Nurul, panggilan untuk seorang sahabat yang terpercaya buat Caca. Nurul yang
kocak dan tomboy itu, sangat berbeda dengan karakter Caca yang feminim dan
lugu. Mereka bertemu di salah satu asrama di sekolah mereka.
Saat dihari jadi Caca, Nurul pamit ke pasar malam untuk mengambil sesuatu
yang sudah dipesan buat sahabatnya itu. Caca menyetujuinya, dia pun
menunggu Nurul hingga tengah malam menjelang. Caca yang mulai khawatir
terhadap Nurul menyusul kepasar malam, hingga dia melihat yang seharusnya
dia tidak lihat . Apa yang dilihat Caca? Dan apa yang terjadi dengan Nurul?
Aku luluuuuuus Teriak beberapa orang anak saat melihat papan
pengumuman, termasuk juga Marsya Aqinah yang biasa disapa Caca.
Ihnggak nyangka aku lulus juga, SMA lanjut dimana yah? Ujarnya
kegirangan langsung memikirkan SMA mana yang pantas buat dia.
Hai Ca, kamu lanjut dimana ntar? Tanya seorang temannya
Dimana ajalah yang penting bisa sekolah, hehehe Jawab Caca asalasalan
Ooooya udah, aku pulang dulu yah
Yah, aku juga dah mau pulang
Sesampainya dirumah Caca
Caca memberi salam masuk rumahnya dan langsung menuju kamar
mungilnya. Dalam perjalanan menuju kamarnya, dia melihat Ayah dan Ibunya
berbicara dengan seorang Udstazt ntah tentang apa. Caca yang cuek berjalan
terus kekamarnya. Tak lama kemudian Ibu Caca pun memanggil.
CacaAyah ma Ibu mau bicara, cepat ganti baju nak
Iya bu, bentar lagi Jawab Caca dari dalam kamarnya.
Akhirnya Caca pun keluar
Napa bu? Tanya sambil duduk disamping Ibunya
Kamu lulus? Tanya Ibunya kembali
Iya dong bu, nama Caca urutan kedua malah. Pasti Caca bebas tes
kalo masuk di sekolah ternama deh Jawab Caca percaya diri
Alhamdulillah, ehm Ucapan Ibu terhenti sejenak
Kenapa bu? Bukankah itu bagus? Tanya Caca lagi sambil melihat
Ibunya
Gini nak, kamu dak mau masuk asrama? Tanya Ibu Caca sangat hatihati
Loh ko ada asrama-asramaan sih bu? Ujar Caca yang tanggapannya
tentang asrama kurang bagus
Di asrama itu bagus Ca, bisa mandiri dan yang lebih bagus lagi bisa
tinggal bareng teman-teman, tadi udstdz tadi ngomong kalo pendidikan
agamanya disekolah asrama juga bagus Kata Ayah Caca menjelaskan dan
berusaha mengambil hati anaknya itu
Yaaaah ayah, terserah deh Ucap Caca pasrah tidak ada niat untuk
melawan ayahnya tersayang
2 bulan telah berlalu, setelah mengurus semuanya untuk memasuki
asrama
Caca pun memasuki sekolah asrama yang telah diurus oleh Ayahnya,
Caca berjalan di serambi-serambi asrama bareng Ayah dan Ibunya menuju
asrama yang telah ditunjukkan untuknya. Akhirnya sampai juga.
