BAB I
FENOMENA KLASIFIKASI ALIRAN
1.1
Pendahuluan
Percobaan
Osborne
Reynolds
merupakan
suatu
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan Fenomena Klasifikasi Aliran adalah:
Mengamati
dan
mengklasifikasi
sifat
aliran
secara
kecocokan
Peralatan
a. Osborne Reynolds Apparatus
b. Stopwatch
c. Gelas ukur
d. Termometer
e. Tinta
Kelompok XIII
klasifikasi
berdasarkan
Kelompok XIII
Debit Air
Perhitungan besarnya debit yang mengalir adalah
dengan menggunakaan gelas ukur, dalam selang waktu
tertentu:
Q=V
t
Keterangan:
1.4.2
Q = debit aliran
(mm3/dtk)
V = volume air
(mm3)
t = waktu pengukuran
(dtk)
parameter-parameter
fluida
yaitu
kecepatan
(mm/dtk)
Kelompok XIII
(mm/dtk)
D = diameter pipa
(mm)
transisi
atau
turbulen.
Aliran
laminer
yang
bersebelahan
dimana
pertukaran
sangat
menunjukkan
kecenderungan
pentingnya
turbulen
terhadap
secara
relatif
kecenderungan
1.4.3
Re > 4000
2000 Re 4000
Re < 2000
Faktor Gesekan
Akibat adanya gesekan antara fluida dan
dinding fluida akibat aliran fluida, maka akan terjadi
kehilangan energi, yang disebut sebagai kehilangan
tinggi
tekan
yang
besarnya
dinyatakan
persamaan Darcy-Weisbach:
hf = f L v 2
D2g
Keterangan:
hf = kehilangan tinggi tekan (mm)
f
= faktor gesekan
L = panjang pipa
(mm)
D = diameter pipa
(mm)
v = kecepatan aliran
(mm/dtk)
g = percepatan gravitasi
(mm/dtk2)
Kelompok XIII
dalam
b.
Viskositas
Di antara semua sifat-sifat fluida, viskositas
memerlukan perhatian yang terbesar dalam telaahan
tentang aliran fluida. Sifat serta ciri-ciri viskositas
dibahas dalam pasal ini, juga dimensi dan faktor
konversi bagi viskositas mutlak maupun
kinematik.
Viskositas
adalah
sifat
viskositas
fluida
yang
Viskositas Kinematik
Viskositas
()
seringkali
disebut
dengan
-10
10
20
40
50
100
998,15
999,54
1000
999,73
998,23
992,25
998,07
958,4
Kg/m3
10
20
25
30
40
100
1,7
94
1,519
1,31
1,01
0,897
0,804
0,659
0,3
x10-6 m2/s
1.5
Prosedur Percobaan
1.
2.
Kelompok XIII
4.
5.
1.6
1.7
Prosedur Perhitungan
1.
2.
3.
4.
1.8
Kelompok XIII
Kelompok XIII
BAB II
ALIRAN PADA TATA PIPA KECIL
2.1
Pendahuluan
Fluida yang mengalir dalam suatu saluran atau pipa
memiliki energi, dimana energi yang dimilikinya selama
pengaliran cenderung berkurang dan dapat hilang. Gejala ini
disebut kehilangan energi (Energy Losses) atau kehilangan
tinggi tekan. Ada dua macam dari kehilangan energi, yaitu:
a.
b.
2.2
Tujuan Percobaan
Tujuan
percobaan
adalah
Kelompok XIII
untuk
mengetahui
besarnya
2.3 Peralatan
Peralatan percobaan yang akan digunakan pada tata pipa
berlubang kecil ini terdiri dari susunan pipa dengan berbagai
tipe dan bentuk sebagai berikut:
V1 : Katup saluran pembuang tanki air
V2 : Katup pengatur aliran masuk
V3 : Katup pembuang udara
V4 : Katup isolasi
V5 : Katup kontrol aliran masuk (Fine)
V6 : Katup kontrol aliran keluar (Coarse)
V7 : Katup manometer
1. Pipa licin 4 mm
2. Pipa licin 7,5 mm
3. Pipa kasar 15,5 mm
4. Pipa kasar 17,5 mm
5. Pengecilan penampang tiba-tiba
6. Pembesaran penampang tiba-tiba
7. Katup bola
8. Elbow 45
9. Sambungan Y 45
10. Katup gerbang
Kelompok XIII
Kelompok XIII
Kelompok XIII
B
l
hL f
L v2
D 2g
Keterangan:
hL = Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan
f
= koefisien gesekan
Kelompok XIII
(mm)
(mm)
D = diameter pipa
(mm/dtk)
v = kecepatan aliran
(mm/dtk)
diatas
dikenal
dengan
nama
horizontal
Garis energi
horizontal
garis energi ] hL
V12/2g
V22/2g
P/
P1/
Z1
P2/
D1
D2
Z2
datum
Gambar 2.3 Garis Energi pada Pipa Ekspansi Tiba-Tiba dengan hL 0
Kelompok XIII
P2 P1 v1
2g
b.
