Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES


1.1

Pendahuluan
Pabrik kimia adalah susunan/rangkaian dari berbagai unit pengolahan

yang terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan dari
pengoperasian pabrik kimia secara keseluruhan adalah untuk mengubah
(mengkonversi) bahan baku tertentu (input feedstock) menjadi produk yang
diinginkan.
Dalam pengoperasiannya, pabrik kimia akan selalu mengalami banyak
gangguan (disturbance) pada variabel prosesnya dari luar (eksternal), sehingga
diperlukan pengendalian variabel proses tersebut agar tetap pada batasan yang
dipersyaratkan (diizinkan) dalam operasinya.
Pengendalian proses pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai tujuan
agar proses berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Namun, apakah memang
betul-betul diperlukan pengendalian proses ?
Jawaban terhadap pertanyaan ini bisa tidak bisa ya. Proses tidak
perlu dikendalikan jika memang tujuan proses tercapai tanpa unsur pengendalian.
Contoh sederhana misalnya mempertahankan suhu air pada tekanan normal tetap
pada 100 oC. Tanpa dikendalikan pun, air yang mendidih suhunya tetap 100 oC
pada tekanan 1 atm. Sebaliknya, proses perlu dikendalikan jika untuk mencapai
tujuan

perlu

pengawasan

terus-menerus.

Contoh

sederhana

adalah

mempertahankan suhu air pada 40 oC dalam udara yang bersuhu kamar dan
tekanan normal.

1.2

Alasan Pentingnya Pengendalian Proses dalam Industri Kimia


Pabrik kimia, atau pabrik lain yang sejenis, harus beroperasi pada kondisi

operasi tertentu. Beberapa alasan yang menyebabkan pengendalian proses sangat


diperlukan dalam pengoperasian pabrik kimia antara lain:

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-1-

Keamanan Operasi (Safety)


Keamanan operasional suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk
orang-orang yang bekerja di pabrik tersebut dan bagi kelangsungan
perusahaan. Untuk menjamin terjaganya keamanan tersebut, berbagai kondisi
operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur operasi, konsentrasi bahan
kimia, ketinggian level cairan dalam tangki penyimpan dan lain-lain harus
dijaga tetap dalam batas-batas tertentu yang diizinkan.

Spesifikasi Produksi (Production Specifications)


Suatu pabrik kimia harus menghasilkan produk dalam jumlah dan dengan
kualitas tertentu yang dipersyaratkan, dengan demikian dibutuhkan suatu
sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang
diinginkan.

Kendala-kendala Operasional (Operational Constrains)


Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi pabrik kimia memiliki
kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai contoh,
pada suatu pompa harus dipertahankan operasinya pada nilai NPSH tertentu
selama operasi; kolom destilasi harus dijaga agar tidak sampai terjadi
limpahan (flooded), isi dari tangki tidak boleh luber atau kering, dan lain
sebagainya.

Peraturan Lingkungan (Enviromental Regulations)


Terdapat berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat
tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia

Faktor Ekonomi (Economics)


Operasi pabrik kimia ditujukan untuk memberikan keuntungan yang
maksimum, sehingga operasional pabrik harus dijalankan pada kondisi yang
memungkinkan biaya bahan baku menjadi minimum dan laba yang akan
diperoleh menjadi maksimum tanpa mengabaikan faktor-faktor yang sudah
dibahas di atas.

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-2-

Agar dapat memenuhi semua faktor dan persyaratan di atas, diperlukan


pengawasan (monitoring) yang terus menerus terhadap operasional pabrik kimia
dan intervensi dari luar (external intervention control) untuk menjamin
tercapainya tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui penggunaan suatu
rangkaian peralatan dan intervensi manusia, yang secara bersama-sama akan
membentuk suatu sistem pengendali (control system).

1.3

Kebutuhan akan Sistem Pengendali Proses


Sistem pengendali diterapkan untuk memenuhi 3 (tiga) kelompok

kebutuhan, yaitu:

Menekan Pengaruh Gangguan Luar (Eksternal)

Memastikan Kestabilan Suatu Proses Kimiawi

Optimasi Kinerja Proses Kimiawi


Beberapa contoh kasus yang dapat menggambarkan dengan lebih baik

penggunaan sistem pengendali adalah sebagai berikut:


Menekan Pengaruh Gangguan Eksternal
Pada pengendalian tangki pemanas berpengaduk sesusai Gambar 1.1,
ditetapkan beberapa tujuan sebagai berikut:

Menjaga temperatur keluar tangki (T) pada temperatur yang ditetapkan (Ts)

Menjaga volume cairan dalam tangki pada volume yang diinginkan (Vs)

Gambar 1.1 Sistem ProsesTangki Pemanas Berpengaduk


BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-3-

Berbagai sistem pengendali yang dibutuhkan pada beberapa kasus


perubahan nilai Fi dan/atau Ti adalah:
a.

