Disusun Oleh:
KELOMPOK B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan NYA pada kami berupa kesehatan, kekuatan, serta
kesempatan sehingga laporan ini dapat selesai dengan semestinya. Tidak lupa pula kami
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Adapun laporan ini berisi tentang kajian komunikasi efektif,informasi dan
edukasi di bangsal Ar-royan rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang
bertujuan sebagai bahan bacaan yang dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dalam
laporan ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisannya. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang berguna
untuk kesempurnaan pada pembuatan laporan kami selanjutnya.
Kelompok B
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
2
BAB I.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................21
BAB IV....................................................................................................................................22
BAB V......................................................................................................................................23
Daftar Pustaka........................................................................................................................24
LAMPIRAN............................................................................................................................25
BAB 1
A. Latar Belakang Masalah
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan merupakan komponen
yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi masyarakat. Salah
satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan,
yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh
3
kenyataan bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan
hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat (Nursalam 2002).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan
di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan perawatan. Manajemen
pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan
keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Keempat
fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa
depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan
serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu
memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai
cara salah satunya dapat ditempuh dengan meningkatkan ketrampilan melalui bangku
kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.
Mahasiswa Keperawatan PSPN UMY dituntut untuk dapat mengaplikasikan secara
langsung pengetahuan manejerial di bangsal Al-Kautsar RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II dengan arahan pembimbing akademik dan pembimbing lapangan.
Adanya praktek manajemen keperawatan di lapangan, diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan ilmu yang sudah didapat mampu mengelola ruang perawatan dengan
pendekatan proses manajemen.
Komunikasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak
dalam kandungan pun, komunikasi telah ada dan akan terus berlangsung dalam proses
kehidupan. Komunikasi dapat terjadi apabila ada dua orang melakukan tindakan aksi dan
reaksi. Tindakan aksi dan reaksi ini disebut tindakan komunikasi. Hampir setiap saat kita
bertindak dan belajar dengan dan melalui komunikasi. Sebagian besar kegiatan
komunikasi yang kita lakukan berlangsung dalam situasi komunikasi interpesonal
(komunikasi antarpribadi). Situasi komunikasi antarpribadi ini bisa kita temui dalam
konteks kehidupan dua orang, keluarga, kelompok maupun organisasi.
Memberikan asuhan pasien adalah suatu upaya yang kompleks yang sangat
tergantung pada komunikasi dan informasi. Komunikasi tersebut kepada dan dengan
komunitas, pasien dan keluarganya serta dengan tenaga kesehatan profesional lainnya.
Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar penyebab masalah yang
paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien.
Bangsal Al-Kautsar merupakan salah satu bangsal kelas III di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang merupakan bangsal khusus pria. Bangsal ini
berdiri pada tanggal 1 Oktober 2014 yang terletak di lantai 2, terdiri dari 5 kamar. Dengan
rincian 4 kamar rawat dewasa dan 1 kamar ruang rawat anak. Seluruh kamar yang ada di
bangsal terdiri dari kamar nomor 253,254,255,256, dan 257. Dalam setiap kamar di
bangsal Al-Kautsar terdapat masing-masing 5 bed untuk pasien di ruang rawat. Sehingga,
kapasitas total di bangsal Al-Kautsar adalah untuk 25 pasien. Dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat di bangsal Al-Kautsar kedalam 3 shift, yaitu pagi, siang dan malam.
Dilihat dari struktur organisasinya, bangsal Al-Kautsar terdiri dari kepala ruang, perawat
primer, dan perawat pelaksana yang dikenal dengan struktur model asuhan keperawatan
profesional (MAKP) tim dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tempat praktek mahasiswa profesi Ners Angkatan XXIII Stase Manajemen
Keperawatan dilaksanakan di Bangsal Al Kautsar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II berlangsung mulai 18 Januari 2016 13 Februari 2016.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui fungsi komunikasi,edukasi dan pemberian informasi efektif dalam
pemberian asuhan keperawatan.
2. Untuk mengetahui definisi, contoh penerapan, keuntungan, kelemahan dan keuntungan
metode primer, team,kasus dan primer modifikasi
3. Untuk mengumpulkan data yang ada di bangsal Al-Kautsar meliputi komunikasi
efektif dan pemberian informasi,edukasi terkait dengan asuhan keperawatan pasien.
4. Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dan membuat prioritas masalah
5. Merencanakan alternatif pemecahan masalah
6. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan perencanaan berdasarkan prioritas
masalah.
5
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan data dan hasil yang diperoleh dijadikan sumber informasi dan
masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit.
2. Bagi Perawat Bangsal Al-Kautsar
Dapat menambah pengetahuan perawat dalam meningkatkan komunikasi,edukasi dan
pemberian edukasi sesuai standar akreditasi dalam pelayanan
3. Mahasiswa Profesi Keperawatan
Laporan ini diharapkan dapat membuat mahasiswa memahami cara menerapkan
manajemen keperawatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah proses penggunaan waktu yang efektif melalui
perencanaan dan pengaturan kinerja perawat klinis dengan sistem manajerial untuk
mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis bagi pelayanan keperawatan, sesuai
dengan teori, sistematik, prinsip dan metode yang saling berkaitan dengan organisasi
keperawatan. Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi
masih membutuhkan pengembangan atau perbaikan keterampilan manjerial hingga ke
tingkat divisi keperawatan (Swanburg,2000)
Muninjaya (2004) menyatakan bahwa manajemen adalah ilmu atau seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Fungsi management
1. Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan merupakan tindakan dengan menerapkan sistem tujuan yang
spesifik untuk membuat strategi. Pembuatan visi dan misi merupakan hal yang utama
sehingga pelayanan yang ada di rumah sakit dapat berjalan sesuai dengan yang
6
diinginkan. Dengan adanya proses perencanaan dan pembuatan visi dan misi, maka
dapat
dijadikan
acuan
untuk
menemukan
langkah-langkah
yang
strategi
b.
c.
Disamping itu karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagian besar
adalah lulusan SPK, D3 atau sederajat. Maka akan mendapat bimbingan dari
perawat primer atau ketua team asuhan keperawatan.
Kesimpulan dari beberapa metode diatas adalah :
a. Metode team adalah perawat yang latar belakang berbeda-beda bertanggungjawab
terhadap sekelompok pasien.
b. Metode kasus adalah satu perawat merawat satu pasien ( total pasien care).
c. Metode primer adalah seorang perawat profesional bertanggung jawab
memberikan perawatan secara menyeluruh selama 24 jam pada 4-6 pasien dalam
satu unit sejak pasien masuk sampai pasien pulang.
d. Metode primer modifikasi adalah gabungan dari metode team dan metode primer.
D. Pendokumentasian Proses keperawatan
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik
keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaanya berdasarkan kaidah profesi keperawataan dan merupakan inti prktik
keperawatan (Ali, 2009)
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien
merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap
klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatan kualitas
layanan keperawatan pada klien (Asmandi, 2008)
Proses keperawatan adaalh suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal,
melalui tahap pengkajian, indentifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2009)
2.
c.
d.
e.
antara lain:
3.
a.
b.
c.
d.
Pengkajian
Pengkajian merupkan tahap awal dari proses keperawatan. Semua data
akan dikumpulkan secara sistematis guna untuk menentukkan status kesehatan
klien saat ini. Pengkajian harus dilakuakan secara komprehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. Pengakajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Metode utama yang
dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008)
b.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon aktual dan potensial
klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literature yang berkaitan,
catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi profesional lain, yang semuanya
dikumpulkan selama pengkajian (Potter & Perry, 2005)
c.
Perencanaan
Tahap perencnaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien,
keluarga, dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan guna
12
Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari hasil asuhan keperawatan.
Dalam teori, implementasi dari rencana keperawatan mengikuti komponen
perencanaan dari proses keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari
proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan perewatan
kesehatan, impelentasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian
(Potter & Perry, 2005)
e.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistenmatis yang terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan serta kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinabungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan
kriteria hasil, maka klien dapat keluar dari siklus proses keperawatan. Jika
sebaliknya, klien akan masuk kembali kedalam siklus tersebut mulai dari
pengkajian ulang (reassessment).
