Anda di halaman 1dari 24

BAB I

LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
Agama
No. RM
Tanggal masuk RS

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Ny. S N
33 tahun
Perempuan
Jrakah 1/13 Delingan, Karanganyar
Kawin
Ibu Rumah Tangga
Islam
17.26.XX
09 Juli 2015

B. ANAMNESIS
Didapatkan secara alloanamnesis pada tanggal 09 Juli 2015
1. Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran.
2. Keluhan tambahan
:
Kekakuan
anggota gerak atas dan bawah.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD karanganyar dengan penurunan
kesadaran. Sebelum dibawa ke RSUD, pasien mengalami demam tinggi
selama 7 hari, disertai mual dan muntah, pusing, badan lemas, pucat,
keringat dingin. Keluhan lain didapatkan kekakuan anggota gerak atas
dan bawah yang muncul pada hari pasien dibawa ke rumah sakit.
Menurut penuturan keluarga, pasien sebelumnya sudah berobat ke poli
syaraf RSUD Karanganyar dengan keluhan pusing/ nyeri kepala. Pasien
juga sudah sering mengalami pingsan akibat nyeri kepala tersebut.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat kolesterol tinggi : disangkal
Riwayat asam urat tinggi : disangkal
Riwayat stroke
: disangkal
Riwayat trauma kepala
: disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal


Riwayat kolesterol tinggi : disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
Merokok
: disangkal
C. ANAMNESIS SISTEM
- Sistem serebrospinal

penurunan

kesadaran (+), nyeri kepala (-), demam (+),


kejang (-)
- Sistem kardiovaskuler

pucat

(+),

akral hangat (+), kebiruan (-), nyeri dada (-)


- Sistem respirasi :
sesak nafas (-),batuk
(+), napas cuping hidung (-)
- Sistem gastrointestinal :

makan minum

tidak bisa, mual (+), muntah

(+), BAB (+)

lancar
- Sistem musculoskeletal :

kekakuan

anggota gerak (+/+), otot mengecil (-),


tungkai bengkak (-), baal (-)
- Sistem integumental
:
(-)
- Sistem urogenital :

ruam (-), gatal

BAK (+) lancar, tidak

bisa menahan kencing/ tidak terasa kencing


(-).

D. RESUME ANAMNESIS
Seorang perempuan 33 tahun, datang ke IGD RSUD karanganyar dengan
penurunan kesadaran. Sebelum dibawa ke RSUD, pasien mengalami demam
tinggi selama 7 hari, disertai mual dan muntah, pusing, badan lemas, pucat,
keringat dingin. Keluhan lain didapatkan kekakuan anggota gerak atas dan
bawah yang muncul pada hari pasien dibawa ke rumah sakit. Menurut
penuturan keluarga, pasien sebelumnya sudah berobat ke poli syaraf RSUD
Karanganyar dengan keluhan pusing/ nyeri kepala. Pasien juga sudah sering
mengalami pingsan akibat nyeri kepala tersebut.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum
: lemah, tidak sadar
Kesadaran
: coma, GCS E1V1M1
Vital Sign
a. Tekanan darah

: 150/90 mmHg

b. Nadi

: 80 x/menit

c. RR

: 22 x/menit

d. Suhu

: 39,2 0C

Pemeriksaan kepala dan Leher


a. Kepala
: normocephal, simetris
b. Mata
: konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra (-/-),
reflek cahaya (+/+), anisokor.
c. Leher
: bentuk normal, pembesaran KGB
(-), JVP (-),

kuduk (+)

Pemeriksaan thorak
a. Thoraks
: simetris
Cor
Inspeksi
Palpasi

Perkusi

Auskultasi
Pulmo
Inspeksi

Pemeriksaan
Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis pada SIC V linea midclavicularis
sinistra, kuat angkat (+)
Batas kanan atas : SIC II, linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : SIC IV, linea parasternalis
dextra
Batas kiri atas : SIC II, linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : SIC V, linea midclavicula
sinistra
Bunyi jantung I-II intensitas regular, bising (-)
Depan
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae (-)

Belakang
Simetris,
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi intercostae
(-)

Palpasi

Gerak dada simetris


Fremitus normal

Gerak dada simetris


Fremitus normal

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi

SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (-/-)

SDV (+/+)
Wh (-/-), Rh (-/-)

b. Abdomen :
Abdomen
Inspeksi

Hasil pemeriksaan
Simetris, darm contour (-), darm steifung (-),
tidak ada bekas luka operasi.