Temperature Controller (untuk kasus Ti berubah, Fi konstan);

Gambar 1.2 : Temperature controller a) Feed Back

b.

b)Feed Foward

Level Controller ( Ketinggian Cairan berubah)


Pengendali ketinggian feed back untuk tangki pemanas seperti gambar

berikut:

Gambar 1.3 : Skema pengendali ketinggian cairan dengan pengaturan laju alir
masuk (Fi)

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-4-

Gambar 1.4:

Skema pengendali ketinggian cairan dengan pengaturan laju alir


keluar (F)

Memastikan Kestabilan Suatu Proses Kimiawi


Pada Gambar 1.5 variabel proses x (dapat berupa suhu, tekanan,
konsentrasi, laju alir, dan lain-lain) mula-mula berharga konstan. Pada saat t = to
nilai x tersebut terganggu oleh karena faktor luar, tetapi dengan perjalanan waktu
nilai x kembali pada nilai semula. Sistem dengan kelakuan demikian disebut
sebagai sistem yang stabil (stable) atau self regulating. Pada sistem demikian
tidak diperlukan interversi pengendalian dari luar untuk stabilisasi atau memaksa
x kembali ke nilai awalnya.

Gambar 1.5 : Respons dari suatu sistem yang Stabil

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-5-

Kondisi yang berbeda terlihat pada Gambar 1.6, dimana setelah


gangguan, harga y tidak kembali pada nilai semula, tetapi makin menyimpang.
Sistem dengan kelakuan demikian disebut sebagai sistem yang tidak stabil
(unstable). Pada sistem seperti ini diperlukan intervensi/pengendalian dari luar
untuk stabilisasi sistem tersebut.

Gambar 1.6 : Respons dari Sistem yang Tidak Stabil

Optimasi Kinerja Suatu Proses Kimiawi


Kondisi operasi (suhu, konsentrasi, tekanan, laju alir, dan lain-lain) pada
suatu proses dapat diubah-ubah untuk mendapatkan kondisi optimal yang
menghasilkan kinerja dan keuntungan yang maksimum.

1.4

Jenis Variabel
Jenis variabel yang mendapatkan perhatian penting dalam pengendalian

proses adalah variabel proses (process variable, PV) atau disebut juga variabel
terkendali (controlled variable). Variabel proses adalah besaran fisik atau kimia
yang menunjukkan keadaan proses dan menjadi variabel keluaran sistem yang
dikendalikan. Variabel ini bersifat dinamis, artinya nilai variabel dapat berubah
spontan atau oleh sebab lain, baik yang diketahui maupun tidak. Di antara banyak
macam variabel proses, terdapat lima macam variabel proses dasar, yaitu suhu
(T), tekanan (P), laju alir (F), tinggi permukaan (level) cairan (h) dan derajat
keasaman (pH).
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-6-

Dalam teknik pengendalian

proses, titik berat permasalahan adalah

menjaga agar nilai variabel proses tetap atau berubah mengikuti alur tertentu.
Variabel yang digunakan untuk melakukan koreksi atau mengendalikan variabel
proses disebut variabel termanipulasi (manipulated variable, MV). Sedangkan
nilai variabel yang diinginkan dan dijadikan acuan atau referensi variabel proses
disebut nilai acuan (setpoint value, SV).
Selain ketiga jenis variabel yang tersebut di atas masih terdapat variabel
lain yaitu gangguan (disturbance), baik yang terukur (measured disturbance)
maupun yang tidak terukur (unmeasured disturbance), serta variabel keluaran lain
yang tidak terkendali (uncontrolled output). Variabel gangguan adalah variabel
masukan yang mampu mempengaruhi nilai variabel proses tetapi tidak digunakan
untuk mengendalikan. Variabel keluaran tak terkendali adalah variabel keluaran
yang tidak dikendalikan secara langsung.
Gangguan terukur
Var. terkendali

