Anda di halaman 1dari 38

Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi Universitas , Akuntansi Rumah Sakit

Oleh :
I Made Toni Iriantika (1215351022)
Putu Teddy Arthawan (12153510
Herry Manukoa (
Liga Taufan Wibisana (
Krisna Naradipa (
Ovan (

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Universitas Udayana
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami

dapat

menyelesaikan

penulisan makalah ini. Penyusunan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa
bantuan, doa, dan saran berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.Ibu dosen Akuntansi Sektor Publik
2.Orang tua yang telah mencurahkan kasih sayang dan cintanya
3.Teman-teman yang mendukung dan membantu kami
Kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kemajuan
penulis di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
BAB II.......................................................................................................................... 2
ISI............................................................................................................................... 2
2.1 Akuntansi Universitas........................................................................................ 2
2.2 Akuntansi Rumah Sakit...................................................................................... 9
BAB III....................................................................................................................... 34
PENUTUP.................................................................................................................. 34
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 34
Daftar Pustaka........................................................................................................... iii

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
1. Akuntansi Universitas
2. Akuntansi Rumah Sakit

BAB II
ISI
2.1 Akuntansi Universitas
Universitas merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi selain akademik, politeknik
dan institute. Dalam aplikasi akuntansi dana dalam praktiknya dapat dilihat dari praktik
akuntansi universitas sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Universitas dikelompokkan
menjadi dua yaitu:

Universitas yang dikelola pihak swasta ( private university ) dilaksanakan berdasarkan standar
akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accountin Standard Board - FASB ( Dewan
Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan ( FASB Statement ) no 117 tentang
laporan keuangan untuk organisasi nirlaba.

Universitas yang dikelola pihak pemerintah ( public University), pelaksanaan akuntansi nya
dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang dikembangkan oleh Govermental Accounting
Standard Board GASB ( Dewan Standar Akuntansi Pemerintah ) khusunya pernyataan
( GASB Statement ) no 15 tentang Model pelaporan keuangan untuk universitas
Struktur dana untuk universitas terdiri atas :

1. Dana Lancar ( Current funds )


Dana lancar yaitu dana ynag didirikan oleh universitas untuk mengelola kekayaan atau
sumber daya yang akan digunakan dalam rangka membiayai kegiatan operasional sehari-hari .
dana lancar ini dibagi menjadu dua bagian yaitu :
Dana yang penggunaan nya tidak ada batsan ( Unrestricted current funds )
Dana yang penggunaan ny terbatas ( Restricted current funds )
2. Dana Pinjaman ( Loan Funds )

Dana pinjaman yaitu dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana yang akan
digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas maupun pihak pihak
lain yang terkait dengan universitas.

3. Dana anuitas dan pensiun ( Annuity and life Income Funds )


Dana ini seperti dana pensiun yang dikelola oleh universitas, sedangkan dana
pembangunan adalah dana yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa pembangunan
gedung, fasilitas dan aktiva tetap lainnya.
4. Dana Abadi ( Endowment funds )
Dana Abadi yaitu dana yang dikumpulkan dan kemudian dikelola oleh universitas tidak
untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini diabadikan kemudian dikelola dalam bentuk
investasi yang hasilnya bisa di manfaat kan untuk penggunanaan jangka pendek.
5. Dana Pembangunan ( Plant Funds )
Dana Pembangunan yaitu dana yang dikumpulkan dengan tujuan penggunaan berupa
pembangunan gedung, fasilitas dan aktiva tetap lainnya.
Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi unit-unit pemerintah.
Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing-masing dana, menggunakan anggran
untuk merencanakan dan memonitor operasi, juga menggunakan sistem beban pemesanan untik
mencatat pesanan pembelian yang dilakukan, memiliki transaksi dan transfer antar dana serta
menyajikan neraca serta laporan operasi untuk periode berjalan.
Dasar

Lancar

Kelompok Dana

Akuntansi
Anuitas
Tidak
Terikat
Akrual

Terikat

Pinjaman

Abadi

dan

Pembangunan

Pendapatan

Pensiun
Pemasukan atau sumbangan (contribution)

diakui saat dana dan transfer langsung Dicatat sebagai kredit pada
dibelanjakan

saldo dana
Dana untuk dibelanjakan ditransfer ke dana lancar,
kecuali untuk belanja modal dan pelunasan hutang,
3

dicatat pada dana pembangunan


Laporan

Laporan Pendapatan dan

Keuangan Belanja
Laporan Perubahan Saldo Dana
Neraca (kombinasi)
Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara terikat pembatasan yang
dimaksud berasal dari pihak eksternal universitas. Ada tiga laporan keuangan yang harus dibuat
oleh suatu universitas yaitu :

Laporan pendapatan, belanja dan beban lainnya

Laporan perubahan saldo dana

Neraca kombinasi
Berdasarkan PP RI Nomor 60 Tahun 1999 Pasal 3, perguruan tinggi merupakan satuan
pendidikan yang:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.


2. Pendidikannya berupa menghasilkan manusia terdidik.
3. Penelitiannya merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam usaha mencari kebenaran dan/atau
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau
kesenian.
4.

Bentuk pengabdiannya kepada masyarakat berkaitan dengan usahah memberikan manfaat


melalui ilmu pengetahuan.

Bentuk-bentuk perguruan tinggi yang dibedakan berdasarkan defenisinya:


1. Akademi
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan professional pada
satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu.
2. Politeknik
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggrakan program pendidikan professional pada
beberapa bidnag pengetahuan khusus.
3. Sekolah tinggi
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
professional dalm lingkup satu displin ilmu.
4

4. Institut
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
professional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau kesenian yang
sejenis.
5. Universitas
Bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
professional dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu.
Jenis perguruan tinggi lain selain universitas juga dapat merupakan organisasi sector public.
Pihak penyelenggara universitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.