Auskultasi

Peristaltik (+)

Palpasi

Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan

Perkusi

Timpani tersebar merata di keempat kuadran


abdomen

c. Ekstremitas :
Supor dextra
Supor sinistra
Infor dextra
Infor sinistra
2. Status Psikis
a. Cara berpikir
b. Orientasi
c. Perasaan hati
d. Tingkah laku
e. Ingatan
f. Kecerdasan

Akral hangat (+), edema (-), kekakuan (+)


Akral hangat (+), edema (-), kekakuan (+)
Akral hangat (+), edema (-), kekakuan (+)
Akral hangat (+), edema (-), kekakuan (+)

: tidak valid dinilai


: tidak valid dinilai
: tidak valid dinilai
: tidak valid dinilai
: tidak valid dinilai
: tidak valid dinilai

3. Status Neurologis
a. Kesadaran
: E1V1M1 (Coma)
b. Kepala
- Bentuk
: normal
- Simetri
: simetris
c. Leher
- Sikap
: Normal
- Pergerakan
: Terbatas
- Kaku kuduk
: ada
- Nyeri tekan
: Tidak ada
- Bentuk vertebra
: Normal
- Bising karotis
: (-/-)
- Bising subklavia : (-/-)
- Tes nafziger: (-)
- Tes valsava : (-)
- Tes brudzinski
: (-)
d. Nervi Kranialis
1. Nervus I (Olfaktorius)
Kanan
TVD
TVD

Kiri
TVD
TVD

Kanan
TVD
TVD
TVD
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Kiri
TVD
TVD
TVD
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Subyektif
Dengan Bahan
2. Nervus II (Optikus)
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Papil
Arteri / vena
Perdarahan

3. Nervus III (Okulomotorius)


Kanan

Kiri

Ptosis

(-)

(-)

Gerak mata
(atas, medial, bawah)

Ukuran pupil

Pin point pupil

3 mm

Bentuk pupil

Bulat, anisokor

Bulat, anisokor

Reflek cahaya

(-)

(-)

Langsung
Reflek cahaya

(-)

(-)

Reflek akomodatif

Strabismus divergen

(-)

(-)

Diplopia

(-)

(-)

Gerak mata ke lateral

Kanan
TVD

Kiri
TVD

bawah
Strabismus konvergen
Diplopia

(-)
(-)

(-)
(-)

konsensual

4. Nervus IV (Troklearis)

5. Nervus V (Trigeminus)
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka
Reflek kornea
Reflek bersin
Reflek maseter
Trismus

Kanan
TVD
TVD
TVD
(+)
(+)
(-)
(-)

Kiri
TVD
TVD
TVD
(+)
(+)
(-)
(-)

Kanan
TVD
(-)
(-)

Kiri
TVD
(-)
(-)

6. Nervus VI (Abdusen)
Gerak mata lateral
Strabismus konvergen
Diplopia
7. Nervus VII (Fascialis)
Kanan
TVD
(+)
(+)
TVD
TVD
TVD
(+)
TVD
TVD
(-)
N

Kiri
TVD
(+)
(+)
TVD
TVD
TVD
(+)
TVD
TVD
(-)
N

(+)
TVD

(+)
TVD

Reflek Glabella

(+)

(+)

Reflek auriculopalpebral

(+)

(+)

Bersiul
Tanda Covstek

(-)

