Aaaaaaaaaaaa Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaa Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
PENERAPANNYA
08/11/2013 AFID BURHANUDDIN 3 COMMENTS
B.
Fokus Masalah
1.
Pendidikan ditinjau dari beberapa batasan arti dan pengertian
secara keseluruhan.
2.
Penjelasan landasan dari sudut pandang filosofis, sosiologis,
kultural, dan psikologis.
3.
4.
C.
Tujuan
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan Filosofis
a.
Esensialisme
Landasan Sosiologis
Pengertian Landasan Sosiologis
Landasan Kultural
Pengertian Landasan Kultural
5.
a.
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo
dan Ing Madyo Mangun Karso.Kini ketiga semboyan tersebut telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
2. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
3. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan
dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long
education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan
dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan
kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru,
namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu
pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar
peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
BAB III
PEMBAHASAN
PENERAPAN PENDIDIKAN
sebagai guru. Ada dua hal yang sangat inti dalam pengembangan
profesionalitas ini, yakni panggilan hidup dan keahlian.
a. Guru hendaknya menyadari benar bahwa profesi yang disandangnya
adalah sebagai pemenuhan panggilan hidupnya. Artinya itulah lapangan
pengabdiannya dan itulah lapangan kehidupannya. Kriteria panggilan
hidup mengacu kepada pengabdian, sekarang orang lebih senang
menyebutnya dengan dedikasi.
b. Guru hendaknya menyadari benar bahwa profesi guru yang
disandangnya
adalah diperoleh dengan suatu keahlian khusus. Oleh karenanya, kriteria
keahlian khusus mengacu kepada mutu layanan yang tercermin dalam
proses belajar mengajar.
Jika demikian halnya, maka persoalan dedikasi dan keahlian guru
itulah yang secara sungguh-sungguh hendak dikembangkan
profesionalitasnya. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut
melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan profesional. Karena adanya pendidik
profesional itu, maka sekolah-sekolah unggul bernuansa Islami-lah yang
dilirik dan menjadi alternatif pilihan masyarakat di masa kini dan masa
depan, Insya Allah.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2006
Pidarta Made, Landasan Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1997
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
http://www.kompas.com.