalam peleporan kevangan. Komunikasi tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa setiap pegawai yang terkait akan saling memahami peran dan aktivitasnya, termasuk' melaporkan terjadinya penyimpangan melalui mekanisme whistle blowing’. Kebijakan akuntansi, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga meruipaken bagian dari komponen informasi dan komunikesi dalem pengendalien internal. 08 —Pengendalian internal harus dipantax dan, jika perlu, dibenahi agar Pemsnmun inonternas kualitasnya tetap bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan, Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang ‘waktu, meliputi penifaian atas desain dan implementasi pengendalian Pemantauan yang efektif biasaaya melipati 8. pemantatian berkelanjutan (ongoing monitoring), b, evaluasi terpisah (separate evaluation); dan ¢. pelaporan kelemahan kepada -komite audit dan atau aparat engawasan internal 09 Pemahaman dan pengujien SPI dilakukan atas siklus. transaksi atau aktivitas (Kegiatan) entites dengan metihat komponan SPI yang relevan. 10 Jenis siklus transaksi suatu entitas tergantung bidang usala atau Sus tans! badan use karakteristik kegistannya, Siklus transalsi suatu badan usaha umumnya adalah: penjualan dan penerimaan kas (sales amd callection); pembelian dan pengeluaran kas (acquisition and payment), penggajian (payroll and personnel); persediaan dan penyimpanan (inventory and warehousirig): dah pendanaan (capital acquisition and repayment), "Adanya pecindung teradap pelapr. Jolois Permabaman dan Pen guia $2 Bab it 11 Siklus transaksi entitas pemierintah pade umumnya sebagai berikut: Siku rads enias pendapatan den penerimaan kas (revenues and cash receipts); pened belanja dan pengeluaran kas (expenditures and cash payment), pembiayaan (fnancing)*; eset tetap (fied assets); dan perolehan dan penghapusan (acquisition and disposal). ee ee 12 Manajemen mendesain dan mengimplementasikan pengendalian internal Konsep $PI dan dengan mempertimbangkan 2 (dua) konsep mendasar sebagei suatu bevinabiie keterbatasan SPI, yaitu: a. Keyakinan yang ‘memadai (reasonable assurance}, bukan keyakinan absolut atau mutlek akan terjadinya salah séji material yang tidak mampu dicegah atau dideteksi oleh pengendalian internal. b. Keterbatasan bawaan {inherent limitations), yaitu bahwa pengendalian internal tidak akan pernah sempurna. Setiap SPI yang dirancang dan diselenggarakan entitas mesih memiliki keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiep pengendalian, yaitu 1) Kesaiahan dalam peni | fudgemend). Kadangkala manajemen memberikan penilaian yang salah dalam pengambilan keputusan atau dalam melaksanekan pekerjaan rutin yang disebabkan oleh keterbatasan informasi, waktu, atau prosedur lain, 2)-Gangguan fungsi pengendalian (breakdowns). Pengendalian yang sudah mapan dapat terganggu jika pegawai salah memahami instruksi, lalai, tidak hati-hati, atau karena Kelelahan. Perubahan sistem dan prosedur atau pergantian pegawai baik sementara atau permanen juga dapat mengakibatkan gangguan. 3) Kolusi. Tindakan bersama yang dilakukan untuk melakukan kecurangan Graud) yang. tidak dapat terdctcksi melalui SPI yang telah irancang dengan baik. 4) Pelanggaran manajemen (masagement override) Manajemen terkadang melanggar kebijakan dan prosedur yang telah ditetepkan untuk tujuan yang tidak sah dalam rangka ntungkan diri sendiri étau meningkatkan performa laporan keuangan atau performa atas kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan. 5) Biaya dan manfaat (cost and benefit) Biaya. suatu pengendalian internat entitas seharusnye tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan. “Umumsnya hepitan pemblayaan dikassn merit ps ston kerja penglota ewan Jskis Pemaamen dan Pengjian SPL pemertsaan Keuengen 13 15 Efektivitas SP! meliputi efektivitas desain dan implementasinye dengan vukuran sebagai berikut: a. Efektivitas desain pengerdalian intemal diukur‘dari kemampuan desain tersebut dalam mencegah den mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Perhatian’ manajemen ditujukan kepada pengendalian untuk menangani risiko pada semua asersi terkait, untuk semua akuun dan pengungkapan yang signifikan pada (aporan kevangan, Efektivitas .implementasi -pengendatian internal -diukur- dari kesesuaiannya dengan desain serta pegawai yang mengoperasiian pengendalian melakukan otorisasi dan penelaeltan yang diperlukan Penitaian atas efektivitas pengendalian internal pada pemeriksaan atas faporan Keuangan memberikan manfeat kepada para ‘pemangku kepentingan dalam memberikan penilaian atas akuntabilitas pengelolaan Keuangan, Pengendalian internat yang efektif pada tahun berjalan dapat memberikan gambaran kepada para pemangku kepentingan bahwa kemungkinan salah saji dalam laporan Keuangan paca tahun selenjutnya juga relatif kecit Asersi manajeien merupakan kriteria bagi manajemen yang digunaken untuk merekam dan menguagkepkan informasi akuntansi daiem laporan kkeuangan. Asersi manajemen diklasifikastkan dalam 3 (tiga) kategor!’ 8 asersi-asersi mengendi kelas-kelas transaksi dan kejadian selama periode taporan keuangan yang diperiksa; b. asersi-asersi_ mengenai saldo alun pada akhir periode taporan keuangan yang diperiksa; dan ©. asersi-asersi mengenai penyajien dan pengungkapan dalam’ laporan keuangan. Pemahaman dan pengajian SPI difakukan pemeriksa pada pengendalian internal atas Kelas-keles transaksi (classess of transactions), bukan pada Kelas akin, Hal ini dengan pertimbangan bahwa. akurasi dari ketuaran sistem akuntansi (saldo akun) sangat tergantung pada akurasi dari masukan dan proses (transaksi)®. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dalam rangka menilai keandalan (reffabtlty) laporan keuangan berdasarkan suatu asersi manajemen, Tujuan peineriksaan berhubungan ‘erat dengan asersi manajemen. Tujuan pemeriksaan terkait kelas-kelas transaksi meliputi a, keterjadian (occurence), bahwa semua transaksi dan kejadian yang, dicatat adalah benar-benar terjadis b. Kelengiapan (completeness), bahwa semua transeksi dan kejadian yang seharisnya dicatat telah dicatat; s. akurasi (accuracy), bahwa semua informasi akuntansi atas transaksi telah dicatat dengan tepat atau akurat; Bab I Desain den inplerériasi pongendlian stern yong efit Manta pein ts favs pengendaisn “eters ‘Astsi manger 1 2 4 ers mengens eles tren sere rmengena aldo shun; din sors mongers psyajan den pengungh apn. Tujuaapemerisaan erat easels eanshs I 2 3 4 eterjadin oecmenc elengapan (conpietnes us| aceuraey Dpentukuan én reaps oon, pengblasiiason (elaesiecion dn wot tin. “cans, A.A. Betsley: M.S. dan Els, RJ, aditing cd Assurance Services: in negated approach. 13th Global Eon, [New Jersey: Pearson Premice Hall 2080, al 3154 avons. bl. 293 Jukois Perataman dan Penguin $2! Pemerkassn Keunager Bab it 4. pembukuan dan pengikintisaran (pasting and summarisation), babwa semua transfer informasi dari data rekaman transaksi pada jurmal ke sub akun dan buku besar adalah akurat; fe. pengklasificasian (classification), bahwa semua transaksi dan kejadian telah diklasifikasikan pada akun yang tepat; dan £. wakeu (Ciming), bahwa semua transaksi dan kejadian dicatat pada waktu yang tepat. Prose dem peniaharen 17.