OLEH :
LUH PUTU NITA MELIANDARI
NIM. P07120213021
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan tipe I IV dengan infestasi klinis
dengan 5 7 hari disertai gejala perdarahan dan jika timbul tengatan
angka kematiannya cukup tinggi (UPF IKA, 1994)
Demam dengue/ DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue
haemorrhagic fever/ DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan
diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome)
adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/ shock.
(Suhendro, et al. 2006)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan
ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Puncak kasus DBD terjadi
pada musim hujan yaitu bulan desember sampai dengan maret. (Mansjoer
Arif, 2000)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang
berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak anak
tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak anak berusia di
bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok
yang disebabkan virus dengue dan penularan melalui gigitan nyamuk
Aedes. (Soedarto, 1990 ; 36).
Berdasarkan definisi di atas dapat di simpulkan DHF atau dengue
haemorrhagic fever atau Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
yg disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypty dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan
Virus dengue
Vektor
metabolik.
Asidosis metabolik
juga disebabkan
karenayang
kebocoran
plasma
mungkin
terinfeksi
sama
tipenya maupun vi
genus
Flavivirus
melalui vektor
yaitu
nyamuk
aedes untuk
aegypti,
nyamuk virus
aedesdengue
albopictus,
aedes
polynesiensis
yang akhirnya
sirkulasi sistemik sehingga perfusi
dapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1,
DEN-2, tejadi
DEN-3,perlemahan
DEN-4
jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat
hidup dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia
peningkatan
permiabilitas
kapiler
sehingga
terjadi
419).
PATHWAY
Hipoksia j
Risiko pendarahan
Penurunan berat badan 20% atau lebih dari berat badan ideal
Tidak nafsu ma
5. KLISIFIKASI
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever
(DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :
1. Derajat I : Panas 2 7 hari , gejala umumtidak khas, uji tourniquet
hasilnya positif
2. Derajat II : Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala
pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis,
haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
3. Derajat III : Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran
darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit
(< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai
tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
4. Derajat IV : Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut
jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan
kulit tampak biru.
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya
menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan.
Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan
hemokonsentrasi.
2. Derajat II : Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala
perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena,
perdarahan gusi.
3. Derajat III : Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti
nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg
), tekanan darah menurun, (120/80 120/100 120/110 90/70
80/70 80/0 0/0 )
7. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital : Adanya penurunan kesadaran,
kejang dan kelemahan; suhu tinggi; nadi cepat,lemah,kecil sampai
tidak teraba;tekanan darah menurun (sistolok menurunb sampai 80
mmHg atau kurang).
2. Body system :
Pernapasan (B1 : Breathing)
Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan
pada sistem pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering
disertai keluhan sesak napas sehingga memerlukan pemasangan
O2.
kesadaran
(composmentis,
ke-apatis,
ke-
Anamnesa : pada derajat 1 dan 2 mual dan muntah/ tidak ada nafsu
makan, haus, sakit menelan, derajat 3 terdapat nyeri tekan pada ulu
hati.
Pemeriksaan fisik :
Derajat 1 dan 2 Mukosa mulut kering,hiperemia tenggorokan,
derajat 3 dan 4 terdapat pembesaran hati dan Nyeri tekan, sakit
menelan, pembesaran limfe, nyeri tekan epigastrik, hematemisis
dan melena.
Tulang otot integumen (B6: Bone)
Anamnesa : pasien mengeluh otot, persendian dan
punggung,
Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi): Bila akan
diberikan transfusi darah atau komponen darah.
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemithoraks
kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura
dapat dijumpai pada kedua hemithoraks. Pemeriksaan foto rontgent
dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur
dalam posisi tidur sebelah kanan). Ansietas dan efusi pleura dapat pula
di deteksi dengan pemeriksaan USG.
9. KRITERIA DIAGNOSIS
Masa inkubasi pada tubuh manusi sekitar 4 sampai 6 hari (rentang 3-14
hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri
tulang belakang dan perasaan lelah. Demam Dengue (DD) merupakan
penyakit demam akut selama 2 sampai 7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut:
- Nyeri kepala
- Nyeri retroorbital.
