Anda di halaman 1dari 12

LANDASAN PENDIDIKAN DAN

PENERAPANNYA
08/11/2013 AFID BURHANUDDIN 3 COMMENTS

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus


membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga
belajar tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia
belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna
menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan
dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah
dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan
dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai
pranata yang dapat menjalankan tiga fungi
sekaligus.Pertama,mempersiapkan generasi muda untuk untuk
memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua,
mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan.
Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan
kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup
masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan
pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi
juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi
penolong bagi umat manusia. Landasan Pendidikan marupakan salah satu
kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di
negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara
kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena
pendidikan di setiap negara tidak sama.Untuk negara kita diperlukan
landasan pendidikan berupa landasan hukum,landasan filsafat,landasan
sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi .

B.

Fokus Masalah

1.
Pendidikan ditinjau dari beberapa batasan arti dan pengertian
secara keseluruhan.
2.
Penjelasan landasan dari sudut pandang filosofis, sosiologis,
kultural, dan psikologis.
3.

Pengertian asas-asas pokok pendidikan.

4.

Program penerapan pendidikan.

C.

Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi


penulis tetapi juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca mengenai Landasan-landasan pendidikan dan penerapannya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.

LANDASAN PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak


dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.
Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat

bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan


filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
1.

Landasan Filosofis

a.

Pengertian Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat


pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang
kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,
Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
a)

Esensialisme

Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran


teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
b) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan
universal.
c) Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari
nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan
progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
d) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan
masyarakat.

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan


Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup
bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2.
a.

Landasan Sosiologis
Pengertian Landasan Sosiologis

Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan


karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah
tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan
meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. Hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara
sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
3.
a.

Landasan Kultural
Pengertian Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab


kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan,
baik secara formal maupun informal.

Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang


sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah
laku, nilai-nilai,dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi
kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi
dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya
sekolah dan keluarga.
b.

Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional

Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu


melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam
kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan
perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan
psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama
kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.
Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang
pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b.

Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis

Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal


dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan
atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu
secara efektif dan efisien.

5.
a.

Landasan Ilmiah dan Teknologis


Pengertian Landasan IPTEK

Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga


pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi
ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat
dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian
yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan
bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu.
Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam
pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b.

Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah

Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai


kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan
manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus
mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan
ajar seyogyanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan
dengan hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu
dan manfaatnya bagi masyarakat.

B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem
Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan

menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo
dan Ing Madyo Mangun Karso.Kini ketiga semboyan tersebut telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
2. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
3. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan
dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan
dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan
kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru,
namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu
pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar
peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

BAB III
PEMBAHASAN

PENERAPAN PENDIDIKAN

1. Program Aksi Penerapan Pendidikan Islami


Tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini dalam bidang pendidikan
Islami ialah belum memiliki teori pendidikan Islami yang komprehensif dan
integral dalam membentuk pribadi Muslim yang diharapkan dan
bagaimana menemukan teori pendidikan Islami itu menjadi praktis dan
aplikatif. Namun demikian, jika dicermati perkembangannya, Islamisasi
disiplin ini merebak kuat dan karenanya perbincangan tentang Islamisasi
disiplin ilmu menguat tajam. Dalam perkembangan sekarang ini, telah
muncul Islamic Anthropology yang dipelopori oleh Merril Wynn Davies dan
Akbar S. Akhmad, Islamic Economy yang dipelopori oleh Muhammad
Anwar dan Muhammad Najatullah Siddiqie, Islamic Sociology diprakarsai
oleh Ilyas B. Yunus dan Muhammad al-Mubarrak, Psikologi Islami (Islamic
Psychology) digerakkan oleh Malik B. Badri, Muhammad Utsman Najati
dan Hanna Djumhana Bastaman dan terakhir ini sedang diperbincangkan
adalah pendidikan Islami (Islamic Education).
Mencermati perkembangan di atas, maka ada sejumlah program aksi
yang diperlu diperbincangkan untuk pengembangan profesionalitas guru
dan unggul dalam menerapkan pendidikan Islami di Aceh. Beberapa
program aksi yang mendesak untuk dikembangkan, di antaranya:
Pertama, mewujudkan keunggulan dalam mutu lulusan. Masa depan umat
manusia di abad 21 sangat ditentukan oleh seberapa jauh ia mampu eksis
secara fungsional di tengah-tengah kehidupan global yang amat
kompetitif. Dalam situasi tersebut manusia yang akan survive adalah yang
dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan dapat mengisi peluang
tersebut dengan produktif. Sementara itu, faktor kepribadian atau
moralitas yang baik akan menjadi salah satu daya tarik dalam

