yang memadai, karena anggaran merupakan parameter yang paling utama dalam
memperlihatkan prioritas yang dilakukan oleh sebuah pemerintah.
Pemerintah kota Surabaya mempunyai cara lain untuk mencerdaskan
tingkat pendidikan masyarakatnya. Pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan
Daerah setempat telah meluncurkan program Hibah Biaya Operasional
Pendidikan Daerah (Bopda) untuk sekolah negeri dan swasta. Program ini
ditujukan untuk tingkat pendidikan dasar dan tingkat pendidikan menengah.
Namun penulis hanya membatasi untuk mengulas hibah Bopda di tingkat SMA
atau SMK swasta di Surabaya.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah tahun
2011 yang disingkat dengan Bopda merupakan petunjuk teknis penggunaan dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya
pada sektor pendidikan yang memperoleh 30%. Terbitnya Perwali Kota Surabaya
ini dalam rangka pendampingan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
tahun 2011 yang perlu didukung dengan pembiayaan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diwujudkan dalam bentuk
program atau kegiatan biaya operasional pendidikan. Tujuan diterbitkannya
Perwali tersebut agar pengelolaan biaya operasional sekolah dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien, akuntabel sesuai dengan prinsip pengelolaan keuangan
daerah dan meminimalisir tingkat penyalahgunaan dana yang mengarah pada
permasalahan pidana korupsi.
Pada Peraturan Walikota Surabaya Nomor 54 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pengganggaran, Pelaksanaan, dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menyatakan bahwa
terhadap pemeriksaan/audit hibah berupa uang dengan jumlah diatas Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dilakukan pemeriksaaan/ audit oleh
Kantor Akuntan Publik/ pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan terhadap penggunaan hibah berupa uang dengan
jumlah sampai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dapat dilakukan
pemeriksaan/ audit oleh pejabat yang berwenang sesuai perundang-undangan.
Pembiayaan penggunaan Kantor Akuntan Publik dibebankan pada masing-masing
penerima hibah. Pelaksanaan pemeriksaan/ audit oleh Kantor Akuntan Publik/
pejabat yang berwenang harus bersifat atestasi sehingga dapat memberikan
pendapat tentang kecukupan prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk tujuan
pelaporan pertanggungjawaban.
Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah jenis audit/pemeriksaan yang diterapkan atas penggunaan dana
Bopda pada SMK X Surabaya?
2. Bagaimanakah prosedur-prosedur audit/pemeriksaan atas penggunaan
dana Bopda SMK X Surabaya?
Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis jenis audit yang digunakan dalam
penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur-prosedur yang diterapkan
dalam penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Auditing
Terdapat beberapa pengertian auditing, di antaranya yaitu menurut Alvin
Arens et.al, (1996:1) auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang
mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari
keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang
terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengertian auditing
menurut Mulyadi (2010:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan. Pengertian auditing menurut William Boynton et.al, (2002:5)
adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Jenis-jenis Audit
1. Audit laporan keuangan
2. Audit kepatuhan
3. Audit operasional
Opini Audit
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis-jenis Auditor
1. Auditor independen
2. Auditor internal
3. Auditor pemerintah
3
Proses Audit
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri.
2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan.
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna
laporan keuangan.
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit.
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk
memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan
melaksanakan pengujian substantif.
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu
pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah.
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Standar Auditing
Secara umum terdapat sepuluh standar auditing dalam Standar Profesional
Akuntan Publik yang terbagi atas Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan,
dan Standar Pelaporan. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor;
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor;
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya;
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan;
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya;
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor;
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang secara khusus
dikumpulkan peneliti dari sumber asli untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer yang diambil pada penelitian ini adalah data yang berupa opini subjek
penelitian secara individual dengan metode wawancara dengan pihak-pihak terkait
yaitu dengan auditor dan staf yang menghasilkan data-data Bopda serta
pengetahuan mendalam tentang Bopda. Data primer yang dikumpulkan tersebut
akan memberikan informasi yang diperlukan dalam proses audit/pemeriksaan atas
penggunaan Bopda.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui perantara. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi talaah literatur
untuk membentuk landasan teori, penelitian terdahulu atau dari teori yang ada
untuk mengukur kriteria-kriteria penelitian, bukti, catatan, dokumen atau arsiparsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder diperoleh
dari buku-buku, internet, dan literatur terkait lainnya. Bukti-bukti yang dihasilkan
adalah berupa:
a. Proposal kegiatan
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah
c. Surat Perjanjian
d. Lembar Rekapitulasi Anggaran Keuangan
e. Bukti Kas Umum
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Observasi/Pengamatan.
