Anda di halaman 1dari 6

Pengantar

Konten
Jared Diamond: Guns, Germs, and Steel
Dalam buku pemenang hadiah Pulitzer yang bernuansa sejarah, penulis buku
Jared Diamond berambisi untuk mencari tahu akar jawaban mengapa ada
perbedaan dari segi pertumbuhan masyarakat antara satu bangsa dengan
bangsa lainnya. Dengan berlatar pendidikan dan karir sebagai ahli biologi, Jared
Diamond ingin menjelaskan sejarah perkembangan bangsa-bangsa dengan
komprehensif dan tidak Euro-sentris.

Sejarah Manusia
Jared

Diamond

(1999)

menjelaskan

bahwa

sejarah

perbedaan

tingkat

perkembangan manusia dapat dimengerti dengan kembali menilik sejarah


manusia sejak zaman es terakhir yang terjadi sekitar 11.000 tahun sebelum
masehi (Diamond, 1999). Saat itu, hampir seluruh manusia yang hidup
merupakan pemburu atau pengumpul makanan.
Jika kita lompat ke tahun 1500 masehi, maka masyarakat dunia sudah
mengalami banyak hal yang menyebabkan perbedaan tingkat teknologi antar
satu bangsa dengan yang lain. Pada tahun 1500, bangsa Eropa memulai
perjalanan kolonialisasi ke daerah-daerah seperti India, Amerika Selatan, Asia
Tenggara. Mengapa bangsa Eropa dan bukan bangsa Asia Tenggara yang
melakukan penjajahan? Pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan kunci yang
ingin dijawab oleh Jared.
Tahun 1500, bangsa Indian di Amerika, bangsa Aborigin di Australia masih
melakukan praktik perburuan dan mengumpulkan makanan untuk bertahan
hidup.

Kebanyakan

bertanam

(budaya

masyarakat
agrikultur)

lainnya,

dan

sudah

praktik

yang

mengembangkan
lebih

kompleks

praktik
seperti

mengembala hewan, mengolah logam (metalurgi), dan membangun masyarakat


kompleks dengan struktur politik yang unik. Masyarakat di Eropa Asia dan
beberapa wilayah di Amerika mengembangkan praktik menulis.
Menurut bukti arkeologi, di Eropa-Asia lah perkembangan yang lebih maju pada
awalnya terjadi. Contohnya perkakas perunggu (berbahan logam lunak tembaga
yang biasanya dicampur dengan timah) yang baru mulai muncul (menurut bukti

arekologis) satu abad sebelum tahun 1500 di Amerika Selatan (Andes), sudah
muncul di bagian Eropa Asia sekitar 4000 tahun lebih awal. Teknologi batu di
Tasmania yang ditemukan penjelajah asal Eropa tahun 1642 masih lebih primitif
dibanding teknologi batu di zaman Paleolitik di Eropa puluhan ribu tahun lebih
awal.
Perkembangan yang berjalan dengan kecepatan yang berbeda menjadi tema
yang selalu muncul dalam peradaban manusia. Hingga saat ini, berbagai negara
mengalami

pengalaman

perkembangan

masyarakat

yang

kecepatan

dan

jenisnya sangat berbeda.

Sejak 13.000 Tahun Lalu


Bukti fosil menunujukan bahwa sekitar 5-9 juta tahun lalu atau dikisar 7 juta
tahun lalu, nenek moyang manusia berevolusi secara terpisah menghasilkan
bakal manusia modern (homo sapiens sapiens) dan tiga kerabat dekat manusia
modern yaitu gorila, simpanse, dan bonobo. Peristiwa ini terjadi di Afrika yang
menjelaskan mengapa gorila dan simpanse juga hanya di temukan di wilayah
Afrika. Menurut wikipedia, Orang utan merupakan kera besar (hominid) yang
hanya ditemukan di luar Afrika yaitu di pulau Sumatra dan Kalimantan (Orang
utan, t.thn.). Kekerabatan orang utan dinilai lebih dekat dengan manusia di
bandingkan simpanse atau gorila.
Sekitar 4 juta tahun lalu, bukti fosil menunjukan bahwa proto manusia sudah
berkembang menghasilkan postur tubuh tegak. Sejak 2,5 juta tahun lalu, ukuran
badan serta ukuran otak terus berkembang. Proto manusia atau hominin yang
dikenal dari Afrika antara lain adalah Australophitecus africanus, Homo habilis,
dan Homo erectus yang terlihat seperti berevolusi pada urutan nama tersebut.
Sejak 2,5 juta tahun lalu perkakas batu banyak ditemukan namun masih
berbentuk

perkakas

kasar.