SISTEM
PROSES

Gangguan tak terukur

Var. tak terkendali

Var. termanupulasi (MV)

Sebagai contoh, pada kolom distilasi fraksionasi dalam kolom piring


(plate) memiliki jenis variabel sebagai berikut :
Gangguan terukur

: Laju alir umpan

Gangguan tak terukur

: Komposisi umpan

Variabel termanipulasi : Laju refluks, laju kalor ke pendidih ulang (reboiler),


laju distilat, laju produk bawah, laju air pendingin
Variabel tak terkendali : Komposisi destilat, komposisi produk bawah, tinggi
permukaaan akumulator refluks, tinggi permukaan
kolom bawah, tekanan kolom
Variabel tak terkendali : Suhu tiap piring (plate) sepanjang kolom
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-7-

1.5

Jenis Sistem Pengendalian


Berdasarkan atas ada atau tidak adanya umpan balik, sistem

pengendalian dibedakan atas sistem pengendalian terbuka (open-loop control


system) dan sistem pengendalian tertutup (closed-loop control system).
Sistem pengendalian terbuka bekerja tanpa membandingkan variabel
proses yang dihasilkan dengan nilai acuan yang diinginkan. Sistem semata-mata
bekerja atas dasar masukan yang telah dikalibrasi.
Contoh sederhana dari sistem pengendalian terbuka adalah keran air yang
telah terkalibrasi. Dengan memandang keran sebagai suatu sistem, maka bukaan
keran (atau sudut putar keran) adalah sebagai masukan dan laju alir air sebagai
keluaran sistem. Berdasarkan hukum dinamika fluida, laju alir air tergantung pada
beda tekanan yang melintasi keran. Misalnya pada posisi keran VP1 dengan beda
takanan P1 mengalir air pada laju Q1 (gambar 1.7)
Jika oleh suatu sebab tertentu tiba-tiba beda tekanan turun menjadi P2,
maka pada posisi keran yang tetap VP1 akan menghasilkan laju alir yang kurang
dari Q1. Dengan demikian sistem pengendalian terbuka ini tidak dapat mengatasi
perubahan beban atau gangguan yang terjadi.
Meskipun dari uraian di atas sistem terbuka merupakan sistem yang
buruk, karena tidak mampu mengatasi gangguan, tetapi memiliki keuntungan
diantaranya adalah:

Lebih murah dan sederhana dibandingkan sistem tertutup

Jika sistem mampu mencapai kestabilan sendiri, maka akan tetap stabil.
P1
P2

Q1
Q2

P3

Q3

VP

Q
Keran

VP

Gambar 1.7: Sistem pengendalian terbuka


BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-8-

Berbeda dengan sistem terbuka, pada sistem pengendalian tertutup


terdapat tindakan membandingkan nilai variabel proses dengan nilai acuan yang
diinginkan. Perbedaan ini digunakan untuk melakukan koreksi sedemikian rupa
sehingga nilai variabel proses akan sama atau dekat dengan nilai acuan. Dengan
demikian terdapat umpan balik, sehingga sistem pengendali tertutup lebih
dikenal dengan sistem pengendalian umpan balik.
Meskipun sistem tertutup mampu mengatasi gangguan atau perubahan
beban, tetapi memiliki kelemahan sebagai berikut ;

Sistem lebih mahal dan kompleks dibanding sistem terbuka

Dapat membuat sistem tidak stabil, meskipun sebenarnya tanpa umpan


balik sistem dapat mencapai kestabilan sendiri.
Berdasarkan nilai acuan (setpoint), sistem pengendalian umpan balik

dibedakan atas dua jenis :

Sistem pengendalian dengan titik acuan tetap (di bidang elektro sering
disebut sistem pengaturan)

Sistem pengendalian dengan titik acuan berubah ( di bidang mekanik


sering disebut sistem pengendalian, sistem servo, atau tracking).
Tujuan utama sistem pengaturan adalah mempertahankan agar nilai

variabel proses tetap pada nilai yang diinginkan, sedangkan pada sistem
pengendalian, tujuan utamanya adalah mempertahankan nilai variabel proses agar
selalu mengikuti perubahan nilai acuan.

1.6

Sistem Pengendalian Umpan Balik


Prinsip mekanisme kerja pengendalian umpan balik adalah mengukur

variabel proses dan kemudian melakukan koreksi bila nilainya tidak sesuai dengan
yang diinginkan. Ciri utama pengendalian umpan balik adalah adanya umpan
balik negatif. Artinya, jika nilai variabel proses berubah, terdapat umpan balik
yang melakukan tindakan untuk memperkecil perubahan itu.
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-9-

1.6.1

Langkah Pengendalian
Langkah-langkah pengendalian umpan balik selengkapnya adalah

sebagai berikut :
Mengukur, tahap pertama dari langkah pengendali adalah mengukur atau
mengamati nilai variabel proses
Membandingkan, hasil pengukuran atau pengamatan variabel proses (nilai
terukur) dibandingkan dengan nilai acuan (setpoint)
Mengevaluasi, perbedaan antara nilai terukur dan nilai acuan di evaluasi
untuk menentukan langkah-langkah atau cara melakukan koreksi atas
perbedaan itu.
Mengkoreksi, Tahap ini bertugas melakukan koreksi variabel proses, agar
perbedaan antara nilai terukur dan nilai acuan tidak ada atau sekecil
mungkin.
1.6.2

Intrumen Sistem Pengendali


Pelaksanaan

ke-empat

langkah

pada

butir

(1.6.1)

memerlukan

intrumentasi sebagai berikut:

Unit Pengukuran
Bagian ini bertugas mengubah nilai variabel proses yang berupa besaran fisis
atau kimia seperti laju alir, tekanan, temperatur, konsentrasi, pH dan lain-lain
menjadi signal standar. Bentuk signal standar yang populer adalah berupa
signal pneumatik (tekanan udara) dan signal elektrik lemah (lihat tabel 1.1).
Unit pengukuran terdiri dari dua bagian besar, yaitu sensor dan transmitter.

Sensor, yaitu elemen perasa yang langsung bersentuhan dengan variabel


proses fisis atau kimiawi.

Transmitter, yaitu bagian yang berfungsi mengubah signal dari sensor


(gerakan mekanis, perubahan hambatan, perubahan tegangan atau arus
listrik) menjadi signal standar. Dalam bidang pengendalian proses, istilah
transmitter lebih populer dibandingkan dengan transducer. Meskipun keduanya berfungsi serupa, tetapi transmitter mempunyai makna pengirim

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-10-

signal ke unit pengendali yang biasanya terletak jauh dari tempat


pengukuran. Hal ini lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya di pabrik.
Tabel 1.1. Signal-signal transmisi standar

Jenis

Rentang nilai

Pneumatik

3 s/d 15psi
20 s/d 100kPa

Elektrik

0 s/d 20 mA
4 s/d 20 mA
0 s/d 5 V
1 s/d 5 V

Unit Pengendali (Controller)


Bagian ini bertugas membandingkan, mengevaluasi, dan mengirimkan signal
ke unit kendali akhir. Evaluasi yang dilakukan berupa operasi matematis
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integrasi, dan
diferensiasi. Hasil evaluasi berupa signal kendali yang dikirim ke unit kendali
akhir. Signal kendali berupa signal standar yang serupa dengan sinyal
pengukuran, tetapi nilai tidak sama lagi.

Unit Kendali Akhir (final control element)


Bagian ini bertugas menerjemahkan signal kendali menjadi aksi atau tindakan
koreksi melalui pengaturan variabel termanipulasi. Unit ini terdiri atas dua
bagian besar, yaitu actuator dan elemen kendali akhir. Aktuator adalah
penggerak elemen kendali akhir. Bagian ini dapat berupa motor listrik,
selenoida, atau membran pneumatik. Sedangkan elemen kendali akhir
biasanya berupa katup kendali (control valve) atau elemen pemanas.