13
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui dengan
berbagai masalh kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe
perawatan yang dibutuhkan klien
d. Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawatan untuk mengidentifikasi
dan mendukung diagnosa keperawatan dan merencanakan intervensi yang sesuai
e. Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk
mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu
f. Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi darar untuk
evaluasi tentang kualitas dan ketetapan perawatan yang diberikan dalam suatu
instansi.
g. Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalahsalah satu pertahanan dari terbaik
terhadapa tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.
3. Komponen Dokumentasi
Menurut Handayaningsih (2009), ada beberapa komponen dari dokumentasi
yaitu sebagai berikut:
15
a. Komunikasi
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan seorang perawat perlu
memahami tehnik komunikasi yang benar. Dokumentasi merupakan komunikasi
secara tertulis sehingga perawt dituntut untuk dapat mendokumentasikan secra
benar. Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa saj
yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh perawat.
b. Proses keperawatan
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah,
perencanaan
tindakan,
dan
pelaksanaan
tindakan,
kemudian
perawat
h. Data harus ditulis secara sah dengan menggunakan tinta dan jangan
menggunakan pensil, agar tidak mudah dihapus
i. Untuk memperbaiki kesalahan dalam pencatatan atau salah tulis, sebaiknya data
yang salah dicoret dan diganti dengan data yang benar, kemudian tanda tangani
j. Untuk setiap dokumentasi, cantumkan waktu, tanda tangan, dan nama jelas
k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota tim kesehatan yang lain, sebelum
menulis data akhir yang akan dicatat
l. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
1. Pengkajian
17
Jabatan
Pendidikan
Jumlah
Kepala Ruangan
S1 Keperawatan
1 Orang
PPJP
S1 Keperawatan
3 orang
Perawat Pelaksana
S1 Keperawatan
15
D3 Keperawatan
4.
PJ Shift
D3 Keperawatan
TOTAL
3 orang
22 orang
18
Pagi
Siang
Malam
Minimal
5 orang
5X0,17= 0,85
5X0,14=0,7
5X0,07=0,35
Partial
8 orang
8X0,27=2,16
8X0,15=1,2
8X0,10=0,8
Total
2 orang
2X0,36=0,72
2X0,36=0,72
2X0,20=0,4
Jumlah
15 orang
3,73= 4 orang
2,62=3 orang
1,55=2 orang
: 4 orang
Shift Siang
: 3 orang
Shift malam
: 2 orang
Total
: 9 orang
Dengan Metode TIM maka tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Perawat Pelaksana
: 15
Perawat primer
:3
Karu
:1
Total
: 19 orang
Berdasarkan hasil perhitungan, maka kebutuhan tenaga perawat bangsal ArRoyan secara keseluruhan 19 orang, akan tetapi kebutuhan perawat yang shift pagi,
19
siang, dan malam untuk setiap harinya berjumlah 15 orang. Menurut hasil perhitungan
tersebut, jika dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang ada di bangsal ArRoyan saat ini berjumlah 22 orang (termasuk karu). Sehingga perawat yang ada
dibangsal ar-Royan sudah dapat memenuhi standar perhitungan yang sesuai.
Hasil wawancara dengan perawat pelaksana mengatakan bahwa jumlah
perawat yang ada dibangsal ar-royan sudah mencukupi sesuai dengan kebutuhan.
Masing-masing perawat dapat melakukan tugas berdasrkan kebutuhan pasien. Bahkan
tindakan diluar keperawatan juga dapat dilakukan seperti mengambil obat ke depo
farmasi bahkan sampai menyiapkan obat injeksi,
topik edukasi, status nutrisi, holistic health care, SOAP, dan format discharge
planning. Dan catatan untuk tindakan keperawatan, fisioterapi dan dokter
digabungkan menjadi satu dibagian lembar yang sama. Hanya saja yang
membedakan nama dan paraf petugas. Perawat yang ada dibangsal ar-royan juga
mengaku bahwa format yang ada di RM terkadang membingkun sehingga
kebanyakan tidak diisi karena kemungkinan akan menimbulkan kesalahan.
Padahal berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat, bahwa bangsal
Ar-Royan telah memiliki standart asuhan keperawatan dan standart oprasional
prosedur, dan telah disosialisasikan kepada semua perawat mengenai catatan
terintegrasi (RM).
Selain itu juga pengetahuan perawat tentang pendokumentasian masih
minimal, sehingga pendokumentasian tidak dilakukan dengan lengkap. Format
catatan tindakan keperawatan belum lengkap diisi sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan. Dan data pengkajian dilakukan di awal saja. Kebanyakan perawat di
bangsal ar-royan tidak melakukan pengkajian ulang.