“ Metodofogi pemahaman dan pengujien SPI meliputi kegiatan berikut: lon paar on penn a. Pematiaman SPI i, memperoleh serta menelanh data dan informasi SPI; fi, mendokumentasikan hasil pemaheman SPL; iii, mengevaluasi implementasi SPI; iv, mengidentifikasi pengendalian yang ada; v. _ mengidentifikesi adanye kelemahan pengendalian; vi. menentukan tingkat kelemahan pengendalian; dan vii. menentukan nilai awal risiko pengendalian b. Pengujian SPI i,” merancang uji pengendalian; ii, menguji pengendatian; iii. mengevatuasi hasit pengujian; iy, mendokumentasikan hasil vy, menentukan tingkat risiko pengendalian siklus; dan vi, menyusun temuan sementere atas efektivitas SPI entitas, Jika ada. Metodologi atau prosedur pemaharnan dan pengujian SPI dapat dilihat, pada gambar 2.1 berikut. Jukas Pemaname dun Pengulian SPI Pemerikesen Koa gen Bat I METODOLOGI PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPL Merete eta mslath Sateen eras SPX Mendolarentsan Has : Penman St Mergevluas plement SPU eee Mergen kas PorgenatanPengendlan vag eda Pemahaman SPT _——___ eruieniis! Kstaon Pengedalian Meneatkan Tina elesaenPengertsian Menensan Nii Ava Rise Pengendalin ‘act es Peraharaa > ee pat Desi oe Meccng Ui Opes Ss era =e ¥ 7 Menu Powerdaian as engin eniohaneranion ek a = A a fod g Arata = aga Hs Perzyan = >> 5 ibaa ee ® = Ne : fea : Mayans Aad Nex ea orc Coe puck Meretitan ‘Sh efetvias SF eas [Penne RPS animal | sect Gambar 2.4 Zukas Pemaiaman dan Penguian SP Pemesiksaan Keuange BAB IIL Greece Cees 01 Temsan pemeriksaan sebelumnya dapat membantu pomeriksa dalam memberiken -gambaran” mengenai kondisi’ SPt~ dan” mengidentifikasi Risiko Pengendalian (RP) pada tahun laporan keuangan yang diperiksa. Risiko pengendalian. adalah risiko bahwa SPI entitas tidal dapat mencegah atau mendeteksi dan mengoreksi adanya salah saji material dalam laporan keuangan. 02. Jika tidak ada temuan pada pemeriksaan elumnya maka umumaya RP adalah rendah (SPI adalah efektif). Scbaliknya, jika terdapat temuan maka harus dianelisis apakah sudah ada tindak lanjut atau belum, “ Kpesah a nad Stee x _ sateen 7 Seda ade i aie ~ 4 0: Teg Ne fit Aono Hustrasi 3.1 Bagan Alir Penggunaan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya RP Selena dapat menetapkan bahwa RP adalah tinggi apabila temuan tersebut belum ditindaklanjuti. Apabila temuan telah ditindaktanjuti - maka tindak. lanjut tersebut perlu dianalisis. Pemeriksa dapat mempertimbangkan bahwa’ RP adatah rendah jika tindak lanjut telah _ selesai Sedangkan jikatindak lanjut bellum —selesai maka pemeriksa dapat mempertimbangkan bakwa RP masih tetap tinggi atau sedlang. Bogan alir penggunaan hasi! pemteriksaan sebelurmays ditunjuksar leh Iustrasi 3.1 Hasil _pemeriksaan sebelumaye ya merupakan — informasi dan bahan pertimbangan dalam pemahaman SPL. Pemeriksa harus tetap melakukan prosedur pemahaman SPI sebagaimana dijelaskan dalam Bab UU ini unt PEMAHAMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Pervaninian bs omereseen sbelurnya ‘aga lie aenggunan asi pemerisaan sebelurinya lcs Pemaharanéa Pengulin SPL Pensiksaan Keuangan 03 Bab Pemahaman SPI dalam pemeriksaan keuengan dimilai dari pemerolehan data dan dokumen sampai.dengen. memberikan_nilai awal RP yang moliputi 7 (tujuh) kegiatan sebagai berikut: a. memperoleh seita menelaah data dan informasi SPI; b> mendokumentasikan hasil pemahaman $PI; ¢. mengevaluasi implementasi SPt; ¢. mengidentifikasi pengendalian yang ada; fe. mengidentifikasi kelemahan pengendalien; fF. menentulken tingkat kelemahen pengendalia g. menentukan nilai awal RP. AD raises Lee : Langkah pertama dalam: pemahaman SPI adalah mempercish serta menelaah data dan informasi entites. Data yang harus diperoleh dan ditefaah oleh Pemeriksa antara lain: struktur organisasi seluruh uraian pekerjean yang terkait pelaporan keuangan; prosedur standar operasi (Standard Operating Procedure/SOP);, kebijakan akuntansi, kebijakan’ dan Keputusan penting yang ditetapkan oleh pimpinar entitas f.anggaran tabunan (misal: RKAP; RAPBN, RKA-KL, RAPBD, RKP- SKPD, dan lain-tain); g. laporan pertanggungjawaban (misal: Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi_ Pemerintah (LAKIP), laporan tiwulan dan semester BUMN/D, dan lain-lain);, h. laporan, Kertas Kerja pengawesan internal, dan program piengawasan internal (misal: Laporan Aparet Pengawesan Inter Pemerintah (LAPIP), Laporan SPI, Program Kerja Pemeriksaan Taltunan (PKPT) BUMN, dan lain-tain), i. peraturan perundang- keuengan entitas; dan J. informasi dan data lain yang relevan, langan yang berpengartih tet Jap pelaporan esac i ine nyt st Pega TMempetie sete tmenelan da dan ingaras SPL emits Jukas Pemhuman dan Penguin 05, 06 07 08, 09 Alat yang dapat digunekan untuk memperoleh data dan informesi SPI antara lain kuesioner SPI. Terdapat 2 (dua) jenis kuesioner SPI, yaitu: a. kuesioner SPI pada level entitas’;dan~ b. kuesioner SPI pads level siklus transaksifaktivitas Kuesioner SPI pada tingkat entitas meliputi 5 (lima) Komponen pengendalian yang dikembangkan oleh COSO. Kuesioner SPI level entitas berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengidentifikasi kelemahan- kelemahan pengendaliaa.. Kuesioner. SPI entitas_berisi_pertanyaan. yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”, alasan, dan rujukennya. Jawaban “tidak” mengindikasikan potensi adanya kelemahen pengendalian internal." Kuesioner pengendalian internal. yeng diadaptesi dari model COSO dapat dilihat pada Lampiran {I1.1. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan harus disesuaiken agar relevan dengan sifat dan kondisi catites. Kuesioner SPI level entitas disampaikan Kepada pimpinan entitas (atau. pejabat . yang berwenang) untuk meinperoleh jawaban, kemudian pemeriksa melakukan wawancare dengan pimpinan entitas (atau pejabat yang berwenang) sampai dengan pelaksana terkait untuk mengonfirmasi jawaban yang telah diberikan, Apabila pengawas intemal telah melakukan penilaian SPI dengan menggunakan kuesioner SPL maka pemteriksa dapat menggunakannya, ‘Akan tetapi pemeriksa tetap harus melakuken konfirmiasi kepada entitas yang diperikse atas hasil kuesioner tersebut agar hasil pemahaman SPI yang diperoleh adalah valid, Atas jewaban kuesioner SPI yang diperoleh, pemeriksa membuat suatu simpulan pada setiap subkomponen. Kemudian simpulan untuk masing- masing Komponen dibuat berdasarkan simpulan - masing-masing subkomponen dalam Komponen tersebut. Pemeriksa membuat simpulan efektivitas SPI entitas berdasarkan simpulan atas 5 (lima) komponen yang diperoleh. Kuesioner SPI. level entitas bermanfaet untuk memperoleh dan meningkatkan pengetahuan pemeriksa atas SPI entitas serta memperoleh indikasi adanya kelemahan pada SPI entitas. Pemeriksa harus mienyiapkan kuesioner pada level siklus transaksi sesuai dengaa aktivitas peda masing-masing sildus tersebut. Dalam menyiapkan kuesioner SPI siklus vansaksi, pemeriksa harus memethatikan hasil dan simpulan atas 5 (lima) komponen SPI yang diperoleh dari kuesioner level entites. Dalam kuesioner level siklus transaksi, pemeriksa berusaha memperoleh informesi yang terkait dengan 6 (enam) tujuan pemeriksaan terkait transaksi (asersi)*, Tujuan dari kuesioner pengendalian untuk mengidentifikasi pengendalian yang ada” dan kelemahan pengendalian’® dari siklus tersebut. Contoh kuesioner pengendalian internal pada level sikius tcansaksi dapat dilthat pada Lampiran {11.2. Cera perolehan dan pnelsahan date dan infornasi SPI Kesioner $2 eet entites Kuesione SPL patatevelsklus tren) "Penguuriaan huesiover SP level ents dian pada pimpinaa emtias sak pemuat kebijakan (isa: Seen. Eselon | peda Kementeian/smicaga. Direksi pada BUMN asu Kepela Desh tngkat 1) "seperti isebutkan dalam BAB I pag. *Dibahas pata BAB Il subbab F, Mengi dential pengendalian-pengendalan yang a "Dibahas pada BAG Ill subab G. Mengidenifikasiadenynhelernhan pengenin Jukais Penaharton den Penguian SPP u 4 Apabila entitas pernah diperiksa pada tahun sebelumnya dan telah dilakukan pemahaman SPI maka pemeriksa dapat menggunakan KKP hasit pemahaman SPI tersebut. Pemeriksa hanya perlu melakukan penyesuaian atau pemutakhiran terhadap data