IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny.M
Umur
: 71 tahun
Suku
: Jawa
Alamat
: Dawe 2/3 mojoroto/Mojo Gedang
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Masuk RS
: 7 Juli 2015
Nomor CM
: 29.86.xx
Ruang
: Cempaka/16
Dikasuskan
: 9 Juli 2015
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran
B. Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar pukul 21.00 diantar oleh keluarga
dengan penurunan kesadaran, lemas, gelisah, tidak mual, tidak muntah, kaki
kanan dan kiri terasa keju kemeng. Sebelumnya pada siang hari pasien sempat
mengkonsumsi obat glibenklamid dan metformin.
Pasien mengatakan pernah mengalami keluhan serupa kurang lebih 1 bulan
yang lalu, dan pasien mengatakan mempunyai riwayat DM kurang lebih baru 5
bulan yang lalu. Pada saat itu pasien periksa di puskesmas dengan hasil GDS 140,
dan pasien diberikan resep sebanyak 6 macam obat seperti : Glibenklamid,
metformin, simvastatin, captopril, piroxicam, dan allopurinol.Pasien rutin
mengkonsumsi obat-obatan tersebut, tetapi tidak pernah memeriksakan kadar
gula nya kembali.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
:
: disangkal
: disangkal
: diakui
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat penyakit DM
: diakui
E. Resume Anamnesis
:
Pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar pukul 21.00 diantar oleh keluarga
dengan penurunan kesadaran, lemas, gelisah, tidak mual, tidak muntah, kaki
kanan dan kiri terasa keju kemeng. Sebelumnya pada siang hari pasien sempat
mengkonsumsi obat glibenklamid dan metformin. Pasien juga tidak mengeluhkan
sering haus maupun sering merasa lapar, tidak merasakan gatal-gatal pada
kemaluannya, tidak pernah merasakan sering pipis pada malam hari.
Pasien mengatakan pernah mengalami keluhan serupa kurang lebih 1 bulan
yang lalu, dan pasien mengatakan mempunyai riwayat DM kurang lebih baru 5
bulan yang lalu. Pada saat itu pasien periksa di puskesmas dengan hasil GDS 140,
dan pasien diberikan resep sebanyak 6 macam obat seperti : Glibenklamid,
metformin, simvastatin, captopril, piroxicam, dan allopurinol. Pasien rutin
mengkonsumsi obat-obatan tersebut, tetapi tidak pernah memeriksakan kadar gula
nya kembali. Pasien juga mengatakan bahwa ketika memeriksakannya
dipuskesmas, dari hasil laboratorium didapatkan peningkatan pada kolesterol dan
asam urat.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran
Vital Sign
TD
: 130/70 mmHg
Suhu : 36,2C
: 80 kali/menit
RR
: 20 kali/menit
b. Pemeriksaan Kepala
Kepala
: Normocephal, simetris
Mata
c. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Palpasi
d. Pemeriksaan Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor (+/+)
Palpasi
Perkusi
: Redup
Perkusi
: Timpani
f. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior at inferior : Akral hangat, Udem (-/-), sianosis (-/-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin
: 12,7 g/dL
Hematokrit
: 36,5%
Leukosit
: 13,53 10^3/uL
Trombosit
: 275 10^3/uL
Eritrosit
: 4,03 10^3/uL
MCH
: 90,6 fL
MCH
: 31,5 pg
MCHC
: 34,8 g/dL
Granulosit
: 69,7 %
Limfosit
: 21,9 %
Monosit
: 5,6 %
Eosinofil
: 2,5 %
Basofil
:0,3 %
GDS
: 28 mg/dL
V. DIAGNOSA
Diagnosis kerja : Hipoglikemia et causa konsumsi OAD
VII. TERAPI IGD
-
VII. FOLLOW UP
S
O
A
8 Pasien tadi malam KU : tampak lemas Hipoglikemi
Ks
:
Compos
Julidatang
dengan
et causa DM
mentis
2015 penurunan
K/L : conjungtiva
kesadaran
oleh
TD :
tidak anemis, tidak
karena
120/8
ikterik, tidak ada
sebelumnya pada
0
pembesaran
siang hari, pasien
kelenjar
getah
mengkonsumsi
bening
obat glibenklamid Tho : suara dasar
dan
wheezing,
P
Lab
Inf D10 % 20 GDS
tpm/maintena
nce
Inj.