Ayah, ini asrama Caca? Tanya Caca dengan raut wajah yang tidak
setuju
Iya, kenapa? Jawab Ayah Caca dan kembali bertanya
temen aku dari SMP, aku jadiannya di caf punya Meri, ih senang deh Cerita
Caca
Eh cepat banget, tapi baguslah,ehmm awas kalo dia kurang ajar, ntar
aku yang ngajarin dia, he..he..he.. Tanggap Nurul senyum-senyum
Siplah, eh Ical punya teman cuakep abis, aku comblangin ke kamu
yah Usul Caca
Nggak Ah, masih senang dengan masa juomblo Kata Nurul
Jomblo, bukan juomblo Ucap Caca membenarkan
Iyaiyayang itulah, he..he..he.. Kata Nurul
Kamu harus kenalan ma Ical, supaya sahabatku bisa ngedukung
sepenuhnya Ujar Caca
iya..iya.. Ntar kalo dia nelfon, kenalin aja ke aku Ucap Nurul
mengangguk-angguk
Begitu seterusnya, Caca curhat terus tentang Ical ke Nurul, memperkenalkan Ical
ke Nurul, hingga tak terasa berjalan 2 bulan
Nuruuuuuuuuuuuuul bangun bangun banguuuuun, dah magrib
Teriakan Caca ditelinga Nurul itu betul-betul memekakan telinga.
Apaan sih Ca? Udah bangunin orang tanpa pamit, belom gosok gigi
lagi Ujar Nurul jengkel
Sori dori yeini Rul si Ical sms neh katanya ada kejutan buat aku. Duh
apa yah? Tanya Caca nutup mukanya sendiri
Meneketehe Jawab Nurul cuek abis angkat bahu
Ih Nurul, tanggapin donk. Buat sahabat kamu dikit senang bisa nggak
sih? Kata Caca mengguncang tubuh Nurul
Caranya? Tanya Nurul sambil menguap
Puji ke ato apalah, yang penting aku bisa senang giitu Jawab Caca
milih-milih
o iya, ada cara Kata Nurul tiba-tiba
Nah tuh kan ada Ujar Caca menunggu sambil senyum-senyum
Iya ada, bantu beresin lemari buku aku Ucap Nurul membuat Caca
manyun
Ga da yang lain yah? Tawar Caca
Ga da, ayolah Ca Aku juga punya kejutan buat kamu besok,
gimana? Ucap Nurul kembali menawar sambil bangun dari tempat tidurnya
Okelahdemi kejutan Kata Caca menyetujui
Mereka berdua pun membereskan lemari buku milik Nurul. Terlihat Nurul
memutar otaknya, memikirkan apa yang akan diberikan untuk sahabatnya
besok. Yah besok hari jadi Caca yang ke-17 biasa juga disebut sweet seventeen,
dimana Caca memasuki awal umur yang dewasa, jadi harus sesempurna
mungkin. Sementara itu Caca yang selagi membereskan buku-buku Nurul
dengan susunan yang rapi, sinar matanya malah terpaut pada satu buku lucu,
imut dan wow! warna pink, kesukaan Caca banget. Caca tidak menyangka
kalau Nurul peranakan tomboy itu pelihara buku yang imut banget. Caca
mengambil buku itu dan membaca sampulnya My DiarY. Caca senyumsenyum, pikirnya bahwa bisa juga cewe setomboy Nurul punya diary.
Rul, diary kamu nih? tanya Caca
Nurulpun balik Iyadiary aku banget
Buat aku ya Rul Pinta Caca dengan sejuta raut wajah imutnya
Kamu mau? Tanya Nurul
Ya iyalah, ga mungkin dong aku minta kalo aku kaga mau Jawab
Caca berpanjang lebar
Ntar aku selesaiin isinya baru aku kasi ke kamu Ujar Nurul
Ayolah Rul Rengek Caca yang super manja
Aku janji Ca, buku tuh pasti kamu miliki. Sini bukunya Pinta Nurul usai
berjanji
Nurul pelit Kata Caca ngambek
Aku kan dah janji Ca
Janji yah? Ujar Caca meyakinkan sambil mengacungkan
kelingkingnya
Janji..! Lanjut yuk Kata Nurul Sambil mengapit jari Caca dengan jari
kelingkingnya
IyahEh, Rul besok ada PR. Kamu dah jadi belom? Tanya Caca
kemudian
Belom, aku nyontek punyamu boleh?
Ya boleh lah
Aku juga titip besok dikumpulin, boleh?