Pemerintah adalah pihak yang menyelenggarakan universitas negeri (universitas milik


pemerintah).
Pendirian universitas diselenggarakan pemerintah ditetapkan atas dasar keputusan
president atas usulan menteri pendidikan nasional. Universitas negeri saat ini ada yang berstatus
sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan non-BHMN. Sampai saat ini, status
universitas masih merupakan universitas non-BHMN, anatar lain Universitas Andalas,
Universitas Soedirman, dan Universitas Hasanuddin. Sementara itu, universitas negeri yang
sudah berstatus BHMN, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB),
Institut Pertanian Bogor (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sumatera Utara
(USU), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan Uiversitas Erlangga (Unair)
Surabaya.

2. Masyarakat adalah pihak yang menyelenggarakan universitas swasta.


Penyelenggara perguruan tinggi yang dilakukan oleh masyarakat (swasta) haruslah
berbentuk yayasan atau badan yang bersifat social. Peraturan ini dimaksudkan untuk
memberikan status badan hukum bagi universitas swasta.

Dana Lancar Tidak Terikat


Dana lancar tidak terikat mencatat dana yang dapat dibelanjakan untuk menjalankan
aktivitas utama dari universitas dan yang penggunaannya tidak dibatasi untukt ujuan tertentu.
Tujuannya serupadengan Dana Umum pada entitas pemerintah.
5

Dasar akuntansinya menggunakan dasar akrual. Namun, sebagai ganti laba bersih (net
income), selisih antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai perubahan bersih atas saldo dana
(net change to fund balance). Rincian anggaran disiapkan menurut fungsi objek, departemen dan
kelompok belanja.Untuk pencatatannya serupa dengan akuntansi pemerintah. Pencatatan ayat
jurnal untuk anggaran ini serupa dengan yang diacatat dalam akuntansi pemerintah dengan
format sebagai berikut :
Anggaran pendapatan

xxxxx

Estimasi belanja

xxxxx

Saldo dana

xxxxx

Ayat jurnal tersebut ditutup pada akhir periode. Dalam akuntansi dana universitas juga
menggunakan sistem Encumbrance untuk mencatat pesanan pembelian yang jadi setiap kali ada
pesanan pembelian, maka jurnalnya adalah :
Cadangan Beban Belanja

xxxxx

Beban belanja
Belanja
Kas

xxxxx

xxxxx
xxxxx

Dalam akuntansi dana universitas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
A. Pendapatan dan belanja
Sehubungan dengan pendaptan dan belanja dalam akuntansi dana untuk universitas
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a.

Remisi uang kuliah dan piutang tak tertagih


Uang Kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber pendapatan utama dari Dana
Lancar Tidak terikat. Jumlah uang kuliah yang seharusnya terkumpul berdasarkan tarif standar
diakui secara penuh sebagai pendapatan. Beasiswa dan remisi (potongan) uang kuliah termasuk
piutang tak tertagih dicatat sebagai belanja, hal ini hanya berlaku untuk beasiswa yang disponsori
langsung oleh universitas.
Kas

xxxxx
Pendapatan belanja xxxxx

b.

PengembalianUang Kuliah

Pengembalian uang kuliah (untuk mahasiswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai
pengurangan pendapatan. Ketika pengembalian disetujui, universitas mendebit pendapatan dari
uang kuliah dan mengkredit kas atau piutang.
Pendapatan uang SPP xxxxx
Kas
c.

xxxxx

Sesi Perkuliahan yang berlangsung pada Dua periode


Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada satu periode berjalan namun baru
diselesaikan pada perode berikutnya. Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan bahwa
uang kuliah yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut diakui sebagai pendapatan pada
periode dimana sesi perkuliahan tersebut paling sering dilaksanakan, bersama dengan seluruh
belanja yang berhubungan dengan sesi perkuliahan tersebut. Jika uang kuliah dipungut pada
periode berjalan sedangkan perkuilahan dilaksanakan pada periode berikutnya maka akan
dijurnal sebagai berikut :
Kas

xxxxx

Pendapatan tangguhan xxxxx


d.

Transfer dan Penyisihan Dana


Transfer Wajib (mandatory transfer) adalah transfer dari Dana Lancar ke dana lainnya
untuk memenuhi ketentuan dari pihak eksternal dalam suatu perjanjian. Sedangakan Transfer
Tidak Wajib ( nonmandotory transfer) adalah transfer serupa namun ditentukan sendiri oleh
pihak universitas untuk berbagai tujuan.
Penyisihan atau dana yang penggunannya ditetapkan oleh dewan (board-designated
funds) adalah penyisihan internal, serupa dengan penyisihan laba ditahan. Manajemen dapat
menetapkan atau mencabut penyisihan menurut kebijakannya sendiri.

e.

Investasi
Dilaporkan pada nilai wajar dalam neraca suatu instuisi public. Pendapatan investasi,
termasuk perubahan dalam nilai wajar untuk periode berjalan, harus dilaporkan sebagai
pendapatan dalam laporan operasi entitas yang sesuai.

f.

Sumbangan
Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan dan lembaga eksternal. Selain
itu, universitas juga mencari pendapatan tambahan dari lembaga-lembaga internalnya. Untuk
sumbangan ini yang perlu diperhatikan yaitu adanya pemisahan antara sumbanagn yang
7

mengikat dengan sumbangan yang tidak mengikat.Sumbangan yang mengikat yang diterima dan
dicatat dalam Dana Lancar Teikat dan dibelanjakan sesuai dengan batasannya. Sumbangan yang
tidak mengikat dalam Dana Lncar Tidak terikat dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan
universitas yang telahditentukan.
Pemasukan yang berupa property diakui sebagai pendapatan pada nilai wajarnya. Untuk
pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari mahasiswa lama untuk melaksanakan program
orientasi bagi mahasiswa baru, biasanya tidak dicatat oleh universitas.
g.

Depresiasi
Depresiasi harus dilaporkan sebagai belanja (expenditure) dalam dana yang menggunkan
aktiva bersangkutan selama periode berjalan.

h. Pendapatan
Pendapatan universitas diperoleh dari mahasiswa yang membyaar uang kuliahnya.
i.

Belanja
Belanja yang dilakukan universitas adalah menyangkut persediaan dan perlengkapan
yang digunkan universitas dalam kegiatan operasinya.

j.