dan’ informasi sesvai dengan perubahan yang terjadi pada periode tehun pemeriksaan. Selain itu, pemeriksa perlu memperoieh dan menelaah data mengenai hasil tindak lanjut pemeriksean etas laporan keuangan tahun sebelumnya, Pemerilcsa miendokumentasikan hasil pemahaman SPI dalam bentu a, narasi siklus transaksi; b. bagan alir (flowchart) siklus transaksi; dan c. kuesioner SPT" ‘Narasi merupakan uraian tertulis mengenai pengendalian internal suatu siklus transaksi entitas. Narasi yang baik dapat'menjelaskan sekurang- kurangnya 4 (empat) hal berikut: a. Sumber dokumen dan pencatatan ke dalam sistem. Misalnya menjelaskan bagaimana order pelanggan diterima sampai dengan faktur penjualan dikeluarkan, atax pada entitas pemerintah yaitw menjelaskan pengeluaran kas milai seat pengajyan permintaan pembayaran oleh pihak -ketiga kepada Pejabst Penatausalaan Keuangan Satuan Kerja Perangkst Daerah (PPK SKPD) sampai dengan penjumalan atas pengeluaran oleh unit akuntansi den pelaporan, b. Selunth pemrosesan yang terkeit dengan transaksi, Misal_ nilai penjualan ditentukan oleh program komputer secara otomatis dengan cara mengalikan jurleh berang terjual dengan harga barang, make proses tersebut juga harus diuraikan dalam narasi. Disposisi atas semua dokumen dan catatan. Penyimpanan dokumen, pengirimen’ dokumen kepada pelanggan atau pihak ketiga, meupun pemusnahan dokumen juga harus dijelaskan d. Indikasi atas pengeadalian yang relevan dengan penilaian RP; biasanya meliputi pemisahan tugas (seperti pemisahan antara pencatat kas dengen pemegang kas), otorisasi dan pengesahan (misal pengesahan kredit), dan. verifikasi intemal (misal pembandingan harga penjuelan dan kontrak penjualan). Contoh pemeriksaan atas Laporan Keuangan’ dalam bentuk. narasi dapat dilihat pada Lampiran 111.3 Bagan alir adalah diagram yang menggambarken arus dokumen dan urutan proses suatu siklus transaksi, Bagan alir yang memadai sekurang- Kurangnya otemust 4 (empat) hal seperti dalam pembuatan narasi sebagaimana disebutkan dalam Parageaf 13. Sebagai referensi, simbol bagan alir dapat dilihat pada Lampiran 114, ‘Narasi dan bagan alir_memberikan’ informasi_ yang sama sehingga pemeriksa dapat memilih dokumentasi sistem akuntansi dalam bentuk narasi atau bagan alir, Bagan alir memiliki 2 (dua) keunggulan dibanding "kuesioner SP aeliskan page BAB I ab bab C. Memperote srta Menel Dra an ffs) SPI Bab Menagunakan KP en sebelamaya Beatle dokument perma Se 2. Dokumentish el ast >. Dokumentas bert pagan air eunggian boa lie ‘banding nasi Juksis Pamharan can Pengojian SPI Pemerisetan Kousngm dengan narasi yaitu_mudah dibaca dan mudah dimutakhirkan. Bagen alir yang didokumentasikan disini adalah bagen alir dari hasil pemahaman pemériksa, bukan bagan alir yang diperoleh langsting dari entitas, Contoh pendokumentasian dalam ‘bentuk’ bagan alir dapat dilihat pada Lampiran 1115 erat tery 16 Dalam melakukan pemahaman SPI, —pemeriksa melakukan evaluasi Uarekshsrgo dan apakah desain pengenidalian internal yang dirancang oleh. entitas tela ean ciimplementasikan, Dalam praktik seringkali pemahaman deéain dan evaluasi atas implementasi pengendalian internal dilekulan secara bersama-sama, Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengevaluasi implementasi SPI entitas adalah: a. wawancara; bb. menelaah dokumen dan catatan; dan ©. melakukan observasi dan walkshrongh atas siklus transeksi 17 Wawancara dilakukan terhedap pimpinan entitas untuk memastiken " & Wovacern bahwa mereka melakukan pengawasan atas setiap pekerjaan di unit yang mereka pimpin. Pengawasan tersebut antera lain melakukan reviu ates pekerjaan den menyediaken saluran komunikasi -atas permasalahan. Wawencara juga dilakukan kepada pelaksana yang relevan untuk mengevaluasi apakah mereka memahami pekerjaennya dan melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sesual dengan wpoksi. Bentuk pelaksanaan wawancara tidak diatur dalam juknis ini akan tetapi untuk tujuan keseragaman bentukc dokumentasi hasil wawaneara dapat dilihat pada Lampiran IIL6. 18 Melalui analisis techadap dokumen dan catatan transaksi baik cetak ‘Menlo dokumen mauipun elektranis, pemeriksa diharapkan mampu mengevaluasi apalcah ieahucaed informasi yang digambarkan dalam bagan alic dan/atau narasi tela diimplementasikan 19 Observasi dan waikthrough atas aktivitas. siklus eansoksi mampy © ‘Métlelan meningkatkan pemahaman dan. pengetahuan pemeriksa apakah ea pengendalian” pada desain SPI entitas. telah diimplementasikan sebagaimana mestinya, Dalam melakukan walkthrough, pemeriks melakukan pengamatan suatu kegiatan transaksi mutai dati awal hinge selesai, Hasil dari pelaksanaan walkthrough juga dapat digunakan untuk melengkapi bagan alir serta mengicentifikasi pengendalian yang ada dan kKeleinahan pengendalian 20 Hasil pemahaman pemeriksa ates implementasi SP! suatu sikius transaksi entitas didokumentasikan dalam kertas kerja pemeriksaan, Dokumentasi memuat_informasi perbedaan antara implementasi dengan desain SPL sorte. efektivites- implementasi SPI dibandingkan dengan desainnya berdasarkan penilaian pemeriksa, 21 Dalam” melakukan tahapan-tahapan pemshaman SPI, pemieriksa menggunakan alat yang disebut Control Risk Matric (CRM) atau Matriks Risiko Pengendalian (MRP). MRP dibuat untuk tiap siklus transaksi Juknis Pemahaman dan Pengulian SPI Pemeritsacn Kuang 2 23 ‘Menentulann at MRP memuat pengendalian yang ada, kelemahan: pengendalian, tingkat kelemehan’pengendalian, esersi terkait sikius transaksi, serta nilai dari RP, Penggunaan MRP bertujuan untuk menentukan tingkat RP. Dalam —mengidentifikasi pengeridalian yang ada, - pemeriksa mengidentifikasi pengendalian yang memberikan pengaruh beser atau signifikan terhadap tojuan pemeriksaan (asersi) terkait siklus transaksi, pengendalian ini -disebut dengan pengendali kunci (Key controls) Péngeiidaliatt tersebut misalnya: pencetatan penjualan” didukung oleh dokumen pengiriman yang terotorisasi dan order penjualan dari pelariggan yang telah disetujui;. terdagat pemisahan tugas antere penyiapan faktur penjuatan, pencatatan penjualan, dan penerimaan kas; dokumen pengiriman barang bernomor urut teroetak:dan dicatat secara berkala; dan lain sebagainya. Identifikasi pengendalian-pengendalian yang terdapat dalam sistem membantu pemeciksa untuk melakukan tahap Selajutaya yaitu mengidentifikasi kefemahan pengendalian. Aktivitas- aktivites pengendalian seperti dijelaskan pada BAB Il dapat membantu pemeriksa dalam mengidentifikasi pengendalian-pengendalian yang ada pada SPI entitas. Dokumentasi ates basil identifikasi pengendalian dapat dilihat pada ilustrasi Matriks Ristko Pengendalian (MRP) Lampiran U7. Setelah. pengendatian yang ade. teridentifikasi, kemudian pemeriksa menghubungkannya dengen asersi pada siklus ttansaksi (menganalisis asersi mana yang dipenuhi oleh pengendalian tersebut) ere C tr cate ieee Nereus c Langkah betikuinya adalah pemeriksa_mengidentifikasiadanya kelemehan pengeridalian, Kelemalan pengendalian tecjadi apabila, dalam situasinormai,. desain den implementasi SPI tidak memungkinican manajemen atu pegawai mencegah atau mendeteksi salah saji secare tepat waktu, Kelemahan pengendalian terjadi jika ditemukan kondisi tidak terdapat pengendali kunci (key controls) afau pengendalian yang ada tidek memadai dalam mencegeh terjadinya salah saji material dalam Iaporan keuaingan, Setelah Kelemahan pengendalian teridentifikasi, kemudian pemeriksa menghubungkannya dengan asersi_ pada siklus —_transaksi Hasil identifikasi Kelemahan. pengendatian tersebut didokumentasikai dalam MRP pada Lampiran 117. Ac Peer iancecorne ‘Dalam menentukan tingsat kelemahan pengendalian, pemeriksa hharus menganalisis kelemahdn