D1
D2
4
D1
D2
Garis energi
V22/2g
V12/2g
P/
Garis Energi
P2/
P1/
Z1
D1
D2
Z2
datum
datum
Gambar 2.4 Garis Energi pada Pipa Ekspansi Tiba-Tiba hL = 0
2
P2 P1
v1
1
2g
D2
D1
Keterangan:
P1 = tekanan pada piezometer 1
P2 = tekanan pada piezometer 2
v1 = kecepatan pada titik tinjau 1
(mm/dtk)
(mm/dtk2)
= Specific Gravity
2.4.3
a.
4
2
2
D2
P2 P1
v
1
2 1
2g
Cc
D1
horizontal
garis energi
V22/2g
horizontal
V22/2g
P/
P1/
P 2/
D1
D2
Z1
Z2
datum
Gambar 2.5 Garis Energi pada Pipa Kontraksi Tiba-Tiba
dengan hL 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
Cc
0,624
0,632
0,643
0,659
0,681
0,712
0,755
0,813
0,892
1,0
b.
Kelompok XIII
2g
D2
D1
garis energi
Garis energi
V12/2g
V22/2g
P/
P1/
P2/
D1
D2
Z1
Z2
datum
Gambar 2.6 Garis Energi pada Pipa Kontraksi Tiba-Tiba
dengan hL = 0
Keterangan:
P1
P2
v1
(mm/dtk)
= percepatan gravitasi
= Specific Gravity
(mm/dtk2)
Cc = koefisien kontraksi
2.4.4
Kelompok XIII
datum
tekan KB.
b.
hL K
2g
Keterangan:
hL
= percepatan gravitasi
(mm/dtk2)
= kecepatan aliran
(mm/dtk)
hT = hLB + hf
Keterangan:
hLB = kehilangan tinggi tekan akibat perubahan
geometris pipa yang diamati (sama dengan
hf pada pipa lurus).
hf = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada
pipa yang diamati.
Kelompok XIII
2.4.5
Koefisien
kehilangan
tinggi
tekan
akibat
KB
b.
Koefisien
2g
hT h
f
2
v
kehilangan
tinggi
tekan
akibat
2g
K h 1 R h
L V 2 T 2L f
Keterangan:
2.5
R = jari-jari tikungan
(mm)
L = panjang lintasan
(mm)
V= kecepatan
(mm/dtk)
g = percepatan gravitasi
(mm/dtk2)
(mm)
Prosedur Percobaan
1. Pada saat tidak ada aliran ketinggian cairan dalam
Piezometer dikalibrasi agar sama tinggi.
Kelompok XIII
Prosedur Perhitungan
a. Hitung besar debit
b. Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan pada pipa lurus
Hitung
hL
(selisih
bacaan
Piezometer),
yaitu
Kelompok XIII
(hf).
Hitung
kehilangan
tinggi
akibat
perubahan
Hitung KB.
Hitung KL.
Kelompok XIII
3.
4.
Perbedaan
tinggi
tekan:
Perhitungan
vs
2.8.2
Kelompok XIII
BAB III
STABILITAS BENDA TERAPUNG
3.1
Pendahuluan
Sebuah kapal yang mengapung di air memiliki sistem
gaya sebagai berikut:
ke
kapal,
displacement
akan
bertambah,
permukaan
kapal di
bawah
permukaan air.
Buoyancy
dapat
dianggap
sebagai
sebuah
gaya
Stabilitas Melintang
Stabilitas melintang adalah ukuran kemampuan sebuah
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui:
3.3
a.
b.
Peralatan
Peralatan percobaan yang digunakan adalah:
a)
Kelompok XIII
Keterangan:
1 = sebuah model kapal persegi panjang,
2 = skala derajat,
3 = massa lintang, sebagai gaya angkat,
Kelompok XIII
3.4
timbangan
GN
W . Xo
(W Wc). tan
3.5
(gr)
(gr)
()
GN = tinggi metasentris
(mm)
(mm)
Prosedur Percobaan
a.
b.
c.