(-)

Kerutan dahi
Kedipan mata
Lipatan naso-labial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Mengembangkan pipi
Tiks fasial
Lakrimasi
Reflek visuopalpebral
Daya kecap lidah 2/3 depan

Tanda Myerson

(-)
(-)

8. Nervus VIII (Akustikus)


Kanan
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD

Mendengar suara berbisik


Mendengar detik arloji
Tes Rinne
Tes Swabach
Tes Weber

Kiri
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD

9. Nervus IX (Glossofaringeus)
Arkus Farings
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Reflek muntah
Tersedak
Sengau

Interpretasi
TVD
TVD
(+)
(-)
(-)

10. Nervus X (Vagus)


Interpretasi
N
N
(-)
(-)

Arkus faring
Nadi
Bersuara
Gangguan menelan
11. Nervus XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Trofi otot bahu

Kanan
TVD
N (simetris)
(-)
Eutrofi

Kiri
TVD
N ( simetris)
(-)
Eutrofi

12. Nervus XII (Hipoglossus)


Interpretasi
TVD
Tidak berbicara
(-)
TVD
TVD
Eutrofi
(-)

Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
e. Meningeal sign
- Kaku kuduk

: (+)

- Brudzinski 1
- Brudzinski II
- Brudzinski III
- Brudzinski IV
- Kernig
f. Pemeriksaan motorik
1. Badan

:
:
:
:
:

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Trofi otot punggung


Nyeri membungkukkan badan
Kolumna vertebralis
Trofi otot dada
Palpasi dinding perut
Gerakan
Alat kelamin
Reflek dinding perut

Interpretasi
Eutrofi
(-)
Dalam batas normal
Eutrofi
Supel, distensi (-),
nyeri tekan (-)
Terbatas
N
N

2. Anggota Gerak Atas


Interpretasi
(-/-)
(-/-)
Sawo matang
Tidak ada kelainan
(-/-)
(-)

Drop hand
Pitcher hand
Warna kulit
Palpasi
Claw hand
kontraktur

Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Termis
Taktil
Diskriminasi
Posisi
Tes lengan jatuh

Lengan Atas
TVD
TVD
Normotonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Tidak ada

Lengan Bawah
TVD
TVD
Normotonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Tidak ada

Tangan
TVD
TVD
Normotonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD
TVD
Tidak ada

lateralisasi

lateralisasi

lateralisasi

Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang
Reflek patologik

Biceps
Triceps
Radius
(+/+)
(+/+)
(+/+)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
(-/-)
Babinsky : (+), Chaddock : (+)

3. Anggota Gerak bawah


Interpretasi
(-/-)
(-/-)
(-/-)
Sawo matang

Droop foot
Palpasi: udem:
Kontraktur
Warna kulit

Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Nyeri
Termis
Diskriminasi
posisi

Tungkai atas

Tungkai bawah

Kaki

TVD
TVD
Normotonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD

TVD
TVD
Normotonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD

TVD
TVD
Normotonus
Eutrofi
TVD
TVD
TVD
TVD

Patella
(+/+)
(-/-)
(-/-)

Achilles
(+/+)
(-/-)
(-/-)

Kanan

Kiri

Babinski

(+)

(+)

Chaddock

(+)

(+)

Oppenheim

(-)

(-)

Gordon

(-)

(-)

Schaeffer

(-)

(-)

Reflek fisiologik
Perluasan reflek
Reflek silang

Kanan

Kiri

Tes lasegue

(-)

(-)

Tes Oconnel

(-)

(-)

Tes Patrick

(-)

(-)

Tes Kontra patrick

(-)

(-)

g. Koordinasi, langkah dan keseimbangan


- Cara berjalan
: Tidak valid dinilai
- Tes Romberg
: Tidak valid dinilai
- Diadokokinesis
: Tidak valid dinilai
- Finger to finger test
: Tidak valid dinilai
- Finger to nose test
: Tidak valid dinilai
- Nose finger to nose test
: Tidak valid dinilai
- Ataksia
: Tidak valid dinilai
- Dismetri
: Tidak valid dinilai
- Nistagmus
: Tidak valid dinilai
- Rebound phenomen
: Tidak valid dinilai
Gerakan Abnormal :
- Tremor
- Atetosis