Observasi/Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data dengan cara
mengamati aktivitas dan kondisi obyek penelitian. Teknik ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui operasional instansi, budaya kerja dan
penerapan teknologi oleh instansi pemerintah.
2.
Interview/Wawancara.
Interview/Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab
langsung terhadap pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data
dan keterangan yang berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik ini
dilaksanakan untuk mengetahui kondisi internal instansi pemerintah.
3.
Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data-data dan
dokumen instansi pemerintah yang relevan dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Langkah-langkah teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang dipahami.
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan audit.
3. Mengetahui prosedur-prosedur penggunaan dana Bopda SMK X Surabaya.
PEMBAHASAN
Jenis Audit yang Digunakan dalam Bantuan Operasional Pendidikan Daerah
Untuk pertanggungjawaban laporan penggunaan dana hibah Bantuan
Operasional Pendidikan Daerah (Bopda) SMK X Surabaya sesuai pasal 9
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 Tahun 2011, maka untuk laporannya
dapat diaudit/diperiksa oleh kantor akuntan publik. Pada tahun 2011 SMK X
Surabaya memberikan tanggung jawab pelaporan kepada KAP Abdul Ghonie
Abubakar. Pada tanggal 15 Desember 2011 kedua belah pihak yaitu pihak
pertama adalah SMK X Surabaya dengan pihak kedua adalah KAP Abdul Ghonie
Abubakar menandatangai surat perjanjian dan telah sepakat untuk melaksanakan
jasa audit atas penggunaan dana hibah Bopda SMK X Surabaya selama tahun
2011.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), untuk perikatan
antara kedua belah pihak ini adalah perikatan pemeriksaan sesuai Standar Atestasi
Kepatuhan Seksi 500. Tujuan prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan KAP
Abdul Ghonie Abubakar atas asersi manajemen tentang kepatuhan terhadap
persyaratan tertentu adalah untuk menyatakan pendapat tentang apakah asersi
manajemen disajikan secara wajar dalam semua hal yang material berdasarkan
kriteria yang disepakati. Untuk menyatakan pendapat semacam itu, KAP Abdul
Ghonie Abubakar harus mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung
asersi manajemen tentang kepatuhan terhadap persyaratan tertentu.
Perencanaaan suatu perikatan untuk memeriksa asersi manajemen tentang
kepatuhan SMK X Surabaya terhadap persyaratan yang meliputi kegiatankegiatan yang dilakukan dengan menggunakan dana dari APBD yang telah diatur
dalam Perwali Surabaya Nomor 12 Tahun 2011. Penyajian asersi dapat
berhubungan dengan penggolongan pos untuk penerimaan dan pengeluaran pada
tahun 2011. Di dalam pos pengeluaran terdapat 8 aspek kegiatan yang harus
dipatuhi yaitu:
1. Pengadaan alat tulis kantor
2. Pembayaran rekening listrik, air, telepon, dan internet
3. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Pengembangan Kurikulum
5. Kegiatan Kesiswaan Akademis maupun Non-Akademis
6. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
7. Pemeliharaan Gedung dan Fasilitas Sekolah Swasta
8. Pengembangan Lembaga Sekolah Swasta
Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor untuk menentukan dan
memilih aspek yang akan diuji yaitu:
a. Tingkat persyaratan kepatuhan pada tingkat aspek
b. Pertimbangan materialitas
c. Sifat dan luasnya kegiatan yang dilaksanakan pada tiap aspek
d. Kesamaan kegiatan dan pengendalian terhadap kepatuhan pada tiap aspek
10