tersebut dalam 2 (dua). dimensi yaitu kcemungkinan terjadinya (likelihood) dan tingkat pengaruinya terhadap salah saji-dalam.laporan keuangan (magnitude)"*. Tingkat kelemalan pengendatian dikategorikan sebagai material, signifikan, atau tidak berdampak (inconsequential). eb I Alcs pengendatan enbantsesere rmengientikat pengevdaion yang ada Merghubungkan engender yang ata dengan ass Kelmahan pengealian: 1 keriaduan peng unl they "comets, den b. pengendsian yang aa ‘eak memada ‘Menghsibotskan ketal pecgendsliandetgan asi “Thgkatkelemalan| pengeniafian tenon oleh dimen kerma antag anger Rams, Ms “Asicevingeonival deficiencies nov i. reverend process required of management: Section 404 compliance in ihe enswal report Jounal oF Aezoustaney, 198, 4. Oot 2004, hal 43-48 Juknig Pemanaman dan Penguian SPiPemesksean Kevangan Bab a 27 = «Dalam menentukan - tingkat kelemahan pengendalian pemeriksa Pest aeperakaread melakukan tahapan: cenatin a. mempértimbangkan keberadaan pengendali pengganti (conipensatiig controls)"; 6, menentukan poteisi terjadinye salah saji; c, menentukaa tingkat kernungkinan terjadinya salah saji kerena adanya kelemahan pengendalian (beser atau kecil), 4d. -menentukan tingkat pengaruh kelemahen pengerdalian terhadap salah — saji'dalamy laporan keuangan (material ataurtidak)"*s dan’ —---~ =~--= eee fe, menentukan tingkat kelemakan pengendalian (lustrasi 3.2) Y Jika tingkat pengaruh material maka tingkat ”kelemahen ppengendalian internal adalah: © material, jika kemungkinan terjadinya besar, atau + signifiken, jika kemungkinan terjedinya kecil o Y Sebalitenya, jika tingket pengeruh, tidak material maka tingkat kelemahan pengendalian internal adaleh; «© signifikan, jie kemungkinan terjadinya besar; atau * tidak berdampak, jike kemungkinan terjadinya kecil. Analisis atas tingkat kelemalan pengendalian tersebut didokumentasiken seperti pada Lampiran I!18. Tingkat kelemahan tersebut kemudian didokumentasikan dalam MRP pada Lampirac 1.7. TINGKAT PENGARUB Materia Sienitikan Material KEMUNGKINAN Kecll ian Signifikan #80" Becdampak Tidak Materiat ustrasi 3.2 ‘Tingkat Kelemahan Pengendalian'® "Benger pergenst (comounsaring contol) adalah sesuaty yang dapat mexgenniken ksindoan pengandai kei dalam SPL "Dibarngkan dengan agkat materi yang teak dean "same, 2002 Juke Pemahantn dan Penguin $01 Peni 28 Penilaian awal RP. dilakukan dengan pendekatan Kualitatif, dengan panduen sebagai berikut: a. jike tingset Kelemahan pengendalian adalah material maka nilai awal RP adaiah tinggi; b. jike tingkat kelemahan pengendalis ‘adalah sedang; can . jike tingkat -kelemahan pengendalian tidak berdampak maka RP ‘adalah rendah, Penson aval RP dengan Telit Socara ringkas panduan untuk menentukan tingkat RP dapat dilihat pada abel 3.1. Hasil penilaian awal atas RP didokumentasikan dalam MRP pada Lempiran (11.7 Tabel 3.1 i pesikotwengencel Rendah Sedang | ——Tingsi_| 29 Apabila hasil dari penilaian awal RP diperoieh bahwa tingkat RP adalah tinggi maka pemeriksa mempertimbangkan untuk melekwkan pengujian substantif mendalam'®, Sebaliknya jika hasil dari penilaian awal RP diperoleh bahwa RP adalah sedang atau rendah maka perl dilakukan pengujian SPI (text of control) Dalam melakukan pengujan susan penerikss juga peru memperimbarghan risk bawaan (invent vist) dan risiko pemeshsaan one ih {lis Pemhaman dan Beagiian SPI Pemerihsaan Kevanga, BABIV Baby PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL EMEP ee Ue Ne iar ete Cel Hesil alehir dt pan pemahaman SPI adalah Nilai Awal Risiko Pengenifalian ( ka nila! awal RP diperoleh rendeh atau sedang maka pemeriksa perlu memperoleh keyakinan efektivitas SPI dengan melakukan uji pengendalian (test of conirol). Uji pengendelian dilakukan tethadap atribut pengendalian untuk meyakinkan bala keberadaan pengendalian tersebut berfungsi dalam memenuhi asersi manajemen. Jika. RP hasil uji pengendalian adalah rendah meka perneriksa memiliki keyakinan yang tinggi terhadap SPI entitas dalam mencegah terjadinya salah, saji material dalam laporan Keuangan. Jika hasil uji pengendalian adalah sedang maka pemerikse hanya memiliki keyakinan terbates tethadap SPI entitas. Sedangkan, jika hasil_uji pengendalian. diperofeh bahwa RP adalah tinggi (SPI adalat tidak efektif) maka pemeriksa tidak memiliki Keyakinan bahwa pengendalian tersebut dapat mencegah atau mendeteksi adanye salah saj RP digunakan untuk menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian substantif. Jika RP adalah rendah atau sedang maka pemeriksa dapat inemnpertimbangkan untuk melakukan uji substantif terbatas sedangkan jika RP adalah tinggi maka pemeriksa perlu melakukan uji substantif mendalam, Dalam memurtuskan jenis pengujian substantif yang akan ditakukan, pemeriksa hares mempertimbangkan risiko bewaan (inherent risk) dan cisiko pemeriksaan (audit risk) seperti dijelaskan pada peturjuk teknis penilaian risiko pemeriksaan. Pengujian SPI meliputi kegiatan-kegiaten: a. merancang uji pengendalian; b.. menguji pengendalian; © mengevaluasi hasil pengujian; é mendokumentasikan hasil: menentukan tingkat RP siklus; dan f. menyusun temuan sementara ates efektivitas SPI entitas, jika aca Terdapat beberapa persamaan fangkah dalam pengujian pengendalian dan pemehaman SPI, antara lain: wawancara, pengujian dokumen dan data, —serta ‘observas 19 ui is Pemeamtan dan Penguiian SPI Pemeriksaan Kes ‘Sedangkan perbedaan antara pemahamen dan pengujian SPI adalah: a. Dalam pemahtaman, prosedur untuk memperoleh pemaheman dilekukan pad semua pengendalian pada siklus yang teridentifikasi berisiko dari hasil analisis MRB. Sementara, pada tahap. penguiien pengendalian hanya’ dilakuken pada pengendalian dengan isiko rendah dan/ atau sedang; dan b. Prosedur pemhaman dilakukan hanya pada satu atau beberapa ‘ransaksi--(dalam -observasi-dokuimen),—sebalikaya ~pada--pengufiat pengendatian dilakukan pada sampel yeng lebih banyak dengan menggunakan teknik uji petik pemeriksean, Aor atie ee 06 ~ Dalam melakukan uji peng falian seringkali pemeriksa tidak mampu melakukan pengujian atas seluruh dokumen. Oleh Karena itu, pemeriksa perlu. menggunakan -uji petik dalam menguji pengendalian untuk penghematan waktw dan biaye. Sampel yang diambil dalam uji petik harus mampu merepresentasikan populasi. sehingga kesimpulan yang dihasilkan dapat diyakini kebenarannya, Pemeriksa memutuskan untuk menggunekan uji_petik statistika atau non statistika berdasarkan pertimbangan biaya dan manfaat. 07 Uji petik secara statistika mampi membantu pemeriksa: a. mendesain sampel secara efisien; 6, menguiur kecukurpan bulcti pemeriksaan yang diperoleh; dan ¢. mengevaluasi hasit sampel secara kuantitatif, Selain itu, penggunaan vji petik statistika memungkinkan pemeri untuk mengkuantifikasi risiko ji petik (sampling risk) dan memroyeksiken hasil pengujian atas sampel tethadap populasi Sebal pada ji petik non statistika pemeriksa tidak dapat mengkuantifikasi risiko uji petik dan tidak mampu memroyeksikan hasil hadap populasi, sehingga seringkali disebut sebagai uji petik dengan pestimbangan (judgmental sampling) Dalam. merancang pengujian pengendalian dengan uji petik secara statistika, pemeriksa melakukan langkah-langkeh berikut: a, Menentukan asersi dan pengendalian yang akan diuji, b. Menentukan atribut (karakteristik) pengendalian yang akan dinji dan kondisi, deviasi. Kondisi deviasi adalah kondisi dimana terjadi penyimpangan (tidak sesuai dengan kondisi yang diharapkan). ¢. Mendefinisikan populasi dan unit sampel 4. Menentukan tingkat reliabilitas (reliability level) atau tingkat keyakinan (confidence level). Reliability atau confidence level merupakan tingkat keandalan ataii keyakinan atas kesimptlan