Boleheh mangnya kamu mau kemana Rul? Tanya Caca lagi
Anak kecil ga boleh tau Jawab Nurul
Uhk Salsa, Nurul besok mau kemana? Tanya Caca ke Salsa yang
sedang tidur-tiduran
Ga tau juga Jawab Salsa angkat bahu
Berarti k Salsa anak kecil juga donk, hi..hi..hi.. Bisik Caca sambil
cekikikan
Udah, kalian tidur. Ntar penjaga asrama kontrol, tau ga tidur dimarahi
loh Ujar Salsa
EhMita dimana k? Tanya Nurul ke Salsa
Tadi pamit ke asrama sebelah nginap Keburu Caca jawab
Sapa juga yang nanya kamu?Tanya Nurul
Obukan aku yah? Abis panggil kaka sih, kira aku. He..he..he Kata
Caca
Anak kecil bisanya ngerasa doank Ujar Nurul mencibir
Biarinweakaku bobo duluan yah?Kata Caca sambil menguap dan
bersiap-siap ditempat tidurnya
Akhirnya tenang juga Ucap Nurul seakan-akan kekacauan sudah
berakhir. Diapun bergegas ke tempat tidurnya dan membuka buku diarynya, dia
menulis sesuatu dibukunya itu. Malam semakin larut, Nurul melihat jam
wekernya yang menunjukkan pukul 01.30, lama kemudian akhirnya tertidur juga
sesudah dia merapikan buku diarynya dan menyimpan di bawah bantalnya.
Keesokan harinya.
Hari itu tampak cerah, Caca pergi kesekolah tanpa ditemani Nurul tidak
seperti kemarin-kemarin. Nurul mesti pergi kesuatu tempat yang penting dan
Caca tak boleh tau rencananya itu. Caca disekolah yang sebangku dengan Nurul
mesti memeras otak sendiri tanpa ada teman yang diajak diskusi. Sampai bel
pulang sekolah pun berbunyi, belum ada kabar dari Nurul. Salsa yang ditanya
hanya angkat bahu.
Duh dah sore gini ko Nurul belum hubungi aku sih? Gumam Caca
sambil mencet-mencet hape dan ketika nomor Nurul yang didapat, Caca pun
berniat menelpon
Nomor yang anda tuju.. Jawaban telpon di seberang langsung
ditutup oleh Caca sambil berceloteh Operator, dimana tuh orang? Nomer dak
diaktifin lagi
Caca pun masih sabar menunggu hingga malam pun larut. Aku harus
nyusul Nurul nih Ujarnya sambil narik swetearnya dari jemuran dan pamit ke
Salsa. Caca naik angkot ke pasar malam, dalam perjalanan pun dia rasa melihat
2 seorang yang sangat dia kenal di sebuah cafe. Caca langsung turun dengan
muka yang merah padam menahan marah, setelah membayar angkot. Caca
langsung menuju tempat duduk 2 orang tadi.
Nurul!!! Ical!!! ini yah kejutan dari kalian berdua untuk aku? Oke aku
terkejut, sangat terkejut!!! Ical kita putus, dan kamu Rul. Percuma aku
khawatirkan orang yang rebut pacar sahabatnya sendiri Gertak Caca blakblakan tanpa memberi kesempatan Nurul dan Ical bicara, Caca langsung pergi
dari caf itu dan naik angkot pulang keasramanya.
Caca tak mau tau lagi apa yang akan terjadi setelah ini, Caca tiba
diasrama dan langsung mehempaskan diri ketempat tidurnya sambil menangis
sekuat dia, Salsapun berniat mendekat tapi bersamaan dengan itu, hape
Salsapun berbunyi.
Halo? Ujar Salsa yang tampak berbicara serius dengan penelpon
diseberang
Iyah saya segera kesana Kata Salsa mengakhiri pembicaraannya
dengan penelpon tadi dan bergegas memberitahukan Caca
Ca, Nurul lagi Kata-kata Salsa terputus saat Caca memberi tanda
untuk menyuruh Salsa pergi. Tanpa pikir panjang Salsa pun pergi dengan mata
sembab, Caca tak tau apa alasannya yang jelasnya saat itu Caca merasakan
sangat sakit didadanya. Salsa yang bergegas naik angkot itu sengaja mengirim
pesan singkat ke hape Caca
Triiittriiit Caca mengambil hapenya dan membaca isi pesan itu
Ca, Nurul masuk UGD, kalo kamu mau datang, langsung saja di RS
Urip Sidoarjo ruang UGD
Caca mulai khawatir, biar bagaimana pun Nurul masih sahabatnya, dia
langsung melupakan sakit yang tengah melanda dadanya itu dan bergegas
menyusul ke rumah sakit yang disebutkan Salsa.