- Mialgia/artralgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan (Petekie atau uji bendung positif)
- Leukopenia
Dan pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan pasien DD/DBD
yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
DBD (Demam Berdarah Dengue) berdasarkan kriteria WHO, 1997
didiagnosa DBD ditegakkan bila semua hal hal di bawah ini terpenuhi:
- Demam atau riwayat demam akut, antara 2 sampai 7 hari biasanya
-
bifasik
Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut:
Uji bendung positif
Petekie, ekimosis, atau purpura.
Perdarahan Mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)
atau perdarahan dari tempat lain.
Hematemisis melena atau melena
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.00/L)
Terdapat minimal 1 tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma)
sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit lebih dari 20% dibandingkan standar
cairan,
dibandingkan
dengan
nilai
hematokrit
sebelumnya.
Tanda kebocoran Plasma seperti: efusi pleura, asites, atau
hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara
DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran
plasma.
serta gelisah.
10. DIAGNOSA BANDING
Belum / tanpa renjatan : Campak, Infeksi bakteri / virus lain (tonsilo
faringitis, demam dari kelompok pnyakit exanthem, hepatitis,
chikungunya)
Dengan renjatan: Demam tipoid, Renjatan septik oleh kuman gram
negatif lain
Dengan perdarahan: Leukimia, Anemia aplastik
Dengan kejang: Ensefalitis, Meningitis
11. TINDAKAN PENANGANAN
Pada dasarnya pengobatan pasien Dengue Haemoragic Fever (DHF)
bersifat simtomatis dan suportif (Ngastiyah, 12995 ; 344)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) ringan tidak perlu dirawat, Dengue
Haemoragic Fever (DHF) sedang kadang kadang tidak memerlukan
perawatan, apabila orang tua dapat diikutsertakan dalam pengawasan
penderita di rumah dengan kewaspadaan terjadinya syok yaitu perburukan
gejala klinik pada hari 3-7 sakit ( Purnawan dkk, 1995 ; 571)
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA, 1994 ;
203) yaitu:
Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan
Ht/PCV meningkat.
Panas disertai perdarahan- perdarahan.
Panas disertai renjatan.
Pada kasus DHF derajat I dan II (Hendarwanto, 1996)
1.
Tirah baring
2.
4.
cairan
secara
intravena
dengan
tekanan
yaitu
Tidak baik
PCV
PCV
Nadi stabil
Produksi urine
Tanda vital
berubah
Hb
Baik
24 48 jam
Tidak baik
Stabil
PCV > 5
Disertai
Hb
PCV tetap
tinggi dari
harga
normal
Darah
Plasma
b.
Dengan Renjatan :
Alur Tatalaksana Pemberian Cairan DHF Derajat III
D5 RL atau D5 Ringer Asetat
O2
Tidak baik
PCV
Nadi stabil
Produksi urine
PCV
Hb
Produksi urine
7 ml/Kg BB/1
jam
PCV > 5
5 ml/Kg BB/1
Disertai Hb
jam
3 ml/Kg BB/1
Darah
jam
+
Atasi Asidosis
Sumber : Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo
Surabaya.
c.
O2
Tidak baik
PCV
Nadi stabil
Produksi urine
PCV
Hb
lemah
Produksi urine
7 ml/Kg BB/1
jam
5 ml/Kg BB/1
PCV > 5
Disertai Hb
jam
3 ml/Kg BB/1
Darah
jam
Untuk kasus kasus yang sudah memperoleh cairan 60 mg/Kg BB/2 jam
pikirkan bahaya overload dan kemampuan kontraksi yang kurang. Dalam
hal ini klien perlu diberikan Lasix 1 mg/Kg BB/kali dan Dopamin.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
Identitas
Umur: DHF merupakan penyakit daerah tropik yang sering menyebabkan
kematian pada anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 ).
Jenis kelamin : secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada penderita
DHF. Tetapi kematian lebih sering ditemukan pada anak perempuan
daripada anak laki-laki.
Tempat tinggal : penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota
besar saja, kemudian menyebar kehampir seluruh kota besar di Indonesia,
bahkan sampai di pedesaan dengan jumlah penduduk yang padat dan
dalam waktu relatif singkat.
Riwayat Keperawatan
P (Provocative)
: Virus dengue.