: (-)
: (-)

Fungsi Otonom
- Miksi
: Normal
- Defekasi
: Normal
- Keringat berlebihan
: (-)
Lain lain
- Tes tungkai jatuh : tidak ada lateralisasi
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal
09-07-2015

Leukosit

Nilai
13,87

GDS
Ureum

152
dbn

Creatinin

dbn

G. RESUME PEMERIKSAAN
Kesadaran : Coma, GCS E1V1M1
Tekanan darah pasien : 150/90 mmHg

Nilai Normal
5000-10.000/ mm3
Sampai 150 mg/ 100 ml

N.Craniales : N.III r.pupil -/- 1mm/3mm anisokor, bulat


N.V r.kornea +/+
r.muntah (+)
Meningeal sign : (+)
Kekuatan Otot : terdapat kekakuan anggota gerak

Kanan
TVD
TVD
Tes lengan dan tungkai jatuh
-

Gerakan
Kanan
TVD

Kiri
TVD

Kanan
(-)

Kiri
(-)

Klonus

Tonus
Atas
Bawah

Kanan
N
N

Kiri
N
N

Atas
Bawah

Kanan
Eutrofi
Eutrofi

Kiri
Eutrofi
Eutrofi

Kanan
(+)
(+)

Kiri
(+)
(+)

Trofi

Reflek Fisiologis
Atas
Bawah

Kiri
TVD
TVD
: tidak ada lateralisasi

Reflek Patologis
o Babinsky (+/+)
o Chaddock (+/+)
o Oppenheim (-/-)
o Gordon (-/-)

o Schaeffer (-/-)
-

Sensibilitas
o Diskriminasi : -/-

Test Nystagmus
o Test lirikan (-)

Test keseimbangan
o Finger to nose test
: (-)
o Nose finger to nose test : (-)
o Dismetri
: (-)

H. DIAGNOSIS AKHIR
- Diagnosis Klinik
:
- Penurunan kesadaran
- Kekakuan anggota gerak atas dan bawah
- Hiperglikemi
- Hipertensi
- Diagnosis Topis
: Lesi lobus frontoparietalis
-

cerebri
Diagnosis Etiologi : Suspect Encephalitis

I. USULAN PEMERIKSAAN
EKG
Head CT Scan
J. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
o Inj. Cefoperazone 1 gr/12 jam
o Garamycin 40 mg / 12 jam
o Inj. Ranitidin 1 amp / 12jam
o Inj. Ketorolac amp / 12 jam
o Aspar K tab 1x1
2. Observasi keadaan umum, vital sign dan GCS
K. PROGNOSIS
- Death
: malam
- Disease
: dubia ad malam
- Disability
: dubia ad malam
- Discomfort
: dubia ad malam
- Dissatisfaction
: dubia ad malam
L. FOLLOW UP

Tanggal

10 07 2015

11 07 2015

12 07 2015

SUBYEKTIF

Pasien mengeluh pusing,


lemas seluruh badan,
gangguan ingatan (+).

Pasien mengeluh pusing -,


lemas seluruh badan,
gangguan ingatan (-).