Sepanjang perjalanan Caca berusaha menahan air matanya yang dari tadi
mengalir sambil bergumam, Nuruuul, kenapa sih kamu tega hianati aku?, kita
memang sering becanda tapi ini lain, Rul. Aku sakit saat aku tau kamu hianati
persahabatan kita. Sekarang ada kejutan apa lagi? Tadi aku liat kamu baik-baik
aja bareng Ical, tapi kamu ko bisa masuk UGD sih? aku harap ini bukan
permainan kamu semata hanya untuk minta maaf padaku. Ini tidak lucu lagi
Sesampainya dirumah sakit
Caca langsung berlari menuju ruang UGD, Caca mendengar tangisan
histeris yang keluar dari mulut Salsa.
Ada apa ini? Gumam Caca yang membendung air mata, dia
memasuki ruangan itu. Pertama dia melihat Ical dengan sebuah bungkusan imut
ditangannya, Pasti dari Nurul pikir Caca. Sakit hatinya kembali muncul, lama
dia pandang Ical hingga Ical berusaha mendekatinya tapi dengan tatapan sinis
memendam rasa benci, Caca meninggalkan Ical yang matanya telah sembab.
Cacapun berpikir bahwa sandiwara apa lagi yang Ical perlihatkan ke dia. Caca
menarik nafas dalam-dalam dan kembali berjalan menuju tempat tidur yang
terhalang tirai serba putih, Cacapun mengibaskan tirai itu, dia lihat disitu ada
Salsa dan
Nuruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuul Teriak Caca histeris, serasa
remuk tulang-tulang Caca saat melihat ditempat tidur diruangan UGD itu,
terbaring seorang gadis tomboy, muka mulus tak tampak lagi, malah yang
nampak hanyalah luka-luka dan muka yang hampir tak bisa dikenali, bersimbah
darah tak bernyawa, rambut hitam lurus terurai begitu saja seakan membiarkan
tuannya melumurinya dengan cairan merah yang mengalir dari kepala tuannya,
jilbab yang tadi di kenakannya pun tak nampak warna dasarnya karena percikan
darah. Caca memeluk sahabat yang paling disayanginya itu, ada rasa sesal
dalam hatinya. Kenapa tidak membiarkan sahabatnya itu menjelaskan apa yang
terjadi sebelum dia kelewat emosi?.
Sesaat itu ada yang menggenggaman hangat lengannya, Caca tak
menghiraukan, yang Caca pikirkan adalah rasa sesal dalam benaknya. Pemilik
genggaman itupun menarik dan memeluknya, kemudian memberikan bingkisan
imut yang ada ditangannya.
Nih bingkisan buat kamu, kejutan ini yang dari tadi pagi dicari Nurul
dan baru dapat diluar kota, aku mengantar Nurul karena aku juga ingin
memberikan kejutan kecil-kecilan buat kamu, tapi kamu datang saat aku dan dia
merencanakan acara kejutan buat kamu Jelas Ical sambil memeluk Caca yang
semakin berlinang air matanya saat mengetahui apa isi dari bingkisan itu, buku
diary imut, warna pink sesuai yang dijanjikan Nurul
Katanya kamu sangat menginginkan buku yang seperti miliknya, nah
ini tandanya dia sangat sayang sahabatnya dan ga mau mengecewakan
sahabatnya itu. Tapi tadi waktu kamu salah tanggap tentang di caf itu, dia
merasa bersalah banget, soalnya dia ga pamit dulu ke kamu sebelum minta
bantuan ke aku. Dia panik karna takutnya kamu akan menganggap dia
penghianat, akhirnya diapun mengejarmu tanpa peduliin ramainya kendaraan
dan bus itu penjelasan Ical terputus, dia tidak sanggup lagi meneruskan
cerita tragis yang menimpa sahabat mereka itu. Caca pun masih membiarkan air
matanya tetap mengalir di pipinya semakin deras.
