Anda di halaman 1dari 38

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

(RTPLP ) |BAB V

BAB V
PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

5.1.

Rencana Peruntukan Lahan

Kawasan perencanaan merupakan bagian dari sistem perkotaan


PKL Haurgeulis

berupa

kawasan

perkotaan

Haurgeulis

yang

mencakup Desa Haurgeulis, Desa Cipancuh, Desa Sukajati, Desa


Wanakaya,

Desa

Kertanegara,

Desa

Mekarjati,

dan

Desa

Karangtumaritis. Sistem perkotaannya didukung oleh jaringan


prasarana utama yang merupakan sistem jaringan transportasi
darat

berupa

Kabupaten
Kawasan

jalan

Subang
perencanan

provinsi
dengan
yang

yang
wilayah

menghubungkan
Kabupaten

merupakan

bagian

wilayah

Indramayu.
dari

Desa

Kertanegara saat ini memiliki beberapa elemen yang membentuk


struktur kawasannya, yaitu sebagai kawasan permukiman; kawasan
perdagangan dan jasa; kawasan Pertanian ; jaringan prasarana
lainnya berupa jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan
sumber daya air; dan jaringan prasarana lingkungannya terdiri dari
jaringan persampahan, air bersih, air limbah, drainase.

5-1

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Pengaturan

kegiatan-kegiatan

dalam

lahan. Rencana pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada

mewujudkan struktur tata ruang kawasan yang dapat memberikan

kawasan perencanaan maksimal 60%. Bangunan dengan fungsi

pelayanan

kawasan

perdagangan dan jasa ditentukan dengan KDB maksimal 80%.

perencanaan Desa Kertanegara, Kabupaten Indramayu. Struktur

Sedangkan bangunan perkantoran dan pemerintahan ditentukan

tata ruang kawasan perencanan diatur melalui fungsi-fungsi

memiliki KDB maksimal 60%. KDB maksimal yang paling rendah

kawasan

yaitu 60% diperuntukkan bagi bangunan fasilitas umum.

yang

yang

baik

ada,

dan

merupakan

dapat

sehingga

upaya

menunjang

dapat

citra

dijadikan

dasar

dalam

mengatur kebijakan pemanfaatan ruangnya. Pengaturan tersebut


berupa penempatan kawasan yang berfungsi sebagai kawasan

Tabel 5.1. Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Jalan Kolektor Primer

permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, ruang terbuka hijau,


Fungsi
Bangunan

dan penataaan sistem jaringan prasarana lingkungan.

5.2.

40-60% sangat tinggi: lebih besar dari 75%.

Perdagangan

50-60% Koefisien dasar


60-70%.

permukiman
kawasan

yaitu

dilakukan

pengaturan

yang

meliputi

penentuan Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai

Fasilitas
umum

bangunan (KLB), dan Garis Sempadan Bangunan (GSB). Pengaturan


kepadatan

bangunan

dipengaruhi

oleh

fungsi

yang

bangunan tinggi:

Koefisien dasar bangunan sedang:

Dalam rencana pengaturan intensitas penggunaan lahan pada


suatu

Standar Kepmen

Permukiman

dan

Intensitas Pemanfaatan Lahan

KDB
Eksisting

30-60%.

40-50%

Koefisen dasar bangunan rendah:


<30 %.

akan

Sumber : Hasil Analisis

dikembangkan, sedangkan pengaturan KLB dalam penentuannya


erat dengan tinggi bangunan yang diijinkan. Penentuan tinggi
bangunan dipengaruhi oleh fungsi bangunan, di Desa Kertanegara
ketinggian bangunan didominasi oleh bangunan dengan ketinggian
rendah.

.2.2

Koefisien Lantai Bangunan

Pada wilayah perencanaan, direncanakan pengaturan Koefisien


Lantai Bangunan (KLB) untuk kegiatan fasilitas umum, campuran

.2.1

Koefisien Dasar Bangunan

perdagangan, dan permukiman. Ketinggian lantai 1-2 lantai dengan


KLB 0,6 untuk bangunan fasilitas umum, 1-2 lantai dengan KLB 1,2

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara

untuk untuk bangunan industri, dan 1- 2 lantai dengan KLB 1,2

luasan lahan bangunan dengan luasan lahan pada setiap persil

untuk bangunan permukiman.

5-2

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Tabel 5.2. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Jalan Kolektor Primer

Fungsi Bangunan

Jumlah
Lantai

Permukiman

1- 2

Perdagangan dan jasa

1-3

Rencana KLB

Permukiman 1,2
Perdagangan dan jasa 0,6
Fasilitas umum 0,6

Perkantoran dan
pemerintahan dan
pelayanan umum

1-2

peribadatan

1-2

Industri 1,2
Campuran permukiman
perdagangan 0,6

Sumber : Hasil Analisis

5-3

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.1. Peta Rencana Instensitas Pemanfaatan Lahan

5-4

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.3.

Tata Bangunan

jalan lingkungan yang ada dan memiliki jarak antar bangunan yang
tidak berhimpit. Selain pola bangunan yang linear dan menghadap

Pada kawasan perencanaan Desa Kertanegara, kegiatan penataaan


bangunan

yang

direncanakan

terdiri

dari

pengaturan

blok

lingkungan dan kaveling, pengaturan bangunan dan pengaturan


ketinggian

bangunan,

serta

elevasi

lantai

bangunan,

garis

sempadan bangunan dan garis sempadan sungai.

jalan, bangunan pada kawasan ini sebagian besar merupakan


bangunan satu lantai dan menyisakan lahannya sebagai ruang
terbuka. Dengan penataan bangunan yang berbentuk pola linear
tersebut, maka citra lingkungan permukiman kawasan perencanaan
terlihat kompak, terpadu, dan cukup rapi. Hanya saja, terdapat
bangunan fasilitas peribadatan yang tidak langsung menghadap ke

.3.1

jalan dan tidak memiliki ruang terbuka. Bangunan masjid tersebut

Pengaturan Blok Lingkungan dan Kaveling

selain tidak memiliki ruang terbuka, tidak memiliki pula garis


Pada kawasan perencanaan, tata letak bangunan membentuk pola

sempadan bangunan. Dengan tata bangunan tersebut maka

linear yaitu memanjang mengikuti jaringan jalan. Orientasi massa

rencana penataan bangunan pada kawasan perencanaan ini

bangunan pada kawasan tersebut cenderung menghadap ke jalan

diarahkan sebagai berikut :

baik jalan kolektor, jalan lokal, maupun jalan lingkungan. Rencana


blok

bangunan

masing-masing

Unit

Lingkungan

di

kawasan

seragam menghadap ke jalan atau ruang terbuka.

perencanaan Desa Kertanegara yang terdiri dari RT. 05 RW.03, RT.


