Disusun oleh :
2016
Kegiatan 9
Judul
: Metamorfosis Katak
Tujuan
:
- Mengetahui tahap-tahap metamorfosis katak (Rana sp)
Alat dan Bahan
Alat
Bahan
- Alat tulis
- Preparat
awetan
- Kamera
metamorfosis katak
basah
Prinsip kerja
Praktikum dimulai dengan mempersiapkan preparat awetan metamorphosis
katak kemudian mengamatinya secara langsung. Praktikan menggambar hasil
pengamatan pada logbook, kemudian mendokumentasikan preparat awetan
metamorphosis katak dengan kamera.
Data pengamatan
No
Keterangan
10
11
12
14
15
16
17
18
19
Fase Rotasi
20
Referensi
1
3
4
1
2
Sumber:
Keterangan
Keterangan
1.
2.
3.
4.
1. Telur katak
2. Gelatin
Kutub Animal
Kutub Vegetal
Grey crescent
Gelatin
Pembahasan
Terbentuk membran pembuahan berbentuk bulan sabit dan berwarna abu-abu
(gray crescent) pada bagian permukaan telur yang menjadi tempat masuk
spermatozoon. Setelah mengalami pembuahan, metabolisme sel telur akan
meningkat, sementara permiabilitas dinding sel telur berkurang.
Pada pengamatan telur katak yang sudah difertilisasi bagian- bagian yang nampak
yaitu berupa polus animalis yaitu berwarna hitam dan polus vegetativus yakni yang
berwarna putih kelabu.
Telur terbungkus oleh lapisan gelatin. Bagian telur dapat dibedakan menjadi polus
animalis dan polus vegetativus berdasarkan tingkat pigmentasinya.
Hasil Pengamatan
Referensi
1
3
5
2
4
Sumber:
Keterangan
1. Telur katak
2. Gelatin
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Kutub Animal
Kutub Vegetal
Grey crescent
Gelatin
Bidang pembelahan
6. Sel blastomer
Pembahasan
Pada telur katak 3-7 jam setelah fertilisasi terjadi pembelahan sel telur katak pada
tahap morula. Tahapan pembelahan sel telur dimulai sesaat setelah sperma membuahi
sel. Pembelahan pada embrio katak merupakan pembelahan radial holoblastik. Telur
katak mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan terkonsentrasi pada kutub
vegetatif.
Pada tahap morula terbentuk batas antara kutub animal dan kutub vegetal di
bagian marginal disebut marginal zone. Terjadi invaginasi yang menyebabkan
blastosoel mulai terdesak yang diikuti oleh invasi sel-sel di daerah marginal yang
akan membentuk dorsal balsto yang kemudian akan membentuk celah blastopora.
Bentuk seperti bola dan membentuk celah blastosoel. Setiap 1 sel penyusun
mempunyai 1 nukleus disebut blastoderm dimana menyusun dari membentuk yolk
dan embrio. Pada lapisan blastoderm ini sel-selnya kecil dan padat. Pada bagian
ventral pada embrio, blastoderm membentuk penebalan dimana akan membentuk
bakal embrio. (Rough, R. 1971). Terjadi pengkutuban sejumlah 32 sel, diamana
pengkutuban berlangsung progresif geometris (12 8 16 32). Terbentuk pula
rongga-rongga (segmentasi cavity) dan perluasan pembelahan sel-sel (epiboli).
Namun, pembelahan sel-sel masih berjalan lambat karena adanya vitelus. Yang perlu
diperhatikan, sel-sel yang mengalami pembelahan hanyalah yang ada di kutub animal.
(Sugiyarto, 1996).
10
Kesimpulan
11
Daftar pustaka
Campbell, Neil A et al. (1999). Biology. Erlangga. Jakarta.
Harlita. (2000). SPH 3. Surakarta: UNS Press
Nurhayati, A.P.D. (2004). Diktat Perkembangan Hewan. Prodi Biologi FMIPA ITS.
Surabaya.
Ramdhina Irsanti Putri, Ardyah, et al. (2013). Pengaruh Hormon Hipofisa Dan Ovaprim
Terhadap Ovulasi Katak Serta Perbedaan Pakan Terhadap Pertumbuhan Berudu
Katak Fejervarya cancrivora. Jurnal Biotropika. Vol 1 No 5
Sastry K. V. & Dr. Shukal. (2007). Developmental Biology. Rastogi Publication India.
Rough, R. (1971). A guide to Vertebrae Development. M : B Publishing
Sugiyarto. (1996). Perkembangan Hewan. Jakarta: Depdikbud
Sudarwati. (1996). Perkembangan Hewan. Bandung: FMIPA ITB
Yatim, Wildan. (1990). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito
Praktikan
(Yunita Nur A)
(Ahadia Busyaroh A)
12
Lampiran
-
Dokumentasi praktikum
13