1 : 155
GDS
2 : 99
Cefoperazone
vial
1gr/12jam
Inj.
Ranitidine
amp/12 jam
Inj. Sohobion
amp/24 jam
tidak
distended
Eks : Akral hangat,
tidak ada oedem
ekstremitas
9 juli Pasien
2015
TD :
130/7
0
tidak
mengeluhkan
sakit,mual,maupu
n muntah. Makan
dan minum dalam
batas
normal.
batas
normal
269
Plannin
g : cek
GDS/8
1gr/12jam
jam
Inj. Ranitidin
amp/ 12 jam
Inj. Shobion
amp.24 jam
Inj. D40 %
10
Pasien
juli
2015
TD
130/8
0
sudah
flash/8 jam
Hipoglikemi Inf. Asering GDS :
a et causa 20 tpm
106
Inj.
konsumsi
Cefoperazone
OAD
vial
1gr/
12jam
Inj.
Ranitidine
amp/12 jam
Inj. Sohbion
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hipoglikemia adalah keadaan yang menunjukkan kadar glukosa darah
di bawah normal. Pada umumnya kadar glukosa puasa pada orang normal
jarang melampaui 126 mg/dl, jika diatas itu tergolong tidak normal.
Biasanya pada penderita hipoglikemia terjadi kadar glukosa yang rendah
yaitu kurang dari 50 mg/dl(2,8 mmol/L) atau bahkan kurang dari 40 mg/dl
(2,2 mmol/L).
sempurna dimana kadar insulin pada malam hari meningkat secara tidak
proporsional dan kemampuan fisiologis tubuh gagal melindungi batas
penurunan glukosa darah yang aman. (Soemadji, 2009).
B. EPIDEMIOLOGI
Hipoglikemia biasanya ditemukan pada pasien diabetes melitus.
Sekitar 90% dari semua pasien yang menerima insulin mengalami episode
hipoglikemia. Kejadian hipoglikemia sangat bervariasi, namun pada
umumnya penderita diabetes mellitus tipe 1 memiliki rata-rata episode
hipoglikemia simtomatik per minggu dan per tahun. Diperkirakan 2-4%
dari mortalitas akibat diabetes melitus dikaitkan dengan hipoglikemia
(Shafiee, 2012).
Hipoglikemia lebih rendah pada orang dengan diabetes mellitus tipe 2
dibandingkan tipe 1. Studi di Inggris menunjukkan bahwa pada pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 risiko hipoglikemia berat rendah dalam
beberapa tahun pertama (7%) dan meningkat menjadi 25% dalam
perjalanan diabetes. Namun prevalensi diabetes mellitus tipe 2 adalah
sekitar dua puluh kali lipat lebih tinggi dari diabetes mellitus tipe 1 dan
banyak pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 akhirnya memerlukan
pengobatan insulin, sehingga sebagian besar episode hipoglikemia terjadi
pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 (Shafiee, 2012).
C. ETIOLOGI
Hipoglikemia biasanya dibagi menjadi hipoglikemia pasa-makan
(reaktif), hipoglikemia puasa, dan hipoglikemia pada pasien rawat inap.
Hipoglikemia pasca-makan dapat disebabkan oleh hiperinsulinisme
pencernaan, intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, sensitivitas
leusin, dan idiopatik. Pada hipoglikemia puasa penyebab utamanya adalah
kurangnya produksi glukosa atau karena penggunaan glukosa yang
berlebihan, sedangkan pada hipoglikemia pasien rawat inap paling lazim
disebabkan oleh penggunaan obat (Longo, 2011).
Hipoglikemia pasca-makan dapat disebabkan oleh hiperinsulinisme
pencernaan. Pasien yang menjalani gastrektomi, gastrojejunostomi,
piloroplasti atau vagotomi dapat mengalami hipoglikemia pasca-makan.
Hal ini disebabkan karena pengosongan lambung yang cepat dengan
insulin-glukosa
yang
terjadi
menyebabkan
ataupun
obat-obatan.