06 RW. 03, dan RT. 07 RW. 04 direncanakan sebagai lahan mixed
used,

ruang

terbuka

hijau,

perdagangan

dan

jasa,

serta

Kesehatan penghuni bangunan perlu diperhatikan dalam


setiap

permukiman. Pola penataan letak bangunan yang sudah ada

bangunan

yang

ada

dengan

memperhatikan

ketersediaan dan kondisi sirkulasi udara, pencahayaan, dan

tersebut tetap dipertahankan agar menampilkan kesan lingkungan

ketentuan lainnnya yang diatur dalam peraturan bangunan.

yang rapi, teratur, serta saling berintregasi antara bangunan satu


dengan bangunan yang lainnya. Komposisi luasan lahan terbangun

Setiap bangunan pada kawasan perencanaan diusahakan agar

dan lahan tidak terbangun berbanding 60:40.

Jarak antar bangunan yang tidak berdekatan menjadikan


setiap bangunan memiliki potensi untuk menyediakan sirkulasi
udara dan cahaya yang lebih banyak agar setiap bangunan

.3.2

yang ada menjadi sehat dan layak huni.

Pengaturan Bangunan

Tata bangunan dalam kawasan perencanaan sebagian besar


bangunan menghadap langsung ke jalan lingkungan. Pola penataan
bangunan tersebut membentuk pola linear sesuai dengan bentuk
5-5

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Bangunan pada kawasan perencanaa wajib memperhatikan


ketentuan garis sempadan bangunan.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Pada kawasan perencanaan penataan bangunan tidak hanya

B. Garis Langit Bangunan

mempertimbangkan pola bangunan terhadap struktur jalan yang


terdapat disekitarnya. Hal lain yang perlu untuk dipertimbangkan
antara lain ketinggian bangunan, garis langit bangunan, dan garis

Pada kawasan perencanaan garis langit bangunan yang


terbentuk yaitu berupa garis langit horizontal atau horizontal
skyline. Dalam rencana pengembangannya, garis langit dapat

sempadan bangunan.

dibuat lebih variatif dengan mengatur ketinggian bangunan


pada kawasan perencanaan sehingga menghasilkan skyline
yang berbentuk harmonis dan sekuensial.

A. Ketinggian Bangunan
Ketinggian maksimum bangunan pada kawasan perencanaan
disesuaikan dengan kondisi bangunan terhadap jalan, daya

Gambar 5.1. Contoh Skyline Bangunan

dukung lahan terhadap bangunan, skala dan proporsi, serta


tidak

berdampak

negatif

terhadap

lingkungan.

Rencana

pengaturan ketinggian bangunan pada kawasan perencanaan


sebagai berikut:

Tabel 5.3. Rencana Ketinggian Bangunan

Jalan Desa

Blok 4-5

Ketinggian
Maksimum
(m)
10

Jalan Desa

Blok 5-6

10

2 lantai

Jalan Desa

Blok 6

10

2 lantai

Fungsi Jalan Zona (RW)

Jumlah lantai
Maksimum (m)
2 lantai

Sumber : Hasil Rencana

5-6

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Sumber : Skyline Neighborhood (activerain.trulia.com)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

C. Garis Sempadan Bangunan

sosial diwujudkan dengan cara penyediaan fasilitas penunjang


dalam RTH lingkungan RT dan RW tersebut, sedangkan fungsi

Hampir

seluruh

bangunan

pada

kawasan

perencanaan

memiliki garis sempadan bangunan yang sesuai dengan

estetis dapat diwujudkan dengan penyediaan pelengkap RTH


RT dan RW.

ketentuan yang berlaku. Namun masih terdapat bangunan


yang

tidak

memperhatikan

ketentuan

GSB,

salah

satu

bangunan dengan GSB yang tidak sesuai yaitu bangunan


masjid.

pengembangannya,

diusahakan

setiap

B. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau Pekarangan

bangunan

memiliki garis sempadan bangunan yang sesuai dengan

Pada

kawasan

perencanaan,

rencana pada kawasan permukiman tersebut yaitu sekitar

memperhatikan

yaitu 3-5 meter dari muka jalan.

ditentukan yaitu maksimal adalah 60% dengan KDH sebesar

ketentuan

setiap

mengenai

bangunan
KDB

perlu

yang

telah

40%. Dengan mengacu pada aturan tersebut diharapkan


setiap persil lahan dapat menyediakan RTH privat. Rencana
penataan

RTH

privat

berupa

RTH

pekarangan

dengan

mempertahankan dan mengendalikan besaran KDB dan KDH


yang

ada.

Selain

merencanakan

kuantitas

dari

RTH

pekarangan, diperlukan pula kualitas dari RTH pekarangan


5.4.

Sistem Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau


A. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau

yang ada. Melihat kondisi RTH pekarangan yang sudah ada


sebagian besar dibiarkan apa adanya, maka perlu adanya
penataan kembali RTH pekarangan pada setiap persil terutama
pada persil yang berhadapan langsung dengan sirkulasi jalan.

Pada kawasan perencanaan ketersediaan RTH masih cukup

Penataan RTH pekarangan dapat menambah nilai estetis

luas, hanya saja bentuk dari RTH yang tersedia masih terbatas

lingkungan tersebut dan juga dapat menjaga kesehatan setiap

berupa RTH pekarangan yang merupakan RTH privat. Sehingga

penghuni bangunan.

sebagai upaya penataan lingkungan yang indah dan sehat


maka kawasan perencanaan ini membutuhkan penyediaan

C. Ruang Terbuka Hijau Jalan

RTH lingkungan RT maupun RW yang tersebar pada beberapa


titik. RTH lingkungan RT dan RW ini direncakan untuk dapat
memberikan fungsi ekologis, sosial, dan estetis. Fungsi ekologi

Penatan RTH jalan direncanakan untuk melestarikan jalur hijau

dapat diwujudkan dengan penanaman tumbuhan yang dapat

yang sudah ada sebagai lahan yang tidak boleh dibangun dan

memberikan manfaat bagi kualitas lingkungan sekitar, fungsi

menjadi buffer zone. Jalur hijau direncanakan pada setiap sisi

5-7

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

ruang pejalan kaki untuk memberikan pelindung pengguna


ruang pejalan kaki tersebut dari panas matahari serta debu
maupun

air

yang

menggenang

pada

jalan.