Pasien mengeluh pusing -,


lemas seluruh badan, mual (-),
muntah (-), sesak (-)

Kekakuan anggota gerak


atas dan bawah

Kekakuan anggota gerak


atas dan bawah

Kekakuan anggota gerak atas


dan bawah

Mual (-), muntah(-), sesak (-) Mual (-), muntah(-), sesak


(-)

Jam 18.15, kondisi menurun,


suhu meningkat

Makan/minum positif
normal

Makan/minum positif
normal

Makan/minum susah

KU

Somnolen (lemas)

CM (tampak lemas)

CM (lemas)

VS : TD

102/ 74 mmHg

133 / 93 mmHg

121 / 70 mmHg

HR

82 x / Menit

65 x / Menit

70 x / Menit

RR

20 x / Menit

20 x / Menit

22 x / Menit

36,70 C

370 C

39,10 C

GCS

E3V4M6

E4V5M6

E4V5M6

R. Fisiologis

+/+

+/+

+/+

R. Patologis

Babinsky +, chaddock +

Babinsky +, chaddock +

Babinsky +, chaddock +

R.Sensorik

TVD

Nn.Craniales

Pupil anisokor, RC +

Pupil anisokor, RC +

N.III, IV, VI

R. Pupil (+/+) bulat,


anisokor, doll eye movement
(-)

R. Pupil (+/+), bulat,


anisokor, doll eye
movement (-)

R. Pupil (+/+) lemah, bulat,


anisokor, doll eye movement (-)

N.V

R.Kornea (+/+)

R.Kornea (+/+)

R.Kornea (+/+)

OBYEKTIF

ASSESMENT

Dx. Klinik

Penurunan
kesadaran

Gangguan
memori/kognitif

Penurunan
kesadaran
Gangguan
memori/kognitif

Penurunan kesadaran

Dx. Topik

Lesi lobus frontoparietalis


cerebri

Lesi lobus frontoparietalis Lesi lobus frontoparietalis


cerebri
cerebri

Dx. Etiologik

Ensefalitis

Ensefalitis
Inj.

Cefopera
zone
o

o
P

Inj.

Cefoperazone 1

Cefoperazone 1

gr/12 jam
Garamyc

gr/12 jam
Garamycin

40

gr/12 jam
Garamycin

in 40 mg /

mg / 12 jam
Inj. Ranitidin 1

mg / 12 jam
Inj. Ranitidin 1

amp / 12jam
Inj. Ketorolac

amp / 12jam
Inj. Ketorolac

12 jam
Inj.

amp / 12 jam

1 amp /

Aspar K tab 1x1

12jam
Inj.

Gastrofer / 24 jam

amp / 12
jam

Tanggal
SUBYEKTIF

40

amp / 12 jam

Aspar K tab
1x1

Gastrofer / 24
jam

Paracetamol
extra

Ketorolac

Inj.

Ranitidin

Ensefalitis

Aspar K tab 1x1

13 07 2015

14 07 2015

15 07 2015

Pasien mengeluh pusing (-), Pasien mengeluh pusing


lemas seluruh badan, tidur +. (+)

Pasien mengalami penurunan


kesadaran

Kekakuan anggota gerak


Kekakuan anggota gerak
atas dan bawah, terasa berat atas dan bawah

Pusing(-),mual(-),Muntah(-),
tidak komunikatif

Mual (-), muntah(-), sesak (-) Mual (-), muntah(-), sesak


(-)

Kekakuan anggota gerak atas


dan bawah

Makan/minum positif
normal

Makan/minum positif
normal

Makan/minum susah

KU

CM (tampak lemas)

Somnolen

Soporo koma

VS : TD

124/ 81 mmHg

141 / 92 mmHg

146 / 81 mmHg

OBYEKTIF

HR

61 x / Menit

80 x / Menit

85 x / Menit

RR

24 x / Menit

20 x / Menit

20 x / Menit

370 C

38,30 C

38,20 C

GCS

E4V5M6

E3V4M6

E2V2M4

R. Fisiologis

+/+

+/+

+/+

R. Patologis

+/ +

+/ +

+/+

R.Sensorik

+/+

TVD

TVD

N.III, IV, VI

R. Pupil (+/+) bulat, isokor,


doll eye movement (-)

R. Pupil (+/+), bulat,


isokor, doll eye movement
(-)

R. Pupil (+/+), bulat, isokor,


doll eye movement (-)

N.V

R.Kornea (+/+)

