Anda di halaman 1dari 9

Proses Pembentukan Cakram dan Velg pada Sepeda Motor

Tugas Proses Manufakturing:

Proses Pembentukan Cakram dan Velg pada Sepeda Motor


Bab I
Pendahuluan
Transportasi merupakan urat nadi bagi kelancaran seluruh aktivitas operasional bagi
manusia. Kebutuhan manusia akan transportasi hampir tak terbendung dan kian meningkat dari
waktu ke waktu. Alat transportasi yang terdiri dari angkutan darat, laut, dan udara ini memegang
peranan yang tidak bisa dipandang remeh. Transportasi yang baik dan lancar akan sangat berguna
bagi banyak pihak dalam upaya pencapai setiap tujuan yang diinginkan oleh masing-masing pihak
tersebut, terutama dalam hal sektor ekonomi.
Salah satu dari alat transportasi adalah sepeda motor. Sepeda motor merupakan sebuah
kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh sebuah mesin. Pada era global ini sarana transportasi
berupa sepeda motor sangat digemari karena berbagai kelebihan yang dimilikinya. Apabila
dibandingkan dengan alat tramsportasi lain, sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling
ekonomis dan efisien. Bentuk dari sepeda motor yang ramping memudahkan penggunanya untuk
melewati medan yang sempit, seperti kemacetan atau jalan-jalan sempit. Selain itu, harga sepeda
motor dan biaya perawatannya yang lebih murah dibanding kendaraan bermotor lainnya
menyebabkan masyarakat cenderung lebih memilih untuk membeli sepeda motor.
Seperti halnya kendaraan-kendaraan lain, sepeda motor memiliki komponen-komponen yang
menyusunnya. Komponen-komponen utama dari sepeda motor adalah rangka, mesin, jok, stang,
kaki dan roda, serta komponen kelistrikan. Apabila dijabarkan lagi, beberapa komponen utama
sepeda motor memiliki komponen-komponen penyusun. Berikut ini merupakan penjelasan lebih
lanjut tentang komponen-komponen penyusun sepeda motor.
1. Mesin
Mesin sepeda motor yang menggunakan bahan bakar bensin memiliki beberapa komponen utama
meliputi: kepala silinder (cylinder head), blok silinder (cylinder block), poros engkol (crank shaft),
piston, batang piston (connecting rod), roda penerus (fly wheel), poros cam (cam shaft), dan
mekanik katup (valve mechanic)
1.1. Kepala Silinder (Cylinder Head)

1.2.

Kepala silinder memiliki fungsi sebagai penutup silinder atas dan ruang bakar kerja motor.
Bentuk ruang bakar ada yang datar/rata, tirus, lengkung atau gabungan dari bentuk-bentuk
tersebut.
Pada kepala silinder terdapat lubang katup-katup, saluran masuk, saluran buang, lubang
busi, lubang saluran air pendingin, saluran oli dan tempat pemasangan mekanik katup. Di bagian
atas kepala silinder dipasang tutup pelindung, berguna untuk melindungi komponen mekanik
katup, mencegah debu agar tidak masuk dan mencegah oli supaya tidak bocor.
Blok Silinder (Cylinder Block)

Blok silinder adalah komponen utama motor yang terdiri dari lubang-lubang silinder
tempat piston bekerja.

1.3.

Konstruksi dan bentuk blok silinder ditentukan dari beberapa faktor:


jumlah silinder
susunan silinder
susunan katup
jenis mekanisme katup
sistem pendingin
Poros Engkol (Crank Shaft)

Poros engkol (crank shaft) adalah komponen mesin yang mengubah gerakan lurus bolakbalik piston menjadi gerak putar dengan perantara batang piston. Pada bagian engkol terpasang
batang piston disebut crank pin sedangkan yang terpasang pada blok silinder disebut crank
journal.
1.4.

1.5.