Rul, napa mesti kamu jadi korban egonya aku?, sapa lagi dong yang
dengerin curhat aku?, sapa lagi yang bisa aku ejek? perang bantal kita juga
mesti dilanjut Rul, belum ada yang juara neh, he..he.., eh aku juga mau ngasih
contekan kekamu ko, Rul bangun dongjangan becanda, ini ga lucu lagi.
Sumpah ini ga lucu, Rul bangun, kamu napa sih? sukanya buat aku panik. Rul
bangun dong Ujar Caca setelah melepaskan pelukan Ical, senyum dan berbicara
sendiri setelah itu kembali Caca memeluk jasad sahabatnya itu dan menangis
sejadi-jadinya. Salsa mendekatinya dan memberikan sebuah buku diary milik
Nurul
Kata Nurul, kalo dia tidak dapet buku yang mirip punya dia, buku
diarynya ini buat kamu Ujar Salsa
Cacapun membuka buku kecil itu, tak sempat membaca halaman
pertama, dia membuka beberapa lembaran berikutnya, hingga Caca pun
membaca tulisan Nurul paling akhir.
13 Mei 2003, 01.00 pagi
Dear Diary..
Aku dah dapet sahabat, kasih sayang sahabat. Tapi aku tak dapat memberikan
apapun untuk sahabatku itu, ini hari jadi dia, dan dia menginginkan kamu diary,
mungkin saja suatu saat aku berikan kamu ke dia, tapi itu suatu saat, hanya saja
aku harus cari yang mirip denganmu untuk sahabatku. Aku minta tolong ke Ical
mungkin juga dak apa-apa yah diary, diakan pacar sahabat aku berarti dia juga
sahabat aku dong. Hahaha.hanya sebuah buku tapi kalo dia masih
menginginkan kamu diary, mau tak mau aku harus ngasih kamu kedia. Nyawa
akupun boleh yang penting sahabat aku senang, hahaha, Lebaaaaaaaay. Ya udah
dulu diary aku ngantuk neh
Ga kelupaan MET ULTAH CACA, MY FRIENDSHIP
Caca menutup diary Nurul, semakin berlinang air mata Caca. Yah
apapun yang Nurul akan beri untuk Caca, bahkan nyawanya seperti sekarang
yang Caca alami. Nurul takut kalo Caca menganggap dirinya berkhianat karena
sudah lancang mengajak Ical untuk mengantarnya, hingga dia tak pedulikan lagi
Diantara 2 Hari
Ada 2 hari yang kubenci setiap tahun. Aku berharap tidak pernah ada hari itu
setiap tahunnya. Sehingga aku tak perlu mengingat masa laluku. Masa lalu yang
membuatku terpuruk. Ya sangat terpuruk.
Dua hari itu adalah hari ulang tahunku dan hari dimana tahun baru datang. Aku
benci dua hari itu. Ya sangat membencinya.
Hari ulang tahun. Dimana setiap anak akan bahagia ketika hari ulang tahunnya
tiba. Tapi tidak bagiku. Aku selalu merasa takut ketika hari itu tiba. Karena di hari
itu, aku akan menyadari bahwa aku sendiri. Tanpa setitikpun kasih sayang. Tanpa
setitikpun pengertian.
Aku ingat saat itu. Saat aku masih kecil. Aku tak bisa ingat saat itu berapa
umurku. Pagi-pagi sekali ibu sudah berkutat di dapurnya.
Ibu, ibu sedang apa?, tanyaku. Saat itu aku baru saja bangun tidur. Dan
mendengar suara-suara di dapur.
Hai Sayang, kau lupa? Hari ini hari ulang tahunmu!, kata wanita yang
kupanggil ibu itu. Selamat ulang tahun sayang.,tambahnya.