Q (Quality)
: Keluhan dari ringan sampai berat.
R (Region)
: Semua sistem tubuh akan terganggu.
S (Severity)
: Dari Grade I, II, III sampai IV.
T (Time)
: Demam 5 8 hari, ruam 5 12 jam.
Keluhan Utama
Penderita mengeluh badannya panas (peningkatan suhu tubuh) sakit
kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
Riwayat Keperawatan Sekarang
Panas tinggi (Demam) 2 7 hari, nyeri otot dan pegal pada seluruh badan,
ruam, malaise, mual, muntah, sakit kapala, sakit pada saat menelan, lemah,
nyeri ulu hati dan penurunan nafsu makan (anoreksia), perdarahan
spontan.
Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Tidak ada hubungannya antara penyakit yang pernah diderita dahulu
dengan penyakit DHF yang dialami sekarang, tetapi kalau dahulu pernah
menderita DHF, penyakit itu bisa terulang.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF didalam keluarga yang lain (yang tinggal
didalam satu rumah atau beda rumah dengan jarak rumah yang berdekatan)
sangat menentukan karena ditularkan melalui gigitan nyamuk aides
aigepty.
Aedes albapictus
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak
a.
Faktor Keturunan
Faktor Hormonal
tuanya.
b.
Faktor Gizi ; Setiap sel memerlukan makanan atau gizi yang baik.
Untuk mencapai tumbuh kembang yang baik dibutuhkan gizi yang baik.
d.
lingkungan psikososial.
Teori kepribadian anak menurut Teori Psikoseksual Sigmund Freud
meliputi tahap
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Dewasa
h.
Dewasa akhir
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan anak
a. Faktor keturunan (genetik)
Seperti kita ketahui bahwa warna kulit, bentuk tubuh dan lain-lain
tersimpan dalam gen. Gen terdapat dalak kromosom, yang dimiliki
oleh setiap manusia dalam setiap selnya. Baik sperma maupun ovum
masing masing mempunyai 23 pasang kromosom. Jika ovum dan
sperma bergabung akan terbentuk 46 pasang kromosom, yang
kemudian akan terus smembelah untuk memperbanyak diri sampai
akhirnya terbentuk janin, bayi. Setiap kromosom mengandung gen
yang mempunyai sifat diturunkan pada anak dari keluarga yang
memiliki abnormalitas tersebut.
b. Faktor Hormonal
Kelenjar petuitari anterior mengeluarkan hormon pertumbuhan
(Growth Hormone, GH) yang merangsang pertumbuhan epifise dari
pusat tulang panjang. Tanpa GH anak akan tumbuh dengan lambat dan
kematangan seksualnya terhambat. Pada keadaan hipopetuitarisme
terjadi gejala-gejala anak tumbuh pendek, alat genitalia kecil dan
hipoglikemi. Hal sebaliknya terjadi pada hiperfungsi petuitari,
kelainan yang ditimbulkan adalah akromegali yang diakibatkan oleh
hipersekresi GH dan pertumbuhan linear serta gigantisme bila terjadi
sebelum
pubertas.
Hormon
lain
yang
juga
mempengaruhi
sel, dan pembesaran ukuran sel. Selanjutnya setiap organ dan bagian
tubuh lainnya mengikuti pola tumbuh kembang masing-masing.
Dengan adanya tingkatan tumbuh kembang tadi akan terdapat rawan
gizi. Dengan kata lain untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal
dibutuhkan gizi yang baik.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan fisik; termasuk sinar matahari, udara segar, sanitas,
polusi, iklim dan teknologi
Lingkungan biologis; termasuk didalamnya hewan dan tumbuhan.
Lingkungan sehat lainnya adalah rumah yang memenuhi syarat
kesehatan.
Lingkungan psikososial; termasuk latar belakang keluarga,
hubungan keluarga.
e. Faktor sosial budaya
Faktor ekonomi, sangat memepengaruhi keadaan sosial keluarga.
Faktor politik serta keamanan dan pertahanan; keadaan politik dan
keamanan suatu negara juga sangat berpengaruh dalam tumbuh
kembang seorang anak.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
Nutrisi/ metabolic
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi ROM
e
Pola kognitif-perseptual
Pola peran-hubungan
Pola keyakinan-nilai
3.