Transfer
Transfer dana yang terjadi di universitas memiliki tujuan yang beragam, seperti:
pembayaran hutang, penambahan dana, perbaikan dan penggantian aktiva, pemenuhan ketentuan
kontrak, pembagian keuntungan investasi, dll

DANA LANCAR TERIKAT


Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunkan untuk tujuan operasional dari
universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang mensponsori dana tersbut.
Penerimaan dana dengan pembatasan (restriction) dicatat sebagai peningkatan dalam kas dan
saldo dana, namun tidak diakui sebagai pendapatan sampai ketentuan yang membatasi
pengunaan dana itu dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuaidengan cara yang telah ditetapkan.
Jadi dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai dengan
tujuan tertentu telah dilaksanakan. Format jurnal penerimaan dana dalam dana lancar terikat
sebagai berikut:
8

kas

xxx
saldo dana

xxx

Format ayat jurnal ketika dana dibelanjakan sebagai berikut:


belanja

xxx

saldo dana

xxx

kas

xxx

pendapatan

xxx

Dalam dana lancar terikat pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai dengan
tujuan tertentu telah dilakukan:

Pendapatan dan penambahan saldo dana lainnya

Balanja dan pengurangan saldo lainnya

Transaksi lainnya

2.2 Akuntansi Rumah Sakit


Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya
meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya
untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana
tenaga maupun dana yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu
Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk
membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan
tarif yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas.
Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan Pemerintah secara
keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus
9

meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan
Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif
bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif
penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya
dalam mengatasinya.
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan
adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan
maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi kendala pada
Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan
dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim
(Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang
diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di
antaranya (kontrol internal), namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.

PENGERTIAN RUMAH SAKIT


Menurut WHO rumah sakit adalah sebagai organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi
menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap dalam hal :
a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pusat penelitian biomedis
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan
yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

JENIS-JENIS RUMAH SAKIT


Secara umum, rumah sakit berdasarkan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dibagi dalam beberapa jenis :
1. Rumah Sakit Umum
Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita berbagai jenis penyakit,
pengobatan umum, pembedahan dan sebagainya. Biasanya memiliki institusi perawatan darurat
yang siaga 24 jam untuk memberikan pertolongan pertama
2. Rumah Sakit Terspesialisasi
10

Merupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi terhadap suatu penyakit yang membutuhkan
penanganan khusus. Rumah sakit yang dapat dikategorikan sebagai rumah sakit terspesialisasi
antara lain trauma center, rumah sakit anak, gigi, manula, dll. Biasanya rumah sakit ini memiliki
afiliasi dengan universitas atau pusat medis tertentu.
3. Rumah sakit pendidikan/penelitian
Adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas
kedokteran pada suatu lembaga/universitas . biasanya digunakan sebagai tempat pelatihan
dokter-dokter muda, uji coba obat baru, atau teknik pengobatan baru
4. Rumah sakit lembaga/perusahaan
Merupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada anggota lembaga/perusahaan tersebut
5. Klinik
Merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah sakit dan hanya melayani keluhan
tertentu. Klinik biasanya hanya menerima pasien rawat jalan dan dijalankan oleh lembaga
swadaya masyarakat atau dokter-dokter yang ingin membuka praktik pribadi. Kumpulan klinik
disebut poliklinik.
Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi :
1. Rumah Sakit Milik Pemerintah
Rumah sakit milik pemerintah ini dibedakan menjadi rumah sakit milik pemerintah pusat yang
dikenal Rumah Sakit Umum Pusat(RSUP) dan rumah sakit milik pemerintah provinsi dan
kabupaten atau kota yaitu RSUD.
Perbedaan keduanya ada pada kepemilikan dimana RSUP merupakan milik pemerintah pusat
yang mengacu pada Departemen Kesehatan (DepKes), sedangkan RSUD merupakan milik
pemerintah provinsi dan kabupaten atu kota dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari
Departemen Dalam Negeri. Namun, RSUD tetap berada di bawah koordinasi Departeman
Kesehatan.
Berikut dua jenis rumah sakit milik pemerintah :
a. Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkan
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah. Contoh : RSUD Banyumas dan
RSUD Tangerang
b. Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan pemerintah yang dipisahkan, misalnya milik
BUMN PT Aneka Tambang, PT Pelni dan beberapa perusahaan perkebunan
Karena rumah sakit tersebut merupakan bagian dari BUMN, keadaannya sangat bergantung pada
kondisi keuangan BUMN yang menjadi induknya.
2. Rumah sakit berbentuk Badan Layanan Umum (BLU)
11

BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayangan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktik
yang sehat (PP No. 23/2005 tentang pengelolaan keuangan BLU)
Rumah sakit berbentuk BLU antara lain, RSCM, RS Jantung Harapan Kita, RS Hasan Sadikin
Bandung, RS Makassar, RS Karyadi Semarang, RS Sanglah Denpasar, RS Padang, RS
palembang, dan RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Sedangkan RSUD yang sudah dialihkan menjadi
BLUD antara lain RSUD Budi Asih, RSUD Tarakan , Koja, Duren Sawit, RSUD Haji, dan
RSUD Pasar Rebo.
3. Rumah sakit swasta
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan atau badan hukum. Rumah sakit swasta ada
yang dimiliki oleh yayasan keagamaan dan kemanusiaan ataupun dimiliki oleh perusahaan.

Akuntansi Dana di Rumah Sakit


Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di rumah sakit.
Namun, harus disadari bahwa tidak semua rumah sakit adalah organisasi yang bersifat nirlaba.
Beberapa rumah sakit dioperasikan sebagai layaknya perusahaan yang mencari laba, bahkan
beberapa diantaranya melakukan penjualan sahamnya di pasar modal. Dalam kasus rumah sakit
yang berorientasi laba, standar akuntansi yang diikuti adalah standar akuntansi keuangan yang
digunakan untuk sektor komersial.
Dalam hal ini dibahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana
dalam rumah sakit di Amerika Serikat (AS). Dalam mengatur rumah sakit dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1.
Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)
Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards
Board FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan no.117
tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.
2.

Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)

12

Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Govermenttal Accounting Standards Board GASB (Dewan Standar
Akuntansi Pemerintah).
Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan informasi keuangan
mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu:
1.

Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)


Yaitu dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu.

2.

Dana Terikat (Restricted Fund)


Yaitu dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncuul
karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Terikat tidaknya aktiva
tergantung pada ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan sumber keuangan
Tidak ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk rumah sakit. PSAK yang
paling cocok untuk sementara waktu digunakan adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba.
Berdasarkan PSAK 45, akuntansi RS tidak berdasarkan sistem dana, hanya dana tunggal.
Namun aktiva bersih RS dikategori berdasarkan tiga jenis:
1.

Dana tidak terikat

2.

Dana terikat sementara, yaitu dana denga pembatasan yang bersifat sementara

3. Dana terikat permanen, yaitu dana denga pembatasan yang bersifat permanen

LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT


Dalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan keuangan utama yang
dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu:
1.

Neraca
Terdiri dari :

Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:

Aktiva lancar aktiva tetap

Utang lancar utang jangka panjang

Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:

Aktiva bersih tidak terikat

Aktiva bersih terikat temporer

Aktiva bersih terikat permanen


13

Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar baik isi maupun proses
penyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang
sering kita kenal disektor komersial namun demikian ada beberapa hal yang secara khusus perlu
diperhatikan antara lain:
a.

Kas
Jumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dana Terikat yang tidak dapat
digunakan untuk kegiatan operasi.

b.

Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.

c.

Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat
penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian.

d.

Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana Umum.

e.

Aktiva yang Disisihkan


Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya
dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut.

f.

Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.

g.

Saldo Dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang dimiliki oleh rumah
sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat, terikat sementara waktu, dan terikat
permanen.

2.

Laporan Operasi
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi
(Statement of Operations). Laporan ini mencakup tentang pendapatan, beban, untung dan rugi,
serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan
operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan,
yang melaporkan hal kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini
harus mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung
14

yang diperoleh selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode berjalan
harus dilaporkan setelah indikator kinerja.
Berikut adalah pos-pos lain yng jga perlu menjadi perhatian:
a.

Pendapatan Jasa Pasien


Pendapatan jasa pasien dihitung dari jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah
tersebut kemudian di kurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjusments) menjadi
Pendapatan Bersih Jasa Pasien.
b.

Penyesuaian Kontraktual

Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian
pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar
penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggunan asuransi.
Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa yang diberikan, namun rumah sakit
menjalin kontrak dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah
pembayaran yang lebih rendah untuk jasa tersebut.
c.

Pendapatan dari Kegiatan Lainnya

Pendapatan dari kegiatan lain mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien,
seperti kantin dan sewa parkir. Pendapaatan ini biaaanya mencerminkan jumlah bersih dari
operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
d.

Transfer Antardana

Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat ketika persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak sponsor atau donor sudah terpenihi. Dalam hal ini aktiva tersebut harus
ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer
antar dana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai Pelepasan Saldo Dana dan
ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat.

Contoh Pendapatan:
1.

Pendapatan operasioal rawat jalan: karcis umum dan karcis spesialis.

2.

Pendapatan operasional rawat inap: akomodasi dan visite.

3.

Pendapatan tindakan medis: tindakan medik, dan tindakan keperawatan

15

4.

Pendapatan operasional unit penunjang: rasiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi, dan

rehab medik.
e.

Beban Dana Umum

Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial.
Contoh beban :
Biaya pelayanan: bahan, jasa pelayanan, pegawai, penyusutan, pemeliharaan, asuransi,
langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian.
Biaya umum dan administrasi: pegawai, administrasi kantor, penyusutan, pemelihataan,
langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian
f.

Sumbangan
Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang terbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena
sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi
ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka
perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban
dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar
pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh
pihak sponsor atau donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat
Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana
Terikat ke Dana Umum.
3.

Laporan Perubahan Aktiva Bersih


Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih yang Tidak Terikat,

Terikat Sementara, dan terikat Permanen.


4.

Laporan Arus Kas


Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial.

Laporan arus kas terdiri dari:


1.

Aktivitas operasi

2.

Aktivitas investasi

3.

Aktivitas pendanaan
16

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Terdiri dari :
1.

Gambaran umum RS

2.

Iktisar kebijakan akuntansi

3.

Penjelasan pos-pos laporan keuangan

Ditjen Pelayanan Medit Depkes membuat ketentuan akuntansi, khususnya bagi RS yang sudah
menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Pedoman akuntansi RS ini berisi 10 bab:
1.

Pendahuluan

2.

Laporan Keuangan

3.

Akuntansi Aktiva

4.

Akuntansi Kewajiban

5.

Akuntansi Aktiva Bersih (Ekuitas)

6.

Akuntansi Perubahan Aktiva Bersih

7.

Laporan Arus Kas

8.

Catatan Atas Laporan Keuangan

9.

Ilustrasi Laporan Keuangan

10. Rasio Keuangan

RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU)


A.

Pengertian Badan Layanan Umum (BLU)


Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi danproduktivitas.
Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam
Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
17

bangsa. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan
pelaksanaan dari asal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwa BLU
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktek bisnis yang sehat.
Sedangkan Asas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:
1.

Menyelenggarakan pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang


didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi induknya;

2.

Pejabat BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan
instansi induk;
3.

BLU tidak mencari laba;

4.

Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah;

5.

Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.


Dari uraian definisi, tujuan dan asas BLU, maka dapat terlihat bahwa BLU memiliki suatu

karakteristik tertentu, yaitu :


1.

Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan Negara;
2.

Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat;

3.

Tidak bertujuan untuk mencarai laba;

4.

Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi;

5.

Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk;

6.

Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung;


7.

Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil;

8.

BLU bukan subyek pajak.


Selain itu, sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan

produktivitas ala korporasi, namun terdapat beberapa karakteristik lainnya yang membedakan
pengelolaan keuangan BLU dengan BUMN/BUMD, yaitu:
1.

BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

18

2.

Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan serta
dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang
bersangkutan;

3.

Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaan
teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang
bersangkutan;

4.

Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola
keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah
yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan;
5.

6.

Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan;

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan laporan kinerja BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan
laporan kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah;

7.

Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan merupakan
pendapatan negara/daerah;

8.

Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja yang bersangkutan;
9.

10.

BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain;

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan pemerintah
(dhi. PP No. 23 Tahun 2005).

B.

Rumah Sakit Sebagai BLU


Standar Pelayanan dan Tarif Layanan Rumah Sakit
Pelanggan baik eksternal maupun internal mempunyai keinginan- keinginan ataupun
harapan terhadap jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Mereka mempunyai persyaratanpersyaratan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit. Namun demikian pelanggan
eksternal sebagai pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat dipuaskan
(customer satisfaction), sedangkan tenaga profesi mengajukan persyaratan agar pelayanan yang
disediakan memenuhi standar profesi, sedangkan pihak manajemen menghendaki pelayanan
yang efektif dan efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari berbagai sudut pandang
Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayanan
minimum yang ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai
19

dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan


layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintah
di daerah (RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan
peraturan kepala daerah. Standar pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan,
yaitu :
1.

Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsi BLU/BLUD;

2.

Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan;

3.

Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional
sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;

4.

Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya
untuk menunjang tugas dan fungsi BLU/BLUD;

5.

Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.
Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD dapat memungut biaya
kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas
dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan
oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan
kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/kepala daerah dengan
peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang diusulkan dan
ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.

kontinuitas dan pengembangan layanan;

2.

daya beli masyarakat;

3.

asas keadilan dan kepatutan; dan

4.

kompetisi yang sehat.


Penentuan tarif harus berdasar unit cost dan mutu layanan. Dengan demikian rumah sakit

pemerintah harus mampu melakukan penelusuran (cost tracing) terhadap penentuan segala
macam tarif yang ditetapkan dalam layanan. Selama ini aspek penentuan tarif masih berbasis
aggaran ataupu subsidi pemerintah sehingga masih terdapat suatu cost culture yang tidak
mendukung untuk peningkatan kinerja atau mutu layanan. Penyusunan tarif rumah sakit
20

seharusnya berbasis pada unit cost, pasar (kesanggupan konsumen untuk membayar dan strategi
yang diipilih. Tarif tersebut diharapkan dapat menutup semua biaya, diluar subsidi yang
diharapkan. Yang perlu diperhatikan adalah usulan tarif jangan berbasis pada prosentase tertentu
namun berdasar pada kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara umum tahapan
penentuan tarif harus melalui mekanisme usulan dari setiap divisi dalam rumah sakit dan aspek
pasar dan dilanjutkan kepada pemilik. Pemilik rumah sakit pemerintah adalah pemerintah daerah
dan DPRD
Pengelolaan Keuangan
Adanya desentralisasi dan otonomi daerah dengan berlakunya UU tentang Pemerintahan
Daerah (UU No. 32 Tahun 2004, terakhir diubah dengan UU No. 12 Tahun 2008), UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, serta Kepmendagri No. 29 Tahun
2002 tentang Pedoman Umum Penyusunan APBD, kemudian PP No. 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, membuat rumah sakit pemerintah daerah
harus melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam pengelolaan keuangan maupun
penganggarannya, termasuk penentuan biaya.
Dengan terbitnya PP No. 23 Tahun 2005, rumah sakit pemerintah daerah mengalami
perubahan menjadi BLU. Perubahan ini berimbas pada pertanggungjawaban keuangan tidak lagi
kepada Departemen Kesehatan tetapi kepada Departemen Keuangan, sehingga harus mengikuti
standar akuntansi keuangan yang pengelolaannya mengacu pada prinsip-prinsip akuntabilitas,
transparansi dan efisiensi. Anggaran yang akan disusun pun harus berbasis kinerja (sesuai
dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002).
Penyusunan anggaran rumah sakit harus berbasis akuntansi biaya yang didasari dari
indikator input, indikator proses dan indikator output, sebagaimana diatur berdasarkan PP No. 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, PMK No. 76/PMK.05/2008
tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, dan khusus untuk
RSUD, pengelolaan keuangannya harus mengacu dan berdasarkan Permendagri Permendagri
No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
21

Pelaporan dan Pertanggungjawaban


BLU sebagai instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan merupakan organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba.
Sesuai dengan Pasal 26 ayat (2) PP No. 23 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa Akuntansi
dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Ketentuan ini menimbulkan inkonsistensi,
karena BLU merupakan badan/unit atau organisasi pemerintahan yang seharusnya menggunakan
PSAP atau Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diatur menurut PP No. 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun dalam PP No. 23 Tahun 2005 menggunakan
PSAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang berasal dari IAI. Sebagai organisasi kepemerintahan
yang bersifat nirlaba, maka rumah sakit pemerintah daerah semestinya juga menggunakan SAP
bukan SAK.
Laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah merupakan laporan yang disusun oleh
pihak manajemen sebagai bentuk penyampaian laporan keuangan suatu entitas. Laporan
keuangan tersebut merupakan penyampaian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap entitas tersebut, sehingga isi pelaporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah harus
mengikuti ketentuan untuk pelaporan keuangan sebagaimana diatur menurut SAK, yaitu sebagai
organisasi nirlaba (PSAK No. 45) dan menyanggupi untuk laporan keuangannya tersebut diaudit
oleh auditor independen. Laporan keuangan rumah sakit yang harus diaudit oleh auditor
independen.
Adapun Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU yang disusun
harus menyediakan informasi untuk:
1.

Mengukur jasa atau manfaat bagi entitas yang bersangkutan;

2.

Pertanggungjawaban manajemen rumah sakit (disajikan dalam bentuk


laporan aktivitas dan laporan arus kas);

3.

Mengetahui kontinuitas pemberian jasa (disajikan dalam bentuk laporan


posisi keuangan);

4.

mengetahui perubahan aktiva bersih (disajikan dalam bentuk laporan aktivitas).