berkomunikasi dengan sesama manusia. Masa depan membutuhkan


manusia-manusia kreatif, inovatif, dinamis, terbuka, bermoral baik,
mandiri atau penuh percaya diri, menghargai waktu, mampu
berkomunikasi dan memanfaatkan peluang serta menjadikan orang lain
sebagai mitra yang saling menguntungkan.
Dengan memperhatikan keunggulan kompetitif masa depan di atas, maka
lulusan pendidikan Islam hendaknya senantiasa memiliki sikap berpegang
teguh kepada nilai-nilai spiritual yang bersumber pada ajaran agama
semakin dibutuhkan masyarakat masa depan. Hal yang demikian
diperlukan untuk mengatasi berbagai kegoncangan jiwa atau stress akibat
kekalahan, kelelahan atau keterbatasan daya dalam bersaing dengan
orang lain untuk memperebutkan kesempatan atau sebagai akibat dari
kehidupan sekuler-materialistik yang semakin merajalela.
Kedua, beberapa indikator keunggulan lulusan pendidikan Islam yang
perlu diperjuangkan, yakni:
1. secara akademik, lulusan pendidikan Islam dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, terutama pada PTN terkemuka.
2. secara moral, lulusan pendidikan Islam dapat menunjukkan tanggung
jawab dan kepeduliannya kepada masyarakat sekitarnya.
3. secara individual, lulusan pendidikan Islam semakin meningkat
ketakwaannya.
4. secara sosial, lulusan pendidikan Islam dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dan
5. secara kultural, lulusan pendidikan Islam mampu menginterpretasikan
ajaran agamanya sesuai dengan lingkungan sosialnya.Dengan kata lain,
dimensi kognitif intelektual, afektif emosional, psikomotorik-praktis dan
kultural dapat terbina secara seimbang dan selaras.Inilah indikatorindikator yang dapat dijadikan tolok ukur untuk melihat ketepatan strategi
penerapan pendidikan Islam yang diterapkan.
Ketiga, pengembangan profesionalitas guru. Pengembangan
profesionalitas guru di satu pihak mengacu kepada sikap guru terhadap
profesinya, dan di satu pihak lagi adalah derajat pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki guru dalam rangka melakukan pekerjaannya

sebagai guru. Ada dua hal yang sangat inti dalam pengembangan
profesionalitas ini, yakni panggilan hidup dan keahlian.
a. Guru hendaknya menyadari benar bahwa profesi yang disandangnya
adalah sebagai pemenuhan panggilan hidupnya. Artinya itulah lapangan
pengabdiannya dan itulah lapangan kehidupannya. Kriteria panggilan
hidup mengacu kepada pengabdian, sekarang orang lebih senang
menyebutnya dengan dedikasi.
b. Guru hendaknya menyadari benar bahwa profesi guru yang
disandangnya
adalah diperoleh dengan suatu keahlian khusus. Oleh karenanya, kriteria
keahlian khusus mengacu kepada mutu layanan yang tercermin dalam
proses belajar mengajar.
Jika demikian halnya, maka persoalan dedikasi dan keahlian guru
itulah yang secara sungguh-sungguh hendak dikembangkan
profesionalitasnya. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut
melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan profesional. Karena adanya pendidik
profesional itu, maka sekolah-sekolah unggul bernuansa Islami-lah yang
dilirik dan menjadi alternatif pilihan masyarakat di masa kini dan masa
depan, Insya Allah.

BAB IV
KESIMPULAN

1. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam


filsafat pendidikan. Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa
pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia. Perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan
jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan
jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal. Iptek merupakan
salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.
2. Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir.
Ada tiga asas pokok Pendidikan yaitu
a. Asas Tut wuri Handayani.
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat.
c. Asas Kemandirian dalam Belajar.
3. Tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini dalam bidang
pendidikan Islami ialah belum memiliki teori pendidikan Islami yang
komprehensif dan integral dalam membentuk pribadi Muslim yang
diharapkan dan bagaimana menemukan teori pendidikan Islami itu
menjadi praktis dan aplikatif.
BAB V
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah

ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.


Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2006
Pidarta Made, Landasan Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1997
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
http://www.kompas.com.

Anda mungkin juga menyukai