Tetanus Toxoid
Tetanus Toxoid
KEBIJAKSANAAN TEKNIS
Kekebalan terhadap tetanus hanya dapat diperoleh melalui imunisasi TT. Sembuh
dari penyakit tetanus tidak berarti seseorang atau bayi selanjutnya kebal terhadap tetanus.
Toksin tetanus dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit tetanus, tidak
cukup untuk merangsang tubuh penderita dalam membentuk antibodi terhadap tetanus.
Itulah sebabnya seseorang atau bayi penderita tetanus harus menerima imunisasi TT pada
saat diagnosis dan atau setelah sembuh.
TT akan merangsang pembentukan antibodi spesifik yang mempunyai peranan
penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT
dalam tubuhnya akan membentuk antibodi tetanus. Antibodi terhadap tetanus termasuk
dalam golongan IgG yang mudah melewati sawar plasenta, masuk dan menyabar
melewati aliran darah janin ke seluruh tubuh janin, yang akan mencegah terjadinya
tetanus neonatorum.
Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan 2 kali (2 dosis). Jarak pemberian TT
pertama dan kedua, serta jarak antar TT kedua dengan kelahiran, sangat menentukan
kadar antibodi tetanus dalam darah bayi. Semakin lama interval antara pemberian TT
pertama dan kedua, seta antara TT kedua dengan kelahiran bayi, maka kadar antibodi
tetanus dalam darah bayi akan semakin tinggi, karena interval ynag panjang akan
mempertinggi respon imunologik dan diperoleh cukup waktu untuk menyebrangkan
antibodi tetanus dalam jumlah yang cukup dari tubuh ibu hamil ke tubuh bayinya.
Adapun interval imunisasi TT dosis pertama dengandosis kedua minimal 4 minggu.
TT adalah antigen yang sangat aman untuk wanita hamil dan bayi. Pada ibu hamil
yang mendapatkan imunisasi TT tidak didapatkan perbedaan resiko cacat bawaan atau
pun abortus dengan mereka yang tidak mendapatkan imunisasi.
PEMBERIAN IMUNISASI TT
Antigen
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
Interval minimal
PNC pertama
4 minggu setelah TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4
Lama perlindungan
3 tahun*
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup
% perlindungan
80%
95%
99%
99%
TETANUS NEONATORUM
PRINSIP DASAR
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus
( bayi berusia kurang 1 bulan ) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin ( racun ) dan menyerang system syaraf pusat.
Spora kuman tersebut masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu masuk satusatunya , yaitu tali pusat , yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi
lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput ( terlepasnya tali pusat). Masa
inkubasi 3-28 hari , rata-rata 6 hari. Apabila masa inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya
penyakit lebih parah dan angka kematiannya tinggi.
Angka kematian kasus ( Case Fatalitty Rate atau CFR ) sangat tinggi. Pada kasus
tetanus neonatorum yang tidak dirawat, angkanya mendekati 100 %., terutama yang
mempunyai masa inkubasi kurang dari 7 hari. Angka kematian kasus tetanus neonatorum
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia bervariasi dengan kisaran 10,8 55 %.
Faktor Risiko untuk terjadinya Tetanus Neonatorum :
Pemberian imunisasi tetanus toksoid ( TT ) pada ibu hamil tidak dilakukan, atau
tidak lengkap, atau tidak sesuai dengan ketentuan program.
Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat-syarat 3 Bersih
Perawatan tali pusat tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
Bayi yang semula dapat menetek menjadi sulit menetek karena kejang otot
rahang dan faring ( tenggorok )
Penderita atau bayi ditempatkan di kamar yang tenang dengan sedikit sinar
mengingat penderita sangat peka akan suara dan cahaya yang dapat
merangsang kejang.
BAGAN PENANGANAN TETANUS NEONATORUM