Piston dan Batang Piston (Connecting Rod)

Piston memiliki fungsi penting dalam sistem kerja motor. Fungsi utama piston adalah
menerima tenaga ledakan dari proses pembakaran dan meneruskan tenaga ke poros engkol
menjadi tenaga putar dengan perantara batang piston. Atau mengubah tenaga panas menjadi
tenaga mekanis. Piston bekerja untuk mengatur langkah kerja motor, baik motor dua langkah
(tak) maupun motor empat langkah (tak).
Semua piston harus memiliki tekanan yang bervariasi selama langkah isap atau vakum
sampai tekanan puncak sebesar 1000 1200 psi, dengan temperature dan pemuaian panas naikturun yang dihasilkan. Selain itu piston harus mampu menahan tekanan tinggi dari dorongan dari
samping terhadap dinding silinder, menahan keausan luar dan dalam alur cincin dari aksi tekanan
serta luncuran cincin kompresi.
Roda penerus (Fly Wheel)

Fungsi roda penerus adalah sebagai penyimpan tenaga selama proses kerja motor, yaitu
selama langkah daya dan meneruskan putaran selama langkah buang, isap dan
kompresi.Menjaga kecepatan putar poros engkol dengan cara menyerap tenaga bila kecepatan
meningkat dan ketika kecepatan turun akan memberikan tenaga sehingga putaran poros engkol
dapat seragam. Banyaknya tenaga yang bisa disimpan oleh roda penerus tergantung dengan berat
dan diameter serta kecepatan mesin. Mesin motor kecepatan tinggi membutuhkan roda penerus
yang lebih ringan dan lebih kecil dibanding dengan mesin kecepatan rendah dengan daya yang
sama.

2. Roda
Pada sepeda motor roda berfungsi untuk menopang berat motor dan pengendara, menyalurkan
daya dorong, pengereman, dan daya stir pada jalan. Untuk itu roda harus bersifat kuat, kaku dan
ringan. Roda memiliki beberapa komponen penyusun, komponen-komponen tersebut dapat dilihat
pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1: Komponen-komponen roda
(Source: http://lh3.ggpht.com)

3. Komponen kelistrikan
Kelistrikan merupakan jantung dari sepeda motor agar bisa berfungsi sebagai alat transportasi.
Karena dengan adanya sistem kelistrikan tersebut, maka fungsi mekanik lainnya bisa bersinergi.
Berikut ini merupakan komponen-komponen kelistrikan pada sepeda motor.

3.1.

3.2.

3.3.

Spool Koil dan Regulator

Secara umum kelistrikan pada sepeda motor terdiri atas spool koil yang ada dalam
kumparan magnetik. Fungsi spool koil ini adalah sebagai pembangkit tenaga listrik sepeda motor.
Komponen kelistrikan lainnya adalah regulator. Tugas regulator adalah mengatur dan mengubah
tegangan menjadi 12 volt DC sehingga dari tegangan ini kemudian dipakai untuk fungsi
penerangan, klakson, flaser, CDI dan pengisian accu sebagai buffer listrk sepeda motor.
Accu dan Sekering
Accu atau baterai ini berfungsi sebagai penyimpan sumber listrik sepeda motor. Sedangkan
sekering merupakan komponen yang berfungsi untuk membatasi daya yang masuk ke accu akibat
over voltage atau konsleting komponen lain. Jika terjadi kelainan kelistrikan, maka sekering akan
putus.
Kabel
Kabel berfungsi untuk menghubungkan listrik dari komponen satu ke komponen lain. Pada setiap
sepeda motor, ada ciri-ciri warna tersendiri untuk membedakan antara muatan positif dan muatan
negatif. Dalam kelistrikan, beda antara muatan positif dan negatif sangat lah penting, jika kita salah
pasang bisa berakibat kebakaran dalam kelistrikan sepeda tersebut.

Bab II
Isi
Pada bab ini akan d`ijelaskan lebih rinci dua komponen yang kami pilih dari beberapa
komponen yang ada pada sepeda motor. Penjelasan itu mengenai deskripsi komponen, raw
material pembentuk komponen dan analisis proses pembentukannya.
2.1 Deskripsi Piringan Cakram (Disk Brake)
Gambar 2.1 Piringan Cakram pada sepeda motor
(Source : http://1.bp.blogspot.com/-QNry129OU1o/TV_XJEsDpUI/AAAAAAAAAyw/ cU_wtRPgppU
/s320/piringan-cakram-yoshimura.jpg)

Rem merupakan komponen penting dalam sebuah kendaraan. Rem berfungsi untuk
menghentikan atau menghambat laju putaran roda. Dari fungsi tersebut dapat diketahui tentunya
pemilihan material dan proses pembentukan dalam proses produksi cakram rem sangatlah
penting. Meterial yang digunakan haruslah memebuhi syarat-syarat diantaranya tahan terhadap
suhu tinggi, mampu menahan beban, ulet, kuat dan tahan aus.
Rancangan disk brake cukup bervariasi. Ada beberapa yang cukup padat dengan besi
cor, tetapi ada juga yang dibuat sedikit cekung dengan sirip atau baling-baling. Namun yang
paling penting adalah pemberian ventilasi atau lubang-lubang pada disk brake. Ventilasi ini
membantu untuk menghilangkan panas yang dihasilkan.
2.1.1 Baja Paduan