Namun

dari

perkakas

tersebut

kita

dapat

membayangkan bahwa kehidupan hominin sangat mirip dengan kehidupan


manusia modern yaitu menggunakan alat perkakas, bereksperimentasi dengan
tempat tinggal, mungkin berkomunikasi, dll (Antrosio, 2012).
Sejarah proto manusia sejak 5-6 juta tahun pertama sejak kemunculannya
sekitar 7 juta tahun lalu terkonsentrasi di Afrika hingga ditemukannya fosil Homo
erectus di pulau Jawa yang dikisar berumur antara 1 juta hingga 1.8 juta tahun.
Sedangkan, bukti fosil hominin di Eropa ditemukan sekitar 500 ribu tahun lalu.
Sejak 500.000 tahun lalu, fosil yang ditemukan sudah sangat mirip dengan

manusia modern hingga diklasifikasi sebagai Homo sapiens sapiens. Perbedaan


mendasar antara Homo erectus dengan Homo sapiens setengah juta tahun lalu
adalah ditemukannya bukti penggunaan api oleh Homo sapiens.
Saat itu, tidak ada manusia yang meninggali Australia dan Amerika karena akses
menuju Australia membutuhkan teknologi perkapalan yang belum ada, dan
akses menuju Amerika membutuhkan jalur tempuh yang melewati benua EropaAsia (Siberia) yang memiliki kondisi alam yang sangat dingin. Sejak setengah
juta tahun lalu, populasi manusia di Afrika mulai menunjukan perbedaan dari
segi fosil dengan populasi di Eropa-Asia barat dan juga Asia Timur. Populasi
Eropa dan Asia Barat juga dipenuhi oleh Homo neanderthalensis sekitar 130.000
hingga 40.000 tahun lalu.
Sekitar 50.000 tahun lalu terjadi perubahan besar di sejarah perkembangan
manusia. Situs arkeologi di Afrika Timur menghasilkan bukti perkakas standar
dan juga perhiasan. Bukti lain juga di temukan di Eropa Tenggara dan Eropa
Barat-daya sekitar 40.000 tahun lalu. Bukti-bukti artefak ini dihubungkan dengan
sekelopok manusia beranatomi modern yang dinamakan Cro-Magnon. Perkakas
mereka tidak hanya berasal dari batu tapi juga tulang-tulangan yang dibentuk
menjadi kait, jarum, alat

ukir dan juga perkakas memburu yang kompleks

seperti panah, tombak, dll.


Cro-magnon mengembangkan teknologi berburu yang dapat digunakan untuk
membunuh hewan yang berbahaya seperti gajah dan badak. Teknologi jaring
juga dapat digunakan untuk menjebak burung-burungan dan menangkap ikan.
Bukti penguburan juga menunjukan bahwa perkembangan spiritual Cro-Magnon
jauh melewati Neandaerthals yang juga diketahui sudah mulai mengubur mayat
anggota masyarakatnya namun tidak serapih dan se-seremonial Cro-Magnon.
Rumah Cro-Magnon sudah dapat mengakomodasi cuaca dingin dan bukti
perhiasan menunjukan perkembangan estetika yang belum dikenal sebelumnya.

Bruce and Alastairs Dictators Handbook


Di dalam buku ini, Bruce dan Alastair mencoba menjelaskan logika mendasar
yang digunakan oleh para pemimpin (CEO, politikus, diktator) dan mengapa di
banyak contoh banyak sekali kondisi bahwa keputusan yang diambil oleh para
pemegang kuasa yang sangat mengerikan. Contohnya Muammar Ghadafi yang
rela

melontarkan

bom

pada

rakyatnya

sendiri

untuk

mempertahankan

kekuasaan, Kenneth Lay CEO Enron yang melakukan manipulasi kondisi

finansial perusahaan yang menyebabkan runtuhnya perusahaan dan merugikan


ratusan ribu karyawan, pensiunan, dan stakeholder perusahaan. Apa sebenarnya
yang ada di benak para pemimpin tersebut?

Pengantar: Bell sebuah kota kecil di Kalifornia


Dasar dunia politik dapat dimengerti dari sudut pandang kompetisi mendapatkan
dan mengontrol kekuasaan. Bell merupakan kota kecil dengan mayoritas warga
berdarah Hispanik dan Latino dan berpenduduk sekitar 36,600 jiwa (ekuivalen
terhadap kota Sabang, Aceh di Indoneisa berpenduduk 30,000 jiwa (City
Population, 2010)). Pendapatan rata-rata di kota ini berkisar antara 10.000 USD
hingga 25.000 USD jauh dibawah rata-rata PDB per kapita di USA yang sebesar
50.000 USD.
Meskipun miskin, kota ini merupakan kota yang masih menjaga dan bangga atas
nilai kekeluargaan dan juga atas pencapaian kotanya. Bell memiliki rekam
kejahatan yang lebih kecil dibanding rata-rata wilayah Amerika lainnya. Kota Bell
memiliki dana bantuan untuk memperbaiki rumah keluarga kecil jika keluarga
tersebut memenuhi syarat tertentu. Secara umum, masyarakat Bell bisa dibilang
cukup bahagia dan harmonis.
Wali kota Bell yang akan dibahas bernama Robert Rizzo. Robert Rizzo menjabat
sebagai wali kota Bell sejak 1993-2010 yang mana dalam masa jabatannya Rizzo
berhasil menjaga keuangan kota tetap dalam kondisi cair. Padahal saat Rizzo
mulai menjabat di tahun 1993, Kota Bell terancam bangkrut. Di balik cerita
sukses tersebut, kita dapat melihat cara kerja politik. Rizzo digaji sebesar 72.000
USD pada tahun 1993 dan terus naik hingga sebesar 787.000 USD per tahunnya
pada akhir masa menjabat selama 15 tahun.
Sebagai perbandingan, presiden USA digaji sebesar 400.000 USD, gubernur
Kalifornia digaji sebesar 200.000 USD.