1.6.3

Mekanisme Pengendalian Umpan Balik


Pada pemanasan air menggunakan steam sesuai Gambar 1.8, terlihat

suatu proses heat exchanger dengan beberapa variabel, misalnya suhu air panas
(T) yang bergantung pada air dingin (laju alir F dan suhu To), dan steam (laju alir
S, suhu Ts). Jika suhu air dingin To dan suhu steam Ts tetap, maka suhu air panas T
tergantung pada laju alir kukus dan laju alir air dingin.
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-11-

Condensing
steam

Air dingin

Air panas

To [K]

T [K]
F [m3/jam]

F [m3/jam]

Trap

Gambar 1.8 Diagram alir proses pemanasan air


Pada proses ini diinginkan agar air panas memiliki suhu yang tetap
meskipun terjadi perubahan laju alir air dingin. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengatur laju alir steam sedemikian rupa sehingga diperoleh suhu air panas
yang tetap. Dari uraian di atas, dapat ditentukan beberapa nama variabel pada
sistem pemanasan air tersebut. Variabel-variabel tersebut adalah :

Variabel proses (PV)

Variabel termanipulasi (MV) : laju alir steam (S)

Variabel gangguan (L)

: suhu air panas (T)

: laju alir air dingin(F)

Untuk sistem/proses pada Gambar 1.8 di atas, akan dibuatkan suatu


sistem pengendalian agar suhu air keluar selalu tetap. Untuk melaksanakannya
perlu ditambahkan unit pengukuran, unit pengendali dan unit kendali akhir.
S-1

TY

Condensing
steam

TC

Air panas

Air dingin
To [K]
F [m3/jam]

TT

T [K]
F [m3/jam]

Trap

Gambar 1.9 Sistem pengendalian proses pemanasan air


BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-12-

Sistem pengendalian pada gambar 1.9 bekerja sebagai berikut:


Suhu air keluar dideteksi oleh sensor dan dikirim oleh bagian
transmitter-nya

(temperature

transmitter,TT)

ke

unit

pengendali

suhu

(temperature controller, TC). Di dalam unit pengendali, suhu air keluar


dibandingkan dengan nilai acuan yang ditetapkan. Bila suhu air keluar lebih tinggi
daripada suhu yang diinginkan, maka unit pengendali akan mengirim signal
kendali ke unit kendali akhir untuk mengurangi aliran steam. Sebaliknya, jika
suhu air keluar lebih rendah, katup kendali dibuka lebih besar agar aliran steam
membesar.
Mekanisme pada unit pengendali sebagaimana tersebut di atas disebut
aksi naik-turun (increase-decrease) atau disebut juga aksi berlawanan (reverse
acting). Artinya jika nilai variabel proses (PV) naik terjadi aksi pengecilan
variabel termanipulasi (MV). Kebalikan dengan mekanisme tersebut adalah aksi
naik-naik (increase-increase) atau disebut juga aksi langsung (direct acting).
Artinya jika PV naik, menyebabkan MV juga naik.
Gambar 1.9 di atas disebut dengan diagram intrumentasi proses atau
lebih dikenal dengan P &ID (Piping and Instrumentation Diagram)

1.7

Simbol dan Indentifikasi Instrumen Pengendali


Dalam bidang pengendalian proses, yang dimaksud intrumen adalah

peralatan yang terlibat dalam sistem pengendalian proses kecuali sistem proses itu
sendiri. Secara umum, instrumen yang utama dalam sistem pengendalian adalah :
sensor,

transmitter/transducer,

pengendali

(controller),

pengubah

sinyal

(converter), dan elemen kendali akhir (biasanya katup kontrol).


Simbol intrumen untuk diagram intrumentasi sistem kontrol telah
dibakukan oleh Instrument Society of America (ISA) yang diuraikan dalam
Instrumentation Symbols and Indentification, ANSI/ISA-S5.1-1084. Simbol
lingkaran (balon) adalah simbol umum instrumen. Jenis instrumen diidentifikasi
oleh kode yang diletakkan di dalam balon yang disebut nomor identifikasi (tag
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-13-

number). Kode ini berisi identifikasi fungsional yang diletakkan dalam setengah
lingkaran (balon) bagian atas. Sedangkan identifikasi rangkaian diletakkan dalam
setengah lingkaran bagian bawah. Secara umum lingkaran (balon) instrumen
dibedakan atas tiga jenis.

