Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen:
Dr.Ir. Trisna Insan Noor, DEA
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Agribisnis A
Perwira Saragi
1506101200
Carmelita Astrini
150610120119
Mentari NA
150610140083
Dewi
150610140062
Keke Pratiwi
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan penulisan makalah
berjudul WTO (World Trade Organization).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak dan
mendapat ridho Allah SWT bagi pengembangan pertanian di masa sekarang dan masa yang
akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
I
PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Tujuan ................................................................................................
1
1
2
II
ISI................................................................................................................
2.1 Sejarah WTO.........................................................................................
2.2 Tipe Organisasi.....................................................................................
2.3 Jenis Keanggotaan................................................................................
3
3
4
7
2.5 Tujuan....................................................................................................
2.6 Peran
WTO
di
Bidang
Regional
yang
Digeluti..................................................................................................
2.7 Kebijakan Perdagangan Internasional...................................................
10
12
Perekonomian Indonesia........................................................................
PENUTUP...................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................
15
18
18
3.2 Saran......................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam membahas politik internasional, isu globalisasi sering dikaitkan dengan
pembangunan dan kemiskinan. Globalisasi yang menciptakan dunia yang tanpa
batas (borderless) ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk, misalnya dengan
perdagangan bebas. Tanpa batas disini bukan berarti tidak ada kebijakan yang
mengatur, melainkan tanpa batas adalah melakukan kerjasama dengan negara lain di
bidang perdagangan dengan negara satu yang jauh atau bahkan berbeda regional
kawasan. Saat ini sebagian besar negara di dunia melakukan perdagangan bebas, di
mana tarif dan hambatan lain dikurangi bahkan dihapuskan, serta dinaungi oleh
organisasi internasional bernama World Trade Organization (WTO). Organisasi ini
memiliki aturan-aturan tertentu yang bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh
seluruh negara anggotanya.
Globalisasi melalui perdagangan bebas saat ini menjadi isu yang hangat
diperbincangkan, terutama dari segi dampaknya. Perdagangan bebas menjadi wacana
utama selepas Perang Dunia I dan II karena dianggap dapat meningkatkan
perdamaian
dunia
dan
menyejahterakan
masyarakat.
Pada
kenyataannya,
tetapi
masih
ada
aktor
lain
yang
mengalami
kesulitan
dalam
mereka tetap bisa menjaga pasarnya. Sebaliknya hal ini akan berdampak pada negara
berkembang, karena negara berkembang akan menggantungkan kehidupan dan
kebutuhan negaranya pada impor yang terus-terusan, tanpa bisa mengembangkan
ekspornya. Indonesia merupakan negara berkembang dan tentu saja tidak menutup
kemungkinan Indonesia akan bergantung kepada negara maju untuk kelangsungan
hidupnya. Didalam paper ini penulis akan mencoba menjawab pertanyaan yang akan
di sebutkan di rumusan masalah dibawah ini.
1.2.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang WTO, kebijakankebijakan apa saja yang diterapkan oleh WTO sebagai organisasi perdagangan
internasional
dan
bagaimana
kebijakan-kebijakan
perekonomian Indonesia.
tersebut
mempengaruhi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah WTO
World Trade Organization (WTO) adalah suatu organisasi perdagangan antar
bangsa bangsa dengan kekuasaan regulasi, judicial, review dan pengayoman yang
didirikan berdasarkan Uruguay Round dari General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT), dengan maksud untuk mencapai suatu perdagangan dunia yang lebih tertib,
lancar, bebas, liberal, transparan dan prediktif dengan sengketa yang dapat
diselesaikan secara adil.
Sejarah WTO sebenarnya dimulai dari GATT, yang mana GATT sering
mengadakan putaran-putaran perundingan yang membahas perdagangan dunia. Pada
saat Putaran Kedelapan (the Uruguay Round) yang dilakukan di Punta del Este,
Uruguay disepakati untuk membentuk organisasi perdagangan dunia yang disebut
dengan WTO tersebut. Putaran Uruguay yang semula dimaksudkan untuk jangka
waktu 4 tahun, ternyata menghabiskan waktu tidak kurang dari 7 tahun, yakni yang
berakhir pada tanggal 15 Desember 1993 kemudian ditandatangani oleh 125 negara
anggotanya pada tanggal 15 Desember 1994 di Marrakesh, Marocco.