R.Kornea (+/+)

R.Kornea (+/+)

Nn.Craniales

ASSESMENT

Dx. Klinik

Penurunan
kesadaran

Penurunan
kesadaran

Penurunan kesadaran

Dx. Topik

Lesi lobus frontoparietalis


cerebri

Lesi lobus frontoparietalis Lesi lobus frontoparietalis


cerebri
cerebri

Dx. Etiologik

Ensefalitis

Ensefalitis

Ensefalitis

Inj. Cefoperazone

Inj. Cefoperazone

Inj. Cefoperazone 1

1 gr/12 jam
Garamycin

40

1 gr/12 jam
Garamycin 40 mg

gr/12 jam
Garamycin 40 mg /

mg / 12 jam
Inj. Ranitidin

/ 12 jam
Inj. Ranitidin 1

12 jam
Inj. Ranitidin

amp / 12jam
Inj. Ketorolac amp

amp / 12jam
Inj.
Ketorolac

amp / 12jam
Inj. Ketorolac amp /

/ 12 jam

amp / 12 jam

12 jam

Aspar K tab 1x1

Aspar K tab 1x1

Aspar K tab 1x1

Gastrofer / 24 jam

Gastrofer / 24 jam

Gastrofer / 24 jam

RUJUK RSUD DR
MOEWARDI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Ensefalitis adalah radang jaringan otak.(4,5)
B. ETIOLOGI
Ensefalitis disebabkan oleh :
Bakteri
Virus
Parasit
Fungus
Riketsia.(1,2,3,4,5)
C. KLASIFIKASI
1. ENSEFALITIS SUPURATIVA

a. ENSEFALITIS SUPURATIVA
Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus
aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa.

Patogenesis
Peradangan

dapat

menjalar

ke

jaringan

otak

dari

otitis

media,mastoiditis,sinusitis,atau dari piema yang berasl dari radang,


abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium,
fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan
tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang
bersarang adalah edema, kongesti yang disusul dengan pelunakan dan
pembentukan abses. Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi
jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah

terbentuklah abses yang masuk ventrikel.


Manifestasi klinis
Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ;
1) Demam
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala
infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu :
nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur,
kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema
papil. Tanda-tanda deficit neurologist tergantung pada lokasi dan luas

abses.(2,3,4,5)
b. ENSEFALITIS SIPHYLIS
Patogenesis
Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui
permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi
melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui
kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal
ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat.
Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan

bagian-bagian lain susunan saraf pusat.


Manifestasi klinis
Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian :

1) Gejala-gejala neurologist
Kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan,
afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun,sering
dijumpai pupil Agryll- Robertson, nervus

opticus

dapat

mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguanangangguan motorik yang progresif.
2) Gejala-gejala mental
Timbulnya proses dimensia yang progresif, intelgensia
yang mundur perlahan-lahan yang mula-mula tampak pada
kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat
berkurang, daya pengkajian terganggu.(2,4,5)
2. ENSEFALITIS VIRUS
Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :
a. Virus RNA
Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili 4
Rabdovirus : virus rabies
Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus
dengue)
Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)
Arena virus : virus koriomeningitis limfositoria
b. Virus DNA
Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks,

sitomegalivirus, virus Epstein-barr


Poxvirus : variola, vaksinia
Retrovirus : AIDS
Manifestasi klinis
Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea,
kesadaran menurun, timbul serangan kejang-kejang, kaku kuduk,

hemiparesis dan paralysis bulbaris.(1,2,3,4,5)


3. ENSEFALITIS KARENA PARASIT
a. Malaria serebral
Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral.
Gangguan utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit.
Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat
satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan-penyumbatan.

Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus


ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak.
Gejala-gejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun
hingga koma. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakankerusakan.
b. Toxoplasmosis
Toxoplasma

gondii

pada

orang

dewasa

biasanya

tidak

menimbulkan gejalagejala kecuali dalam keadaan dengan daya imunitas


menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan dalam
bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak.
c. Amebiasis
Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung
ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan
meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya adalah demam akut, nausea,
muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.
d. Sistiserkosis
Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus
mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh
badan. Larva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di
dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh
didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan akan
bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya.
Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi
kerusakan.(2,4)
4. ENSEFALITIS KARENA FUNGUS
Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida
albicans, Cryptococcus neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus
dan Mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada
sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang
memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun.(2,4)
5. RIKETSIOSIS SEREBRI
Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat
menyebabkan Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli
yang terdiri atas sebukan sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar

pembuluh darah di dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang


terkena akan terjadi trombosis.
Gejala-gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur,
kemudian mungkin kesadaran dapat menurun. Gejala-gejala neurologik
menunjukan lesi yang tersebar.(2,4)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan cairan serobrospinal
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan serologik darah (VDRL, TPHA)
Pemeriksaan titer antibody
EEG
Foto thorax
Foto roentgen kepala
CT-Scan
Arteriografi.(1,2,3,4,5)
E. DIAGNOSA BANDING
Pada kasus ensefalitis supurativa diagnosa bandingnya adalah :
Neoplasma
Hematoma subdural kronik
Tuberkuloma
Hematoma intraserebri.(4,5)
F. PENATALAKSANAAN
1. Ensefalitis supurativa
Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.
Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.(3,4,5)
2. Ensefalitis syphilis
Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari
Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x
500mg oral selama 14 hari.
Bila alergi penicillin :
Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu
Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.(4,5)
3. Ensefalitis virus
Pengobatan simptomatis
Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg
Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.

Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab


herpes zoster-varicella. Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari

selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari.(3,4,5)


4. Ensefalitis karena parasit
Malaria serebral
Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga
tampak perbaikan.
Toxoplasmosis
Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan
Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan
Spiramisin 3 x 500 mg/hari
Amebiasis
Rifampicin 8 mg/KgBB/hari. (4)
5. Ensefalitis karena fungus
Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6
minggu
Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu. (4)
6. Riketsiosis serebri
Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari
Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari. (4)
G. PROGNOSIS
Ensefalitis supurativa angka kematian dapat mencapai 50%.(4,5)

BAB III
KESIMPULAN
1. Ensefalitis adalah radang pada jaringan otak.
2. Ensefalitis disebabkan oleh bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia.
3. Klasifikasi ensefalitis ;
Ensefalitis supurativa
Ensefalitis siphylis
Ensefalitis virus
Ensefalitis karena parasit : malaria serebral, toxoplasmosis, amebiasis dan
sistiserkosis
Ensefalitis karena fungus
Riketsiosis serebri.
4. Pemeriksaan penunjang antara lain : pemeriksaan cairan serebrospinal.
5. Diagnosa banding ensefalitis supurativa :
Neoplasma
Hematoma subdural kronik
Tuberkuloma
Hematoma serebri.
6. Penatalaksaan sesuai dengan penyebab antara lain ; pemberian
antibiotik,antifungi, antiparasit,antivirus dan pengobatan simptomatis berupa
pemberian analgetikantipiretik serta antikonvulsi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chusid, J. G. Neuroanatomi Korelatif Dan Neurologi Fungsional. Gajah Mada
University Press.Bagian Dua. 1990. Hal. 579-583
2. Mardjono, Mahar dan Sidarta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat.
2003. Hal. 313-314, 421, 327-333.
3. Mardjono, Mahar. Sidarta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.
Dian Rakyat. 1999. Hal. 36-40
4. Markam, Soemarmo. Kapita Selekta Neurologi. Gajah Mada University Press.
Edisi Ke Dua. 2003. Hal.155-162
5. Mansjoer, Arif. Suprohaita. Wardhani,Wahyu Ika. Setiowulan,Wiwiek. Kapita
Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jilid 2. Edisi Ketiga. 2000. Hal.14-16

Anda mungkin juga menyukai