Instrumen terpasang
di lapangan (lokal)

Instrumen terpasang
di ruang kontrol

Instrumen terpasang
di belakang panel kontrol

Gambar 1.10 : Simbol Lingkaran Instrumen

Tabel 1.2 Huruf Identifikasi Instrument


Huruf Pertama
A
B
C
D
E
F
H
I
J
K
L
M
O
P
Q
R
S
T
V
W
Y
Z

Analysis
Burner flame
Conductivity
Density or sp
Voltage
Flow rate
Hand
Current
Power
Time or time schedule
Level
Moisture or humidity
Pressure or vacuum
Quantity
Radioactivity or ratio
Speed or frequency
Temperature
Viscosity
Weight or force
Position

Huruf Selanjutnya
A Alarm
C Controller
E Primary element
H High
I Indicator
K control station
L Light or low Indicator
M middle or intermediate
O Orifice
P Point
R Record or print
S Switch
T Transmitter
V Valve, damper, or louver
W well
Y Relay or compute
Z Drive

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-14-

Sebagai catatan, tidak semua konsultan atau kontraktor teknik memakai


sepenuhnya standar ISA. Dalam hal ini simbol-simbol yang dibuat sedikit banyak
ada perbedaan, karenanya uraian di atas harap dipakai sebagai pedoman umum.
Contoh 1:
4 20 mA

TIC
103

TY

3 15 psi

103

Temperatur Indicator Controller

Pengubah dari signal arus ke


signal pneumatik (tekanan udara)

TIC dan TY

indentifikasi fungsional

103

indentifikasi rangkaian (loop)


10 adalah nomor area (lokasi)
3 adalah nomor rangkaian
nomor indentifikasi (tag number)

TIC-103 dan TY-103 :


Contoh 2:

Sebuah proses terdiri dari tangki yang diisi dengan cairan dan dipanaskan
dengan pembakar gas. Sebuah transmitter suhu dengan sensor terbuat dari
thermocouple digunakan untuk mengukur suhu cairan dalam tangki. Sebuah katup
kendali digunakan untuk mengatur laju alir gas ke pembakar. Instrument yang
dipakai adalah sebagai berikut:
Nomor
Indentifikasi
TT-405
TRC-405
TY-405
TV-405

Nama Instrumet

Masukan

Keluaran

................................
................................
................................
.................................

Suhu
4 20 mA
4 20 mA
3 15 psi

4 20 mA
4 20 mA
3 15 psi
m3/sec

Isikan kolom nama instrumen dan buat diagram instrument untuk proses tersebut.
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-15-

Penyelesaian:
(a)

TT-405

: Transmitter suhu

TRC-405

: Pengendali suhu yang dilengkapi recorder

TY-405

: Pengubah suhu ke sinyal pneumatik

TV-405

: Katup kendali suhu

(b)

Diagram intrumentasi prosesnya, sebagai berikut :

1.8

Penutup
Hakikat utama tujuan pengendalian proses adalah mempertahankan nilai

variabel proses agar sesuai dengan kebutuhan operasi. Makna dari penyataan ini
adalah, satu atau beberapa nilai variabel proses mungkin perlu dikorbankan
semata-mata untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu kebutuhan operasi
keseluruhan agar berjalan sesuai yang diinginkan. Jadi tujuan pengendalian
mengacu pada hakikat utama yang dinyatakan di atas.
Tujuan ideal pengendalian adalah mempertahankan nilai variabel proses
agar sama dengan nilai acuan. Sementara Tujuan praktis yang dapat diterima
dalam operasional adalah mempertahankan nilai varibel proses di sekitar nilai
acuan dalam batas-batas yang ditetapkan.
Tujuan tersebut didasarkan atas bentuk respons variabel proses setelah
mendapat perubahan pada nilai acuan (setpoint) atau gangguan/beban. Pada
sistem pengendalian tertutup (loop tertutup), dengan memberi masukan fungsi
tangga pada beban akan diperoleh kurva sebagaimana Gambar 1.5. Berdasarkan
gambar tersebut, tujuan pengendalian dapat dirumuskan dan dinyatakan melalui
BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-16-

kualitas pengendalian, yaitu setelah terjadi perubahan beban/gangguan diharapkan


dapat diperoleh;
Penyimpangan maksimum dari nilai acuan sekecil mungkin
Waktu yang diperlukan oleh variabel proses mencapai kondisi mantap
sekecil mungkin
Perbedaan nilai acuan dan variabel proses setelah stabil sekecil mungkin
Atau dapat dinyatakan dengan istilah umum, sebagai berikut;
Minimum overshoot
Minimum settling time
Minimum offset
Dengan kata lain kualitas pengendalian yang diharapkan adalah:
Tanggapan/respon cepat
Hasilnya stabil, dan
Tidak ada penyimpangan dengan nilai acuan.

BAB 1 : KONSEP DASAR PENGENDALIAN PROSES

-17-

Anda mungkin juga menyukai