Anda di halaman 1dari 4

TAHAPAN PENCEGAHAN PADA PENYAKIT DBD

WIDIYARSIH HANDAYANI PANIGORO


10542 0338 11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014

DENGUE , DHF

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang di sebabkan
oleh virus virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam
mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,lemah/lesu,gelisah,nyeri hulu hati,
disertai tanda perdarahan diikuti berupa petechie,purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau
reenjatan.

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasukdalam group B Antropod
Bone Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family faviviridae, yang terdiri dari empat
serotype, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Masing-masing saling berkaitan sifat antigennya
dan dapat menyebabkan sakit pada manusia. Keempat tipe virus initelah ditemukandi berbagai
daerah di Indonesia. DEN 3, diikuti DEN 2, DEN 1 dan DEN 4. DEN 3 juga merupakan serotype
yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan
gelaja klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal..

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector penularan dengue
dari penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti vector penting di
daerah perkotaan (daerah urban)sedangkan daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies nyamuk
tersebut berperan dalam penularan
PENCEGAHAN

PRIMORDIAL PREVENTION

1. Menerapkan aturan ( pemerintah ) untuk larangan membuang sampah


sembarangan
2. Melakukan gerakan pencegahan DBD dengan 3M, yaitu menutup, menguras,
menimbun

PRIMARY PREVENTION
A. Health Promototion
Membuat iklan di media dalm bentuk edaran atau cetakan mengenai pencegahan

DBD melalui 3M
Mengadakan sosialisasi ke daerah endemic dan ke tempat-tempat yang

sanitasinya kurang
B. Spesific protection
1. Surveilans vector yaitu dengan cara melihat ada tidaknya jentik, yaitu dengan cara
visual. Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknyajentik disetiap
tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya
2. Pengendalian vector yaitu dengan cara menggunakan insektisida yang ditujukan
pada nyamuk dewasa dan larvanya. Bisa juga dengan memasang kawat kasa pada
pintu, lubang jendela, dan ventilasi di seluruh bagian rumah, menghindari
mengantung pakaian di kamar mandi, kamar tidur dan di tempat-tempat yang
terhindar dari sinar matahari
3. Gerakan pemberantasan sarang nyamuk , yaitu dengan melakukan 3M : (1).
Menguras bak mandi, bak penampungan air, tempat minum hewan peliharaan
minimal sekali seminggu, (2). Menutup rapat tempat penampunga air sedemikian
rupa sehingga tidak dapat diterobos oleh nyamuk dewasa, (3). Mengubur barangbarang bekas yang sudah tidak di pakai , yang semuanya dapat menampung air
hujan sebagai tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti.

SECONDARY PREVENTION
1. Penemuan , pertolongan dan pelaporan penderita
2. Mendiagnosis DBD berdasarkan criteria menurut WHO tahun 1997 terdiri
dari criteria klinis dan criteria laboratorium
3. Penyelidikan Epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita /
tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik rumah

TERTIER PREVENTION
1. Mencegah kematian akibat DBD dan melakukan rehabilitasi, dapat
dilakukan berupa :
- Transfuse darah
- Starifikasi daerah rawan DBD seperti endemis, sporadic, potensial,
bebas

Anda mungkin juga menyukai