yang diperoleh dari hasi! pengujian pengendalian. Reliability atau confidence level terkait deagan audit risk (risiko pemeriksaan), yaitu berbanding terbalik, Fika pemeriksa menetapkan audit risk sebesar 5% (Jima persen) maka tingkat roliabilites yang digunakan sebesar 95% (sembilanpuluh lima persen) Bab iy “Tejuan aj pete dalam yt pengendtin Uji Pek Sutisska vs ‘Non Staite nang pengujen penpendian dengan tui pik stash Juknis Pemakamen dan Penguian SPI Pemefisann Keegan Bab €. Menetapkan tingkat toleransi (Tolerable Rate) atau Acceptance Upper Precision Limit (UPL). : Acceptance UPL ditentukaii peiiéfiksa berdaserkan: hasil penilaian ae awal RP. Umumnya pemeriksa menggunaken acceptance UPL sebesar 5% untuk nilai awal RP rendah. Dalam menentukan acceptance UPL, pemeriksa dapat menggunakan panduan Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 eS See eet “Tolerable Rate. eae et (deceptance UPL) 2-7 . ‘Sedang 6- 12% ‘TnggiiWakainwim | Tidak alain Oj PongendaTan | Diodit hast Gat Ave Samping (Guy, DOOD) & Menentukan metode uji petik atribut (attribute sampling) yang digunagan untuk menentukan jumlah sampel””. Pemeriksa harus tepat dalam menggunakan metode untuk menentukan jumlah sampel. Metode ui petik atribut dijelaskan dalam juknis uji petik pemeriksaan. Secara ringkas, panduan memilih metode uji petik atribut disajikan dalam Tabel 4.2: Tabel 4.2 ‘Metode Uji Petik Atribut Ne, Metose ‘Keterangaa T | Fized-sanple-size |- Tika nilai awal RP (ekspektasi fingkat deviasi/penyimpangan) rencah (SPL entitas adalah efekti); dan ~ Ekspektasi tingkat deviasi dapat dikerahui, 2 | Sequential ~ Ftkanilei awal RP relatif lebih rendah {stop-or-go} {SPI enttas sangat efeki): darvaiou Jika tingkat ekspektasi deviasi tidalc ékerabui 3 | Discovery > Tika alah awal RP sangat rendah {merdekati nol), Dengan kata lain SPL enéitas sangat efektif. g. Menentukan teknik pemilihan sampel. Setelah menentukan jumlah’ sampel, pemeriksa _melakukan pengambilan ata pemilihan sampel. Dalam uji petix secara statistika, pemilihan sampel harus dengan. metode probablistik, antara iain metode simple random, systematic selection, random systematic selection, — probability-proportional-to-size, maupun stratified selection, Sedangkao . uji_petik secara non statistika dapat menggunakan baik pemilihan sampel secara probabilistik maupun non probabilistik (haphazard, professional judgement, quota, atau " Jikajomiah popes tidak eal aya, pemeriksa dapat melakuken pererkseun as selurah popula sehingga wi pet tidak pert disk, 09 10 i u 12 13 ramon dan Pengujion SP Fereriksaan Keuangan Block sampling). Dalam melakukan pemilihan sampel, pem dapat merujuk juknis uji petik pemeriksaan. Langkah-langkah dalam merancang pengujian pengendalian dengan uj petik secara non statistika same dengan langkah-langkeh yang dilakukan uji pengendatian dengan menggunakan uji petik secara statistika. Berbeda dengan uji petik secara statistika, dalam penentuan jurlah sampel secara nonstatistika pemeriksa menentukan jumlah sampel dengan ukuran kualitatif seperti: sedikit, sedeng, banyak, atau tidak mengambil sampel. Jika uji pengendatian dilakukan pada pemerisaan interim, pemeriksa harus mempertimibangkan bukti tambahan’atas sisa pesiode akuntansi (periode akuntansi yang delum termasuk dalam pemeriksaan interim). Faktor-fiktor yang memengaruhi pemeriksa dalam menentukan bukti tambehan atas sisa periode akuntansi antara fain a. signifikansi dari asersi yang diuji; b. adanya perubahan pengendalian dalam sisa periode’ akuntansi dibendingkan periode interim; dan c. panjangnya sisa periode akuntansi yarig belum diperiksa Menguji Pengendalian Dalam menguji pengendalian, pemetiksa menguji dekumen atau buk transaksi serta dokumen pendukingaye untuk menilai spakah dokumen atau. bulti transaksi tersebut-sesuai dengan atribut pengendalian yang diuji atau tidak (merupekan deviasi/penyimpangan atribut pengendalian atau tidak). Jika asersi yang diuji.memiliki lebih dari satu atribut pengendalian maka suatu sampel disimpulkan merupakan suatu deviasi walaupun hanya satu atribut yang tidak dipenuhi oleh sampel tersebut. Contoh bentuk dokumentasi pengujian dokumen dapat dilihat dalam Lampiran IV.1. Setelah dilakukan -uji pengendalian, pemeriksa, harus- mengevaluasi jumlahdeviasi (penyimpangan) yang ditemukan, Jika a pengendalian yang diufi memiliki lebih dari satu atribut pengendelian maka svatu sampel disimpulken. merupakan suatu deviasi, walaupun hanya satu atribut yang tidak dipenuhi oleh, sampel tersebut, Dalam mengevaluasi. deviasi pemeriksa harus mempertimbangkar a. sifat dan penyebab, apakah deviasi disebabkan oleh eror atau frau, dan b, effekinrya techadap prosedur pemeriksaan, Jika dokumen yang menjadi sampel.tidak ditemukan, pemeriksa perl mencermati lebih lnajut karena hal tersebut dapat merupakan.indikator adanye freud. Evaluasi atas hasil pengujian dijelaskan dalam juknis uji petik pemeriksaan. sebagai kertas. kerja pemeriksaaan, Dokumentasi uji_pengendalian meliputi Ben Merancang penguin pengendalas dengan uj peti on titi Memperibangan but tas ssa periods akuntanst yang elm iperiesa Evlua sa cevie., Fk dokuen spe idk ‘era Joknis Penahaman dan Pengujian SP emertsaun Keven 15 Baby a. deskripsi dari pengendalian yang diy b. tujuan pengencalian, termasuk asersi-asersi yang relevan; Bree c. definisi populast dan unit sampel; ¢. definisi kondisi deviasis «. tingkat keyakinan (confidence level); £ & h. i metode penentuan jumlah sampel; metode pemilihan atau pengambilan sampel; ._ sampel-sampel texpilih; ~ déskripsi bagaimana prosediir sampel dilaksanakan dari |}. evaluasi hasil pengujian sampel dan kesimpulannya. Pemeriksa harus mendokumentasikan setiap langkah dalam melakukan pengujian pengendalian termasuk pertimbangan profesional yang digunakan. Penggunaan profesional judgement harus didasari oleh pertimbangan yang dapat dipertenggungjawabkan Pee Meta imtielm ga car tasted hae 16 7 18 Setelat.melakukan pengujian pengendalian, pemeriksa monentukan | atgeeh gah tingkat RP siklus dengan ukuran kualitatif maupun kuantitatif, Langkah- Sea langkah dalam menentukan RP siklus adalah: a, memutakhirkan RP setiap asersi yang diuji jika tingket RP hasil uji pengendalian berbeda dengaa nilai awal RP; b. memberikan skor RP. tiap asersi yang diuji serta total skor RP; dan ¢. menentukan tingkat RP siklus secara kualitatif dan kuantitatit. Merrritinkan RP Pemeriksa herus memutakhirkan tingkat RP-tiap asersi yang dinji berdasarkan hasil -uji_pengendalien. Tingkat RP dari hasil uji pengendalian didokumentasikan dalam MRP pada Lampiran Ilt7 Pestana toa Skor RP diberikan secara kuantitatif untuk setiap ascrsi pada siklus yang Kor RP dinilai, Pedoman yang digusakan dalem memberikan skor setiap asersi dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Sedang 2 Tinggi 3 Sedangkan total skor RP siklus merupakan jumlahan dari seluruk skor RP tiap asersi; Pemberian skor RP tiap asersi dan total skor RP didokumentasikan dalam MRP pada Lampiran IIL.7, RP sikius ditentukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pedoman yang Penenuan RP sides digunakan dalam menentukan RP siktus tersebut dapat dilihat pada ‘Tabel 4.4 berikut: 20 22, sumer dimoltihasi cai AICPA Stati! Samp man dan Pengalian SPI Pemeriksaan Keuang Tabel 4.4 " Rela Aa 6-9 Rendah 30% | 10-13 | Sedang 70% H 14-18 | Tinggi | 100% Hasil penentuan RP siklus didokumentasikan dalam MRP pada Lampiran 11.7. Jika hasil dari pemakaman dan pengujian SPL menunjukkan bahwe RP fatas suati siklus transaksi adalah tingei maka _pemeriksa, mempertimbangkan untuk melakukan pengujian substantif mendalam atas akun-akun terkait, sebatiknya jika hasilnya adalah RP tetap