Defisiensi
hormon
penyebab
insufisiensi
adrenal,
defisiensi
katekolamin,
yang
dan
menyebabkan
fosforilase
hati,
piruvat
karboksilase,
D. Patogenesis
Pasca Makan
Hiperinsulinmia
Obat-obatan
Puasa
Turunnya
produksi glukosa dan penggunaan glukosa y
Contohnya insulin, alkohol,
dan sulfonylurea
Hipoglikemia
dapat
disebabkan
antibodi
pengikat
insulin,
yang
dapat
epinefrin,
sehingga
prekursor
glukoneogenik
dapat
dimobilisasi dari sel otot dan sel lemak untuk produksi glukosa tambahan.
Tubuh melakukan pertahanan terhadap turunnya glukosa darah dengan
menaikkan
asupan
karbohidrat
secara
besar-besaran.
Mekanisme
2. FARMAKODINAMIK INSULIN
mempengaruhi
pertumbuhan
sel
serta
fungsi
3. FARMAKOKINETIK INSULIN
Hati dan ginjal adalah organ yang membersihkan
insulin dari sirkulasi. Hati membersihkan darah kira-kira 60%
dari insulin dan ginjal membersihkan 35-40%. Namun, pada
pasien diabetes yang mendapatkan pengobatan insulin, rasio
tersebut menjadi terbalik sebanyak 60% insulin eksogen yang
dibersihkan oleh ginjal dan hati membersihkan tidak lebih dari
30-40%. Waktu paruh insulin dalam sirkulasi adalah 3-5 menit.
normoglikemia
sepanjang
malam.
Sebelum
sendiri, harus dapat melihat dengan jelas angka pada alat suntik.
Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan kontrol dosis yang
lebih mudah dan lebih tepat,dan mudah dibawa-bawa.
5. DOSIS INSULIN
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin
diberikan insulin dengan dosis yang sama seperti sebelum
kehamilan sampai didapatkan tandatanda perlu ditambah atau
dikurangi.
Terapi
insulin
direkomendasikan
oleh
The
6. INTERAKSI INSULIN
Beberapa hormon melawan efek hipoglikemia insulin
misalnya hormon pertumbuhan, kortikotropin, glukokortikoid,
tiroid,
estrogen,
progestin
dan
glukagon.
Adrenalin
Nikotin
mengurangi
absorpsi
insulin
dengan
menyebabkan vasokonstriksi.
F. ORAL ANTIDIABETIK
Antidiabetik oral mungkin berguna untuk yang alergi insulin
atau tidak mau pemakaian suntik. Kemudian akhirnya ditemukan
golongan obat OAD, yaitu Sulfonilurea dan Biguanid. Pemakaian
klinis OAD harus didahului dengan pemeriksaan laboratorium dan
penetapan diagnosis. Diabetes pada usia muda, kehamilan dan
diabetes berat disertai komplikasi mutlak memerlukan insulin dan
tidak dapat ditolong dengan OAD. Harus berhati-hati pula, bila
penderita mempunyai fungsi hati yang menurun, infark jantung dan
gangguan hormonal lainnya. Sebaiknya tidak diberikan pada pasien
hamil.
pada
penderita
diabetes
dewasa
yang
dan
adalah
diekskresi
Glibenklamid,
melalui
ginjal.
Klorpropamid,
trombositopeni
dan
agranulositosis.
Biguanid
digunakan
bersama
insulin
dan
sulfonilurea.
NAMA
OBAT
Akarbose
INDIKASI
DOSIS
Terapi
gangg.
penderita 100mg200
DM
EFEK
INDIKASI
awal Hipersensitif,
Dosis
KONTRA
SAMPING
gangguan
pencernaan
intestinal
kembung,
minggu, ginjal
kehamilan
3x1
Chlorpropami
DM
tanpa DM
&
laktasi
dengan DM
dengan Erupsi
tinggi komplikasi
250mg/hari
DM
berat,
kulit
multiform,
ketoasidosis,
dermatitis
koma diabetik
eksfoliatif
ringan
dan lansia :
Glibenklamid
NIDDM
100mg/hari
Dosis awal 5 IDDM,
Hipoglikemia,
mg/hari
penderita
gangguan
bersama
diabetik
makan pagi
ketoasidosis,
saluran cerna,
penderita
Dosis umum: nondiabetik dg
2,5
glikosuria
ginjal, gangg.