Paket agreement yang dihasilkan oleh Putaran Uruguay ini terdiri dari 2 (dua)
bagian, yaitu sebagai berikut:
1. The Final Act, yang terdiri dari dokumen dengan jumlah halaman lebih kurang
500 (lima ratus) halaman yang meresmikan berdirinya World Trade Organization
(WTO) dan mengamendir aturan-aturan General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT) yang sudah ada, dan,
2. Annexed to the Final Act, yang terdiri tidak kurang dari 22.500 (dua puluh dua
ribu lima ratus) halaman, yang merupakan individual national schedule terhadap
akses pasar yang berkenaan dengan barang, jasa dan pertanian.
Sebagaimana diketahui bahwa WTO resminya berdiri pada tanggal 1 Januari
1995 berdasarkan Rekomendasi Uruguay Round yang kemudian diresmikan melalui
Perjanjian Marrakesh, semula dimaksudkan sebagai suatu sekretariat untuk mengatur
GATT yang bermarkas di Geneva, Swiss. Salah satu kelebihan WTO adalah memiliki
badan penyelesai sengketa (Dispute Settlement Body) yang akan mengadili sengketa
di antara para anggotanya dan memberikan sanksi bagi negara anggotanya yang tidak
mengindahkan putusannya. Di samping itu, salah satu kekhasan WTO adalah
pengambilan putusannya yang dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat
(konsensus) dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Indonesia sebagai salah satu negara yang ada di dunia telah meratifikasi
pendirian WTO melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994
Nomor 57). Ratifikasi tersebut menandakan bahwa Indonesia menyetujui
pembentukan WTO dan menggabungkan diri, sehingga terikat dengan aturan-aturan
perdagangan WTO.
2.2.
Tipe Organisasi
WTO adalah suatu organisasi internasional publik yang berdasarkan prinsip
universal.
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia
merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah
perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui
suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai
hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan
tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk
mematuhinya
dalam
pelaksanaan
kebijakan
perdagangannya.
Walaupun
tetapi juga legislatif. Artinya, hukum dan kebijakan nasional haruslah bersesuaian
dengan perjanjian WTO, dan bila belum sesuai harus segera diubah.
WTO adalah organisasi yang berbasiskan aturan-aturan main atau rules yang
merupakan hasil perundingan. Aturan tersebut disebut juga perjanjian atau
kesepakatan (agreements). Di atas kertas, perjanjian tersebut haruslah dihasilkan dari
serangkaian perundingan yang yang dilakukan oleh semua Negara anggota, dan
mencerminkan kebutuhan anggota. Realitanya, perundingan dan penyusunan naskah
awal kesepakatan ditentukan oleh faktor lain, yaitu kekuatan politik negara-negara
anggota. Di dalam WTO dikenal ada power block yang disebut quad terdiri dari
Uni Eropa, Jepang, AS dan Canada. Walaupun pengambilan keputusan berdasarkan
konsensus tetapi kekuasaan riel ada di tangan Negara-negara besar tersebut. Salah
satu delegasi dari negara berkembang mengatakan, dalam proses menuju KTM Doha
pada tahun 2001 misalnya negara-negara berkembang diberi teks-teks, yang isinya
muncul tiba-tiba dalam naskah awal tanpa ada perundingan sebelumnya. Tetapi di
KTM Doha keadaannya lebih buruk, teks-teks bisa muncul tiba-tiba tanpa ada yang
memasukkannya, dan pada hari terakhir sekeretariat WTO mengatakan inilah hasil
teks terakhir. Arus barang, investasi dan jasa dibiarkan bebas tetapi arus teknologi
dan tenaga kerja dibatasi, sementara dua hal terakhir diperlukan oleh negara sedang
berkembang. Perjanjian WTO dianggap paling tinggi derajatnya oleh negara
sehingga menegasikan semua perjanjian internasional lain, termasuk perjanjian
lingkungan hidup. Demikian pula peran pemerintahan serta negara di tingkat lokal
dan nasional dikalahkan oleh peran pasar dan perdagangan. Disiplin didalam WTO
mengikat secara hukum terhadap pemerintah yang sekarang maupun pemerintah di
masa depan. Jadi meskipun sebuah partai politik oposisi kemudian menang, ia tidak
bisa menjalankan kebijakan baru yang bertentangan dengan aturan-aturan WTO.
Dengan demikian suatu negara tidak lagi mempunyai banyak pilihan kebijakan
ekonomi.