Gambar 2.2 : Gelondongan baja paduan rendah


(Source : http://2.bp.blogspot.com/tt96FO4wev8/T4BwYh9QUGI/AAAAAAAADig /OppXao6F0Zc/s1600/carbon+steel-low.jpg)

Bahan yang digunakan pada proses produksi disk brake adalah baja paduan rendah
dengan standar AISI 1045, JIS S45C, BS060A45, 100 (kg/mm2), serta mengandung DIN C45
dengan kekuatan tarik unsur paduan antara lain : Carbon (0,40-0,45%), Phospor (<0
chromium="" mangan="" molybdenum="" o:p="" silikon="" sulphur="">
Disk Brake Rotor memiliki komposisi besi cor kelabu, komposisi terdiri antara 0,5% dan
1,2% menurut beratnya tembaga dan pluralitas keras membentuk karbida logam vanadium dan
titanium.

Gambar 2.3: Tabel Sifat Bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan disk brake
(Source: http://www.scribd.com/document_downloads/direct/35867814?
extensn=pdf&ft=1364978781&lt=1364982391&user_id=50955154&uahk=8ZOmiS9yOY88LDJALiSYCxoheZY)

Dalam memilih material untuk piringan cakram, perlu untuk mempertimbangkan


koefisien gesekan antara material dan sifat termal. Hal itu perlu diperhatikan karena piringan
cakram ini digunakan untuk pengereman. Saat proses pengereman, terjadi gesekan antara rem
dan disc brake rotor sehingga menghasilkan sifat termal yang harus tahan panas. Untuk
meningkatkan konduktivitas termalnya, tingkat karbon harus ditingkatkan.

2.1.2 Analisis Proses Pembentukan Piringan Cakram


Proses pembentukan piringan cakram terdiri dari tiga tahap. Yaitu tahap pengecoran,
tahap permesinan, dan yang terakhir adalah finishing atau penyeleseian.
Proses pertama adalah tahap pengecoran. Metode yang digunakan di sini adalah die
casting. Pada metode ini dapat dilakukan baik melalui ruang dingin, ataupun melalui ruang
panas. Proses ini cenderung mahal, karena cetakan harus terbuat dari baja yang kuat, namun
tentunya cocok untuk produksi masal. Namun, pada proses ini logam yang dihasilkan masih
belum halus, dan perlu dilakukan proses permesinan. Sebab, saat proses pendinginan logam akan
mengalami penyusutan, serta kemungkinan terjadi kelenturan saat pelepasan produk dari
cetakan.
Usai dilakukan pelepasan dari cetakan, maka dilakukan proses permesinan pertama, yaitu
proses facingatau perataan permukaan. Tujuannya untuk meratakan permukaan piringan cakram
yang mengalami penyusutan. Sebab pada saat proses penyusutan, antara segmen yang satu
dengan yang lain mengalami penyusutan yang berbeda-beda, sehingga permukaan piringan
cakram bergelombang. Oleh karena itu perlu dilakukan perataan permukaan. Proses permesinan
yang kedua adalah roughing atau pembubutan dalam. Proses ini bertujuan untuk membuat
lubang lubang pada piringan cakram. Pembuatan lubang menggunakan mata bor yang
diameternya tentu sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Pada proses ini yang perlu diperhatikan
adalah diameter lubang yang akan dibuat, tingkat kekerasan bahan, serta kedalaman lubang
Proses terakhir adalah proses finishing. Proses ini dilakukan dengan menghaluskan
permukaan piringancakram yang masih kasar, kemudian membersihkan cacat-cacat yang ada,
sehingga piringan cakram tidak lagi memiliki cacat.
2.1.3 Alternatif Proses Pembuatan Piringan Cakram
Beberapa proses alternatif pembentukan cakram antara lain:
a. Forged
Teknologi yang paling mutakhir dalam pembuatan cakram adalah proses ini. Yaitu dengan
memampatkan baja dengan penekanan yang ekstrim. Hasilnya sebuah produk aluminium yang
sangat padat, kuat, serta sangat ringan. Namun kendalanya hanya pada biaya yang mahal, serta
daya yang besar dibutuhkan oleh mesin ini.
b. Semi Forging
Teknologi ini merupakan penggabungan berbagai jenis casting khususnya dalam desain yang
kreatif. Namun harganya lebih murah daripada forged.
2.2 Deskripsi Velg
Gambar 2.4: Velg sepeda motor
(Source: http://joetrizilo.files.wordpress.com/2011/04/velg-casting-wheel.jpg)