fungsi hati &
ginjal
parah,
diabetes
melitus
dg
komplikasi,
hamil
&
menyusui,
Gliclazid
hipersensitif
NIDDM dimana Dosis awal : IDDM,
Hipoglikemia,
modifikasi
diabetes
gangg.
ketoasidosis,
gagal
iet 80mg/hari
untuk
mengendalikan
Dosis lazim :
koma,
hiperglikemia
320mg/hr
Dosis
hamil, cerna,
fungsi
reaksi
> trauma
gagal
hepatitis
dierikan
hipersensitif,
ikterus
2x/hr
gagal
hati,
&
mengantuk,
ingatan
menurun
hingga
hilang.
penimbunan
lemak
akibat
pajanan
insulin
G. INTERAKSI OBAT
Pemberian
preparat
Antagonis
(seperti
ritodrin)
H. Terapi
1.
Tujuan dari terapi gizi medis ini adalah untuk mencapai dan
mempertahankan :
Kadar glukosa darah mendekati normal
GDP berkisar antar 90-130 mg/dL
GD2PP <180 mg/dL
Kadar A1c < 7%
Tekanan darah < 130/80 mmHg
Profil lipid
Kolesterol LDL <100 mg/dL
Kolesterol HDL >40 mg/dL
Trigliserida <150 mg/dL
Berat badan normal senormal mungkin
Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2006)
pedoman tatalaksana hipoglikemiaa adalah sebagai berikut:
a. Glukosa diarahkan pada kadar glukosa puasa yaitu 120 mg/dl.
a. Glukosa Oral.
b. Glukosa Intravena.
c. Glukagon (SC/IM).
d. Thiamine 100 mg (SC/IM) pada pasien alkoholisme.
e. Monitoring
Kadar Glukosa (mg/dL)
< 30 mg/dl
Terapi Hipoglikemia
Injeksi IV dextrose 40 % (25 cc) bolus
3 flakon
30-60 mg/dl
60-100 mg/dl
Follow up :
1. Periksa kadar gula darah 30 menit setelah injeksi.
2.
F. PENCEGAHAN
Rencana perawatan diabetes dirancang untuk sesuai dengan
dosis dan waktu pengobatan dengan waktu makan dan kegiatan
seseorang yang seperti biasa. Inkompatibilitas dapat menyebabkan
hipoglikemia. Misalnya, meningkatkan dosis insulin atau obat lain
yang,
tapi
kemudian
melewatkan
penggunaan
insulin
dapat
untuk
dan
terapi
diabetes
menjelaskan
yang
bagaimana
dapat
dan
menyebabkan
kapan
harus
(Manucci
et
al.,
2006). Apabila
pasien
dianjurkan
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2013. Hypoglycemia (Low Blood Sugar). California: Lucile
Packard
Childrens
Hospital.
available
at
{http://www.lpch.org/DiseaseHealthInfo/HealthLibrary/diabetes/
hypo.html} diakses 7 Oktober 2013 pukul 19:00
Carrol, Robert G. 2007. Elseviers Integrated Physiology. Philadelphia: Mosby Elsevier.
Cryer, Philip E. 2011. Hypoglicemia During Therapy of Diabetes. Tersedia di
<http://diabetesmanager.pbworks.com/w/page/17680209/Hypoglycemia
%20During%20Therapy%20of%20Diabetes%20>
diakses
pada
Kamis
O.
2013.
Hypoglycemia.
US:
Harvard
Medical
Schoolavailable
at
{http://emedicine.medscape.com/article/122122-overview#aw2aab6b2b6}
Longo, Dan L, et al. 2011. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th Edition. New
York; McGraw-Hill Medical Publishing Divison.
Manucci et al,. 2006. Incidence and prognostic significance of hypoglycemia in hospitalized
non-diabetic
elderly
patients.
USA:
NCBI
available
at