Kelompok XIII
e.
f.
g.
h.
i.
j.
3.6
Prosedur Perhitungan
Hitung tinggi metasentris dengan rumus:
GN
3.7
W.Xo
(W Wc).tan
Kelompok XIII
Analisa Grafik
I.
Grafik Re vs F
a. Pada umumnya aliran laminer memiliki faktor gesekan
yang lebih besar daripada transisi dan turbulen.
b. Nilai faktor gesekan berbanding terbalik dengan
bilangan Reynolds, dimana semakin besar nilai Re
maka akan semakin kecil nilai koefisien gesekan.
c. Pada aliran laminer didapatkan bentuk grafik dengan
kemiringan terhadap sumbu y lebih besar daripada
aliran transisi dan turbulen. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor gesekan pada aliran laminer memiliki
nilai yang relatif lebih besar daripada aliran transisi
dan turbulen.
d. Pada aliran transisi, kemiringan grafik yang di dapat
relatif kecil dari laminer. Sebab pada aliran ini nilai
koefisien gesekan mulai mengecil, dengan kata lain
faktor gesekan mulai berkurang.
Kelompok XIII
Kesimpulan
I.
Visual
Dengan mengamati aliran tinta pada pipa, dapat
disimpulkan bahwa jika aliran tinta berbentuk garis lurus
sejajar dan berlamina, hal tersebut menunjukkan sifat
aliran laminer. Untuk aliran transisi, aliran tinta dalam
pipa terlihat bergelombang tapi masih terlihat laminalaminanya. Sedangkan untuk aliran turbulen, aliran tinta
dalam pipa akan telihat bergalau.
II. Perhitungan
a. Apabila nilai Re < 2000 maka alirannya adalah
laminer.
Kelompok XIII
Kelompok XIII
Kesimpulan
a. Percobaan Osborne Reynolds
Apabila suatu fluida mengalir, maka aliran fluida
tersebut dapat diklasifikasikan atas 3 (tiga ) jenis aliran
berdasarkan Bilangan Reynolds (Re) aliran fluida tersebut,
yaitu:
a. Aliran Laminer, dengan Re < 2000
b. Aliran Transisi, dengan 2000 Re 4000
c. Aliran Turbulen, dengan Re > 4000
Semakin besar nilai Re suatu aliran maka aliran
tersebut akan mempunyai koefisien gesek yang semakin
kecil nilai koefisien gesekan aliran tersebut.
b. Percobaan Aliran Tata Pipa
Fluida mengalir pada suatu saluran (pipa) yang
memiliki energi tersebut cenderung berkurang atau dapat
hilang selama berlangsungnya pengaliran fluida tersebut.
Kondisi seperti ini disebut dengan kehilangan ernergi atau
kehilangan tinggi tekan
Kehilangan energi atau kehilangan tinggi tekan
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Gesekan pada pipa
b. Bentuk geometri pipa, baik tikungan , kontraksi,
ekspansi maupun katup.
c. Saran
Kelompok XIII
Analisa Grafik
I.
Grafik f vs Re
a.
b.
berbanding
terbalik
dengan
bilangan
d.
e.
Kelompok XIII
b.
c.
B.
Kesimpulan
I.
Visual
Dengan mengamati aliran tinta pada pipa, dapat
kita simpulkan bahwa jika aliran tinta berbentuk garis
lurus dan sejajar, hal tersebut menunjukkan sifat aliran
laminer. Untuk aliran transisi,
b.
Kelompok XIII
Kelompok XIII
Kelompok XIII
Gelas Ukur
1.
Analisa Grafik GN vs
terbentuk
Kesimpulan
a. Semakin besar jarak titik berat dari pusat daya apung, maka sudut
yang terbentuk dan nilai tinggi metasentris akan semakin besar.
b. Semakin besar sudut yang terbentuk, maka nilai tinggi metasentris
akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya.