Selain

itu

direncanakan pula buffer zone pada sepanjang sempadan


kereta api yang melalui Desa Kertanegara, sehingga dapat
mengurangi kebisingan yang timbul dari arus lalu lintas kereta
api dan mengurangi risiko terkena imbas kecelakaan kereta
api.

5-8

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.2. Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perencanaan Desa Kertanegara

5-9

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.5.

Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Pada kawasan ini sistem sirkulasi kendaraan direncanakan


sesuai dengan kelas jalan dan fungsi jalan yang ada. Jalan-

A. Sistem Jaringan Jalan

jalan Poros Desa yang merupakan koridor jalan utama pada

Pada kawasan perencanaan Desa Kertanegata sistem jaringan


jalan yang terletak di RT. 05 RW.03, RT. 06 RW. 03, dan RT. 07
RW. 04 diarahkan pada peningkatan kualitas jalan yang ada.
Pengembangan tersebut dilakukan mengingat kondisi jalan
pada kawasan ini masih berupa jalan tanah dan batu. Lebar
jalan yang dinilai sudah cukup dan dapat menanggung fungsi

kawasan tersebut. Jalan yang direncanakan dimanfaatkan


sebagai jalur pergerakan transit yaitu perpindahan arus
pergerakan

moda transportasi yang berbeda dari kawasan

perencanaan menuju kawasan lainnya. Sedangkan untuk jalan


lingkungan,

direncanakan

untuk

dikembangkan

menjadi

sirkulasi kendaraan kecil dan pejalan kaki.

jalan tersebut tidak lagi memerlukan adanya pelebaran jalan.


Begitu pula dengan jalan penghubung antar bangunan serta
antara

jalan

lingkungan

dan

bangunan

direncanakan

peningkatan kualitas dengan pemasangan paving block tanpa


adanya pembuatan jalan baru. Sepanjang jalur jaringan jalan
dilengkapi

dengan

sistem

penghijauan

baik

berupa

pot

maupun tanaman pagar.

C. Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki


Sistem sirkulasi pejalan kaki direncakan untuk dilakukan
penataan di sekitar jalan desa dan jalan lingkungan. Walaupun
arus kendaraan masih cenderung rendah dan lebar badan
jalan

cukup

besar,

namun

dalam

penataannya

tetap

memerlukan rencana penyediaan ruang untuk pejalan kaki.

Gambar 5.2. Rencana Jaringan Jalan

Rencana penyediaan ruang pejalan kaki tersebut dilakukan


agar dapat mengatisipasi peningkatan arus kendaraan pada
jalan tersebut pada tahun-tahun berikutnya sehingga tidak
membahayakan pejalan kaki. Selain itu dengan adanya
rencana penyediaan ruang pejalan kaki dapat dijadikan
dorongan bagi masyarakat untuk membudayakan berjalan kaki

Before

After

dan menghemat energi untuk mobilitas dengan jarak tertentu,


sehingga tidak menimbulkan peningkatan arus kendaraan
bermotor. Dalam upaya mendorong masyarakat untuk berjalan

B. Sistem Sirkulasi Kendaraan

kaki dalam pergerakannya, maka penyediaan ruang pejalan


kaki perlu dilengkapi dengan sistem penghijauan sebagai
pelindung pada pejalan kaki dari teriknya sinar matahari.

5 - 10

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

5 - 11

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Gambar 5.3. Rencana Jaringan Jalan Lingkungan Antar Bangunan

Before

After
Peta 5.3. Peta Rencana Sistem Jaringan Jalan

5 - 12

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.6.

Tata Kualitas Lingkungan

Penerangan Jalan
Penyediaan penerangan jalan pada kawasan perencanaan

Pada kawasan perencanaan kualitas lingkungan masih perlu


diperhatikan sebagai upaya dalam menciptakan lingkungan yang
serasi, layak huni, indah, dan sehat. Rencana penataan kualitas
lingkungan terdiri dari penataaan alat kelengkapan jalan dan
rencana penataan identitas lingkungan.

direncakan dengan meletakkan penerangan jalan pada ruas


jalan

lingkungan.

meingkatkan

Penerangan

kenyamana

jalan

pengguna

berfungsi

jalan

dimalam

untuk
hari,

mengingat sebagian besar jalan lingkungan tidak dilengkapi


dengan penerang jalan. Kondisi saat ini, yaitu jalan lingkungan
yang tidak dilengkapi dengan penerangan jalan, menyulitkan
dan mengurangi kenyamanan penggunan jalan dimalam hari.

A. Komponen Kelengkapan Jalan

Penyediaan penerangan jalan lingkungan ini dilakukan secara


Tempat Sampah

swadaya,

Penyediaan tempat sampah pada suatu kawasan merupakan

pengelolaannya oleh masyarakat setempat. Tinggi titik lampu

hal

penerangan jalan 3 meter dari permukaan jalan, dengan jarak

yang

sangat

keindahan,

dan

perencanaan

penting

kesehatan

Desa

dalam

menjaga

lingkungan.

Kertanegara

ini

kebersihan,

Dalam

kawasan

direncanakan

untuk

disediakan pada satu titik pada kawasan ini. Tata letak


penempatan tempat sampah ditempatkan sedemikian rupa
sehingga

tidak

mengganggu

aktifitas

dan

kesehatan

masyarakat yang tingal di sekitarnya.

5 - 13

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

dan

disertai

dengan

kesepakatan

sistem

tiang yang satu dengan yang lain yaitu sepanjang 25 meter.


Papan Penunjuk Jalan dan Reklame
Papan
penunjuk
jalan
pada
kawasan
perencanaan
direncanakan diletakkan pada perempatan jalan krusial serta
direncanakan pengadaannya papan nama jalan di tiap jalan
dan gang. Sebagai kawasan perkotaan perlu penataan standar

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

penataan

papan

reklame

agar

tidak

mengganggu

yang ditanam harus sesuai dengan jenis peruntukan tanaman

pemandangan kota, tetapi justru mendukung keindahan kota.

dipinggir jalan yaitu pohon kecil dengan warna daun yang

Pada kawasan perencanaan, belum ada papan reklame yang

menarik dan memiliki fungsi sebagai buffer.

mengganggu pemandangan wilayah.

Vegetasi
Penyediaan vegetasi pada kawasan ini direncanakan berupa
peletakan pot tanaman maupun pagar tanaman disetiap sisi
jalan, baik jalan lingkungan maupun jalan poros desa. Bentuk
dan corak dari pot tanaman harus terlihat jelas dengan
sentuhan citra kawasan perencanaan yang spesifik dan selaras
serta terbuat dari bahan bangunan setempat. Jenis vegetasi

5 - 14

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.4. Peta Rencana Sistem Penerangan Jalan

5 - 15

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.7.

Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan

Penanganan permasalahan drainase dalam jangka panjang terkait


yaitu

Sistem

prasarana

dan

utilitas

lingkungan

permukiman

pada

kawasan perencanaan ini mencakup sistem jaringan air bersih dan


air limbah, sistem jaringan drainase, sistem jaringan persampahan,
sistem jaringan gas dan listrik, sistem jaringan telepon, sistem
jaringan pengamanan kebakaran, serta sistem jaringan jalur
penyelamatan atau jalur evakuasi bencana.

dapat

dilakukan

dengan

penyediaan

detensi,

infiltrasi,

maupun water harvesting. Dengan adanya sistem detensi dapat


membantu mencegah terjadinya banjir dan mengatasi masalah
konservasi

air.

Pembuatan

sistem

infiltrasi

dapat

mengatasi

persoalan banjir, erosi, kualitas air, meningkatkan imbuhan air


tanah, dan penyediaan air bersih. Sedangkan sistem
harvesting

dapat

mengurangi

resiko

banjir

dan

water

mengatasi

permasalahan kurangnya ketersediaan air, hal ini dikarenakan air


5.7.1

hujan yang ditampung dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan

Sistem Jaringan Drainase

bilas kakus, mencuci mobil, menyiram tanaman, dll selain kegiatan

Pada kawasan perencanaan Desa Kertanegara, kondisi jaringan


drainase sebagian besar tidak terawat dan kapasitas volume
saluran

yang

kurang

memadai

karena

terlalu

dangkal.

Permasalahan lainnya terkait dengan jaringan drainase yang


terdapat pada kawasan ini yaitu saluran air hujan yang terputus
dan tidak terintegrasi. Kondisi tersebut menimbulkan permasalahan
sering timbulnya luapan air hujan dari saluran drainase sehingga
terdapat genangan-genangan air di sekitar permukiman, terutama
pada jalan, apabila hujan deras turun. Dalam upaya penataan
lingkungan permukiman pada kawasan perencanaan ini, akan
dilakukan perbaikan saluran drainase yang melintas sepanjang
jalan pemukiman dengan cara memperdalam dan melebarkan
saluran drainase yang sudah ada. Saluran tersebut direncanakan
terbuka dengan kontruksi dari batu belah dan diplester sampai
dasar saluran supaya sampah tidak tersangkut.

5 - 16

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

mandi, memasak, dan kegiatan dapur lainnya.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

5 - 17

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.5. Peta Rencana Sistem Jaringan Drainase

5 - 18

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.7.2

Sistem Jaringan Air Bersih

C. Penyediaan Kran Umum

Satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250

jiwa
Radius pelayanan maksimum 100 meter
Kapasitas minimum untuk kran umum

liter/orang/hari dan
Ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-

Pada kawasan perencanaan pengembangan sistem jaringan air


bersih direncanakan dengan beberapa alternatif, pertama adalah
mengaktifkan kembali sistem jaringan yang telah ada dengan
mencari sumber air baku yang mencukupi, serta kedua adalah
menyediakan kran umum dan penampungan air bersih umum
untuk

kebutuhan

masyarakat

ketika

musim

kemarau

adalah

30

2399-1991 tentang Tata cara Perencanaan Bangunan MCK

tiba.

Umum.

Berdasarkan SNI 03-1733, dalam perencanaan jaringan air bersih


terdapat beberapa persyaratan umum sebagai kriteria dalam
pemenuhan kebutuhan akan air bersih yang diantaranya yaitu :

A. Penyediaan Kebutuhan Air Bersih

D. Penyediaan Hidran Kebakaran

Untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100

meter
Untuk daerah perumahan jarak antarakran maksimum

200 meter
Jarak dengan tepi jalan minimum 3 meter
Apabila tidak dimungkinkan membuat kran diteruskan

membuat sumur-sumur kebakaran


Perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-

Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang

cukup dari perusahaan air minum atau sumber lain dengan


ketentuan yang berlaku dan;
Apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota

atau penyediaan air besih lingkungan, maka tiap rumah


berhak mendapat sambungan rumah atau sambungan
halaman.

Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan


Rumah dan Gedung.

B. Penyediaan Jaringan Air Bersih


tersedia

jaringan

Gambar 5.4. Rencana Jaringan Air Bersih

Harus

sambungan rumah;
Pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC,

GIP atau fiber glass dan;


Pipa yang dipasang diatas tanah tanpa perlindungan

lingkungan/kota

sampai

menggunakan GIP.

5 - 19

1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Before

5 - 20

After

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.6. Peta Rencana Jaringan Air Bersih

5 - 21

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.7.3 Sistem Jaringan Air Limbah dan Air Kotor

dalam bentuk pedoman pokok perencanaan konstruksi yang


meliputi :

Kondisi aktual terkait dengan MCK pada lingkungan permukiman


dalam kawasan perencanaan ini yaitu sebagian besar MCK tidak

dilengkapi dengan septictank. Air limbah yang berasal dari MCK

Lamanya waktu air buangan berada dalam bangunan septik


tank sebelum sampai ke tempat effluentnya.

bangunan hunian ditampung dalam kolam penampungan dengan


dasar tanah dan tanpa penutup. Dengan kondisi seperti ini dapat

dihitung

mencemari lingkungan dan air tanah yang dapat menimbulkan


berbagai

penyakit.

Untuk

itu

perlu

adanya

kebutuhan
pembuatan

yang
MCK

ada.

Jaringan

limbah

umum/septictank

direncanakan

komunal

sebagai

dengan

m2

sebagai

satuan

Kapasitas tampung maksimum dan minimum

tertutup yang mengalirkan air limbah secara langsung.


