Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesetimbangan termodinamika merupakan terdistribusinya komponenkomponen dalam semua fase pada suhu, tekanan dan fugasitas tertentu, sehingga
akan ada kesamaan tekanan, suhu dan fugasitas masing-masing komponen dalam
semua fase yang berada dalam keseimbangan.
Untuk gas ideal pada tekanan rendah, perbedaan P dan Psat adalah kecil
sehingga harga (P = P1sat) mendekati nol. Kesetimbangan sistem biner
menggambarkan distribusi suatu komponen diantara fasa uap dan fasa cair sehingga
diperlukan persamaan yang menghubungkan fraksi mol fasa cair x dan fraksi mol
fasa uap y. Dari hal tersebut koefisien-koefisien aktifitas dapat ditulis :
Ada sebuah hubungan thermodinamika yang biasa digunakan untuk
memprediksi harga koefisien aktifitas yaitu persamaan Gibbs-Duhem. Pada
hakekatnya persamaan ini menyatakan bahwa dalam suatu campuran, koefisien
aktifitas tiap komponennya tidak bebas satu terhadap yang lainnya melainkan
berkorelasi melalui sebuah persamaan differensial (Rasmito dan Wulandari, 2010).
Pemodelan dari sifat termodinamika dan keseimbangan fasa dari campuran
melibatkan komponen yang mampu terkait dari ikatan hidrogen seperti sisa alkohol
yang sebuah masalah ekstrim ketika suatu sistem menunjukkan jalan non ideal yang
ekstrim. Metode sumbangan grup bisa diestimasikan secara kuantitatif kelakuan VLE
bisa diasosiasikan sistem menggunakan banyak suhu dan massa jenis tergantung
parameter yang diatur, tapi efek daerah komposisi yang kuat disebabkan ikatan
hidrogen dan interaksi dipol-dipol adalah tidak dihitung secara eksplisit dalam model
ini (Senol, 1999).
Data kesetimbangan uap cair merupakan data termodinamika yang diperlukan
dalam perancangan dan pengoperasian kolom-kolom distilasi. Contoh nyata
penggunaan data termodinamika kesetimbangan uap-cair dalam berbagai metoda
perancangan kolom distilasi packed column dan try column. Cara yang umum
ditempuh adalah mengukur data tersebut pada beberapa kondisi kemudian
meringkasnya dalam bentuk model-model matematik yang relatif mudah diterapkan
dalam perhitungan-perhitungan komputer (Swastika, dkk., 2013).

Dalam lingkup teknik kimia, pemahaman tentang kesetimbangan uap-cair


sangat diperlukan karena banyak proses industri kimia yang memerlukan konsep
kesetimbangan uap-cair dalam pengembangannya. Oleh karena itu, penting bagi
seorang sarjana teknik kimia untuk mempelajari kesetimbangan uap cair karena
penerapannya cukup banyak pada proses industri kimia.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam percobaan kesetimbangan uap cair ini adalah
bagaimana cara untuk mencari hubungan antara komposisi uap dengan komposisi
cairan dengan suhu dan tekanan pada kondisi kesetimbangan uap-cair.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari hubungan antara komposisi
uap dengan komposisi cairan dengan suhu dan tekanan pada kondisi kesetimbangan
uap-cair.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui hubungan
antara komposisi uap dengan komposisi cairan dengan suhu dan tekanan pada
kondisi kesetimbangan uap-cair.

1.5 Ruang Lingkup Percobaan


Adapun ruang lingkup dari percobaan ini adalah :
1. Praktikum Kimia Fisika dengan modul percobaan Kesetimbangan Uap - Cair
ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Teknik, Departemen
Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara dan dalam kondisi ruangan:
Tekanan udara : 757 mmHg
Temperatur

: 33 oC

2. Batasan masalah dalam percobaan kesetimbangan uap cair ini adalah


bagaimana cara untuk mencari hubungan antara komposisi uap dengan
komposisi cairan dengan suhu dan tekanan pada kondisi kesetimbangan uapcair.
3. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Aquadest (H2O) 100 ml,
Asam Asetat (CH3COOH) 100 ml, Natrium Hidroksida (NaOH) 0,4 N, dan
Phenolphtalein (C20H14O4).

Anda mungkin juga menyukai