Pertanyaannya bagaimana bisa Rizzo

digaji sebesar itu padahal tempatnya bekerja merupakan sebuah kota kecil saja?
Jawabannya terletak pada manuver politik yang lihai dilakukan oleh Rizzo dan
korninya. Untuk memahami prosesnya kita harus mengetahui sistem politiknya
terlebih dahulu.
1. Sistem Pemilihan

Wali kota semacam Rizzo menggantungkan nasibnya kepada segelintir


warga dengan hak pilih agar dapat menjabat dan mengatur kompensasi
penjabatan mereka. Untuk menjawab mengapa warga berpendapatan
rendah menggaji wali kotanya setinggi itu ternyata kita harus melihat
kepada tatis kota Bell.
Bell pada tahun 2005 melalui pengambilan suara merubah status Kota Bell
dari kota umum menjadi kota khusus bernama charter city. Perubahan
status ini memungkinkan Kota Bell untuk diatur bukan berdasarkan hukum
negara federal atau bagian, tapi melalui city charter.
Wakil rakyat di Kalifornia mengatur batas atas gaji bagi anggota konsil di
kota umum (ed. General city), namun tidak untuk kota khusus (ed. charter
city) pada tahun 2005. Sebagai respons, 5 anggota konsil Kota Bell
meminta diadakannya pemilihan umum untuk mengubah status Bell
menjadi city charter.
Argumen yang dibawakan dalam bentuk kebutuhan akan otonomi yang
lebih bebas bagi kota kecil seperti Bell karena kebutuhan yang unik dan
khusus dan tidak bisa diakomodasi oleh peraturan yang dibuat oleh wakil
rakyat yang tidak mengerti kondisi lapangan sebenarnya. Penjabat lokal
adalah agen yang paling tahu kebutuhan dan keputusan yang terbaik bagi
komunitasnya sendiri.
Isu teknis seperti perubahan status bukanlah isu menarik bagi warga Bell,
sehingga pemilihan umum hanya menarik sekitar 400 peserta pemilih
(336 setuju, 54 menolak)d i sebuah kota berpopulasi 36.000 jiwa.
Keputusan tersebut memberikan kebebasan lebih bagi pemerintah Kota
Bell untuk mengambil keputusan terkait perpajakan dan keputusan
pengeluaran dana kota. Dengan begitu, pemerintah kota dapat mengatur
bentuk kompensasinya sendiri dengan lebih bebas. Akibatnya, 4 dari 5
anggota konsil di Kota Bell digaji rata-rata sebesar 100.000 USD saat ratarata kota sekelas Bell lainnya menggaji anggotanya sebesar 5000 USD
saja. Hanya satu anggota konsil bernama Lorenzo Velex yang digaji
sebesar 8000 USD.
Ternyata, untuk menarik dana pajak di Kota Bell 50% lebih tinggi
dibanding

kota tetangganya,

yaitu

sebesar 1.55%.

Demi

menjaga

kemaslahatan bersama untuk anggota konsil dan juga wali kota, Bell

mengusahakan kompenasi yang layak bagi anggota konsil. Salah satunya


berupa tunjangan pensiun sebesar 650.000 USD per tahunnya.
Bell memberikan intisari perhelatan politik:
a. Bagaimana mendapatkan dan menjaga kekuasaan politik, bukan
bagaimana memikirkan kesejahteraan umat banyak.
b. Ketahanan masa menjabat akan lebih tinggi jika diatur segelintir orang.
Lebih sedikit lebih baik.
c. Saat segelintir kroni menyadari ada banyak masa yang mengincar
jabatan mereka, pemimpin atas memiliki kebebasan yang lebih besar
dalam menentukan besar pajak yang harus dibebankan pada rakyat
(karena kroni akan lebih kooperatif dan lebih hati-hati menjaga
kekuasannya). Pendapatan dari pajak itu akan membuka pintu untuk
kesempatan-kesempatan klepotokrasi dan pemberian manfaat bagi
d.

segelintir orang. Hal ini juga menambah kekuasaan para pemimpin.


Ketergantungan pada koalisi yang kecil memungkinkan pemimpin
menekan pajak yang tinggi, namun juga pajak tinggi memungkinkan
pemberontakan

rakyat

terutama

jika

hak

untuk

berbicara

dan

berkumpul di jamin di masyarakat tersebut. Pemberontakan ini terjadi


di kota Bell.
Politik pada hakikatnya adalah tentang individu-individu, yang setiapnya
memikirkan apa yang terbaik bagi dirinya bukan bagi yang lain.
2.

Penutup

Anda mungkin juga menyukai