Menurut SNI 03-1733-2004 persyaratan umum Jaringan air limbah,

Gambar 5.5. Rencana Jaringan Air Limbah

yaitu jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang


harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah
septictank, bidang resapan, dan jaringan pemipaan air limbah.
Pembuangan air kotor yang berasal dari kegiatan cuci dan mandi
direncanakan untuk disalurkan menuju saluran air kotor kota
dengan menggunakan saluran tertutup. Sedangkan air kotor yang
berasal dari kakus direncanakan untuk dialirkan menuju septictank.
Rencana penyediaan septictank ini tidak hanya berupa septictank
individu saja namun dapat pula disediakan untuk komunal yang
melayani beberapa bangunan hunian. Selain itu sesuai dengan
ketentuan dalam SNI perlu disediakan bidang resapan. Berdasarkan
SNI

03

6379

-2000,

terdapat

beberapa

prosedur

dalam

perencanaan penyediaan septictank dalam lingkungan permukiman


5 - 22

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

kapasitas

Kedalaman air tanah terhadap dasar bidang rembesan atau


adanya lapisan tanah kedap air di bawahnya

tempat

pengurai limbah serta selokan terbuat dari konstruksi teknis dan

liter/luas

merembesnya air ke dalam tanah

perencanaan

pembuangan limbah rumah tangga yang disesuaikan dengan

Kemampuan tanah meloloskan air dalam bidang rembesan,

Before

After

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

5 - 23

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.7. Peta Rencana Sistem Jaringan Air Limbah

5 - 24

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.7.4

Sistem Jaringan Persampahan

Pada kawasan perencanaan terdapat permasalahan terkait dengan


sistem jaringan listrik yaitu masih adanya beberapa bangunan

Pada

kawasan

direncanakan

perencanaan,

untuk

sistem

dikembangkan

pengelolaan

dengan

cara

sampah

pengolahan

sampah secara individu dengan cara dibakar maupun dikubur pada


lahan

pekarangan.

Tidak

hanya

itu,

masih

terdapat

pula

masyarakat yang terbiasa membuang sampah dan menumpuknya


pada lahan-lahan kosong dan juga pada saluran drainase. Kebiasan

hunian yang belum mendapatkan fasilitas listrik. Sebagai rencana


penataannya

akan

diupayakan

untuk

penyediaan

paket

pemasangan listrik bersubsidi bagi masyarakat yang bangunan


huniannya belum terlayani oleh jaringan listrik langsung dan
penyediaan penerangan jalan umum di beberapa titik koridor jalan
lingkungan.

tersebut berakibat pada kesehatan dan keindahan lingkungan yang


menurun serta menimbulkan genangan air yang diakibatkan
meluapnya air dari saluran drainase. Sebagai upaya penataan
lingkungan terkait persampahan direncanakan dengan dibuatnya
sistem jaringan persampahan yang memakai sistem 3R. Sistem 3R
yang dimaksud yaitu pengelolaan sampah dengan cara reuse,
recycle, dan reduce. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan
masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab akan sampah yang
akan dan telah dihasilkan sehingga mengurangi beban yang
ditanggung oleh alam dan lingkungan untuk menampung sampah.
Selain itu juga membantu pengelolaan sampah yang dilakukan
pemerintah dan dapat mengurangi biaya dalam menanggulangi
sampah. Dan untuk mendukung rencana tersebut direncanakan

5.7.6
Pada

Sistem Jaringan Telepon


kawasan

pengembangan

perencanaan
jaringan

telepon

Desa
kabel

Kertanegara,
kurang

rencana

diminati

oleh

masyarakat dikarenakan adanya jaringan telepon nirkabel yang


lebih efisien dan ekonomis. Namun perlu direncanakan untuk
penyediaan telepon umum yang disediakan di sekitar ruang publik
dan pada pusat keramaian, sepanjang jalur pedestrian, serta
disekitar kawasan perdagangan dan jasa. Jenis telepon umum yang
disediakan adalah dengan sistem koin, kartu telepon, maupun
menggunakan kartu chip.

tong sampah di tiap RT dan penyediaan alat angkut sampah berupa


motor tiga roda sebagai moda pengangkut sampah menuju TPA.

5.7.7

Sistem Jaringan Pengamanan Kebakaran

Sistem jaringan pengaman kebakaran pada kawasan perencanaan


5.7.5

Sistem Jaringan Listrik

Desa Kertanegara saat ini belum tersedia. Oleh karena itu perlu
direncanakan

5 - 25

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

rencana

terkait

sistem

jaringan

pengaman

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

kebakaran. Jaringan pengamanan kebakaran pada koridor jalan

Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi pada kawasan

yang terdapat pada kawasan perencanaan yaitu dengan cara

perencanaan perlu penetapan yang terintegrasi dengan sistem

penempatan hidran pada lokasi-lokasi dengan kegiatan yang

jaringan jalan kota dan perovinsi ketika terjadi bencana. Selain

berpotensi

sistem

penetapan jalur evakuasi, diperlukan pula peningkatan kualitas

tersebut

jalur evakuasi dan penyediaan rambu pengarah jalur evakuasi

tinggi

pengamanan

menimbulkan

kebakaran

pada

kebakaran.
koridor

Rencana

perencanaan

diuraikan sebagai berikut:

maupun titik simpul. Dengan demikian rencana sistem jaringan


penyelamatan / evakuasi pada kawasan perencanaan melalui jalan-

Melengkapi sarana penanggulangan kebakaran berlingkup


lingkungan, tapak maupun bangunan.

Mendata sistem proteksi dan peralatan proteksi kebakaran


yang penting seperti aksesibilitas pemadaman kebakaran,
genset darurat, penyediaan air, pompa-pompa kebakaran,
ditektor, sistem komunikasi darurat, sarana jalan keluar dan
tempat berkumpul.

Melakukan pemeriksaan berkala dan sewaktu-waktu terhadap


kesiap-pakaian sistem proteksi kebakaran yang dimiliki.

5.7.8

Sistem Jaringan Jalur Penyelamatan atau Evakuasi

5 - 26

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

jalan lingkungan yang ada yang mengarah ke luar kawasan menuju


jalan desa lalu menuju jalan provinsi maupun tempat ruang terbuka
yang tersedia seperti halaman masjid dan mushola serta lapangan.

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.8. Peta Rencana Sistem Evakuasi Bencana

5 - 27

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.8.

Rencana Pengembangan Potensi Kawasan

Rencana pengembangan potensi kawasan yang terdapat pada


kawasan perencanaan yang terdiri atas RT. 05 RW.03, RT. 06 RW.
03, dan RT. 07 RW. 04 di desa Kertanegara ini dapat dilihat dari
kondisi geografis dan tanahnya yang amat cocok untuk lahan
pertanian. Selain itu pada kawasan ini terdapat potensi kegiatan

Before

After

perdagangan dan jasa yang keberadaannya perlu didukung dengan


penataan lingkungan kawasan tersebut. Pengembangan potensi
pada kawasan perencanaan dapat didukung dengan adanya balai
pertemuan, pasar, sarana angkutan umum dan barang, serta area
parkir.