Sehingga, laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah mencakup sebagai berikut:

22

1.

Laporan posisi keuangan (aktiva, utang dan aktiva bersih, tidak disebut neraca). Klasifikasi

aktiva dan kewajiban sesuai dengan perusahaan pada umumnya. Sedangkan aktiva bersih
diklasifikasikan aktiva bersih tidak terikat, terikat kontemporer dan terikat permanen. Yang
dimaksud pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan
oleh penyumbang. Sedangkan pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber
daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai pada
periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu;
2.

Laporan aktivitas (yaitu penghasilan, beban dan kerugian dan perubahan dalan aktiva

bersih);
3.

Laporan arus kas yang mencakup arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan

aktivitas pendanaan;
4.

Catatan atas laporan keuangan, antara lain sifat dan jumlah pembatasan permanen atau

temporer, dan perubahan klasifikasi aktiva bersih.


Dalam hal konsolidasi laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah dengan laporan
keuangan kementerian negara/lembaga, maupun laporan keuangan pemerintah daerah, maka
rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU/BLUD mengembangkan sub sistem akuntansi
keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP (Pasal 6 ayat (4) PMK No.
76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum).
Berdasarkan PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum dan sesuai pula dengan Pasal 27 PP No. 23 tahun 2005, maka
rumah sakit pemerintah daerah dalam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan
dan kegiatan pelayanannya, menyusun dan menyajikan:
1.

Laporan Keuangan; dan

2.

Laporan Kinerja.
Laporan Keuangan tersebut paling sedikit terdiri dari:

1.

Laporan Realisasi Anggaran dan/atau Laporan Operasional;

2.

Neraca;

3.

Laporan Arus Kas; dan

4.

Catatan atas Laporan Keuangan

23

Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah tersebut sebelum disampaikan kepada
entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan intern, namun dalam hal tidak terdapat satuan
pemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga.
Reviu ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan Laporan
Keuangan BLU. Sedangkan Laporan Keuangan tahunan BLU diaudit oleh auditor eksternal.

MANFAAT AKUNTANSI RUMAH SAKIT


Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan
pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas dari biaya (cost), dengan
perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta
berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk pengambilan
keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan diperlukan sistem dan pelaksanaan
akuntansi

Rumah

Sakit

secara

optimal.

Sistem akuntansi Rumah Sakit Pemerintah bertujuan untuk memberikan pengendalian dan
pengawasan terhadap jalannya keuangan rumah sakit, terlebih lagi saat ini Rumah Sakit telah
ditetapkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai Badan Layanan
Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui Kantor Kas Negara. Dan membantu
dalam upaya memantau peningkatan perkembangan kinerja dan nilai Rumah Sakit.
IMPLEMENTASI AKUNTANSI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Sistem keuangan Rumah Sakit
mengalami perubahan secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan
menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun.
Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, juga
membuka peluang untuk menghindari penyalahgunaan

dalam pengelolaan

keuangan

negara. Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan
adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan
informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan
maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan dalam Rumah Sakit. Kendala pada Rumah
24

Sakit yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem
pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim (Accrual Basis)
dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat
berjalan secara paralel, independen dan tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol
internal),

namun

hal

ini

dirasakan

menjadi

beban

bagi

petugas

Rumah

Sakit.

Dalam penerapannya RS Pemerintah menggunakan Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel yaitu
sistem yang hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga sebetulnya sistem ini
sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Di samping itu
pengawasan menjadi lebih mudah. Penerimaan akan dicatat jika telah diterima uang dan
pengeluaran dalam satu tahun anggaran yang ditentukan. Serta menggunakan Sistem Accrual
Basis yaitu sistem transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan pada saat hak
diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata
lain penghasilan diakui pada saat penyerahan jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya
diakui pada saat terjadinya, buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta di akui
pada saat diperoleh kepemilikannya.
Rumah Sakit Pemerintah dalam mengelola keuangannya menggunakan sistem akuntansi yang
hasil akhirnya adalah Laporan keuangan. Walaupun Rumah Sakit Pemerintah berorientasi sosial
atau nir laba, namun dengan perubahan menjadi Unit Swadana, maka mencari laba usaha adalah
penting walaupun bukan menjadi tujuan utama pendirian Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit
Pemerintah menggunakan Laporan Hasil Usaha dalam melaporkan hasil usahanya, tetapi
berbeda dengan badan usaha lainnya atau Rumah Sakit yang berbentuk PT, pada Rumah Sakit
Swadana

tidak

ada

bagian

yang

diserahkan

kepada

pemilik

sebagai

dividen.

Pembuatan sebuah Neraca juga disebut laporan posisi keuangan yang menunjukkan kondisi atau
posisi keuangan suatu entitas pada suatu tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi
keuangan adalah : posisi dari aktiva atau harta, kewajiban dan Modal. Dalam membuat neraca
keuangan rumah sakit menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan pembelanjaan dan
pendekatan

sumber

daya.

Setelah itu di buatlah sebuah Laporan Arus Kas Rumah Sakit yang berisi informasi tentang arus
kas/setara kas masuk dan ke luar selama periode tertentu yang berasal dari aktivitas operasi,
investasi yang berjangka pendek dan pendanaan. Yang bertujuan untuk menilai kemampuan
organisasi Rumah Sakit dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan arus kas ke luarnya.
25

Karena dengan membaca laporan arus kas dapat diketahui jumlah kas yang dihasilkan dalam
suatu periode, berapa yang berasal dari kegiatan operasional, investasi dan pendanaan, berapa
jumlah kas yang dikeluarkan untuk supplier, karyawan, membayar bunga, pengembalian
pinjaman dan bagaimana terjadinya SHU dengan penerimaan dan engeluaran kas.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Dengan adanya penggunaan akuntansi dalam rumah sakit maka lebih mempermudah
pengawasan dan pengendalian keuangan oleh pemerintah. Dalam standar akuntansi terdapat
prinsip-prinsip yang menyebabkan laporan keuangan tidak mencerminkan realitas ekonomi yang
ada, akibatnya laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan sebenarnya.
Kelebihan dari Laporan Hasil Usaha adalah Memungkinkan untuk analisis laporan
keuangan, Memungkinkan laporan pertanggungjawaban manajemen. Kekurangan dari sebuah
Laporan Hasil Usaha yakni digunakan hanya untuk melihat berapa besar pendapatan saja,
keuntungan diserahkan pada pemerintah di lihat dari laporan
Kelebihan dari Neraca adalah dapat mengetahui Laporan sisa hasil usaha Rumah Sakit,
dapat melihat Kemampuan melunasi kewajiban jangka pendeknya, mengetahui Jumlah total
harta dan susunannya serta Jumlah akumulasi Modal. Kekurangan dari Neraca yakni Merupakan
laporan historis dari semua transaksi di masa lalu akibatnya tidak bisa menunjukkan nilai saat ini
(Current value), dalam neraca digunakan uang sebagai sebuah ukuran sedangkan uang memiliki
nilai yang tidak stabil, tidak dapat mengukur semua sumber daya rumah sakit, Pos-pos neraca
hanya memberikan indikasi atas nilai secara umum.(Contoh Neraca Rumah Sakit terlampir).
Dari laporan arus kas rumah sakit dapat diketahui kelebihannya yakni jumlah keluar masuk kas
dapat terkontrol dengan baik, dengan leporan keungan yang baik kredibilitas kepada rumah sakit
meningkat. Kekurangannya yakni dari banyaknya penggunaan kas dalam rumah sakit lebih
mudah di manipulasi dan fiktifkan.
KENDALA

DAN

HAMBATAN

AKUNTANSI

RUMAH

SAKIT

PEMERINTAH

a. Ketepatan waktu; Laporan yang tertunda dapat menghasilkan informasi yang kurang relevan.
Sebaliknya untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu seringkali mengurangi keandalan
informasi. Untuk mengimbangkan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil
keputusan

merupakan

pertimbangan

yang

menentukan.

b. Keseimbangan biaya dan manfaat; Biaya membuat informasi jelas harus lebih rendah dari
26

manfaatnya. Pertimbangan ini jelas berdampak pada cara pencatatan dan penyajian laporan
akuntansi yang dipilih.
c. Masih minimnya kesadaran pegawai rumah sakit untuk menerapkan pelaporan keuangan
secara bersih dan transparan sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan.
d. Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk
membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan
tarif

yang

dapat

terjangkau

oleh

masyarakat

luas.

e. Masih sulitnya Rumah Sakit Pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas peranan
akuntansi pertanggungjawaban dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja manajemen
rumah sakit
f. Dalam Rumah Sakit Masih banyak terdapat Earning management merupakan praktek yang
membuat laporan keuangan dapat diatur karena disajikan menurut tujuan dari penyusunnya.
SIKLUS TRANSAKSI RUMAH SAKIT
Siklus transaksi rumah sakit, yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran,
siklus pelayanan, dan siklus keuangan, dan siklus pelaporan keuangan, seperti
tergambar dalam ilustrasi di bawah ini.

Model Siklus
Transaksi
Model Siklus
Transaksi
Siklus
Pendapatan
Siklus
Pengeluaran
Siklus
Pelayana
n
Siklus
Keuangan
Peristiwa Ekonomi

27

(
Transaks
i
)
Siklus
Pelapora
n
Keuangan
Lapora
n
Keuangan

1. Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada
pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau tagihan dari
pihak lain.
2. Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dari pihak lain
dan pelunasan utang dan kewajibannya.
3. Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit
menjadi jasa pelayanan rumah sakit.
4. Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund (dana
modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid lainnya) dan
sumber dana jangka panjang.
5. Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi (operating cycle)
sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus ini memperoleh data operasi
dan akuntansi dari siklus yang lain dan memprosesnya menjadi laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
A. Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenue cycle) di RSUD A terdiri dari beberapa fungsi
seperti pemberian jasa pelayanan rumah sakit kepada pasien, penerimaan kas,
dan pengelolaan piutang.
a)

Pemberian Pelayanan
Fungsi pemberian pelayanan rumah sakit (usaha) terdiri dari sub fungsi
pelayanan medis dan pelayan non medis dan uraiannya sebagai berikut:

28

Pelayanan medis yang terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:

1.

pelayanan medis yaitu jasa yang terkait langsung dengan pelayanan


dokter kepada masyarakat.

2.

pelayanan keperawatan yaitu jasa yang terkait langsung dengan


pelayanan keperawatan kepada masyarakat.

3.

penunjang medis yaitu jasa yang berfungsi sebagai pendukung di


dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
yaitu:
1)penunjang medis yang berhubungan dengan pasien

a)

Farmasi

b)

Laboratorium

c)

Fisioterapi

d)

Radiologi

e)

Pemulasaran jenazah

f)

Central Sterile Supply Department (CSSD)

g)

Operatie Khamer (OK)

h)

Hemodialisis

2)penunjang medis yang tidak berhubungan dengan pasien


a)

Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS)

b)

Sistem Informasi Manajemen

c)

Laundry
Pelayanan non-medis yaitu jasa yang berfungsi di dalam peningkatan mutu
kinerja rumah sakit, namun tidak terkait secara langsung dengan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, misalnya administrasi.

1.

Penerimaan Kas

29

Sumber penerimaan kas rumah sakit yang terkait dengan operasi rumah sakit
terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Penerimaan hasil usaha rumah sakit

Pendapatan operasional
pendapatan rawat jalan;
pendapatan rawat inap;
pendapatan tindakan medis;
pendapatan penunjang medis;
pendapatan operasional lainnya.
Penghasilan non operasional
pendapatan jasa lembaga keuangan;
pendapatan kerja sama operasi (KSO);
pendapatan sewa
Penerimaan hibah
Penerimaan anggaran APBN/D
2.