Prinsip sistem perdagangan yang diterapkan oleh WTO bertujuan untuk
melancarkan perdagangan antar negara anggota dengan meminimalisir adanya
hambatan perdagangan antar negara. Prinsip-prinsip yang diterapkan WTO antara
lain adalah :
semua
anggota
WTO
lainnya.
Kedua,
National-treatment
yang
mengharuskan barang impor harus diperlakukan kurang lebih sama dengan barang
produksi dalam negeri.
Reciprocity yang mencerminkan keinginan untuk membatasi penyalahgunaan
yang mungkin timbul karena non-diskriminasi dan untuk menghindari adanya freerider. Konsesi timbal balik berniat untuk memastikan bahwa perdagangan saling
menguntungkan akan terwujud.
Binding and Enforceable Commitments. Komitmen tarif yang dibuat oleh
anggota WTO dalam negosiasi perdagangan multilateral. Suatu negara dapat
mengubah perjanjian, tetapi hanya setelah renegosiasi dengan mitra dagangnya, yang
bisa berarti terdapat konsekuensi. Jika renegosiasi tidak berhasil, negara dapat
menggunakan prosedur penyelesaian sengketa WTO.
Transparancy dimana para anggota WTO disyaratkan untuk mempublikasikan
peraturan perdagangan mereka, yang memungkinkan lembaga- lembaga WTO untuk
meninjau keputusan administratif yang mempengaruhi perdagangan, permintaan
informasi oleh anggota lain, dan untuk memberitahukan perubahan dalam kebijakan
perdagangan ke WTO. Sistem WTO mencoba untuk meningkatkan prediktabilitas
dan stabilitas, mengecilkan penggunaan kuota dan lainnya.
Safety Valves dalam keadaan tertentu, pemerintah dapat membatasi
perdagangan. Perjanjian WTO mengizinkan anggota untuk mengambil langkahlangkah memproteksi. 1)Pemerintah memiliki hak untuk bertindak ketika kompetisi
semakin kuat dan menekan pesaing domestik, 2) memastikan persaingan sehat; hak
untuk mengenakan bea impor yang telah disubsidi dan anti dumping, 3) ketentuan
yang memungkinkan intervensi dalam perdagangan untuk alasan ekonomi.
2.3.
Jenis Keanggotaan
Anggota WTO hampir meliputi seluruh negara di dunia, tidak hanya terdiri
dari negara-negara. --- separate custom teritory juga, contoh: Hongkong, ChinaTaipei, Macau-China.
2.4.
terdapat beberapa Dewan dan Komite pendukung yang mempunyai tugas dan
wewenang berbeda dalam bidangnya. General Council memiliki badan pendukung
berikut yang mengawasi komite di daerah yang berbeda: Council for Trade Good,
Council for Trade Related Aspec of Intellectual Property Council for Trade in
Services, Trade Negotiations Comittes. General Council memiliki komite yang
berbeda, kelompok kerja, dan pihak-pihak yang bekerja diantaranya adalah
Perdagangan dan Lingkungan, Perdagangan dan Pembangunan (Sub-komite pada
Least Developed Countries), Perjanjian Perdagangan Regional, Neraca Pembayaran
dan Anggaran, Keuangan dan Administrasi.
Proses menjadi anggota WTO berbeda untuk setiap negara pemohon, dan
tergantung pada tahap negara pembangunan ekonomi dan rezim perdagangan saat
ini. Proses ini memakan waktu sekitar lima tahun tetapi dapat berlangsung lebih lama
jika negara tersebut kurang dari berkomitmen penuh untuk proses atau jika isu-isu
politik ikut campur. Negosiasi aksesi terpendek adalah bahwa Republik Kyrgyz,
sedangkan terpanjang adalah bahwa Rusia, yang, setelah pertama kali ingin
bergabung pada tahun 1993 dan menjadi anggota WTO pada tanggal 22 Agustus
2012.Top of Form WTO memiliki 159 anggota dan 25 pemerintah pengamat.
Anggota WTO tidak harus berdaulat penuh tetapi mereka harus menjadi wilayah
pabean dengan otonomi penuh dalam pelaksanaan hubungan eksternal secara
komersial seperti Hong Kong
2.5.
Tujuan
2.6.
terutama Indonesia.
Sebagai sosok vital yang memainkan peran sebagai pengatur dan membuat
aturan aturan tentang perdagangan internasional dimana aturan aturan
tersebut menjadi sebuah kontrak diantara anggota WTO yang harus dipatuhi dan
2.7.
