Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA INDONESIA

KONDUKTOMETRI

Disusun Oleh:
Tantriyani
121140170

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

KONDUKTOMETRI
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan. Daya hantar listrik suatu larutan bergantung pada jenis dan
konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik
yang besar. Hukum Ohm menyatakan bahwa hubungan arus listrik dan tahanan suatu
larutan diberikan persamaan:
i=

E
R

Dengan:
i = arus listrik yang mengalir melalui konduktor (ampere)
E = tegangan listrik (volt)
R = tahanan dari konduktor (ohm atau )
Dimana arus listrik (i) berbanding lurus dengan tegangan listrik (E). Artinya,
semakin besar arus listrik yang keluar maka tegangannya akan semakin besar.
Berbeda dengan arus listrik (i) dan tahanan (R), karena berbanding terbalik maka
semakin besar arus yng dikeluarkan, berarti semakin kecil tahanan yang diberikan.
Begitu juga sebaliknya. Apabila arus yang keluar kecil, maka tehanan yang diberikan
besar.
Konduktansi adalah kebalikan dari tahanan. Parameter penting yang banyak
digunakan dalam mempelajari mekanisme penghantaran listrik dalam suatu larutan
adalah kebalikan dari tahan spesifik yang disebut konduktansi spesifik (tho atau ).
Dalam suatu larutan elektrolit muatan listrik akan dibawa oleh ion-ion. Ion-ion

negatif (anion) akan bergerak dalam larutan menuju anoda (kutub positif), sedangkan
ion-ion positif (kation) akan bergerak menuju katoda (kutub negatif). Ion-ion yang
paling mudah tereduksi atau teroksidasi mungkin akan menerima atau melepaskan
elektron sehingga akan menyebabkan perubahan komposisi larutan akibat
penghantaran arus searah.
Konduktivitas larutan elektrolit tergantung pada tiga faktor, yaitu:
1. Jumlah muatan
Ion dengan muatan misalnya A2- akan menghantarkan dua kali muatan listrik
yang dapat menghantarkan ion A1-.
2. Mobilitas ion
Mobilitas ion adalah kecepatan bergerak ion dalam larutan. Mobilitas ion
dipengaruhi oleh sifat-sifat solven, beda tegangan listrik, dan ukuran ion.
Semakin besar ion maka akan semakin berkurang mobilitasnya).
3. Konsentrasi ion
Karena dalam larutan elektrolit konsentrasi adalah suatu variabel yang
penting, maka bisanya konduktivitas larutan elektrolit dihubungkan dengan
konsentrasi melalui besaran konduktivitas ekivalen. Ion, solven dan suhu
tertentu serta konduktansi ditentukan oleh konsentrasi ion. Oleh karena itu,
konsentrasi ion dapat ditentukan berdasarkan nilai konduktansi larutan.
Karena masing-masing ion bermuatan listrik, maka dalam larutan akan terjadi
interaksi elektrostatik (saling tolak menolak atau tarik menarik) diantara ion-ion
tersebut. Ion akan saling tolak menolak apabila keduanya bermuatan sama (positif
dengan positif atau negatif dengan negatif), dan akan saling tarik menarik apabila
keduanya berbeda muatan (salah satu negatif atau positif). Interaksi ini akan semakin
besar dengan semakin tinggi konsentrasi, maka hanya dalam keadaan sangaat encer
(infinite dilution) sajalah larutan elektrolit akan berkelakuan ideal. Biasanya
pengukuran konsentrasi larutan elektrolit dengan prinsip konduktometri harus
dilakukan dengan pengenceran atau untuk larutan yang sangat encer. Kohlrauschs
Law menyatakan

bahwa untuk larutan yang sangat encer konduktivitas larutan

elektrolit berbanding lurus dengan jumlah kontribusi ion-ion yang ada dalam larutan,
yaitu:
n

0
0=
i
i=1

Dengan

0
i

adalah konduktansi ekivalen untuk masing-masing ion pada

pengenceran tak berhingga. Harga 0 untuk masing-masing ion dapat diukur secara
langsung dalam larutan, namun harganya dapat diperoleh dari perhitungan.
Tabel 1. Konduktansi Ekivalen dari Berbagai Ion pada Suhu 250C dan Keadaan
Sangat Encer
Anion

Konduktansi

OHClBrClO4NO3CH3COO-

-1.cm2.grek-1
198
76
78
74
71
41

(SO42-)2

80

Kation

Konduktansi

H+
Na+
K+
Ag+
Cu2+
Zn2+

-1.cm2.grek-1
350
50
74
62
55
53

Fe3+

58

Konduktometer adalah alat pengukur konduktansi yang berupa sebuah


jembatan Wheastone dan cell konduktivitas. Untuk mengurangi pengaruh polarisasi
akibat penghantaran arus searah yang menyebabkan perubahan konsentrasi, sumer
tegangan untuk rangkaian itu digunakan arus AC (arus bolak-balik) dengan frekuensi
500-1000 Hz. Bila konduktometer dengn arus AC tidak tersedia, maka pengukuran
dengan menggunakan arus DC (arus searah) dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapa catatan:

1. Tegangan dibuat serendah mungkin.


2. Pengukuran harus dilakukan dengan cepat sebelum tingkat polarisasi cukup
signifikan.
3. Tegangan dijaga agar tetap stabil dengan stabilizer.
Dengan cara tersebut pengukuran dapat dilakuakn dengan multitester yang
mempunyai ketelitian cukup baik dan dilengkapi dengan sarana untuk membuat nol
bacaan skala sebelum setiap pengukuran.

Daftar Pustaka
Alex, P.I.P..2012.Titrasi Konduktometri.Diaksses dari
http://www.alexchemistry.blogspot.com. pada tanggal 6 Juni 2015.

Dean, John A..1992.Langes Hand Book of Chemistry.14th edition.Mc Graw-Hill


Inc;New York.
Subagyo, Purwo, Sri Wahyu Murni, dan Siswanti.2014.Petunjuk Praktikum
Pengantar Teknik Kimia I.Laboratorium Pengantar Teknik Kimia I.Program
Studi Teknik Kimia.Fakultas Teknologi Insudtri.UPN Veteran Yogyakarta.
Perry, R.H dan Green D.W.Perrys Chemical Engineers Hand Book.Ged Mc GrawHill Book.Singapore.
Robinson, James W..1987.Undergraduate Instrumental Analys.4th edition.Marcel
Decker:New York.

Konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi bukanlah


prosedur titrasi, sedangkan konduktansi bukanlah prosedur tirasi. Metode
konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara
konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus

diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap.
Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada suhu tetap, tetapi pengenceran
akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi
(Khopkar, 2003).
Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperature hanya
bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat
dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Basset, J. dkk.,
1994).
Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik,
sehingga akan berhubungan juga dengan adanya ion-ion dalam larutan yang berperan
untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan. Arus listrik ini tidak akan bisa
melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion, sehingga larutan non elektrolit tidak
bisa menghantarkan arus listrik. Titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan
dengan konsentrasi dan suhu dari lrutan yang akan ditentukan daya hantarnya,
sehingga suhu larutan harus dijaga agar berada dlam keadaan konstan, jika suhu
berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memiliki daya hantar
yang besar tetapi memiliki daya hantar kecil karena suhunya menurun, sehingga ionion dalam larutan tidak dapat bergerak dengan bebas (Stoker, 1993).

Anda mungkin juga menyukai