SMK X
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA HIBAH BOPDA
PERIODE 1 JANUARI 2011 S/D 31 DESEMBER 2011
URAIAN
Jumlah (Rp)
517.104.000,00
514.368.000,00
Jumlah
1.031.472.000,00
Total Penerimaan
1.031.472.000,00
PENGELUARAN
1. Pengadaan Alat Tulis Kantor
63.166.682,00
99.681.132,00
52.100.400,00
4. Pengembangan Kurikulum
207.393.050,00
138.520.199,00
316.350.187,00
130.451.950,00
23.808.400,00
Jumlah
1.031.472.000,00
Total Pengeluaran
1.031.472.000,00
0,00
11
penerimaan dan pengeluaran yang digunakan oleh SMK X Surabaya ini sudah
seimbang sehingga menghasilkan saldo Rp 0,00
SMK X
ARUS KAS
PERIODE 01 JANUARI 2011 S/D 31 DESEMBER 2011
URAIAN
Saldo Kas Awal
Jumlah (Rp)
0,00
517.104.000,00
514.368.000,00
Jumlah
1.031.472.000,00
Total Penerimaan
1.031.472.000,00
63.166.682,00
99.681.132,00
52.100.400,00
207.393.050,00
138.520.199,00
316.350.187,00
130.451.950,00
23.808.400,00
1.031.472.000,00
0,00
0,00
1.031.472.000,00
Tahapan Audit
Berikut ini perbedaan tahapan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan
publik dengan standar yang berlaku:
Tahapan Audit
Pelaksanaan
(Actual)
Surat Penugasan
Audit
Understand Client Business None
Surat Perikatan
Audit General
Metode Pemeriksaan
Sampling
Laporan
Audit General
Sumber: Data diolah sendiri oleh penulis
Yang Sebenarnya
(Standards)
Audit
None
Atestasi/ Pemeriksaan
Full check
Pemeriksaan (Atestasi)
12
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah SMK X Surabaya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis audit/pemeriksaan adalah atestasi pemeriksaan. Karena jika
menggunakan audit tidak mencukupi kriteria-kriteria yang dibutuhkan. Oleh
sebab itu menggunakan atestasi pemeriksaan karena lebih sesuai.
2. Prosedur yang dilakukan adalah prosedur yang sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berikut ini adalah
rekomendasi yang diberikan oleh penulis:
1. Bagi SMK X Surabaya :
a. SMK X Surabaya seharusnya mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
akuntansi dan audit untuk mendukung pemahaman dalam mengelola dana
Bopda.
b. SMK X Surabaya sebaiknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya
laporan bagi penilaian kinerja mereka
2. Bagi Pemerintah Kota Surabaya:
a. Sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya memberikan pelatihan tentang
akuntansi dan audit kepada pengurus sekolah agar bisa menggunakan dana
Bopda dengan tepat.
b. Sebaiknya Pemerintah Kota Surabaya menentukan jenis audit yang
digunakan oleh pihak yang melakukan pelaporan terhadap penggunaan
dana Bopda.
3. Bagi Kantor Akuntan Publik:
a. Sebaiknya melakukan komunikasi yang rutin kepada pihak sekolah dengan
pihak yang berwenang agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan
pembuatan/ penentuan jenis audit/pemeriksaan.
b. Sebaiknya kantor akuntan publik menggunakan standar yang sesuai
dengan jenis audit/pemeriksaan berlaku dengan tepat dalam melakukan
proses auditnya.
c. Sebaiknya kantor akuntan publik menggunakan standar yang sesuai
dengan
jenis
audit/pemeriksaan
dalam
pembuatan
format
laporan/pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2011. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 12 tentang Petunjuk Teknis
Pemberian Hibah Biaya Operasional Pendidikan Daerah Kepada
Sekolah Swasta.
13
Aparatur Negara
No.
Arens Alvin A., Elder Randal J., Beasley Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance jilid 1 edisi 12. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Jusup, Haryono Al. 2002. Auditing. Yogyakarta: STIE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
14
15