Anda di halaman 1dari 2

SLIDE 1 Dekomposisi adalah proses alami perubahan kimia dari hewan maupun jaringan tumbuhan

yang telah mati menjadi zat yang membusuk dengan struktur rusak. Dekomposisi dilakukan oleh
mikroba pengurai nitrogen dan karbon dari sisa bahan organik yang disebut dekomposer.
Tahap dekomposisi: perombakan makropartikel serasah oleh makrofauna (kelanbang, crustaceae,
bekicot, kaki seribu, serangga), makropartikel berubah menjadi butiran feases berukuran sedang,
butiran2 ini dimakan kembali oleh mesofauna (cacing) menjadi partikel yang lebih kecil lagi dan
terakhir materinya dirombak oleh dekomposer akhir yaitu bakteri dan jamur diubah menjadi humus,
humus belum menjadi tanah, humus adalah bahan organik yang homogen sehingga warna humus
menjadi kehitaman, Humus terurai sangat lambat, namun karena kelimpahan karbon dan nutrisi
dilepaskan dari tanah. dan hasil akhirnya menjadi bagian dari tanah.
SLIDE 2.
Saat dekomposisi sedang berlangsung, massa terus-menerus menghilang dan karbon mengalami
penurunan seiring hilangnya CO2 di atmosfer karena digunakan dalam respirasi mikroba
(dekomposer), semakin rendah kadar karbon, semakin sedikit energi untuk dekomposer. Kebutuhan
dekomposer untuk mengurai bahan organik tanaman dengan perbandingan karbon dan nitrogen
sebesar 134:1 yang akan dijadikan biomassa mikroba (C:N 10:1) sehingga terjadi penurunan rasio
C:N pada sisa bahan organik. Di samping itu, konsentrasi nitrogen pun meningkat pada sisa bahan
organik karena nitrogen merupakan senyawa karbon recalcitrant- senyawa karbon dalam
kualitas yang sangat rendah menghasilkan sedikit energi untuk pengurai.
(a) Selama proses dekomposisi, massa menjadi hilang seiring dengan tingkat konsumsi dekomposer
serasah. Sebagai akibatnya, naiknya rasio C:N pada daun jarum pinus, mineral nitrogen harus
dilepaskan dari tanah untuk mensupport pertumbuhan mikroba sehingga terjadi peningkatan netto
nitrogen dalam perombakan serasah untuk digunakan dalam tumbuh mikroba.
(b) Dengan dikonsumsinya serasah, karbon menghilang ke atmosfer seiring dengan respirasi
mikroba, sisanya (CO2) untuk asimilasi (sama saja dengan proses fotosintesis, yg mengambil
karbondioksida dari udara dan mengasimilasikannya ke dalam bentuk gula, berkebalikan
dengan respirasi) karbon dan diubah menjadi biomassa mikroba (bahan biologis yang berasal dari
mikroba). Sehingga biomassa meningkat dan konsentrasi nitrogen dari sisa bahan organik (berasal
dari bahan tanaman primer dan jaringan mikroba sekunder).
(c) Penurunan gabungan karbon dan peningkatan konsentrasi nitrogen dari sisa bahan organik
menyebabkan penurunan rasio C:N secara terus-menerus sebagai proses hasil dekomposisi
rhizosfer adalah selapis tanah yang menyelimuti permukaan akar tanaman yang masih dipengaruhi
oleh aktivitas akar.
jumlah mikroba di lingkungan rhizosfer sangat tinggi
Karbohidrat ini dapat mengandung sebanyak 40 persen dari produksi bahan kering pada tanaman.

Eksudat : bahan yang dikeluarkan dari aktivitas sel akar hidup, spt gula, as. Amino, as. Organik,
nukleotida, as. Lemak, sterol, dll.
Sekresi akar : bahan yang dikeluarkan secara aktif oleh akar
Lisat akar : bahan yang dikeluarkan secara pasif saat autolisis sel akar
Musigel : bahan sekresi akar, sisa sel epidermis, sel tudung akar, sisa mikroba, metabolit, koloid

Pertumbuhan mikroba di rizosfer didukung oleh sumber berkualitas tinggi yang berlimpah, karbon
kaya energi dari eksudat akar. Pertumbuhan mikroba dibatasi oleh ketersediaan hara karena eksudat
adalah energi yang kaya C, tapi sangat rendah dalam nitrogen dan nutrisi penting lainnya untuk
pertumbuhan mikroba. Hanya 10-40 persen dan 50-70 persen dari mangsa karbon akan digunakan

untuk produksi biomassa dari protozoa dan nematoda. Sisanya hilang sebagai CO2 dalam respirasi
selular.
Interaksi antara mikroba pengurai microbivores (organisme yang memakan mikroba seperti bakteri
dan jamur) menentukan tingkat siklus nutrisi dalam rizosfer dan sangat meningkatkan ketersediaan
nutrisi mineral untuk tanaman. Hal ini mirip dengan struktur konsep loop mikroba pada ekosistem
perairan.
Menjelaskan Loop Mikroba

Energi yang kaya eksudat karbon dari ujung akar berfungsi untuk melengkapi kebutuhan
energi bakteri dan jamur di rizosfer . Bakteri kemudian memenuhi tuntutan gizi mereka
dengan memecah bahan organik tanah ( SOM ) yang kaya akan nitrogen, tetapi kualitas
rendah karbon.

Karena perbedaan yang relatif kecil di C : N antara predator ( protozoa dan


nematoda ) dan mangsa ( bakteri dan jamur ) , dan efisiensi asimilasi relatif
rendah , hanya 10-40 % dan 50-70 % karbon mangsa akan digunakan untuk
produksi biomassa protozoa dan nematoda. Kelebihan nitrogen diekskresikan
sebagai ammonia dan karenanya tersedia untuk penyerapan oleh tanaman .

(Peltandra virginica)
Dekomposisi paling banyak terjadi di rawa-rawa, dibanding dengan sungai ataupun tumbuhan yang
secara keseluruhan terendam.

Produktivitas primer menentukan laju perpindahan nutrisi dari anorganik ke


bentuk organik (serapan hara), dan dekomposisi menentukan laju transformasi
nutrisi organik menjadi bentuk anorganik (tingkat laju mineralisasi).
ketersediaan nitrogen dalam tanah (sedimen atau air dalam kasus
ekosistem perairan) langsung mempengaruhi laju produktivitas ekosistem primer
melalui pengaruh nitrogen pada fotosintesis dan karbon serapan. Rendahnya
ketersediaan nitrogen tanah mengurangi produksi bersih primer.
Ketersediaan nutrisi berkurang dapat memiliki efek gabungan mengurangi
konsentrasi hara jaringan tanaman (terutama jaringan daun) dan produktivitas
primer bersih (NPP). melahirkan ketersediaan hara rendah

Anda mungkin juga menyukai