Eh..oh iya aku lupa!, kataku disertai cengiran khas milikku.
Ibuku hanya mengacak-acak rambutku. Aku hanya tersenyum menanggapinya.
Hatiku benar-benar bahagia.
Sekarang, mandi dan pergi sekolah ya!, kata ibuku lembut sekali.
Tapi bu,aku mulai merajuk agar tidak berangkat sekolah hari ini.
Tidak bisa Indi, kau harus tetap berangkat sekolah hari ini.,itu suara kakakku.
Terkadang dia membuatku menangis. Tapi menurutku itu bentuk kasih
sayangnya. Daripada tak disapa sama sekali. Oh iya kakakku itu sudah anak
kuliah semester 4 lho.
Kaaaakkk
,kakakku hanya menggeleng tanpa mengucapkan 1 katapun.
Uh! Baik.. baik.., kataku dan langsung ngeloyor ke kamar mandi.
Disekolah memang tak ada yang tau ulang tahunku. Dan aku tak berharap
ucapan dari mereka. Yang ada dalam pikiranku hanya makan bersama
keluargaku. Ayah, ibu, kakak dan aku. Memang hanya sepotong nasi kuning. Tapi
yang lebih berarti bagiku adalah kebersamaan kami. Dan dengan itu artinya
mereka mengakuiku karena mengingat ulang tahunku.
Malampun tiba. Tibalah ritual makan malam kami dengan satu hal yang special.
Ulang tahunku. Kami tertawa bersama. Dan aku masih ingat saking bahagianya
aku sampai salah makan cabe. Tapi karena kebahagian itu cabepun rasa
gula.hhehehe,,,
Oh iya aku ingat itu hari ulang tahunku yang ke-10. Dan seingatku itulah hari
terakhir ibuku ingat ulang tahunku. Bahkan ayah tak mau mengingatnya. Dan
aku masih ingat hari itu hari terakhirku tersenyum dengan hati.
Ya setelah itu semua berubah. Ibu sibuk dengan dirinya. Ayah sibuk dengan
pekerjaannya. Sementara kakak harus fokus pada studynya.
Setiap tahun barupun begitu. Aku tak pernah mengenal tahun baru. Karna bagiku
mengingat tahun baru sama saja membuka luka lama yang belum kering di
hatiku.
Bahkan tahun ini. Tahun ini adalah ulang tahun ke 17. Yang kudapatkan tahun ini
hanya kosong. Detik-detik menuju denting jam di 00.00 hanya kuisi dengan
tangis. Aku menangis dalam diam. Karena kakakku satu-satunya sedang tidur
disampingku. Aku hanya meniup lilin sendirian. Berharap semua berubah. Tak
ada canda tawa. Tak ada pula salah makan cabe.
Yang ada hanya pilu. Ya aku terus menangis dalam diam. Aku tak mau
topengku retak. Aku tak mau orang tau seperti apa aku jika tanpa topeng ini.
Meski itu didepan kakakku sendiri. Aku tak mau terlihat rapuh.
Ya selama 11 tahun aku terus menggunakan topeng kokohku. Aku tersenyum
pada semua orang. Aku berakting seolah-olah aku bahagia. Seolah-olah tak
memiliki masalah. Aku tau aku munafik. Tapi biarlah. Rasa sakit ini, rasa kesepian
ini terlalu sulit kubagi. Indi yang mereka kenal bukanlah Indi. Indi adalah sosok
yang tak mereka tau.
Aku lebih nyaman menangis sendirian. Aku lebih menyukai menangis tanpa
suara. Mungkin memang lebih menyayat. Tapi lebih melegakan.
Air matamu bisa habis jika kau menangis terus, Indi!, itu kata kakakku. Tapi itu
dulu. Indi yang sekarang bukanlah orang yang akan tertipu dengan kata-kata
penghibur seperti itu.
Memang sempat terlintas dibenakku. Ingin rasanya ketika aku menangis ada
yang memelukku. Ada yang merelakan pundaknya untuk tempat ku bersandar.
Ada yang menyediakan tangannya untuk merengkuhku dalam pelukannya dan
membiarkanku menangis disana.
Tapi mana mungkin. Aku terlalu tertutup. Tak mudah bagiku membagi ceritaku
pada orang lain. Aku menutupi itu semua dengan sok peduli pada orang lain.
Padahal aku tak pernah memperdulikan diriku sendiri.
Hari tahun barupun terkena imbasnya. Seingatku saat itu aku kelas 1 SMP ketika
aku mulai mengenal apa itu malam tahun baru. Ketika teman-temanku bercerita
apa yang akan mereka lakukan bersama keluarga mereka. Aku hanya bisa diam.
Indi.. Indi kau tahu nggak?, tanya Rinda padaku.
Nggak, jawabku dengan nada ketus karena saat itu masih pelajaran dan
gurunya mengerikan.
Kulihat temanku kecewa atas jawabanku. Aku sungguh merasa bersalah. Bagiku
cukup aku saja yang terus merasakan rasa sakit dan kecewa. Aku tak mau
temanku juga kecewa.
Nanti saja ceritanya. Kamu mau kena marah?, kataku dengan nada santai
berharap kata-kata itu bisa mengobati kekecewaannya.
Bingo! Itu berhasil. Rinda tersenyum padaku. Sepertinya dia mengerti maksudku.
Rinda itu sahabatku. Aku memang baru mengenalnya. Tapi aku merasa nyaman
dengannya. Dan dia tahu aku paling tidak suka membuat masalah dengan guru.
Karena orangtua itu merepotkan.
Bel istirahat tiba. Saatnya aku mendengarkan ocehan panjang dari cerita Rinda.
Indi kamu mau kemana malam tahun baru nanti?, tanyanya.
Glek!!!! Aku menghentikan acara menulisku dan menatapnya. Lalu menelan
ludah dengan terpaksa. Aku hanya menggeleng tanpa memasang ekspresi apaapa. Lalu meneruskan acara mencatatku. Karena yang kutahu malam tahun baru
hanya tidur selama 1 tahun.
Tidak kemana-mana ya., seolah dia sedih mengetahui jawabanku. Bagaimana
kalau kerumahku, tambahnya.
Aku mendengarkan., kataku lalu berhenti menulis.
Begini. Setiap tahun jika malam tahun baru aku dan keluargaku selalu bakar
jagung atau apapun. Kadang bakar daging ayam, sapi. Apapun yang kami beli.
Oh iya jangan lupakan kembang apinya. Jadi sambil bakar-bakar kami
menyalakan kembang api., jelasnya panjang lebar.
Ooooo, hanya itulah yang keluar dari mulutku.
Tadi katamu kan kau tidak kemana-mana jadi menginap di rumahku saja. Kita
menghabiskan malam tahun baru bersama., ajaknya padaku.
Aku tersenyum mendengar ajakannya. Kemudian aku berpikir. Rasanya pasti
senang sekali bisa menghabiskan malam tahun baru dengan keluarga Rinda.
Keluarga Rinda juga baik padaku. Tapi jika aku membicarakannya pada ibu. Pasti
yang kudapat hanya kata tidak dari mulut ibu. Dan ceramah panjang yang
sangat tidak penting dari ayah. Kak Upi tidak pulang minggu ini, karena ada
tugas yang harus diselesaikan. Seandainya ada kak Upi. Sayangnya dia harus
kuliah di luar kota.
Sepertinya tidak bisa., jawabku . Sebenarnya aku ingin. Tapi itu akan
membuat masalah baru kurasa., jawabku seadanya. Rinda sudah tau
bagaimana keluargaku. Meskipun dia tidak tau apa yang kurasakan. Tapi dia tau
bagaimana aku dan bagaimana keluargaku. Walau yang dia tau adalah topengku.
Tapi aku tak pernah menceritakan padanya. Baru sekali aku mengajaknya maen
kerumah. Dan dia langsung tau bagaimana keluargaku. Rinda memang luar
biasa.