Indonesia di WTO
Keterlibatan dan posisi Indonesia dalam proses perundingan DDA didasarkan
pada kepentingan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pengentasan kemiskinan. Dalam kaitan ini, untuk memperkuat posisi runding
Indonesia bergabung dengan beberapa koalisi. Koalisi-koalisi tersebut antara lain G33, G-20, NAMA-11, yang kurang lebih memiliki kepentingan yang sama. Indonesia
terlibat aktif dalam kelompok-kelompok tersebut dalam merumuskan posisi bersama
yang mengedepankan pencapaiandevelopment objectives dari DDA. Indonesia juga
senantiasa terlibat aktif di isu-isu yang menjadi kepentingan utama Indonesia, seperti
10
walaupun
adanya
dorongan
dari
negara
maju
untuk
meningkatkan level of ambition akses pasar Putaran Doha melebihi Draf Modalitas
tanggal 6 Desember 2008.
Indonesia memiliki kepentingan untuk tetap aktif mendorong komitmen WTO
untuk melanjutkan perundingan Doha. Indonesia terbuka atas cara-cara baru untuk
menyelesaikan
perundingan
dengan
tetap
mengedepankan
prinsip single
2.8.
11
12
lingkungan hidup. Demikian pula peran pemerintahan serta negara di tingkat lokal
dan nasional dikalahkan oleh peran pasar dan perdagangan.
Disiplin didalam WTO mengikat secara hukum terhadap pemerintah yang
sekarang maupun pemerintah di masa depan. Jadi meskipun sebuah partai politik
oposisi kemudian menang, ia tidak bisa menjalankan kebijakan baru yang
bertentangan dengan aturan-aturan WTO. Dengan demikian suatu negara tidak lagi
mempunyai banyak pilihan kebijakan ekonomi. Prinsip sistem perdagangan yang
diterapkan oleh WTO bertujuan untuk melancarkan perdagangan antar negara
anggota dengan meminimalisir adanya hambatan perdagangan antar negara. Prinsipprinsip yang diterapkan WTO antara lain adalah
1. Non-diskriminasi
Memiliki dua komponen utama yang tertanam dalam aturan WTO atas barang,
jasa, dan kekayaan intelektual. Pertama mensyaratkan bahwa anggota WTO
harus menerapkan kondisi yang sama pada perdagangan dengan semua anggota
WTO lainnya. Kedua,
2. National-treatment
Mengharuskan barang impor harus diperlakukan kurang lebih sama dengan
barang produksi dalam negeri.
3. Reciprocity
Mencerminkan keinginan untuk membatasi penyalahgunaan yang mungkin
timbul karena non-diskriminasi dan untuk menghindari adanya
4. Free-rider
Konsesi timbal balik yang berniat untuk memastikan bahwa perdagangan saling
menguntungkan akan terwujud.
5. Binding and Enforceable Commitments
Komitmen tarif yang dibuat oleh anggota WTO dalam negosiasi perdagangan
multilateral. Suatu negara dapat mengubah
prosedur
13
kekayaan intelektual;
Penyelesaian sengketa;
Kajian ulang atas kebijakan dagang Negara-negara anggota (Trade Policy
Reviews).
2.
3.
Hak atas Kekayaan Intelektual yang Terkait dengan Perdagangan (TradeRelated Aspects of Intellectual Property Rights/TRIPS).
14
2.9.
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
3.2.
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/tif_e/org7_e.htm diakses 29 Maret
2016)
(http://komahi.umy.ac.id/2010/12/sistem-perdagangan-internasional-dalam.html
diakses 29 Maret 2016)
(http://www.pp-frontmahasiswanasional.org/2013/11/wto-adalah-metamorposis-dariito.html diakses 29 Maret 2016)
(http://www.academia.edu/4704765/The_origins_of_the_WTO diakses 29 Maret
2016)
(nano.staff.umy.ac.id/files/2012/04/Ek-Inter3.pdf diakses 29 Maret 2016)
(http://igj.or.id/indonesia-dan-akses-pasar-non-pertanian-wto/ diakses pada diakses
29 Maret 2016)
(http://www.tempo.co/read/news/2010/08/10/090270147/90-Tahun-BersengketaWTO-Menangkan-Selandia-Baru diakses 29 Maret 2016)
(http://mahendraputra.net/wp-content/uploads/2012/02/BAHAN-KULIAH-
18