Selain itu balai pertemuan dapat pula dimanfaatkan oleh


penduduk sekitarnya untuk kegiatan posyandu yang biasanya
dilaksanakan di halaman rumah warga. Tata letak balai
pertemuan direncanakan dibangun langsung menghadap jalan

A. Balai Pertemuan dan Posyandu

agar mudah dicapai oleh masyarakat petani dan juga oleh para

Pada kawasan perencanaan, penyediaan balai pertemuan


direncanakan

sebagai

salah

satu

pendukung

kegiatan

perekonomian pada kawasan ini. Balai yang direncanakan


yaitu berupa bangunan permanen yang diperuntukkan tidak
hanya untuk kegiatan rembug para petani, tetapi juga sebagai
sarana

komunikasi

dengan

para

investor.

Serta

akan

digunakan sebagai tempat koordinasi segala aspek yang


berhubungan dengan kepetingan masyarakat pada kawasan
tersebut.

investor. Arsitektur bangunan balai pertemuan ini diselaraskan


dengan

arsitektur

bangunan-bangunan

yang

terdapat

disekitarnya tetapi juga dapat memberikan ciri tersendiri


sebagai

penanda

balai

pertemuan.

Dalam

perencanaan

penyediaan balai pertemuan yang dibutuhkan oleh setiap


masyarakat tani kawasan tersebut tentu terdapat permasalah
dan potensi yang mempengaruhi. Permasalahan yang ada
perlu disiasati dan dipecahkan dengan baik dan dengan
memperhatikan potensi yang dapat mendukung penyediaan
balai pertemuan tersebut. Berikut ini merupakan uraian terkait
masalah dan potensi dalam perencanaan penyediaan balai

Gambar 5.6. Rencana Balai Serbaguna

pertemuan pada kawasan perencanaan.

Masalah :
5 - 28

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Permasalahan

terkait

perencanaan

yaitu

dimanfaatkan

sebagai

pertemuan

pada

dengan

penyediaan

ketersediaan
lahan

kawasan

lahan

untuk

tersebut.

kawasan

yang
itu

tersebut,

dibutuhkan

pasar

yang

dapat

dapat

membantu dalam proses penjualan hasil prosuksi. Selain itu

balai

dibutuhkan pula pasar yang dapat menyediaakan segala

terdapat

macam kebutuhan dan bahan baku bagi kegiatan industri kecil

pembangunan
Selain

perekonomian

permasalah terkait kepengurusan organisasi pertanian yang

dan menengah tersebut.

nantinya berasal dari masyarakat tani setempat memiliki


tingkat pendidikan relatif kurang memadai untuk menangani

Gambar 5.7. Contoh Pasar

investor dan program-program lainnya pada kawasan tersebut.

Solusinya adalah dengan cara swadaya dan pengumpulan


dana untuk membeli lahan yang akan digunakan sebagai
lokasi balai pertemuan, serta pendidikan dan pelatihan untuk
masyarakat

tani

yang

diberikan

oleh

instansi

yang

berkompeten dalam bidang pertanian dan pemasaran agar


para calon pengurus siap menghadapi berbagai masalah yang
akan terjadi.

Potensi :
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
dan

kuantitas

hasil

pertanian

pada

kawasan

ini

Sumber : Pasar Tradisional dan Ekonomi Kita


(ir.binus.ac.id)

akan

terkoordinir dengan baik dengan adanya fasilitas berupa balai


pertemuan ini. Balain pertemuan dibutuhkan sebagai sarana

Masalah :

setiap kegiatan-kegiatan rembug terkait dengan pertanian dan

Penyediaan

kepentingan masyarakat setempat.

kemungkinan terjadinya eksodus masyarakat di luar kawasan

fasilitas

pasar

tersebut

tidak

menutup

untuk datang dan menguasai pasar sehingga berakibat pada


masyarakat asli kawasan tersebut menjadi terusir.
B. Pasar
Pada kawasan perencanaan terdapat kegiatan industri kecil

Solusinya yaitu dengan membuat aturan awal terkait sirkulasi

menengah seperti pembuatan kerupuk, batu bata, furnitur

pasar, sistem pengelolaan pasar, dan juga menyediakan suatu

kayu, dan kusen. Dalam upaya pengembangan kegiatan

sistem keamanan.

5 - 29

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Potensi :
Keberadaan

pasar

pada

kawasan

perencanan

Desa

Kertanegara ini akan mendongkrak perekonomian masyarakat


kawasan tersebut. Karena tidak akan hanya berguna bagi para
pemilik industri kecil menengah dan petani saja, tetapi juga
untuk warga lain yang ingin berjualan disini.

C. Sarana Angkutan Umum dan Barang


Pada kawasan perencanaan angkutan umum dan barang yang
berkembang

yaitu

kendaraan

Masyarakat

kawasan

roda

perencanaan

dua
Desa

milik

Kertanegara

membutuhkan unit transportasi dan kelengkapan lainnya


seperti

terminal

kecil,

rambu-rambu,

dan

juga

Sumber : www.sragenpos.com

pribadi.

tempat

pemberhentian. Ketersediaan fasilitas tersebut nantinya akan


digunakan oleh semua kalangan masyarajat tanpa terkecuali.

Masalah :
Penataan lingkungan terkait dengan penyediaan kelengkapan
sistem

transportasi

akan

sulit

direalisasikan

karena

memerlukan perombakan besar dalam penyediaan prasarana


angkutan umum dan barang ini. Selain itu penyediaan moda
transportasi
wilayah

umum

perkotaan.

memerlukan
Solusinya

koordiasi
yaitu

dengan

dengan

pihak

swadaya

masyarakat yang cukup besar disertai dengan pembuatan


proposal dan pengkoordinasian dengan berbagai pihak unutk
pengadaan seluruh aspek sarana angkutan umum ini.

Potensi :
Gambar 5.8. Contoh Sarana Angkutan Umum dan Barang

Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan umum dan


barang ini akan memudahkan masyarakat setempat dalam
mencapai kawasan tertentu. Dengan demikian kegiatan jual
beli

(perekonomian)

dan

juga

pertanian

akan

sangat

dimudahkan. Terutama terkait dengan sarana angkutan barang


yang dapat digunakan oleh para petani dan pembelinya.

5 - 30

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

sebagai area parkir. Selain itu kemungkinan berkembangnya


kriminalitas curanmor ketika falitias ini sudah direalisasikan.
D. Area Parkir
Solusinya

adalah dengan adanya koordinasi yang baik

Area Parkir dibutuhkan untuk mendukung setiap kegiatan

dengan seluruh masyarakat sekitar terkait penyediaan lahan

pertanian dan industri akan ditujukan untuk kendaraan roda

untuk fasilitas ini, apakah akan membeli milik pribadi ataukah

dua hingga roda empat. Keberadaan area parkir ini akan

sistem bagi hasil dengan pemilik lahan.

sangat dibutuhkan apabila telah dibangun fasilitas-fasilitas


sosial dan umum pada kawasan tersebut. Dengan adanya area

Potensi :

parkir

Area parkir ini akan memberikan kenyamanan bagi para

diharapkan

pula

dapat

menciptakan

lingkungan

permukiman yang terlihat rapih dan teratur.

petani, masyarakat, serta pihak lain yang akan berbisnis pada


kawasan ini karena adanya fasilitas penitipan kendaraan

Gambar 5.9. Contoh Area Parkir

mereka. Selain itu dengan adanya area parkir yang memadai


akan menarik lebih banyak orang untuk bertani atau berbisnis
di kawasan ini.

Sumber : Parking lot (en.wikipedia.org)

Masalah :
Permasalahan dalam merealisasikan failitas ini yang menjadi
maslah yaitu ketersediaan lahan yang dapat dimanfaatkan

5 - 31

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

5 - 32

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Peta 5.9. Peta Rencana Fasilitas Umum

5 - 33

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

Sumber : Hasil Analisis

5.9.

Skenario Pembiayaan Pembangunan Kawasan Prioritas


A. Panduan Penataan Kawasan
Penjelasan

lebih

rinci

dari

rencana

umum

yang

integrasi elemen-elemen desain yang berpengaruh kawasan


yang direncanakan.

telah

ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi

Ketentuan Dasar Implementasi Penataan Kawasan

utama melalui pengembangan komponen rancangan kawasan

Ketentuan dasar implementasi rancangan penataan terhadap

pada bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan

kawasan

blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas

kawasan. Ketentuan dasar implementasi yang dimaksud yaitu

minimal tata kawasan diuraikan dalam panduan penataan

berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang lebih

kawasan merupakan.

detail,

perencanaan

memudahkan,

pengembangan
Manfaat Panduan Penataan Kawasan
Panduan penataan kawasan perencanaan ini memberikan
manfaat yang diantaranya yaitu memberi arahan ringkas dan
sistematis bagi implementasi ketentuan dasar serta ketentuan

ini

dan

rencana

memuat

panduan

memandu

umum,

penataan

penerapan

baik

pada

serta

bangunan,

kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kavling,


maupun

blok.

Panduan

rancangan

ini

bersifat

mengaktualisasikan tujuan penataan lingkungan yang hijau,


nyaman, tertib, dan lancar.

detail dari perancangan tiap bangunan, kavling, sub blok, dan


blok pengembangan dalam dimensi yang terukur. Memberi
gambaran simulasi bangunan secara keruangan (berupa 3
dimensi) sebagai model penerapan seluruh rencana tata
bangunan dan lingkungan dalam tiap kavling, sub blok, dan
blok. Memudahkan pengembangan desain pada setiap kavling
dan sub blok sesuai dengan visi, misi, dan arahan karakter
lingkungan yang telah ditetapkan. Memudahkan pengelolaan
dan juga pengendalian kawasan sesuai dengan visi, misi, dan
arahan karakter lingkungan yang telah ditetapkan. Mencapai
intervensi desain kawasan yang berdampak positif, terarah,
dan terukur pada suatu kawasan yang direncanakan. Mencapai

B. Panduan Penataan Segmen Kawasan


Pada kawasan perencanaan tersebut dalam penataannya perlu
dibagi kedalam beberapa segmen sesuai dengan karakter
kegiatan

yang

akan

dikembangkan,

sebagai

upaya

memudahkan proses penataan lingkungan pada kawasan


perencanaan. Karakter kegiatan ini dilihat dari jenis aktivitas
yang terdapat di kawasan perencanaan yang terdiri dari
aktivitas perdagangan dan jasa, permukiman, dan aktivitas
campuran. Panduan penataan kawasan adalah suatu konsep
penataan permukiman perkotaan berbasis komunitas untuk
mewujudkan permukiman yang lebih baik dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat di dalamnya melalui program-

5 - 34

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

program yang mudah dilakukan dan terjangkau oleh swadaya

Keamanan

masyarakat. Prinsip-prinsip umum penataan kawasan yaitu :

Selain memperhatikan prinsip kesahatan dan keamanan,


dalam penataan suatu kawasan perlu pula memperhatikan

Kesehatan Lingkungan

keamanan. Penataan kawasan yang memperhatikan prinsip

Perencanaan penataan lingkungan permukiman pada kawasan

keamanan

perencanaan

memperhatikan

penyediaan ruang umum yang nyaman akan menyebabkan

kesehatan lingkungannya, tidak hanya memperhatikan pola

penghuni perumahan saling bersosialisasi dan saling menjaga

dan estetis dari lingkungan tersebut. Lingkungan permukiman

keamanan lingkungannya, menghindari tindak kejahatan dan

yang dilengkapi dengan prasarana dasar dan utilitas kawasan

hal-hal yang dapat membahayakan keamanan penghuni.

Desa

Kertanegara

perlu

yaitu

dengan

adanya

pertimbangan

dalam

yang menunjang kesehatan lingkungan, perumahan yang


memiliki tata bangunan yang juga memenuhi persyaratan

Kenyamanan

kesehatan, perumahan yang dapat mengurangi kebutuhan

Lingkungan

infrastruktur kota, pemakaian kendaraan, polusi dan dapat

dilakukan untuk memberikan kenyamanan. Kawasan yang

mewadahi publik transit.

ditata dengan mempertimbangkan kenyamanan penghuni


suatu

yang

direncanakan

kawasan

yaitu

penataan

penataan

lingkungannya

kawasan

yang

Keselamatan

mempertimbangkan kemudahan untuk berinteraksi diantara

Dalam proses penataan lingkungan permukiman perlu pula

penghuni

memperhatikan prinsip keselamatan. Maksud dari prinsip

aksesibilitas, keleluasaan gerak, perletakan fasilitas lingkungan

keselamatan

perumahan

yaitu

keberadaan

perumahan

yang

memperhatikan keselamatan bagi para penghuni di kawasan

dan

masyarakat

dalam

jangkauan

sekitarnya,
pejalan

kemudahan

kaki,

keindahan

kawasan, dan penataan bangunan dan lingkungannya.

perumahan tersebut dan sekitarnya dari kemungkinan bahaya


kebakaran, banjir dan gangguan lainnya.

Kesejahteraan
Aspek kesejahteraan masyarakat pada kawasan perencanaan
merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Pelaksanaan
penataan

kawasan

harus

mempertimbangkan

akan

penyediaan tipe rumah dan tempat kerja yang beragam


sehingga dapat menyatukan perbedaan kelas eknomi dan usia
penghuninya,

peran

fasilitas

umum

dalam

menjaga

keseimbangan sosial yang dapat menimbulkan sifat gotong


royong dan rasa kekeluargaan.

5 - 35

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

C. Penataan Kawasan Perencanaan

Tata Guna Lahan


a. Penataan fasilitas umum diatur agar bersifat multifungsi

Kawasan prioritas Desa Kertanegara yaitu berada di blok 4,

sehingga tidak memerlukan fasilitas yang cukup luas.

blok 5, dan blok 6. Ketiga blok tersebut terletak di RT. 05


RW.03, RT. 06 RW. 03, dan RT. 07 RW. 04. Jumlah penduduk
pada kawasan prioritas tersebut kurang lebih 1322 jiwa.
Kawasan

ini

sebagian

besar

berupa

lahan

b. Penentuan lokasi penataan atau perbaikan, diperlukan


pertimbangan terkait rencana kawasan secara makro.

terbangun

didominasi peruntukan lahan pemukiman, perdagangan jasa,


pendidikan, dan lahan campuran. Pengembangan kawasan ini
diarahkan secara terkendali serta memperkuat karakter dan
citra kawasan sebagai kawasan permukiman yang dilengkapi

c. Perubahan suatu fungsi menjadi fasilitas pemberi jasa


dimungkinkan.
d. Fungsi

lahan

campuran

dapat

dikembangkan

untuk

meningkatkan aktifitas perekonomian kawasan.

dengan fasilitas sosial dan umum yang memadai.


e. Mempertahankan lahan belum terbangun sebagai ruang
terbuka

Prinsip-Prinsip Penataan Kawasan Perencanaan


Dalam

penataan

suatu

kawasan

penataan

yang

diantaranya

bangunan

dan

lingkungan

terdapat

yaitu
ke

prinsip-prinsip

memperbaiki
tingkat

kondisi

yang

hijau

dan

ruang

terbuka

publik,

serta

menambahkan aktifitas baru berupa sarana olah raga dan


taman bermain.

paling

memungkinkan. Selain itu yang menjadi prinsip penataan

Intensitas Lahan

kawasan

a. Perlu adanya rencana yang membatasi ketinggian maximal

digunakan

yaitu

dengan

untuk

adanya

memenuhi

titik

pertimbangan

kebutuhan

prasarana

yang
dasar

bangunan

hingga

pemukiman dan perbaikan menuju keindahan lingkungan.

penghubung

Penataan

matahari dan terbuka.

mungkin

kawasan

terbangun

menggunakan

fasilitas

pada
fisik

prinsipnya
yang

sedapat

sudah

bangunan

agar
tetap

keberadaan

jalan

mendapat

sinar

ada.

pemenuhan prasarana dasar pemukiman seperti air bersih, air


limbah drainase dan pengelolaan sampah dilakukan dengan
perubahan pada bangunan dan jalan yang ada sehingga perlu
melibatkan masyarakat dalam proses identifikasi masalah,

b. Menjaga dan mempertahankan luas lantai dasar yang ada,


sehingga
hujan.

Sirkulasi
Panduan Penataan Kawasan Perencanaan

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

lebih

banyak

ruang

terbuka

dan

halaman

sehingga fungsi ekologis masih terjaga untuk resapan air

perencanaan dan konstruksi.

5 - 36

antara

lantai

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

a. Penataan sirkulasi diusahakan lebih teratur dan memiliki


hirarki jalan.

c. Dianjurkan melakukan penambahan bukaan bangunan dan


membuat jarak antar bangunan agar ventilasi udara dan
cahaya matahari dapat masuk ke setiap ruang pada

b. Sirkulasi pejalan kaki harus merasa aman dan nyaman.

bangunan.

c. Sirkulasi berupa gang antar bangunan yang terlalu sempit


diusahakan

dapat

menggunakan

halaman

atau

pemunduran halaman.

d. Wajib

memperhatikan

bangunan,

garis

ketentuan

sempadan

jalan,

garis

sempadan

koefisien

dasar

bangunan, koefisien luas lantai, koefisien ruang terbuka,

d. Sirkulasi berupa gang tersebut harus mendapatkan sinar

dan koefisien dasar hijau.

matahari, apa bila letak gang terlalu berhimpitan dengan


bangunan

dianjurkan

panjang

atap

teritisan

pada

bangunan dikurangi atau penggunaan material atap yang


transparan.

Tata Informasi
a. Penataan informasi pada kawasan perencanaan yaitu
dengan cara menandakan pemilik gedung atau nama

e. Penataan pedestrian pada ruas jalan utama pada kawasan

gedung dan harus teritegrasi dengan arsitektur bangunan.

tersebut bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan

b. Pemberian informasi bangunan diperbolehkan hanya pada

keamanan pejalan kaki, sekaligus meningkatkan kualitas

bangunan perdagangan dan jasa tidak berdiri sendiri tapi

visual kawasan.

menyatu dengan bangunan.

f. Jalan yang berada didalam lingkungan hunian berfungsi


sebagai sirkulasi kendaraan dan sekaligus jalan bagi

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

pejalan kaki.

a. Penyediaan

ruang

terbuka

berfungsi

sebagai

sarana

bersosialisasi, lapangan olahraga, maupun taman umum.


Tata Bangunan

b. Penyediaan tata hijau lingkungan berupa penghijauan

a. Dalam penataan massa bangunan, diupayakan orientasi


bangunan seragam menghadap ke jalan.
b. Bangunan
seperti

harus

sirkulasi

memperhatikan
udara,

dengan jarak sekitar 5 m, jenis yang dipilih sesuai kriteria.

kesehatan

pencahayaan

menerus di jalur pejalan kaki, peneduh di setiap kapling

dan

penghuni
ketentuan

lainnnya yang diatur dalam peraturan bangunan.

c. Tata hijau pada jalur pedestrian jalan utama dibedakan


antara tanaman pengarah

pohon peneduh dengan jarak 10-15 meter (di antara pohon


pengarah).

5 - 37

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

dengan jarak 15 meter, serta

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman


(RTPLP ) |BAB V

d. Tata hijau pada jalur pedestrian jalan berupa pohon

Sepanjang saluran irigasi dianjurkan tetap sebagai bentang

peneduh (dengan jarak 10-15 meter dan tanaman pot yang

alam dan berpotensi sebagai ruang terbuka yang dapat

mengandung unsur aroma terapi seperti melati dan mawar.

dimanfaatkan oleh masyarakat.

e. Pada ruang terbuka dianjurkan untuk menanam pohon


tanaman produktif (buah-buahan dan tanaman obat).

5 - 38

f.

PLPBK | Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Anda mungkin juga menyukai