Menulis
Menulis
Tentang Penulisan
Sudah sejak lama saya ingin melahirkan tulisan baru di laman blog saya
yang sangat tidak terurus. Seperti metafora hidup saya saat ini.
Tantangan terbesar yang saya alami saat menulis artikel baru adalah
sulitnya mencari titik yang pas antara menciptakan tulisan yang cukup
ilmiah namun tetap mudah dicerna oleh kaum awam.
Sejak memasuki usia perkuliahan, saya berfikir bahwa tulisan yang
berisikan opini terasa kurang mampu menyajikan tulisan yang bisa
digunakan sebagai referensi dan bahkan pegangan bagi pembaca yang
sedang mengeksplorasi pandangannya tentang dunia. Di lain sisi, tulisan
yang cenderung terlalu ilmiah menciptakan tembok penghalang yang
menjadikan intisari tulisan sulit dicerna dan diinternalisasi oleh pembaca.
Akhir-akhir ini pendapat semakin terbentuk mengenai permasalahan ini.
Pertama,
saya
menyadari
bahwa
menyajikan
hal
secara
objektif
tersebut,
kognisi
pembaca
secara
instan
menyaring,
pikiran satu sama lain mungkin tidak memberikan manfaat apapun bagi
kedua belah pihak.
Pada akhirnya, penulis diingatkan bahwa pembaca merupakan manusia
-sama seperti penulis- yang dipengaruhi banyak faktor (mis. emosi, mood,
karakter, cuaca, hormon, dll), sehingga tulisan yang baik adalah tulisan
yang mempertimbangkan fitrahnya manusia. Termasuk bentuk dan
ukuran font, panjang tulisan, gaya bahasa, pemilihan contoh, ilustrasi, dan
derajat kompleksitas tulisan.
Tulisan yang baik bukanlah tulisan yang paling kompleks, tapi tulisan yang
menjalankan tujuan tulisan tersebut baik itu untuk menggelitik orang,
mempengaruhi keprcayaan seseorang, menyampaikan fakta, dll. Dengan
pengantar tentang tulisan ini, saya bermaksud mempublikasi beberapa
karya dengan tujuan khas masing-masing yang semoga bermanfaat bagi
pembaca.
Fenomena yang menarik diamati bisa bersifat makro seperti isu nasional,
atau sekedar isu personal dan sehari-hari yang kita temui di kehidupan
kita. Inilah yang akan membantu kita membangun idealisme, dan ide-ide
(secara kasar akan saya katakan ideologi) kita sendiri.
Identitas Group
4 Juni memiliki sejarah besar di Cina. Ada peringatan Tiananmen Square
yang terjadi tahun 1989 yaitu usaha revolusi pro-demokrasi. Masyarakat
muda Cina yang berpendidikan, bahkan banyak yang bersekolah di
perguruan tinggi elit di luar negeri seperti Oxford, Yale, dll menganggap
bahwa memperingati 4 Juni sudah ketinggalan zaman. Di Hongkong
bahkan beberapa organisasi mahasiswa di Hongkong memboycott
peringatan tersebut.