rendah maka. pemerixsa mempertimbangkan untuk melakukan pengujian substantif terhatas. Walaupun pemahaman den pengujian SPI merupakan bagian dari tah; perencanaan pemeriksaan akan tetapi pemeriksa dapat menyusun sementara temuan-temuan yang terkait dengan efektivitas SPI entitas Temuan-temuan terseburt tidak lain adalah kelemahan-kelemalan material pengendalian yang teridentifikasi selama _pemeriksa_melakukan pemehaman daa pengujian atas SPI, terutama jika disimpulkan bahwa tingkat RP adalah sedang atau tinggi Dalam leporan hasif pemeriksann atas efektivitas SPI entitas, pemerilcsa menyebutkan dampak Kelemahan pengendalian terhadap salah saji laporan keuangan. Dampek: dari kelemahan pengendalian akan dapat teridentifkasi setelah pemeriksa melakukan pengujian substantif yang dilakukan pada tahap pelaksanaan pemerikszan, Dalam’ praktik seringkali saat pemeriksa- melakukan pengujian atas pengendalian, yaitu mélakukan penilaian atas dokumen dan catatan, pemeriksa dapat sekaligus melakukan pengujian substantif, yaitw prosedur yang cilakukan untwk menguji adanya salah saji yang dapat memengaruhi ketepaian laporan: keuangan. Pengujian substantif dilakukan untck tmenyakini asersi-asersi mangjemen tas iaporan keuangan entitas, terutama pada kelemahan-kelemahan pengendalian (deficiencies) yang, teridentifikasi. Pengujian substantif yang dilakukan secara bersamaan saat melakukan pengujian atas pengendalian internal sering dinamakan pengujian dengan tyjuan ganda atau dual-purpose tests Sub Commune (19835 abv Jenispengiansbstantit bess aka eit eka SPL Inns Pemebaan dan Pengulan Bet V BABV OL _-Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam sistem akunt ‘mampu meningkatkan pengel fer : ingental_entivas, nam penggunaan TI dapat pula meningkatken risike pengendalian entitas Pengerdalian terkait penggunaan TI dibagi menjadi 2 (dua) yaitu pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application contrai). 02 Pengendalian umum: adalah pengendalian yang. dioperasixan. secara menyeluruh untuk meyakinkan bahwa sistem komputer yang digunakan entitas stabil dan dikelola dengan baik sehingga diperoleh tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal secara keseluruhan dapat tercapei. Terdapat 6 (enam) kategori pengendalian urna a. Administrasi dari fungsi TL Pandangen dan pemahaman pimpinan entitas mengenai TL berpengaruh terhadep efektivitas TI yang dioperasikan oleh entitas. b. Pemisahaan tugas TI. Pemisahan tugas diterapkan untuk memitigasi risiko penyalahgunaan atau kecurangan dalam mengoperasikan sistem informast. c. Pengembangan sistem Adanya pengembangan sistem memungkinkan adanya perubahan dalam pengoperasian sistem informasi yang digunakan, Pengendalian ates perubahian yang terjadi diperlukan untuk memastiken bahwa sistem dapat beroperasi secara efektif. d, Keamanan fisik dan online. Pengendalian fisik atas komputer (termasuk perangkat keras, perangkat lunak, fail data cadangan, dan media penyimpanan data) serta pembatasan akses atas perangkat inak online dan data terkait mampu memitigasi risiko adanya pihak yang tidak berwenang ngakses dan atau mengubah program dan fail data Rencana cadangan (backup) dan kontijensi Pencadangan data tidak hanya bertujuan untuk mencegah kehilangan atau rusaknya data, akan tetapi memungkinkan entitas tetap beroperasi jika suatu saat sistem informasi tergnn: f. Pengendalian perangkat keras. Pengendlalian perangkat keras dalam komputer biasenya disediakan oleh pembuat Komputer untuk mendeteksi dan melaporkan adanya kegagalan sistem dalam komputer. Jn Pemahantan da Pongal [Ora ga 03 ‘SPI Pemerikenan Keuangan Cn eke pan padz_ proses __transaksi. Pemeriksa mengevaluas! pengendatian aplikasi untuk setiap siklus transaksi yang dinilai Terdapat 3 (tiga) pengendalian aplikasi, a, Pengendafian masukan (input controls) Pengendalian masukan didesain untulc meyakinken bahwa informasi yang dimasukan dalam komp diotoi ~ Bae b. Pengendatian proses (processing controls) Pengendalian proses mencegah dan mendeteksi eror pada saat data transakst diproses. ©. Pengendalian keluarant (ouput controls) Pengendalian keluaran fokus pade pendeteksian eror setelah proses selesai. Pengendalian ini bukan merupakan tindeken pencegahan. Dalam menilai risiko pengendaliat, pemerikse juga harus, mengidentifikasi pengendalian dan kelemalan pengendalian terial dengan penggunaan TI dalam sistem akuntansi entitas. Pengendelian dan kelemahan pengendalian yang teridentifikasi juga harus dianalisis hubungannya dengan asersi dan didolumentasilcan dalam metrixs risiko pengendalian Pengendalian eplikasi di mY, 26 Jknis Pematanian dan Pengujian SPI Pemeriksuan Keuanger Bob Vt BAB VI PENUTUP. PME inci anti Lied ka cree Scan ace Eye COS ae OL Juknis pemahaman dar pengujian SPI Pemeriksaan Keuangan mulai Pemberton Joris berlaku untuk setiap pemeriksaan atas Laporen Keuangen Talun 2012. B.Perubahan. Petunjuk Teknis Sistem Pengendalian Internal 2 Perubahan Juknis dapat berupa perubahan Juknis dimaksud atau penjelasan ates substansi Juknis tersebut Peron ens (3 Pertubahen atas Juknis ini akan dilakukan melalui Xeputusan BPK tentang Perubahan atas Juknis dimaksud, 04 —Perubehan yang berupa Penjelasan atas substansi Juknis disampaikan secara tertulis dari Tim Pemantauan Juknis Pemahamen dan Pengujian SPI pada Sub Direktorat Penelitiar’ dan Pengembangan Pemeriksaan Keuangan dan Kinerja, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Utama Perencanaan. Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan den Pelatihan Pemeriksean Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangen. 0S. Juknis ini merupekan cokumen yang dapat berubah sesusi dengan Penetnuan uknis perubahan peraturan. perundang-undengan, standar pemeriksaen, dan kondisi lain. Oteh karena its, pemantauan atas Fuknis ini akan dilakuken olek tim pemantavan Jukais terkait, Selein itu, masukan atau pertanyaan terkait dengan petunjuk teknis ini dapat disampaikan kepada: Sub Ditektorat Litbang Pemeriksaan Keuangan dan Kineria DirectomnePenelisian dan Pergembangan Ditama Revbang Lantai 1] Gedung Arsip Badan Pemeriksa Keuant: JI, Gatot Subroto 31 Jakarta 10210 Telp, (021) 25549000, pesawat 3305 Email: subdittbangpk2@bok wo.id BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, WAKIL KETUA, KETUA, td tt HASAN BESRI HADI POERNOMO. Salinan sesuai dengan astinya BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriiaan Kenangan Negara, fRIZAN BUREANUDDIN Jig Perseharan dan Penguan $1 Pemariisaan Kevangan Refers eee ee REFERENSI AICPA (2008), Audit Guide: Audit Sampling, New York, AICPA. Arens, A.A., Beasley, M. S., dan Elder, R. J. (2010), Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, 13 Global Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall Integrity of W., C. dan Johnson, RN. (2006), Modern Auditing: a selal Reporting, 8 Edition, Hokoben: John Wiley & Sons Ine. Committee of Sponsoring of the Treadway Commission (1994), Internal Control Integrated Framework July 1994 Edition, COSO, www epazbiz.com Guy, D.'M., Carmichel, D. R., dan Whittington, R. (2002), Aualt Sampling:An Introduction, 5 Edition, New York: John Wiley & Sons Inc. International Standard On Auditing (ISA) 530, “Audit Sampling”, 15 December 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia htto://ousatbahasa.depdilenas. go id/kbbil Keputusan BPX Nomor [/K/1-X111.2/2/2008 tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Merajemen Pemeriksaaan. Keputusan Ketus BPC Nemor 34/K/I-VIII3/6(2007 tentaug Steuktur Organisasi Bedan Pemeriksa Keuangen Republik Indonesia. Keputusan Ketua BPK Nomor 39/K/I-VIIL3/12007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemerikea Keuangan