c. Nilai Tinggi Metasentris rata-rata yang diperoleh dalam praktikum
yaitu :
Untuk y = 30 cm
1. = 2,000
; GN = 70,375
2. = 4,000
; GN = 61,196
3. = 5,875
; GN = 620,958
4. = 7,750
; GN = 1,149
Untuk y = 20 cm
Kelompok XIII
1. = 1,625
; GN = 75,402
2. = 3,250
; GN = 75,402
3. = 4,750
; GN = 76,311
4. = 6,250
; GN = 0,921
Untuk y = 15 cm
1. = 1,375
; GN = 87,969
2. = 2,750
; GN = 87,969
3. = 4,250
; GN = 0,469
4. = 5,750
; GN = 0,853
BAB IV
Kelompok XIII
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.1.1 Percobaan Fenomena Klasifikasi Aliran
Suatu fluida yang mengalir dapat diklasifikasikan atas 3
(tiga) jenis aliran berdasarkan Bilangan Reynolds (Re), yaitu :
a. Aliran Laminer, dengan Re < 2000
b. Aliran Transisi, dengan 2000 < Re < 4000
c. Aliran Turbulen, dengan Re > 4000
Semakin besar nilai Re suatu aliran maka aliran tersebut
akan mempunyai koefisien gesek semakin kecil.
4.1.2 Percobaan aliran tata pipa kecil
Fluida mengalir pada suatu saluran (pipa) yang memiliki
energi tersebut cendrung berkurang dan energi yang hilang
berubah
menjadi
energi
panas
selama
berlangsungnya
energi
atau
kehilangan
tinggi
tekan
b.
Kelompok XIII
Agar
menghadapi praktikum
Sebelum dilaksanakannya praktikum, praktikan sebaiknya
praktikan
lebih
mempersiapkan
diri
dalam
Kelompok XIII
Analisa Grafik
a. Analisa Grafik Log HL Vs Log Q
1. Merupakan grafik yang menunjukkan hubungan antara
kehilangan tinggi tekan dengan debit air dalam bentuk
logaritma.
2. Pada pipa lurus berdiameter 4 mm, Q dan HL
berbanding terbalik dimana semakin besar nilai Q maka
nilai HL akan semakin kecil.
3. Pada pipa lurus berdiameter 7,5 mm, Q dan HL
berbanding terbalik. Dimana semakin besar Q maka
nilai HL juga semakin besar.
4. Pada pipa lurus berdiameter 15,5 mm, Q dan HL
berbanding lurus dimana semakin besar Q maka nilai
HL juga semakin besar.
5. Pada pipa lurus berdiameter 17,5 mm, Q dan HL
berbanding lurus dimana semakin besar nilai Q maka
nilai HL akan semakin kecil.
Kelompok XIII
menurut Darcy-Weisbach.
2.
B.
Kesimpulan
a.
b.
Kesimpulan
a.
Tekanan udara
Dan lain-lain
Kesimpulan
a. Semakin besar debit maka akan semakin besar pula
kehilangan tinggi tekan fluida tersebut
b. Metoda menentukan besarnya kehilangan tinggi tekan akibat
ekspansi tiba-tiba ada 2 macam yaitu :
1. Tanpa kehilangan tinggi tekan
2. Dengan kehilangan tinggi tekan
c. Untuk mendapatkan kondisi yang mendekati ideal maka
nilai hL dianggap tidak sama dengan 0
d. Kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi terjadi karena
adanya perubahan kecepatan aliran yang semakin kecil. Hal
ini disebabkan fluida mengalir dari penampang yang lebih
kecil menuju penampang yang lebih besar, sedangkan debit
alirannya tetap.
Kesimpulan
a. Besarnya
nilai
dipengaruhi
kehilangan
tinggi
tekan
pada
pipa
Kelompok XIII
Kesimpulan
a.
Kelompok XIII
Pada Y = 30 cm
metasentris
berbanding
lurus,
semakin
besar
sudut
yang
yang terbentuk.
c.
B. Kesimpulan
a.
b.
c.
Kelompok XIII
Untuk Y = 30 cm
1.
= 2,000o
; GN = 60,495 cm
2.
= 4,000o
; GN = 60,408 cm
3.
= 6,000o
; GN = 60,264 cm
4.
; GN = 62,055 cm
Untuk Y = 25 cm
1.
= 1,750o
2.
; GN = 66,654 cm
3.
= 5,125
; GN = 70,634 cm
4.
= 6,875o
; GN = 70,043 cm
= 3,625
; GN = 69,222 cm
Untuk Y = 20 cm
1.
= 1,625o
; GN = 74,445 cm
2.
= 2,875o
; GN = 74,340 cm
3.
; GN = 78,291 cm
; GN = 77,124 cm
4.
Kelompok XIII
= 7,750
= 4,375
= 5,750
Kelompok XIII
Gelas Ukur
Kelompok XIII
Stopwatch
Manometer
Kelompok XIII
Kelompok XIII
Kelompok XIII