Baiklah, tak apa-apa., katanya sambil merangkulku. Tak terlihat raut
kekecewaan diwajahnya.
Ya dan malam tahun baru hanya yang kesekian kalinya hanya kulewatkan
dengan tidur. Karena jika aku membuka mataku. Aku akan mengingat semua
luka yang tergores di hatiku. Aku akan menyadari bahwa aku kesepian. Aku akan
menyadari bahwa aku sendiri. Itu membuatku marah. Biasanya saat seperti itu
kulampiaskan pada tembok atau apalah.
Aku tau itu menyebabkan luka di tubuhku. Tapi siapa peduli. Luka-luka ditubuhku
lebih nyata dan akan sembuh lalu menghilang bekasnya setelah beberapa hari.
Tapi luka dihatiku entah akan sembuh atau tidak aku tak tau.
Seandainya 2 hari itu tak pernah ada. Tapi mana mungkin. Hari itu akan tetap
ada dan tetap menciptakan luka.
Harapanku sekarang hanyalah semoga ada orang yang mau menyembuhkan dan
menghapuskan luka ini. Sehingga aku tak perlu lagi bertopeng seperti ini.
Hari ulang tahunku yang tak jauh dengan tahun baru telah terlewatkan. Biasa
saja ditagun ini,yang katanya umur 17 itu sweet seventeen tapi apalah, itu
hanya untuk orang yang bahagia, sedang aku, gadis pendiam, lugu, tak atahu
apa-apa. Pikiran itu selalu ada.
Dorrrrrr..., suara Rinda mengagetkanku yang sedang meratapinasib gadis
malang ini, nglamun aja non, ntar kalau ada setan lewat gimana? Rinda itu
teman baik yang lucu sekali, dia hibur kalau aku diam.
ya kalau setannya cewek aku jadikan saudaraku, kalau cowok aku jadikan,,,,,
pacar,, hahhaah, aku mencoba buat banyolan lucu.
Emang sayembara, sama setan kok mau. Udah, kantin yuk, laper,,, aku pikir
sejenak, karena malas sekali untuk jalan kekantin ujung. Udah, aku traktir deh,.
Sepanjang jalan kekantin Rinda hanya berceloteh dengan rencana tahun baru
yang buat aku iri, tapi aku tetap dengarkan cerita itu sih.
Ndi, ayolah ikut. Ntar aku ngomong sama orangruamu,sekali-kali kan boleh.
Udah besar kita itu, sambil ngrengek-ngrengek dia.
Ya, ayo kerumah, kamu yang ngomong ya,, sambil aku tersentum,dan berdoa
semoga dapat ijin lah.
Siap bos., Rinda girang banget.
Aku dan Rinda coba bilang ke ibuku agar dapat ijin untuk merrayakan tahun baru
bersama.
Ibu, aku diajak Rinda untuk tahun baru dirumahnya, boleh ya, sedikit melas
agar dibolehin sama ibu.
Iya tante, boleh ya. Mumpung tahun baru tante, setaun sekali lho tante, coba
meyakinkan ibuku. Raut muka ibu yang gak pasti buat ku deg-degan ni. Tapi,
mulut ibu mulai membuka.
baiklah, ibu ijinkan, asal satu syarat,, belum selesai ibu ngomong aku udah
nyambung.
apa aja syaratnya, Indi lakukkan ibu.
Dengan syarat kamu gak boleh merepotkan di sana, jangan bikin malu ibu,
denagan jawaban itu aku loncat kegirangan.
Ok ibu ku manis, janji gak macem-macem, sambil aku hormat sama ketawa.
Iya tante, Indi itu baik kok, jadi gak merepotkan, Rinda menimpali kalimat yang
buat ibu tersenyum.
Aku tiap malam udah mimpiin dan gak sabar dengan tahun baru yang akan ku
alami ini. Dan yang aku tunggu datang. Aku menginap ditempat Rinda, aku
sangat dekat dengan keluarga dia, begitupun sebaliknya. Aku udah tidak sabar
dengan waktu yang berputar serasa lambat sekali untuk mencapai 00.00. Kami