3. Prioritas masalah
Prioritas kegiatan diseleksi menggunakan pembobotan berdasarkan metode CARL
meliputi aspek :
A.
B.
C.
D.
Masing masing aspek diberikan penilaian dengan rentang 1-4 dengan makna :
a. Nilai 1 = Tidak mampu
b. Nilai 2 = Cukup mampu
c. Nilai 3 = Mampu
d. Nilai 4 = Sangat mampu
Semakin tinggi nilai yang diperoleh maka kemungkinan kegiatannya yang dipilih
untuk mengatasi masalah semakin mungkin dilakukan
Format penentuan prioritas kegiatan sebagai berikut :
No Alternatif kegiatan
A
21
Score
Metode pelayanan
keperawatan di bangsal ArRoyan
Pendokumentasian asuhan
keperawatan yang belum
lengkap di Bangsal Ar-Royan
11
23
BAB IV
PLAN OF ACTION (RENCANA KEGIATAN) PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROYAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
NO
1
MASALAH
Kurang optimalnya
pendokumentasian di
bangsal Ar-royan RS
PKU Muhammadiyah
Yogyakarta unit II
POKOK
URAIAN
KEGIATAN
KEGIATAN
Petunjuk
teknis 1. Studi literatur
pengisian assesment 2. Penyusunan
awal
asuhan
petunjuk teknis
keperawatan
pengisian
asessment awal
asuhan
keperawatan
3. Validity content
4. Implementasi
24
SASARAN
TARGET
Perawat-perawat
di bangsal Arroyan RS PKU
Muhammadiyah
Unit II Yogyakarta
21 DES 2015
WAKTU
PELAKSANAAN
21 DES-16 JAN
2015
PENANGGUNG
JAWAB
(1) Titin
(2) Dessy
(3) Wahyudi
(4) Riya
(5) Sapna
(6) Tyas
(7) Hudan
25
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan data yang kami dapatkan dengan selebaran angket dari 10 orang perawat
di bangsal Ar-royan yang sedang melakukan shift pagi dan siang pada tanggal 24 Desember
2015 adalah sebagai berikut:
1. Data Karakterstik Perawat
a. Usia perawat di bangsal Ar-Royan rata-rata 20-30 tahun
b. Pendidikan Terakhir 20% S1 dan 80% D3
c. Masa kerja perawat yang ada di bangsal Ar-royan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II rata-rata 1-5 tahun
2. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Dari 10 perawat yang ada di bangsal Ar-royan bahwa pengisian angket belum
dijawab secara benar mulai dari pengertian dokumentasi sampai dengan standar asuhan
keperawatan yang diterapkan. Kebanyakan perawat hanya mengisi selebaran angket
tersebut berdasarkan apa yang mereka lakukan dibangsal sesuai dengan kenyataan yang
diterapkan terhadap pasien yang dirawat.
Padahal jika kita ketahui perawat yang profesional akan bertanggungjawab untuk
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Setiap petugas
rumah sakit yang melayani dan melakukan tindakan kepada pasien pada lembar catatan
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Proses keperawatan adalah cara yang
sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan
asuhan
keperawatan
dengan
melakukan
pengkajian,
menentukan
diagnosis,
pada
tujuan
pada
setiap
tahap
saling
ketergantungan
dan
DAFTAR PUSTAKA
26
Pedoman
Penyelenggara
Penlayanan
27
LAMPIRAN
28
29
21
22
23
JML
H
Nilai
0 0 0 0 1 1 1 1 1
16
69,6
0 0 0 0 1 1 1 1 1
15
65,2
0 0 1 1 1 1 1 1 1
16
69.6
1 0 0 0 1 1 1 1 1
16
69,6
1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
11
16
19
69,6
82,6
0 0 1 0 1 1 1 0 1
15
65,2
1 0 1 0 1 1 1 0 1
11
14
60,8
kateg
ori
baik
cukup
buruk
total
JMLH
1
9
0
10
%
10%
90%
0%
100%
30
KET
cuku
p
cuku
p
cuku
p
cuku
p
cuku
p
baik
cuku
p
cuku
p