4.
5.
6.
darah (melena).
Sistem integument : Terjadi peningkatan suhu tubuh (Demam), kulit kering,
ruam makulopapular, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet,
terjadi bintik merah seluruh tubuh/ perdarahan dibawah kulit (petikie), pada
grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
7.
2.
-
ANALISIS DATA
Data subyektif adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan
pasien atau keluarga pada pasien DHF, data subyektif yang sering
ditemukan yaitu : lemah, panas atau demam, sakit kepala, anoreksia,
mual, haus, sakit saat menelan, nyeri ulu hati, nyeri pada otot dan sendi,
koagulopati
inheren
(trobositopenia)
g) PK: Trombositopenia
4. RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)
N
o
1
Diagnosa
Intervensi
Keperawatan
Hipertermi
Hasil
Setelah diberikan
berhubungan
asuhan keperawatan
Treatment
dengan proses
penyakit (respon
diharapkan suhu
antigen antibodi
infeksi virus
normal dengan
dengue) yang
criteria hasil :
ditandai dengan
NOC Label :
peningkatan suhu
Thermoregulation
kebutuhan
normal
Kolaborasi pemberian
menurun
Monitoring
Mengetahui adanya
Pantau perubahan
menurunkan suhu
tubuh klien
Mengetahui
perkembangan
kondisi pasien
Mengetahui
kulit dalam
kisaran normal
respirasi rate)
perkembangan klien
secara akurat
Warna kulit,
Perubahan warna
klien
Hipertermia
Penurunan suhu
Rasional
kulit menjadi
normal
temperatur dan
sign
kelembapan
dalam rentang
normal
temperatur dan
kelembapan adalah
tanda hipertermi
regulation
Hipertermi secara
Mengetahui adanya
cepat
Membantu terapi
farmakologi dari
seperti memberikan
kompres hangat pada
lipatan paha dan aksila
Diskusikan tentang
pentingnya
diberikan
Cairan membantu
proses thermoregulasi
dalam tubuh manusia
mempertahankan suhu
tubuh tetap normal dan
efek negative yang
memungkinkan dari
hipertermi
Keletihan
Setelah diberikan
berhubungan
asuhan keperawatan
management
dengan malnutrisi
1. Tentukan pembatasan
(penurunan intake
diharapkan keletihan
nutrisi) yang
ditandai dengan
peningkatan
Tolerance
keluhan fisik
sumber energy.
6. Anjurkan klien dan
(100-120mmHg)
keluarga untuk
Tekanan darah
1. Mencegah timbulnya
berat.
2. Menyamakan
persepsi perawatklien mengenai
tanda-tanda
kelelahan dan
menentukan kapan
aktivitas klien
dihentikan.
3. Mengidentifikasi
pencetus klelahan
4. Mengetahui etiologi
kelelahan, apakah
mungkin efek
diastole saat
aktivitas dbn (6080mmHg)
Hasil EKG dbn
NOC Label: Fatigue
Level
Tidak nampak
kelelahan
Tidak nampak lesu
Tidak ada penurunan
nafsu makan
Kualitas tidur dan
istirahat
Kekurangan volume
Setelah diberikan
cairan berhubungan
asuhan keperawatan
Management
dengan kehilangan
diharapkan volume
klien.
1. Untuk mengetahui
berat badan px
setiap hari
2. Untuk dokumentasi
kebocoran plasma
yang ditandai
normal dengan
dengan penurunan
criteria hasil :
turgor kulit,
penurunan tekanan
Balance
normal
Kecepatan nadi
px normal 60-
mukosa kering
100x/menit
Turgor kulit px
normal
Intake dan output
dalam 24 jam
seimbang.