Velg merupakan salah satu dari spare part untuk kendaraan bermotor yang sangat vital
dan sering dilakukan pergantian setiap velg sudah rusak. Banyak industri otomotif yang
menggunakan paduan alumunium silikon sebagai bahan baku utama untuk proses pengecoran
pada velg.
2.2.1 Bahan baku

Berdasarkan bahan bakunya, velg terbagi menjadi dua jenis yaitu velg baja
dan velg aluminium. Paduan aluminium yang banyak digunakan pada velg adalah aluminium
silikon atau sering disebut juga paduan A356.2 . Paduan ini memiliki mampu alir yang baik,
mampu las yang baik, sifat ketahanan korosi yang baik, memiliki massa jenis yang
rendah dan heat treatable. Bahan bahan tersebut kemudian akan di cairkan pada tungku
menjadi alumunium cair (adonan) untuk kemudian dilakukan penuangan kembali nsesuai dengan
cetakan velg yang ada.
Jenis yang banyak digunakan adalah dengan bahan paduan aluminium. Velg aluminum
A356.2 adalah salah satu jenis velg non ferrous yang tidak mempunyai fatique
limit. Velg aluminium mempunyai daerah yang dinamakan area kritis atau yang disebut juga
dengan critical area dimana area kritis itu adalah daerah terjadinya konsentrasi tegangan. Area
kritis di velg terletak di daerah hub, spoke, dan flensa. Syarat penentuan velg yang baik
khususnya bagi velg aluminium A356.2 adalah pada saat dilakukan moment life
test, velg tersebut tidak mengalami kegagalan pada 1 juta cycle. Hal ini yang terjadi
pada velg aluminium A.356.2 dengan serial D99B2 pada saat dilakukan moment life
test ternyata velg mengalami keretakan di daerah hub pada 688.000 cycle.
2.2.2 Analisis Pembuatan Velg
Tahapan pertama dari pembentukan velg adalah proses pengecoran. Proses ini dimulai
dengan peleburanraw material yaitu aluminium alloy. Setelah aluminium mencair, maka logam
cair
dituangkan pada cetakan
yang
telah
tersedia.
Cetakan
yang
digunakan
berjenis permanent sebab sifatnya lebih kuat, dan digunakan untuk produksi masal. Pada proses
penuangan ini, cetakan sebelumnya harus dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu cetakan sesuai
dengan suhu aluminium cair yang akan dituang. Setelah tertuang semua, tunggu aluminum
sampai mengeras, kemudian lakukan pengeluaran aluminium dari cetakan. Selanjutnya
dilakukan tahap pembuatan selanjutnya.
Tahap yang kedua adalah proes permesinan. Pada tahap ini dilakukan dengan dua
jenis mesin yaitu mesin CNC bubut dan CNC borring. Yang pertama dalah pada mesin CNC
bubut. Pada mesin ini dilakukanpemotongan dan penggerindaan. Tujuannya untuk memotong
sisa lubang pemasukan serta untuk penggerindaan pada hasil rembesan cairan sewaktu
dilakuakan pengecoran. Yang kedua adalah proses boring atau pengeboran. Hal ini bertujuan
untuk membersihkan sisa bagian lubang pada velg. Proses ini menggunakan mesin freis untuk
menghasilkan produk yang sempurna, serta mengandung ketelitian yang diharapkan. Kemudian
usai proses ini dilakukan proses pengeboran yaitu dengan tujuan membuat beberapa lubang yang
dibutuhkan. Proses ini juga untuk membuat ulir pada lubang penempel baut cakram.
Tahap yang ketiga adalah proses finishing. Pada proses ini dilakukan pembersihan bagian
yang cacat, kemudian juga pengecatan serta stamping atau pemberian merk pada velg yang
diproduksi.
2.2.3 Alternatif Pembuatan Velg
Terdapat beberapa macam alternatif pembuatan velg. Antara lain melalui gravity casting,
low pressure casting, Rim Rolling Technology.
c. Gravity Casting
Proses ini adalah proses paling sederhana yaitu penuangan lelehan aluminium ke dalam cetakan
dengan pemanfaatan gravitasi bumi untuk memenuhi cetakannya. Karena hanya dibantu gravitasi
inilah, maka jelas mempunyai keuntungan yaitu harga produksi yang relatif murah. Namun,

dampak negatifnya menyebabkan kepadatan tak bisa diatur. Hal itu disebabkan akan masih ada
rongga udara di tengah-tengahnya.
d. Low Pressure Casting
Proses ini menggunakan tekanan tambahan saat penuangan aluminium ke cetakan, sehingga
aluminium lebih padat, dan rongga udara dapat dihindarkan. Selain itu proses penuangan lebih
cepat, dan velgmenjadi lebih ringan. Tekanan dilakukan dengan pemutaran cetakan itu sendiri,
atau dibantu beberapa alat.
e. Rim Rolling Technology
Pengembangan dari low pressure casting adalah Rim Rolling Technology yang terletak pada
mesinnya yang bersifat khusus yang memutar casting awal, memanaskan bagian terluar castingnya, serta menggunakan tekanan roller baja sehingga menghasilkan bentuk akhir velg.
Kombinasi tekanan, putaran serta panas yang dihasilkan menghasilkan produk yang ringan dan
kuat.

Bab III
Kesimpulan
Seperti halnya kendaraan-kendaraan lain, sepeda motor memiliki komponen-komponen
yang menyusunnya. Komponen-komponen utama dari sepeda motor adalah rangka, mesin, jok,
stang, kaki dan roda, serta komponen kelistrikan. Apabila dijabarkan lagi, beberapa komponen
utama sepeda motor memiliki komponen-komponen penyusun. Namun, pada paper ini bahasan
hanya terfokuskan pada 2 komponen, yaitu velg dan piringan cakram.
Rem merupakan komponen penting dalam sebuah kendaraan. Rem berfungsi untuk
menghentikan atau menghambat laju putaran roda. Proses pembentukan piringan cakram terdiri
dari tiga tahap. Yaitu tahap pengecoran, tahap permesinan, dan yang terakhir
adalah finishing atau penyeleseian. Proses pertama adalah tahap pengecoran. Metode yang
digunakan di sini adalah die casting. Usai dilakukan pelepasan dari cetakan, maka dilakukan
proses permesinan pertama, yaitu proses facing atau perataan permukaan. Tujuannya untuk
meratakan permukaan piringan cakram yang mengalami penyusutan. Proses terakhir adalah
proses finishing. Proses ini dilakukan dengan menghaluskan permukaan piringan cakram yang
masih kasar, kemudian membersihkan cacat-cacat yang ada, sehingga piringan cakram tidak lagi
memiliki cacat.
Velg merupakan salah satu dari spare part untuk kendaraan bermotor yang sangat vital
dan sering dilakukan pergantian setiap velg sudah rusak. Tahapan pertama dari pembentukan
velg adalah proses pengecoran. Tahap yang kedua adalah proes permesinan. Pada tahap ini
dilakukan dengan dua jenis mesin yaitu mesin CNC bubut dan CNC borring. Tahap yang ketiga
adalah proses finishing. Pada proses ini dilakukan pembersihan bagian yang cacat, kemudian
juga pengecatan serta stamping atau pemberian merk pada velg.

Referensi
2012. Bagian-Bagian Roda (Wheel) Sepeda Motor. (http://xlusi.com/bagian-bagian-roda-wheelsepeda-motor.html), diakses 4 April 2013
2012. Komponen Mesin Sepeda Motor. (http://www.rodadua.web.id/komponen-mesin-sepedamotor/), diakses 4 April 2013
Anne Ahira. 2012. Alat Transportasi. (http://www.anneahira.com/alat-transportasi.htm), diakses 4
April 2013
Anne Ahira. 2012. Kelistrikan Pada Sepeda Motor. (http://www.anneahira.com/kelistrikan-padasepeda-motor.htm), diakses 4 April 2013
Berry M. 2010. Tugas Piringan Cakram. (http://www.scribd.com/doc/35867814/PIRINGANCAKRAM), diakses 3 April 2013
Doni I. 2012. Proses Pembuatan Velg Racing. (www.scribd.com/doc/98736698/Proses
Pembuatan-Velg-Recing), diakses 3 April 2013

Anda mungkin juga menyukai