(SAP)
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
MARETTA KUSUMA ZEMY DUANO
G3A015001
A.
PENGERTIAN
tetapi
dapat
dikontrol
yang
dikarakteristikan
dengan
B.
dapat
timbul
setelah
terinfeksi
virus
misalnya
Serangan
mumps
jaringan
lemak.
Semua
faktor
ini
mungkin
berperan
2.
3.
4.
Proses menua
C.
PATOFISIOLOGI
Seperti suatu mesin, badan memerlukan bahan untuk membentuk sel
baru dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga memerlukan
energi supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi pada mesin berasal
dari bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan bakar itu berasal dari
karbohidrat (gula dan tepung-tepungan), tepung (asam amino) dan lemak(asam
lemak).
MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis penyakit diabetes mellitus menurut Corwin (2001) antara lain :
1. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
Perubahan
yang
utama
akibat
hiperglikemia
adalah
Dehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat
pekat). Dehidrai intrasel merangsang pengeluaran Anti Diuretik Hormon
(ADH) dan menimbulkan rasa haus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot
Rasa lelah dan kelemahan otot terjadi akibat katabolisme protein di
otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa
sebagai energi. Gangguan aliran darah yang dijumpai pada klien diabetes
lama juga berperan menimbulkan kelelahan.
4. Polifagia (peningkatan rasa lapar )
melebihi 500 mg/dl. Apabila hal tersebut terjadi maka klien akan merasakan :
banyak minum, banyak kencing, berat badan turun dengan cepat (dapat turun
5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah. Bila hal ini tidak lekas
diobati maka akan timbul rasa mual, bahkan klien akan bisa jatuh koma (tidak
sadarkan diri) dan disebut koma diabetik.
Koma diabetik adalah koma pada klien diabetes mellitus akibat kadar
glukosa darah terlalu tinggi, biasanya melebihi 600 mg/dl atau kadar glukosa
darah terlalu rendah (hipoglikemia), biasanya kurang dari 60 mg/dl. Dalam
praktik, gejala dan penurunan berat badan inilah yang sering menjadi keluhan
utama klien untuk pergi ke dokter.
II. Gejala Kronik
Kadang-kadang
klien
dengan
penyakit
diabetes
mellitus
tidak
PENATALAKSANAAN
Menurut Smeltzer dan Bare (2002:1226) Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan diabetes:
1.
Diet
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai
tujuan berikut ini:
2.
Latihan
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya
dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi factor risiko
kardiovaskuler.
3.
4.
Terapi insulin
Pendidikan
Informasi yang di beriakn mencakup patofisiologi sederhana, cara-cara
terapi, pencegahan komplikasi an informasi lainnya seputar Diabetes
Mellitus.
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doengoes, dkk. (1999) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
pada penderita penyakit diabetes mellitus antara lain :
1. Pemeriksaan darah, yang meliputi:
a. Glukosa darah biasanya meningkat antara 100-200 mg/dl atau lebih.
Nilai normalnya: GDP 70-100 mg/dl. GD2 JPP < 140 mg/dl.
b. Aseton plasma atau keton, positif secara mencolok. Normalnya nagatif.
c. Asam lemak bebas. Kadar lipid dan kolesterol meningkat. Nilai
normalnya : 450-1000 mg /100ml.
d. Osmolalitas serum meningkat, tetapi biasnya kurang dari 330 mOsm/lt.
Nilai normalnya 500-850 mOsm/lt.
e. Elektrolit
Natrium
Kalium
Fosfor
Urin
Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
Normal : Bj : 1,003-1,030
b.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi-komplikasi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi dua kategori
mayor :
1. komplikasi metabolic akut
Hiperglikemia
Hiperosmolar
Hipoglikemia
Mikroangiopati
Retinopati diabetic
Nefropati duabetik
Insufisiensi
vaskular perifer
Insufisiensi serebral
Stroke
Makroaniopati
PATHWAY KEPERAWATAN
Kekurangan Insulin
Gangguan Metabolisme
Karbohidrat, Lemak dan protein
Menurunnya penggunaan
glukosa oleh sel
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
kebutuhan tubuh
Hiperglikemi
Glikosuria dengan
Osmotik diuresis
Hilangnya cairan dan
Elektrolit dalam urine
Dehidrasi
Hipertermi
Kekurangan
Volume Cairan
Intoleransi
aktivitas
Resiko
kerusakan
Integritas Kulit
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakseimbangan insulin dan makanan.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif (poliuria)
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hipertermi
B. INTERVENSI
1. Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakseimbangan insulin dan makanan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan berat badan
pasien akan ideal.
NOC: Status nutrisi: Intake makanan dan cairan
Kriteria Hasil:
a. Asupan nutrisi
b. Berat badan ideal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Indikator Skala:
1 = Tidak cukup
4 = Kuat
2 = Sedikit
5 = Total
3 = Sedang
NIC: Manajemen Nutiri
1) Kaji berat badan pasien
2) Tingkatkan pemberian makanan yang mengandung protein, vitamin, dan
besi (apabila dianjurkan)
3. Diagnosa III
C. EVALUASI
DX Kriteria Hasil
Ket Skala
a.
Asupan nutrisi
b.
c.
d.
berarti
II
a.
dengan usia
b.
c.
Tidak
ada
tanda-tanda
dehidrasi,
yang berlebihan.
a.
Integritas
dipertahankan
Kulit
(sensasi,
yang
baik
elastisitas,
bisa
temperatur,
hidrasi)
IV
4
4
b.
a.
b.
c.
rentang normal
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan TD, N, S, R.
b. Mampu melakukan aktivitas kesehatan secara
mandiri.
VI
a.
b.
c.
d.
Deskripsi
meminimalkan
pencegahan
cara
perkembangan penyakit
e.
Deskripsi
terhadap komplikasi
tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,L. J.,1999, Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis,Edisi
6,EGC,Jakarta.
Carpenito,L. J.,2000, Diagnosa Keperawatan,Edisi 6,EGC,Jakarta.
Corwin, E.J.,2001,Buku Saku Patofisiologi,EGC,Jakarta.
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., & Geissler, A.C.,1999.,Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien,Edisi 3,EGC,Jakarta.
Engram, B.,1998., Rencan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,Volume 3,
EGC,Jakarta.
Jhonson, Marion, dkk. 2000. NOC. Jakarta: Morsby.
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri,R., Wardhani, W.I., & Setiowulan, W.,1999, Kapita
Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta.
McCloskey, Cjoane, dkk. 1995.NIC. Jakarta: Morsby.
NANDA, 2005, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi
2005-2006, Alih Bahasa: Budi Santosa, Prima Medika, Jakarta.
Price, S.A., & Wilson, L.M.,2000, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 4, Buku 2,Egc,Jakarta.
Soeparman & Waspadji, S.,1998,Ilmu Penyakit Dalam,Jilid 2,FKUI,Jakarta.
Smeltzer, S.C., & Bare, S., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner
& Suddarth, Edisi 8, Volume 2,EGC,Jakarta.
Tjokroprawiro, A.,2001, Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi,Edisi 3,
Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Waspadji, S., Sukardji, K., Oktarina, M., 2002,Pedoman Diet Diabetes Mellitus, Balai
Penerbit FKUI,Jakarta
Wise, P.H.,2006,Mengenal Diabetes: Untuk Diabetes Tidak Tergantung Insulin, Edisi
2, Arcan,Jakarta.