NOC Label:
dan ebagai
2. Pertahankan keakuratan
perbandingan
3. Untuk
mempermudah
eleminaspx
4. Untuk mengetahui
jika diperlukan
TTV px
5. Untuk mengetahui
pasien
status nutrisi px
7. Untuk mengetahu
respon px terhadap
yang diberikan
Monitoring
Hydration
Turgor kulit klien 1. Kaji riwayat jumlah dan
elastis
tipe cairan yang masuk
Membran
dan kebiasaan eleminasi
mukosa klien
2. Kaji factor resiko yang
lembab
menyebabkan
Intake cairan
ketidakseimbangan
klien adekuat
1. Untuk mengetahui
riwayat jumlah dan
tipe cairan yang
masuk dan kebiasaan
eleminasi
2. Untuk mengetahui
factor resiko yang
cairan
3. Monitor cairan yang
masuk dan keluar
menyebabkan ketidak
seimbangan cairan
3. Untukmengetahui
cairan yang masuk
4. Monitor membrane
mukosa dan turgor kulit
dan keluar
4. Untuk mengetahui
keadaan membrane
mukosa dan turgor
kulit px
Resiko syok
Setelah dilakukan
berhubungan
asuhan
Kehilanga
dengan sindrom
keperawatan 3x 24
kehilangan cairan
n cairan dapat
respon inflamasi
jam diharapka
menyebabkan reaksi
sistemik
cardiogenik
syok
dengan criteria
hasil :
NOC : Infection
kehilangan kesdaran
Menecega
h alergi
Syok septi
menandakan adanya
peningktatan
peningkatan infeksi
nilai leukosit
5
menyebabkan
-
hipertermia
Tidak ada nyeri
Tidak ada
Shock
cardiogenik
septic
severity
- Tida ada
-
tubuh
Menghindari pemberian
Ketidakseimbanga
Setelah diberikan
n nutrisi kurang
Management
dari kebutuhan
jam,
tubuh berhubungan
diharapkan status
dengan penurunan
nutrisi klien
dengan kebutuhan
adekuat dengan
klien.
ditandai dengan
kriteria hasil:
dibutuhkan pasien.
NOC Label :
Nutritional Status:
Food and Fluid
intake
Intake makanan dan
minuman terpenuhi
Label NOC:
Nutritional
Status:Nutrition
intake
Intake kalori yang
terpenuhi
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan
klien.
ahli gizi).
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Berikan diet tinggi kalori,
rendah lemak.
Mengetahui
perkembangan nutrisi
klien
Memberikan keleluasaan
keluarga untuk
memberikan makan
yang sesuai dengan
hasil konsultasi dengan
ahli gizi.
Glukosa dalam
Intake protein,
karbohidrat ,lemak
yang terpenuhi
Intake mineral yang
terpenuhi
karbohidrat cukup
efektif untuk
normal.
pemenuhan energi,
berat badan.
untuk
diserap/dimetabolisme
sehingga akan
membebani hepar.
Mengkaji adanya
penurunan berat badan
klien.
Mengetahui status
perkembangan nutrisi
klien.
Kadar albumin
menunjukkan status
nutrisi klien.
6
Resiko Perdarahan
berhubungan
Setelah dilakukan
NIC: Bleeding
asuhan keperawatn
Precauntions
an tidakan untuk
24 jam di harapkan
(trobositopenia)
pendarahan tidak
3. antisipasi adanya
pendarahan
hasil:
NOC: Infection
trombosit
control
Tanda-tanda
infeksi tidak ada
Tidak ada lecet
atau kemerahan
pada kulit
Jumlah trombosit
normal
Menentuk
pencegahan pendarahan
Menentuk
an tanda-tanda
pendarahan dari
keadaan umum
Trombosit
menentukan
homeostatis tubuh
Mengatsi
pendarahan
berkelanjutan
5. EVALUASI
DIAGNOSA
Hipertermi berhubungan dengan proses
EVALUASI
S: orang tua mengatakan badan anaknya tidak
terasa panas
O:
Suhu 36,50C
kisaran normal
bertenaga
O:
TD klien 120/80mmHg
P: Lanjutkan intervensi
S: Klien mengatakan haus
O:
mukosa kering
P: Lanjutkan intervensi
S:
P:lanjutkan intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari S:
O:
S:
(trobositopenia)
O:
Trombosit dalam rentang normal
A: Masalah sebagian teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, Joanne., and Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Intervention
Clasification (NIC). edisi 4. Missouri:Mosby
Herdman, T. Heather. 2011. NANDA International Diagnosa Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta:EGC
Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). edisi 4 .
Missouri:Mosby
Suhendro, et all. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3 Jilid 1. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI