Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekayaan hayati di dunia tidak tersebar seragam, daerah tropis umumnya
merupakan tempat berbagai jenis spesies dalam jumlah yang besar dibandingkan
daerah lain. Secara efisien dan efektif diperlukan target dalam usaha konservasi
dengan mengetahui dimana pusat keanekaragaman hayati yang dijadikan
tingkatan prioritas secara nasional maupun internasional. Dalam sekala global,
secara sederhana dapat terindentifikasi daerah target yang dimaksud dengan
membuat penilaian antar negara yang memiliki kekayaan spesies yang tinggi.
Indonesia merupakan Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma
nutfah (genetik) yang berada didalam setiap jenisnya. Dengan demikian,
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal
sebagai negara mega-biodiversity. Keanekaragaman hayati yang sangat tinggi
tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat serba guna,
dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis. Sebagai modal dasar
pembangunan nasional, serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak
dibutuhkan, baik di masa kini maupun yang akan datang.
Indonesia juga merupakan Negara dengan tingkat keterancaman
lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan
habitat, yang menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Hal ini
disebabkan karena proses pembangunan , dimana jumlah penduduk yang besar
dan terus bertambah menyebabkan kebutuhan dasar pun semakin besar, sehingga
terjadi perubahan fungsi areal hutan, sawah, dan kebun rakyat baik oleh
pemerintah atau swasta. Keadaan demikian menyebabkan menyusutnya
keanekaragaman hayati dalam tingkat jenis. Maka dari itu Indonesia merupakan
salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragamn hayati dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Faktor apa saja yang menyebabkan kepunahan spesies keanekaragaman
hayati?
2. Apa saja keanekaragaman hayati di Indonesia yang sudah hampir punah?
3. Bagaimana upaya manusia mencegah kepunahan beberapa spesies hayati?
4. Bagaimana etika lingkungan dalam menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui bermacam-macam keanekaragaman hayati di Indonesia.
2. Dapat mencegah kepunahan keanekaragaman hayati di Indonesia.
3. Dapat

mempertahankan

Indonesia

menjadi

prioritas

konservasi

keanekaragaman hayati dunia.


4. Memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah semua kehidupan diatas
bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur, mikroorganisme, serta berbagai materi
genetic yang dikandungnya dan keanekaragaman system ekologi dimana mereka
hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetic relative
dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada didarat,
laut, maupun sistem-system perairan

lainnya. Keanekaragaman hayati dapat

terjadi pada berbagai tingkat kehidupan , mulai dari organisme tingkat rendah
sampai organisme tingkat tinggi.
Keanekaragaman hayati berdasarkan macam-macamnya terbagi menjadi
tiga yaitu:
1. Keanekaragaman hayati tingkat gen .
2. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem.
3. Keanekaragaman hayati tingkat spesies.
Hal-hal yang menyebabkan keanekaragaman tingkat gen adalah perkawinan
antara dua individu mahluk hidup sejenis. Keturunan dari hasil perkawinan
memiliki susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan
keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas yang terjadi secara
alami ataupun buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat

atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga
mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu disamping ditentukan
oleh factor genetiknya (genotipe), sedangkan keanekaragaman buatan dapat
terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi)
Ekosistem dipengaruhi oleh factor fisik seperti abiotic dan biotik, dan factor
kimia seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Factor lainnya yang menimbulkan berbagai bentuk keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem adalah perbedaan letak geografisnya. Perbedaan letak geografis
menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya
perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lama
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan)
dan fauna (hewan) yang menempati suatu tempat.
Perbedaan letak geografisnya di Indonesia menyebabkan terjadinya
penyebaran flora dan fauna di Indonesia termasuk dalam pengaruh flora Asia dan
Australia yang terbagi dalam tiga zona. Flora zona barat didominasi suku
Dipterocarpaceae yang meliputi Pulau Sumatera dan sebagai Kalimantan, pada
zona timur dipengaruhi vegetasi Australia yang meliputi pulau-pulau Maluku ,
Nusa Tenggara, Papua. Pada zona timur banyak didominasi suku Araurcariaceae
dan Myrtaceae. Antara kedua zona tersebut adalah zona peralihan meliputi pulau
Jawa dan Sulawesi yang didominasi suku suku Araurcariaceae dan Myrtaceaedan
Dipterocarpaceae.
Hewan atau fauna Indonesia juga dipengaruhi oleh Fauna Asia dan
Australia. Zona tengah sering disebut sebagai garis Wallace yang meliputi pulau
Bali dan Lombok terus ke utara Pulau Kalimantan dan Sulawesi sampai sebelah
selatan Kepulauan Filipina, antara lain jalak Bali, babi rusa, anoa, dll. Zona barat
meliputi pulau-pulau disebelah barat garis Wallac, antara lain dijumpai gajah Asia,
badak Jawa, harimau sumatera, orang utan, dll. Sedangkan zona timur meliputi
pulau-pulau disebelah timur garis Wallace, antara lain dijumpai komodo,
kangguru

pohon,

kasuari,

cendrawasih.

Sedangkan

untuk

mengetahui

Keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diamati antara lain dari ciri fisiknya
misalnya bentuk dan ukuran tubuh, warna, kebiasaan, habitat, dan lain-lain.
1. Kekayaan Jenis Hayati Indonesia
Faktor-faktor yang menyebabkan kekayaan jenis hayati Indonesia:
1. Letaknya diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Pasifik
dan Hindia).
2. Jumlah pulaunya yang amat banyak.
3. Sifat-sifat geografis yang sangat unik.
Keanekaragaman hayati adalah sumberdaya yang mempunyai arti ekonomi
yang sangat penting bagi suatu Negara. Adanya sumber daya alam hayati yang
melimpah terutama dalam hal tumbuhan yang bernilai ekonomi dan dalam
keanekaragaman

jenis

membuat

Indonesia

juga

dikenal

sebagai

pusat

keanekaragaman dunia atau pusat vavilov.oleh karena itu Indonesia tidak


merupakan Negara mega biodiversity tetapi juga mempunyai tingkat endemis
yang tinggi.
2.2 Kepunahan beberapa keanekaragaman hayati
Ada ratusan spesies yang hidup dibumi. Dan sebagian tumbuh dan
berkembang biak di wilayah Indonesia. Bahkan ada beberapa yang hanya hidup di
Indonesia seperti komodo dan burung cendrawasih. Hal ini harus menjadi tugas
penting bagi Indonesia untuk menjaganya karena apabila spesies tersebut punah
padahal hanya spesies tersebut hanya terdapat di Indonesia, akan menjadi problem
yang sangat besar. Berikut daftar beberapa spesies yang hampir punah di wilayah
Indonesia:
A. Hewan
1. Jalak bali (Leucopsar rothschildi)
Panjang: 25 cm, Berat 85-90 gr. Populasinya sangat terancam, jalak Bali
merupakan salah satu burung paling langka di dunia. Pada jalak bali dewasa
memiliki sayap putih dengan strip hitam, ekor tipis dan biru di sekitar mata.
Hewan endemik bagi pulau Bali di Indonesia dan sebelumnya ditemukan di

sepanjang barat laut dari pulau ketiga. Mendiami hutan monsun dan akasia
sabana
2. Maleo (Macrocephalon maleo)
Ukurannya 55-60 cm. Termasuk ke dalam hewan yang terancam
populasinya. Habitatnya di sulawesi dan pulau buton. Tinggal di dataran
rendah dan pantai. Memiliki khas kurus, gelap pada mahkota pelindung
kepala, wajah berwarna kekuningan. Paha yang hitam, dan perut putih,
dengan warna merah muda pada dada.
3. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Panjangnya bisa mencapai 2-4 meter, tingginya 170cm dan beratnya
mencapai 9002.300 kg. Statusnya sangat terancam, WWF melidungi
hewan ini, badak Jawa adalah salah satu mamalia besar paling langka di
dunia. Badak Jawa memiliki satu tanduk di moncongnya seperti tanduk
badak, tidak memiliki inti yang kurus tapi terdiri dari serat keratin.Memiliki
penampilan yg berlapis baja disebabkan oleh lipatan dalam kulit berbulu.
Kita dapat menemui hewan ini di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
4. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
5. Hiu karpet berbintik (Hemiscyllium freycineti)
Berpola kulit yang indah, hiu ini memiliki kemiripan yang luar biasa dengan
kulit macan tutul. Heksagonal cokelat bintik, dengan pusat-pusat pucat,
habitatnya pada air dangkal di terumbu karang, pasir dan rumput laut yang
lebat, berada didaerah Papua.
B. Tumbuhan
1. Balam Suntai (Palaquium walsurifolium)
Jenis tanaman langka asli indonesia. Tanaman langka ini memiliki kualitas
kayu yang baik. Kelas keawetan tanaman langka ini adalah kelas IV dan
kekuatannya kelas II. Maka tidaklah heran kalau tanaman langka ini banyak
dicari orang.
2. Raflesia Arnoldi
Hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter
bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan
bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk
yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap
dan

membantu

penyerbukan.

Saat

ini

kondisi

habitatnya

sangat

memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun.

Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan


manusia

seperti

pembukaan

wilayah

hutan

baik

untuk

kegiatan

pertambangan, pertanian, maupun permukiman. Taman Nasional Kerinci


menjadi daerah konservasi utama tumbuhan ini.
3. Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
Hanya tumbuh di wilayah Kalimantan dan menjadi maskot flora di provinsi
Kalimantan Timur. Anggrek ini disebut anggrek hitam karena bunganya
memiliki lidah (labellum) berwarna hitam. Sayangnya, menurunnya luas
hutan di Kalimantan membuat jumlah tumbuhan ini pun menurun karena
habitat aslinya berkurang. Bahkan tumbuhan ini sedang terancam
kepunahan.
4. Cendana (Santalum album)
5. Damar
2. Faktor Penyebab Kerusakan Keanekaragaman Hayati
Dalam beberapa dekade terakhir, ada beberapa jenis spesies yang sudah
cukup sulit kita temukan di alam bebas. Hal ini sangat meresahkan, karena
dikhawatirkan pada generasi berikutnya, sudah tidak mengenal spesies-spesies
tersebut. Secara umum, kerusakan keanekaragaman hayati yang ada di
lingkungan. ini disebabkan oleh:
1. Laju peningkatan populasi manusia dan konsumsi sumber daya alam yang
tidak berkelanjutan.
2. Kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas,
sedangkan produksi alam yang terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan
manusia.
3. Penyempitan spektrum produk yang diperdagangkan dalam bidang pertanian,
kehutanan dan perikanan.
4. Sistem dan kebijakan ekonomi yang gagal dalam memberi penghargaan pada
lingkungan dan sumber dayanya.
5. Ketidakadilan dalam kepemilikan, pengelolaan dan penyaluran keuntungan
dari penggunaan dan pelestarian sumberdaya hayati.
6. Kurangnya pengetahuan dan penerapan.
7. Sistem hukum dan kelembagaan yang mendorong eksploitasi.

8. Lalu, apabila diamati selain kerusakan pada habitat hewan & tumbuhan pada
umumnya, salah satu faktor penyebab rusaknya keanekaragaman hayati adalah
perburuan yang tidak bijaksana.
Selain hal-hal yang diutarakan diatas salah satu faktor penyebab kerusakan
keanekaragaman hayati adalah faktor rusaknya ekosistem yang bisa diartikan
sebagai tempat tinggal hewan dan tumbuhan. Contoh ekosistem hutan yang rusak
karena adanya bencana alam seperti kebakaran hutan. Dengan terjadinya
kebakaran hutan, spesies-spesies penghuni hutan akan kehilangan habitat aslinya.
Burung-burung, harimau, beruang madu dan penghuni hutan lainnya akan
kehilangan tempat tinggalnya. Namun perlu digaris bawahi, bahwa kebakaran
hutan bukanlah satu-satunya faktor penyebab hilangnya ekosistem hutan. Ada
faktor lain yang melibatkan campur tangan manusia seperti penebangan hutan,
alih fungsi hutan menjadi pertambangan dan perkebunan (yang pada akhirnya
perkebunan tersebut berubah fungsi menjadi perumahan tempat tinggal manusia).
Kondisi keanekaragaman hayati di Indonesia saat ini sudah tidak seperti
dulu lagi, yang kaya akan keberagaman flora dan faunanya serta kelestarian alam
yang masih terjaga keutuhannya. Sekarang, keanekaragaman hayati yang ada di
Indonesia sudah mulai berkurang dan mengalami kerusakan. Kerusakan ini
disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:
1. faktor teknis
2. faktor structural
A. Faktor Teknis
Ada 3 aspek yang termasuk dalam faktor teknis yang dapat menurunkan
serta merusak keanekaragaman hayati di Indonesia. Ketiga aspek tersebut
yaitu:
1. Faktor kegiatan manusia
Manusia dalam melakukan aktivitas kehidupannya sering kali tidak
memperhatikan kelestarian lingkungannya, mereka lebih mementingkan pada
pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Beberapa macam kegiatan manusia yang dapat merusak keanekaragaman


hayati antara lain:
1. penangkapan berbagai macam hewan secara berlebihan.
2. Pemburuan liar
3. Penebangan pohon secara liar
4. Alih guna lahan
5. Pertambahan penduduk
2. Pemilihan Teknologi
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, manusia cenderung lebih
suka menggunakan berbagai alat teknologi yang dapat mempermudah dalam
melakukan aktivitas kehidupannya sekalipun alat tersebut dapat merusak
ekosistem alam. Beberapa jenis teknologi, teknik dan alat yang dapat merusak
keanekaragaman hayati:
1. Bahan peledak untuk menangkap ikan
2. Radiasi nuklir
3. Penggunaan pestisida yang berlebihan
3. Faktor Alam
Kerusakan keanekaragaman hayati juga dapat terjadi karena faktor alam.
Salah satu faktor alam yang yang bisa mempengaruhi kerusakan dan penyusutan
keanekaragaman hayati adalah:
1. Perubahan iklim global.
Perubahan iklim global disebabkan oleh beberapa hal antara lain oleh
pemanasan global yang berpengaruh pada system hidrologi bumi yang
pada gilirannya berdampak pada struktur dan fungsi ekosistem alami dan
juga pada kehidupan manusia. Selain itu, perubahan iklim juga
berpengaruh pada pertanian, ketahanan pangan, kesehatan manusia, serta
lingkungan.
2. Daya Regenerasi Yang Rendah.
Banyak hewan butuh waktu yang lama untuk masuk ke tahap berkembang
biak. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan
situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal
tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki
keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda

dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan
regenerasi.
3. Didesak Populasi Lain Yang Kuat.
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu
membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan
bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
B. Faktor Struktural
Faktor struktural berkaitan dengan tatanan penyelenggaraan negara, dalam
hal ini adalah negara Indonesia. Ada 2 akar persoalan atau masalah structural yang
menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu:
1) Paradigma pembangunan yang dianut oleh pemerintah selama era
1970-an hingga 1990an
Pemerintah memandang keanekaragaman hayati sebagai sumber daya yang
berharga untuk dimanfaatkan dalam rangka memperoleh devisa, percepatan
pertumbuhan ekonomi serta diversifikasi basis perekonomian. Oleh sebab
itu, kerusakan kerusakan dan kepunahan keanekaragaman hayati meningkat
seiring dengan melajunya pertumbuhan ekonomi.
2) Belum terbentuknya tata kelola pemerintahan yang baik

(good

govermance).
Pemanfaatan dan pengelolaan keanekaragaman hayati yang lestari dan
berkelanjutan memerlukan tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola
yang baik dicirikan oleh pemerintah yang bersih, bertanggung jawab,
representative dan demokratis.
3. Upaya-Upaya Pencegahan Manusia untuk Menjaga Keanekaragaman
Hayati
Dalam konteks menjaga keanekaragaman hayati adalah usaha agar
keanekaragaman hayati tersebut tidak punah sehingga diperlukan kegiatan seperti
pelestarian. Menjaga keanekaragaman hayati tidak dapat bergantung pada wilayah
atau Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang melimpah (wilayah
atau Negara lain tidak ikut campur) atau melimpahkan semua penyelesaian
kepada pemerintah tetapi, diperlukan kerjasama dari seluruh pihak agar
keanekaragaman hayati tersebut dapat terjaga dengan sempurna.

10

Dari hal yang diungkapkan diatas diperlukan tempat perlindungan


keanekaragaman

hayati

agar

tidak

terjadi

kepunahan

atau

kerusakan

keanekaragaman hayati sebagai berikut :


1. Taman nasional
Kawasan yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan
dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi.
2. CagarAlam
Cagar alam mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya.
3. Taman hutan raya
Kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan, dan/ atau satwa yang
alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi
kepentingan

penelitian,

pendidikan,

ilmu

pengetahuan,

menunjang

budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.


4. Taman laut
Wilayah lautan yang memiliki ciri khas berupa keindahan alam, bermanfaat
bagi kepentingan pariwisata, rekreasi, dan pendidikan.
5. Wanawisata
Obyek-obyek wisata alam yang dibangun dan dikembangkan oleh perum
perhutani didalam kawasan hutan produksi atau hutan lindung secara
terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokoknya.
6. Hutan lindung
Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah.
7. Kebun raya
Kumpulan tumbuh-tumbuhan disuatu tempat, dan tumbuh-tumbuhan
terseubut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan
konservasi, ilmu pengetahuan, dan rekreasi
8. Suaka margasatwa
Mempunyai ciri khas keanekarsagaman dan keunikan jenis satwa, dimana
untuk kelangsungan hidupnya dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
Dengan

adanya

tempat-tempat

seperti

diatas

maka

pelestarian

keanekaragaman hayati menjadi sedikit lebih mudah tetapi alangkah baiknya jika

11

diperlukannya usaha manusia untuk menjaga keankearagaman hayati seperti


berikut ini:
1.

2.

Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
Tidak melakukan pemburuan liar.
Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di

3.
4.
5.
6.

areal sekitar pantai.


Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di

dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam

mencari ikan.
Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
Tidak menggunakan pestisida berlebihan.
Tidak melakukan pencemaran lingkungan.
Melakukan seleksi terhadap makhluk hidup yang akan diburu.
Tidak membedakan antara tanaman atau hewan unggul dan tidak unggul, karena
apabila dibedakan maka yang tidak unggul akan ditinggalkan karena
dianggap tidak menguntungkan dan yang tidak unggul tersebut perlahan-

7.
8.

lahan akan punah.


Melakukan penghijauan.
Melakukan pelestarian secara in situ dan ex situ yaitu pelestarian SDA hayati

didalam dan diluar habitat aslinya.


9. Penetapan kawasan konservasi.
10. Pemanfaatan sains dan teknologi.
2.3 Konservasi keanekaragaman hayati
Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap
memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap

12

mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk


pemanfaatan di masa yang akan datang. Konsevasi adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan alam, konservasi bisa juga
disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata Conservation yang berati pelestarian
atau perlindungan.
1. Tujuan Konservasi
Adapun beberapa tujuan konservasi, yang diantaranya sebagai berikut ini:
Pertama, untuk memelihara maupun melindungi tempat-tempat yang
dianggap berharga supaya tidak hancur, berubah atau punah.
Kedua, untuk menekankan kembali pada pemakaian bangunan lama supaya
tidak terlantar, disini maksudnya apakah dengan cara menghidupkan
kembali fungsi yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau mengganti
fungsi lama dengan fungsi baru yang memang diperlukan.
Ketiga, untuk melindungi benda-benda sejarah atau benda jaman purbakala
dari kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam, mikro
organisme dan kimiawi.
Keempat, untuk melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara
langsung yaitu dengan cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki
baik itu secara fisik maupun secara langsung dari pengarauh berbagai
macam faktor, misalnya seperti faktor lingkungan yang bisa merusak bendabenda tersebut.
2. Manfaat Konservasi
Dari kawasan konservasi terhadap ekosistem, yang diantaranya sebagai
berikut ini:
Untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses
proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
13

Untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
Untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor
alam, mikro organisme dan lain-lain.
Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain
sebagainya.
Jika dari segi ekonomi:

Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga


kehidupan misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan
lain-lain. Kerusakan pada lingkungan akan menimbulkan bencana dan
otomatis akan mengakibatkan kerugian.

Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika


yang terkandung pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan
untuk obat-obatan.

3. Macam-macam Konservasi Keanekaragaman Hayati


1. Taman Nasional, merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas
tertentu baik di darat maupun di laut. Contohnya : Taman Nasional Gunung
Lauser, Taman Nasional Kerinci Seblai, Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan, dan Taman Nasional Ujung Kulon.
2. Cagar Alam, merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas
tumbuhan, satwa, dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada
alam. Jadi di cagar alam ini digunakan untuk melindungi hewan dan
tumbuhan langka.
3. Suaka marga satwa, merupakan kawasan untuk melestarikan hewanhewan langka.
4. Kebun Raya, merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan disuatu tempat,
berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex situ,
ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Contoh: Kebun Raya Bogor, Kebon Raya
Purwodadi.
5. Hutan wisata, merupakan kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat
wilayahnya penuh dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat

14

dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi.


Contoh: Hutan Wisata Pangandaran.
6. Taman laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa
keindahan alam yang ditujuk sebagai kawasan konservasi alam, yang
diperuntukan guna melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Taman laut
Bunaken.
7. Hutan lindung ,merupakan kawasan hutan alam yang biasanya terletak di
daerah pegunugan yang dikonservasi untuk tujuan melindungi lahan agar
tidak tererosi dan untuk mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede
Pangrango.

2.4 Etika Lingkungan


Etika berasal dari Bahasa Yunani ethikos (kata sifat) yang berarti muncul
dari kebiasaan, dan ethos (kata benda) yang berarti watak kesusilaan atau
adat (Barthes, 1983; Syamsuri, 1996). Dalam perkembangannya, etika
merupakan cabang dari filsafat yang bersifat normatif, yang mengkaji mengenai
standar dan penilaian moral (Bhs. Latin mores = adat/cara hidup). MagnisSuseno (1987) menjelaskan bahwa etika merupakan pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Dengan demikian, etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Oleh karena etika merupakan cabang filsafat yang normatif dan terkait
dengan moral, maka etika berperan sebagai penuntun moral yang datang dari
dalam diri manusia itu (Syamsuri, 1996).
Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
dan berhubungan timbal balik. Terdapat beberapa macam kelompok lingkungan
yang dibedakan berdasarkan sifat dan asal mulanya, yaitu lingkungan fisik
(physical environment) contohnya batuan, tanah, gas, air, energi; lingkungan

15

biologis (biological environment) seperti tanaman dan binatang; lingkungan


(social environment) contohnya manusia yang ber-politik, ekonomi dan budaya;
dan lingkungan teknologi (teknosfer environment) contohnya kota, waduk, dan
berbagai produk rekayasa seperti plastik, atau pestisida, dan lain-lain.
Etika lingkungan merupakan pedoman tentang cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang didasari atas nilai-nilai positif untuk mempertahankan fungsi dan
kelestarian lingkungan. Nilai-nilai positif dapat berasal dari berbagai, seperti nilai
agama, budaya, dan moral yang menjadi petunjuk manusia dalam memandang dan
memperlakukan lingkungan. Sebagai sebuah pedoman etika lingkungan juga
berfungsi sebagai kritik atas atas etika yang selama ini dianut oleh manusia, yang
dibatasi pada komunitas sosial manusia. Etika lingkungan hidup menuntut agar
etika dan moralitas tersebut diberlakukan juga bagi komunitas biotis dan
komunitas ekologis (Keraf, 2005).
Etika lingkungan dapat dikatakan sebagai norma dan kaidah moral yang
mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta nilai dan
prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam
tersebut. Oleh karena itu terdapat hubungan antara manusia dan lingkungannya,
bentuk dari hubungan ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Manusia dikuasai lingkungan


Manusia memanfaatkan isi alam
Manusia menguasai alam
Manusia hidup selaras dengan lingkungan hidup
Keanekaragaman hayati yang ada di alam semesta ini harus dijaga dan

dilestarikan agar tidak punah keberadaannya. Oleh karena itu, dalam menjaga
alam beserta keragaman hayatinya manusia perlu merawat alam dengan
menerapkan etika dan moral yang baik bagi lingkungannya. Upaya-upaya yang
dapat dilakukan seperti melestarikan keanekaragaman hayati, yang meliputi
semua spesies tumbuhan, hewan dan organisme lain, juga keragaman etic serta
keragaman ekosistem, menghormati dan memelihara komunitas kehidupan yang
berupa komponen abiotik dan biotiknya yang beranekaragam, menjaga berbagai
16

bentuk lingkungan baik itu lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan


buatan.Etika lingkungan dalam menjaga tanggung jawab atas pemeliharaan
keanekaragaman hayati ini pun sebaiknya didasari dengan seluruh prinsip-prinsip
dari etika lingkungan. Keraf (2005: 143-159) memberikan minimal ada sembilan
prinsip dalam etika lingkungan hidup.
1. Respect for Nature
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia
sebagai bagian dari alam.
2. Moral Responsibility with Nature
Tanggung jawab ini berupa tindakan bersama secara nyata untuk menjaga
alam.
3. Cosmic Solidarity
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa sepenanggungan dengan alam dan
dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan.
4. Caring for Nature
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak
didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam
5. No Harm
Yaitu tidak merugikan atau merusak alam, karena manusia mempunyai
kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam.
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek
eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap pemanfaatan alam yang sama bagi semua
kelompok dan anggota.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman
sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan

17

didalam menentukan baik-buruknya, rusak-tidaknya, suatu sumber daya


alam.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku
moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan
kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.

BAB III
PENUTUPAN
1.

KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati adalah semua kehidupan diatas bumi ini baik
tumbuhan, hewan, jamur, mikroorganisme, serta berbagai materi genetic yang
dikandungnya dan keanekaragaman system ekologi dimana mereka hidup.
Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetic relative dari
organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada didarat, laut,
maupun sistem-system perairan lainnya.
Dalam beberapa dekade terakhir, ada beberapa jenis spesies yang sudah
cukup sulit kita temukan di alam bebas. kerusakan keanekaragaman hayati yang
ada di lingkungan ini disebabkan oleh laju peningkatan populasi manusia dan
konsumsi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan; kebutuhan manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas, penyempitan spektrum produk yang
diperdagangkan dalam bidang pertanian, kehutanan dan perikanan; sistem dan
kebijakan ekonomi yang gagal dalam memberi penghargaan pada lingkungan dan

18

sumber dayanya; kurangnya pengetahuan dan penerapan; sistem hukum dan


kelembagaan yang mendorong eksploitasi; perburuan yang tidak bijaksana; faktor
rusaknya ekosistem. Kita dapat memulai melestarikan keanekaragaman hayati
mulai dari diri sendiri dengan cara mudah seperti membuang sampah pada
tempatnya, menggunakan pestisida alami, menggunakan pupuk organik, tidak
tergantung pada salah satu spesies untuk diburu atau dimakan, tidak membunuh
makhluk hidup sehingga mengganggu rantai makanan, dan dengan penetapan
kawasan konservasi seperti cagar alam, taman laut, wanawisata, kebun raya, hutan
lintung dan sebagainnya.
Untuk tetap menjaga keanekaragaman hayati yang ada diperlukan suatu
tanggung jawab disertai dengan etika dan moral yang dapat menghargai
lingkungan hidup. Etika lingkungan dalam menjaga tanggung jawab atas
pemeliharaan keanekaragaman hayati ini pun sebaiknya didasari dengan seluruh
prinsip-prinsip dari etika lingkungan.
2.

SARAN
Para mahasiswa yang memiliki semangat muda yang tinggi, harus
diimbangi dengan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Terutama dalam
kelestarian keanekaragaman hayati yang sangat berarti bagi kehidupan kita, maka
dari itu perlu adanya kesadaran diri yang baik unuk melestarikan keaneragaman
hayati ini, dengan peduli terhadap lingkungan sekitar baik itu dengan manusia,
tumbuhan, ataupun hewan. Dan menjaga lingkungan ini sehingga memiliki
lingkungan yang baik.

19

DAFTAR PUSTAKA

Enger,E.D and Bradlery F.S (2010). Environmental Science: Study of


Internatioship.Boston: McGraw Hill
Hadi Alikondra (2008). Global Warming. Bandung: Penerbit Nuansa.
IUCN-UNEP, WWF. Bumi Wahana, Strategis Menuju Kehidupan Yang
Berkelanjutan .Jakarta: PT.Gramedia
Rukaesih Achmad (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
Salim, E. 1986. Pembangunan Berwawasan lingkungan. LP3ES: Jakarta.
Soemarwoto, O.1994. EKologi lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung:
Penerbit Djambatan
Soerjani, M.Rofiq dan M. Rozy, M.1987. Lingkungan Sumber Daya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press.

20

Anda mungkin juga menyukai