Republik Indonesia Keputusan BPK Nomor 04/K/-XI1l 2/5/2008 tentang Petunjuk Pelaksanean Pemeriksaen Keuangan. Kertas Kerja Pemeriksaan satas laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Lombok Barat Taiun 2008, Konrath, H. F. (2001), Auditing: A Risk Anaipsis Approach, 5® Edition, Australia: South Western. Messier, W. F., Glover, S., M., dan Prawitt, D., F. (2006), Auditing & Assurance Services: A Systematic Apgreach, 4 Edition, New York: MeGraw-Hill Companies. Mulyadi (2002), Auditing; cetakan keenam, Jakarta: Sslembs Empat. Peraturan, Badan Pemeriksa Keuangan Nomor { tshun 2007, tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), Ramos, M. (2004), “Assessing control deficiencies now is a documented process required of management Section 404 compliance in che anneal report”, Oct 2004, 198, 4, page 43, Journal of Accontancy. Undang-Undang 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelelaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2004, Tambatian Lembaran Negara Republi, Indonesia Nomor 4400). Undang-Undang Norior 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2006, Tambanan Lembaran Negara Republik indonesia Nomar 4654), ndsinos4 p03 0 que unurdusd nad weedy aq urease reswvF2d padey UUs ve od 'symsey ypu urange yedepaan Ip {uwmeod ynanjas ppedoy usyan anqassa (¢) usecurysad oped nadas (sues yyy 3 apo wep sasop ra UEdUp pa) Sunk unyeIiCAy uume seafupjous Sua yavod eq 1 Rune ey ‘wean ryarewaw ymun oatwaad ered Yep uaN}WON| WeOpIOD yEyeey eqs 24 wep usaniy see uiefuaKE pumedy ‘xed y10 @ co tw o wo co MOO oy ganic —spratns awe | oa. Las wouoduoyy » yoqo mnfmasig | yojo naan ojo vengicy Seu ON, cverine 9 rogue Nine yaa XVSALngTN + AVOONVL YOWON | rorevanayt 0809 teIEepuag urBUEp seIBUY Jag UEULYCUID XXOZ 1OqINASHG TE ueduenay uesodey see ueesypsomeg ZAX bd tsuoqadutosy depeuso} womnyutosy vauoduuosy-dng sere ur|ndinjsay, Tip wR A sue uoutdund wey (1) a xpd ye Borompuow yraun veleay ueydnrwou Soo we dnd yesedy (91) uonquavad werep usuginy Hep usa Hoqusat nda wp ubypprptl wep uEyro}sd umszo1d ynyun wAuaesLrBE ued inieXuous wep yepeuour Sunk wenedsize ueydera ueyedly (61) ouvded ipaKvom seynus yey (pI) puad up ue woyeunsyojour wijap yuswedui py sm usepipvad uep a sony ueyurpefvou inept yoyedy 88g UEP esa segMagDy Yensae Bus wy!pypyOE wep weynelad unyzoquadus uyep22do% BueX smpacesd unydeyouoey seve Heyy (0 : ‘fevosted uaynqas renses repowaun Bue ge sein weyuuwssejaus yee say S008 ‘uequoy wrod wpodas emytseuslojusas eeqepupdieg vesummeyy 4 wee” es Beats vx : as wouedwoy, weyrensasip ymnun exusseswEtbo smpynas uonyTaNWad | | D9 [Fee}WUBL0 NEP yp uRvodyjodwojop oo i uauap exuqenes i wsiq see eeueioy ‘peday smpeuou un ustwepesued wep erugaaued uy “ayes0u qosvefBundun some up (jes yrunyas undrow) sages usu peda qpael Buna sore opeuow 14 wedza9 aun top sofa waenas weys2B8AUo[9Ip UOp JOAN Ie w urySumu 8ue6 oxiss under dep o ‘qunna vssoos ueyowsdBunjesp supe UNITE SBOE 12) Rs] seypquiow ynjuN woud eaed uenwuctiod yey ty) ‘ueuidd ys2eqas jsuorodwoy ryeurous ueunctd yeyeUy ¢e) {otnue whey Beprq uedap unxefas Bunk vewNpesuad row UEUIEwid yeyedy (Z) (seine Buea epeweus ued venyeratued ypuuaw weusdund esed yeqeUy [1 ‘weuideanuiadasy ede wep yoso|ly > MEPL fs 8, Jas wound, 2Sunuason usp sutra wnseTejopusd wed squiefuod sesep uoypelip uxduyuoday; nyuvurad vied ursendey qeyedy (PL) sad ywedad wep se ypsery weyBueuow sere UDurduN tste1a08.0 uen{ny utvede>uod ‘ofa: wep eduvvUned Suyseur-Tusem senquuey wepEseNs IemUSad eyed (ZI) ePhugenelBuns3ue1 wep ‘ugduap seynue wenn ueese}2509 wep semua wenfhy useyeesous read dey C41) lsesvseSu0 usnfiy uamedeauad vwneg eBuges eduuesfieyed isnquiuoy uopasuaw mauod yrunjos yeyedy (01) ‘akuumsadnd ‘Buns eugenelBandsie uop sun uoyen 6) Supsou Buse V wep Seah snyeroGum renedad yrAEEY (8) estou ip unxeuesyeyp 2ues susig sesoud weyderauow Sepu udu HEyECY UL) ‘(quezodejad aussyueyour vep UN “UR ‘weduap) glloy yun mtens 2uvvenion ypefuawy Bank 18 psuiow eros wesodeyod mons odunpe ueydausus seuD weuadutd YEAPAY (0) yee dojo (ug expat Bak et usyepuefued mpasoud wep zopus yreey (¢) oy ueTe BU uod sewn usyyesEEP wOP queetunauea uep. Fensas BuBUNaA LYN sHa angastet hy un Isang up see VS won UNBUDP unjseBorepicad wep qua’ Suna omydni veyed “obey un dees on IP Kop ueyIsEsESOSIp mngpSIeA HOMOPad WEN (CP ropewau SEC ueIopad ijefoud psqawed wn wep npraipul u@ueuamey weyderouaus seapus woujdlnyd Pye (1) eoquag, usu vavo wud yp we ‘Bue wean aesuop rensos wey mometnay EPH 1a5 mauoduoy, fad oe uodsas w9Zogae isyues ltanod pop unycensyyp Sunk sifinueg 8ue€ yoy udev rege uvrain vexnovau sai Geyedy <0 uop sersacé“uRUEBuod "uEyspIp ued Bory se) usaop Hoyo) USANA HUoIES up mPpURIS FytuoUH seNIUE ENED (2) {lupeusaus woos uBsNeKWy quae! Zungz0e1 nojueton ssesvaduoy weypypued nso “wemunaiod UMN yep snpssexd werdesodaus vismueyy Beg saquing UBBUIQUing ¥) Bueuoma 4. wep qeavee dunszue, iBequidg uouodmoy-q erdy arepued ubwicud yeyedy (g1) eauponsd newewow sey umudisne yeyedy (21) mmvaua uereqer sustaduioy 20YSup weydeiouou: seyyu> uouiduid ybyedyy (91) {8509 43g} Fund quel Bunion wop Fuewas\ase ewerveUs ius ss eeusuateduioy ueesySureaus run ueydessiodyp raided yey (CL) “18H, 145 wouodmoy, "Seypug uenfis-ueniny wopedeauag de} sa[ra Bass onsry-oasl eauHUapL MaUOdUON-y weBU ‘seunoyuy ueyppni2y wep ‘uepeanyeny “myo uByEdar23 uve ssews0ju1 mow neyumUIN sn 5} tuna9s seyue uauIcNId qoREYY (61) uaisye ep weioo ylqo| vouEsejad uryLiaquiauh dep yrmuR ISoyOUry) away wep WesIMquE:ed UErERUDWeN Uop ew Yer) seNUS “iseMIG)UL uowofoURUL voyrongoy ueuvquiesd awstueyeur sedspreruexedy (€8) numa fuvx ueduUiuxkuad wXuepe seyNApNA a yak defSu7) [240] deyas yp waded woyuryeunusow! Sank jBuous nudes ‘smuD unguogyp Suns yseunOyLy WOH pow ode sHpvD EBBayDS suOISIy wep eARxpUIOL UEP vdwow uofuoney oop unezSue son yy aun uy jouoisesade -yadse winging unBup tsusBunay sey unduag|p HUE Heetoj WCE YoY (01) smnue sifawens euvouse wep verdeq unyednow Buss ueou! mens: uepsUIg sEyBLEEyD| wens vauafivem yeqeey (6) foes uop yeusoyy ueScaMe uRsodojad uwunendsisd Bums fed sean ‘Wepns peu Book sue ep wa ‘onausq w]e aagatign | owen [ea ; Jas usueduoy, potent SLO Dire eae | ds oe oie (ya sew eavdod vpeday wetimypiuad uryyoquem smu ueuydud qeypdy (C1) (govreiay urvumduroduad sepuowioya: umyrduiesuaw jenwBod nyu Bunuow ues swsuoyou yedopien yeyedy (cI) uezurdust sod Epp Bwwx nypiud qu wevede|ou) EET smpeq, wuopuR epE ® we w o pod ufuoy ueyog uDyonyp © * @ vos ues TuSIaMuOW yMUNL 44) iseyununy as wvoduoy usoyeyesoy ‘yun vuBuers; wouoday UseansEDH SEE qe re BunBeucag sOyHes ‘Bunsaume9 up ©) ues sonus jag uaNIaayepHEY UEP “weHD poy see uemEGUad UBundULKued supe uvstwounyayepnag “ya fueprepunueu weurdwd yryedy (5) HERR} TPunjseiado sjojeduaus ymun uByeunip (¢) uiod epnd yeuoreesedo wmiods) yore Cp) quezSiue uvp weSvonas; wesody wsesedo unsode; eyed ¢¢) ump URsuep eyESUEYPHP MIE jseABo gnsqunvoyeepIey sno poy sem onan te | | uu | ‘ump depowor senenaaed nnayou myinayieg uenMeed uaseBon wwOY (2) | ‘uysous-Buysew ysyod twav9p foses npiapor uereidey wep “situs “uot: ‘SuD und uepeey jnPBW UNYEEAE) oy HstyjUMUOS] UEP IseALOAUY Youd OS sere UEINE yoresew pyoqioduous ussuap sepuouojas up "use “wer qwenmpustusd fuer uuenpaBuod ‘wojep ueyojoseuiod sAuepe uRayMtunuew yedyp eur yea UeTUDy seus urunsey youefusu ewefuoizd ue wernt | ape | ex 145 vouodwoy, ‘elo |S }20041P mlueyor uoIpRoy new ESyESUEA UMBUDP uRHEYsOG SUK mycojnip Suk myo ue Uvepewad yueucur Sue yaesew ue infipypune saqUN (opoueR Si wep ucwepustued — uayutjoy wep ‘uuu sey “Ipne wens Uusyoda)p eoBas snus Buek yews ues wowee ued wep ysurpdwoy ryEUN weTUDp UuunySuy) vp yeoudies ysenppas suveyojed reBodp luejyoay recunduiow Suee mwwsed yoo is eR TION iw80d Buoxepu: @ pyapump @ Suuk ysjesow wAuope wsyoropueus mere ypoovau (wBS Bund w seein, Lag wuodwoy, Niagaxvinana wvzin’Y ee ‘ervayi ueBucnay, weestauiad WINN weduequosuog wep ueEUIquag BUTEA WeON}AIG tIEd>>y VISANOGNI W1714NddaA NVONV/IN VHT NAVEL ‘wurst ueduop jensas ueunes, owowuaga ravi hist nvsvi Py pa I ‘vaLat “VOLO TIAN visaNoaNt HrTanda NVONVna VSIA Nava SIVPIDM LANUSVLLNG VIVWNI [eusaruy usyepuasiag waysig Sene mayManasasy we}ndws9>, uuneieuisg uouodueyy see usjndwso3y . wenjeag waved moyans see uxndunsesy yer veyapedp 3ueC uEyEpUR way UDyXoUE sepuaworar Junas wenso(2Auad miyun, uwxeda uop seyjony ueyunyekaus secep uRE}daNd wEEUySS Uuessyacued snges usiode) sBdepuau 9 99 sees Sen “eueyouasyey h exusepuswosae woudl ersedy (£1) Jag weveduioy, LAMPIRANIIL2.