Pengelolaan Piutang
Fungsi pengelolaan piutang tidak terlepas dari fungsi pemberian jasa pelayanan
dan mencakup sub fungsi penerimaan kas dari pencairan piutang, penagihan, dan
sub fungsi piutang usaha itu sendiri yang bertugas memelihara informasi piutang
pasien/ pihak lain secara berkelanjutan.

B.

Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) di RSUD A mencakup fungsi-fungsi yang
terkait dengan pengadaan barang dan atau jasa yang digunakan oleh rumah sakit
dalam menjalankan usahanya. Fungsi dalam siklus ini terdiri dari proses seleksi
pemasok (vendor selection), permintaan pembelian (requisitioning), pembelian
(purchasing), utang usaha (accounts payable), dan akuntansi pengupahan (payroll
accounting).

a.) Pembelian
Pembelian/pengadaan barang dan jasa di rumah sakit mengacu pada Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 dan peraturan perubahannya, serta Peraturan
30

Bupati A nomor XX tahun 20XX. Pengadaan barang dan jasa yang sumber dananya
berasal dari:
a.

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah);

b.

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).


Menggunakan dasar Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, sedangkan
pengadaan barang dan jasa yang sumber dananya dari:

a.

Pendapatan jasa layanan/ operasional;

b.

Hibah tidak terikat;

c.

Hasil kerjasama/ KSO dengan pihak lain; dan

d.

Pendapatan lain-lain RSUD A yang sah.


Menggunakan dasar Peraturan Bupati nomor XX tahun 20XX yang berdasarkan
ketentuan pasal XXX, Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan BLUD.
1.Jenis pengadaan barang/jasa

1.Pengadaan barang/jasa yang memerlukan penyedia barang/ jasa


3)Pengadaan Barang
4)Pengadaan Jasa Pemborongan
5)Pengadaan Jasa Konsultasi
6)Pengadaan Jasa Lainnya
2.Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan swakelola
2.Metoda pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya terdiri dari

1.pelelangan umum
2.pelelangan terbatas
3.pemilihan langsung,
4.penunjukan langsung.

b.) Pengelolaan Utang


31

Fungsi pengelolaan utang bertugas untuk melakukan pembayaran kepada


rekanan/pemasok. Untuk dapat memastikan bahwa pelunasan utang sesuai dengan
dokumen-dokumen yang terkait dengan pembelian, perlu dilakukan matching
process, yaitu semua dokumen dikumpulkan, diverifikasi, dan ditelaah sebelum
dilakukan pembayaran.
c.) Pengupahan
Sistem pengupahan melibatkan seluruh payroll process dan personnel reporting dan
menyajikan informasi terkait dengan personalia, seperti ketrampilan pegawai,
pajak, dan potongan-potongan karyawan. Sistem pengupahan RSUD A mencakup
pegawai tetap yang sekaligus merupakan Pegawai Negeri Sipil dan pegawai tidak
tetap (honorer daerah dan kontrak) dengan remunerasi dalam bentuk gaji, insentif,
dan/atau honor.
B.

Siklus Produksi/Pelayanan
Di dalam perusahaan manufaktur salah satu siklus akuntansi adalah siklus
produksi, sedangkan dalam bidang jasa siklus ini identik dengan siklus pelayanan.
Siklus pelayanan di RSUD A mencakup pengelolaan pelayanan, pengelolaan
persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi aset.

1.

Pengelolaan Pelayanan
Pengelolaan pelayanan dalam rumah sakit terkait sekali dengan sistem
akuntansi biaya. Khusus untuk RSUD A, unit cost (sistem biaya per unit) menjadi
pilihan dalam penerapan sistem akuntansi biaya. Dalam unit cost ini, biaya yang
terjadi di rumah sakit didistribusikan ke setiap pelayanan yang diberikan kepada
pasien.

2.

Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan di RSUD A berfokus pada serangkaian pencatatan
persediaan dan laporannya terkait dengan penggunaan persediaan, saldo akhir
persediaan, dan tingkat persediaan minimum ataupun maksimum. Untuk itu,
penentuan saat pemesanan kembali barang untuk menjaga ketersediaan barang

32

(reorder point) dan prosedurnya disusun agar biaya penyimpanan persediaan dapat
diminimalkan.
3.Pengelolaan Aset Tetap
Pengelolaan aset tetap terkait dengan 1) pencatatan yang memadai mengenai
deskripsi aset, biaya perolehan, dan lokasi penempatan aset tersebut; 2)
penghitungan penyusutan untuk keperluan akuntansi dan pajak; 3) dan manajemen
laporan terkait dengan rencana dan pengendalian untuk setiap jenis aset.
C. Siklus Keuangan
Sebagaimana telah diuraikan di sub bab sebelumnya, siklus keuangan terkait
dengan perolehan dan pengelolaan capital fund (dana modal), seperti modal kerja
(sumber dana kas atau dana likuid lainnya) dan sumber dana jangka panjang.

Pengelolaan Kas Masuk


Kas di RSUD A merupakan harta rumah sakit yang paling likuid dan memerlukan
pengendalian yang sangat ketat. Pengelolaan kas masuk mencakup fungsi
penyetoran penerimaan, sentralisasi penanganan kas, dokumentasi bukti
pendukung, dan pemisahan fungsi pencatatan dan penyimpanan kas.

Pengelolaan Kas Keluar


Pengelolaan kas keluar memfokuskan pada pemeriksaan bukti kas keluar dan
pemisahan fungsi otorisasi dan pembayaran.

D. Siklus Pelaporan Keuangan


Sebagaimana dijelaskan di sub bab di awal, siklus pelaporan keuangan tidak
terkait dengan siklus operasi yang terdiri dari keempat siklus di atas. Laporan
keuangan, yang merupakan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan di
RSUD A, dihasilkan dari siklus ini menjadi sebuah rerangka (framework) dalam
melakukan analisis terhadap usaha rumah sakit.

33

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

34

Daftar Pustaka
http://accountingareas.blogspot.com/2013/05/akuntansi-universitas.html
http://accountingareas.blogspot.com/2013/05/akuntansi-rumah-sakit_9.html

iii

Anda mungkin juga menyukai