—:KEPUTUSAN BPK NoMOR iw exuniamann2 TANGGAL 2 6sULI202 Indeks KKP : Dibuat afeh Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Direviu oleh Kabupaten XYZ Disetyjuioteh 31 Desember 20xx . Kuesioner SPI - Sildus Belanja Modal ‘Tujuan dan Daftar, eae 1. | Pengeluaran kas untuk belanja modal benar-benar merupakan pengeluaran ates pembelanjaan modal yang sesuai dengan peruntukan dan kebutshan Kabupaten XYZ". 1.1.Apakah pengajuan permohonan pembayaran | V dari pihak ketiga kepada pengguna anggaran diduisung oleh dokumen yang lengkap dan disetujui oleh pejabat yang berwenang? 1.2.Apakah sudah dilakukan verifikasi terhadap | V Verifikasi berupa persetujuan Keiengkapan dokumen konteak pelaksanaan ofeh pejabet yang berwenang, pekerjaan? 1.3.Apakah terdapat verifikesi atas_ kualifikasi | V yang ditetapkan dalam lelang terhedap pata peserta lelang? 14.Apakah — Penitia —Pemeriksa—_-Barang|-V Berita acera_ditandatangani memeriksa, meneliti dan menyaksikan barang oleh kedua belah ihak. yang diserahkan pihak ketiga sesuai dengan persyaratan yang ada pada SPK dan telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaannye? {untuk belanja modal berupa mesin dan peralatan) L5.Apakah PPTK dan Pengawas Lepangan |. V mefakukan pengawasan atas setiap pekerjaan yang telah diselesaikan per termin sehingga tealisasi belanja modal telah sesuai dengan progres report? (untuk belanja modal gedung, ‘bangunan dan jalen) 1.6.Apekah penyerahan dari pihak ketiga | V dituangkan dalam BAST dan disertai dokumen kepemilikan/penguasaan yang sah? 1.7.Apakah ada pengawasan aktif terhadap v belanja modal yang telah diakui sebagai aset? 2, | Seluruh pengeluaran atas belanja modal telah tercatat”. 2.1. Apakah terdapat verifikasi bahwa kontrak | V pelaksaanaan peleerjaan sudah melampirkan semua dokumen — pendukung yang dibutubkan? “Partnyanrgertrs tet Asersi Keteindinn pertansaar-pertaryaan eit Asest Kelenshapan Dilakukan oleh agian verifikasi pada SKPD terkait. Kussa BUD tidak dapat 2.2. Apakah sudah dilakukan verifikasi ates SPJ? 2.3.Apakah register SPM dan SP2D_ telah dicatat? an mengetahui realisasi_ belanja 24.Apekah telah dilakiikan pencatatan atas ‘Tiodal Karena Tak dilakukan | realisasi belanje modal? pencatatan pada dokumen penatausahaan (buku kas pengeluaran). 3. | Pengeluaran dicatat sebagel pembayaran belanja modal Kabupaten XYZ dengan jumlah yang benar”’, 3.1, Apektah pembayaran dilakukan sesuai v dengan yang jumiah ditagihan? 3.2. Apakah difakukan otorisasi oleh pejabat v torisasi becupatanda yang berwenang sebelu dilakukan tangan, akan tetap tidak pembayeran? terdapat kejelasan atas kvalifikesi apa otorisesi dilakukan, 3.3. Apakah terdapat verifikasi secara v independen atas perhitungan dan kebenaran jumlah pengeluaran atas belanja modal? 3.4. Apakah terdapat pemisahan tugas antera v Pencatatan dilsiaukan oleh bagian yang mencatat pembayaran dengan akuntensi sedangken bagian yang mengeluarkcan kas untulc pengelueran kes ole pembayaran? bendahara penge{uaran, 4, | Pengeluaran atas belanja modal dengan benar dimasukan dalam data master file belanja modal serta diringkas dengan bener™, 4,1, Apakah Kabupaten XYZ. telah menggunakan | V sistem aplikesi komputer dalam mengelola data akuntansi? 2 fersebut 4.2. Apakah sistem aplikasi tersebut v Si Sie acc teat mengeposkan transeksi secara iangsung ke dalam pengembangan, jadi dalam master fle belanja modal dan buku belum semua data besar? terintegrasi. 4.3. Apakah dilakukan rekonsiliasi antara master v {file belanja modal dengan buku besar secara berkala (bulanan)? " weranyean-pertanyaan kat ASes! AUS: » partanyaansperanyannferkat Azeri Pembukan dna Pengiksaan 5. | Transaisi belanje modal telah cictesitkasikan dengan tener” S.1. Apakah terdapat pandusn bagi petugas dalam mengklesifikasikan transaksi belanja model? 5.2, Dalam pelaksanaer, apakeh petuges diwajibkan 5.3. Apakah terdapat verifikasi secara independen atas pengilasifikasian pengeluaran belanja modal. iesy E Tipo Bluelog = Sex wexenjsaiueg snpns " Niaaaxviriag wvzin'Y SESS ‘eav30N ueSumneyy ueesypomeg HINA uvdunquiodueg wep umuqug EMEA FEAOpIAAIC BEdOyT YVISANOGNI MUIGQ4T4 NVONVAGN VSMRIGWd NVOVE ‘ekuyse UeSuap renses mENTES OWONWAOd 1AVA TUsi NVSVEL pm pe ‘VOLO ‘VOLS TEVA VISINOGNI MITGAATA NVONVOGDT VSMRIGMad NVAVE ey U5 enews | | pay hie ey Teorey sus0g) fay vedepat Yep wal Wd IS yH9A wped ida spe yep. z “imiodey {uoqep reer yepH myRK exeyogas HD | pues wvurgoqutod yedepioi undnee apo1se! Seng yest esp tonsae shinjoq usuegaqurad "rySue ue pe iseyyson we epuaEIaG ueyewory yoru, ynaesuad F re L 2% ver | Fee Hes wees ibe cesta huvsSuag uzyepuaduag lepoy eluepeg - sey uesenppBuog : isyusuerL on TeUA}UL UUYEpUEsuEg UEYEUID]ay peATUL, inf voi near XXOT JEquiasg 1¢ yoio.wngic, ZAX woyedngey yepULre weg i 2] axa sepor uriiuenoy, ucsode'y sery uEvsypAoulog Geevines = apoonwa | amrwemenie + lrowon Maa XYSNUNIM = SI NVAWINWT Niqaonvinans wvzanY fe ‘sasfon aeBuEsoy wees ueBuequiaiuag wep uvouiquog wun wroNjaN vEdoy, VISANOGNI MITA NVONVOIM VSHRIT NVEVE eAuyse ueSuop pensas ueMTEg OWONWAOd lav TaSIa NVSVL py pn VALE ‘VOLO TEVA VISANOGNE MITA, NVONVISY VSMRIGINGd NVOVE LAMPIRAN IV. KEPUTUSAN RPK Nomo 2 IRRETAO — TANGGAL sautazer2 Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Indeks KKP Pemeriutah Kabupaten XYZ Dibuat oleh 31 Desember 20xx Direviu oleh Uji Petik Pengendalian Disetujui oleh Siklus Pengeluaran Kas ~ Belanja Modal BPK-RI Asersi Klasifikasi Atribut: | SP2B -diterbitkan~berdiasarksan-SPP—LS~betanja~modal-yang~didekung-oleh-dokumen-yang———j lengkap. SP2D diterbitkan berdasarkan SPP LS belagja modal yang disetujui oleh pengguna anggeran, PPK SKPD melakukan verifikesi SPP LS belanja modal sebelum menerbitkan SPM LS Belanja modal. 4, SP2D didukung oleh SPM LS belanja modal yang diterbitkan oleh PPK yang telah diotorisasi oleh pengguna anggaran, 5. Atas penerbitan SP2D, kuase BUD mencetat dalam register penerbitan SP2D dan register SP2D untuk dinas terk: 2. 3 Hasil Pengujia Shaped ; ‘Aire Fihgentailn ST No’ sf ‘SP2D. pak BPs: vain 1 | 000s8/se20-1s/2008 SEC) reser eet eo ee (00091/8P20-LS/2008 See aie z (00103/$P2D-L.3/2008 eee lees >{- [- 7 00138/SP2D-L/2008 x | x - [et x (00208/8P20-LS/2008 > : Seep : (00529/SP2D-1.S/2008, eee eae a zi ot | 010a0P20-Lsr2008 PA Ee ee ele : 92 | 01930/sP20-Ls/2008 -Te - [et : 93 | b7918/SP2D-L.S2008 ~[- -{- f= - “Famlah Deviasi ee 5 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA WAKIL KETUA, KETUA, td ud HASAN BISRE HADI POERNOMO. Salinan sesual dengan astinya BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hulum Pemeriksaan Keuangan Negara, fi2a SuRHLANUDDIN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Ji, Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210 Telp. (021) 25549000 ext 3305 Fax. (021) $705372 e-mail: subditlitbangpk2@bpk.go.id

Anda mungkin juga menyukai