Anda di halaman 1dari 23

KASUS

ANGINA PECTORIS

Oleh:
Nurul Huda

208.121.0021

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMA
MALANG
2014

ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Tn. A

Umur

: 30 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Lowokwaru - Malang

Suku

: Jawa

II. ANAMNESIS
A.

Keluhan Utama
Sesak nafas

B.

Riwayat Penyakit Sekarang


Penderita datang dengan sering mengeluh sesak nafas yang sering
kambuh apabila terkena debu rumah dan pasien merupakan perokok. Pasien
juga mengeluh batuk batuk berdahak apabila sesak nafasnya kambuh.
Meskipun tidak setiap hari kambuh, dalam satu minggu kekambuhan bisa
terjadi satu sampai dua kali. Dalam satu bulan bisa terjadi 2 sampai 3 kali
sesak. Pada malam hari kadang tidurnya terganggu. Saat sesak kambuh
nafasnya bunyi ngik ngik.
Pasien mengaku sesaknya dialami sejak 5 tahun yang lalu dan sering
kambuh. Pasien mengkonsumsi obat isuprel. Ayah pasien juga menderita
asma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan takanan darah 140/100 mmHg, RR :
25x/mnt, nadi 88x/mnt, BB: 50 kg, TB: 160. Pada pemeriksaan paru
didapatkan wheezing.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan bahwa sesaknya dirasakan sejak 5 tahun yang lalu

Riwayat Keluarga
Ayah menderita asma
Vital Sign
Tekanan darah

: 140/100 mmHg

Nadi

: 80 x / menit

Suhu

: 36,5 C

Pernapasan (Frekuensi dan tipe)

: 28 x / menit

Pemeriksaan Paru: didapatkan wheezing


Diagnosis Kerja
Asma Bronchiale
1. Identifikasi problem
1.
2.
3.
4.

Sesak nafas
Batuk berdahak
Pasien merupakan perokok
Alergi debu
2. Tujuan Terapi
1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2. Mengurangi batuk.
3. Memberi edukasi kepada pasien untuk berhenti merokok dan menghindari
faktor pencetusnya.
3. P Treatment
a. Medikamentosa
Bronkodilator Salbutamol
Steroid Metilprednisolon
Mukolitik Ambroksol .
b. Non medikamentosa (KIE)
Berhenti merokok
Menghindari faktor pencetus (debu)
Hentikan obat isopriel.

Untuk menentukan P Treatment, perlu diketahui aturan pemberian terapi asma


bronkial sesuai dengan derajat penyakit. Obat yang digunakan dalam
melakukan terapi asma sesuai derajat penyakit antara lain:

Yang termasuk obat asma:


a.

Agonis 2 adrenergik
Obat ini punya efek anti bronkodilatasi. Terbutalin, salbutamol, dan
feneterol memiliki lama kerja 4 6 jam, sedangkan agonis 2 longacting bekerja lebih dari 12 jam, seperti salmeterol, formoterol,
bambuterol dan lain-lain.

b.

Metilxantin
Teofilin termasuk golongan ini. Efek bronkodilatornya berkaitan
denagn konsentrasinya di dalam serum. Efek samping obat ini dapat
ditekan dengan pemantauan kadar teofilin serum dalam pengobatan
jangka panjang.

c.

Antikolinergik
Golongan ini menurunkan tonus vagus instrinsik dari saluran nafas

d.

Kortikosteroid

e.

Natrium

Kromolin

(sodium

cromoglycate)

merupakan

antiinflamasi non steroid.


f.

Obat lain: Adrenalin dapat diberikan pada serangan asma yang


tidak tersedia 2-agonis. Sedangkan antikolinergik berfungsi sebagai
bronkodilator pada serangan asma, namun kerjanya tidak terlalu poten
dibandingkan 2-agonis kerja cepat. Sebagai pengendali asma juga
terdapat golongan antihistamin seperti ketotifen. Obat asma yang
relatif baru adalah leukotriene modifiers yang mekanisme kerjanya

menghambat 5-lipoksigenase sehingga memblok sintesis leukotrien


dan memblok reseptor leukotrien. Saat ini yang beredar di Indonesia
adalah zafirlukas (antagonis reseptor leukotrien) (PDPI, 2004).

4. P Drug

A. Obat Asma

Nama
Golongan

Nama Generik
Salbutamol

Agonis 2
selektif

Terbutalin

EFFICACY
Farmakodinamik Farmakokinetik
- Melalui aktivasi
A : salbutamol
inhalasi secara
reseptor 2
cepat di absorbsi
menimbulkan
5-15 nenit
relaksasi otot
mencapai parupolos melalui
paru dan bekerja
CAMP
intraseluler yang langsung pada
otot polos.
mengaktivasi
bronkus.
protein kinase
- Bronchodilatasi D : Salbutamol
tidak terikat pada
& Hambat
protein plasma .
pelepasan
E: 77-97 %
mediator o/
diekskresi melalui
mastcell
urin.
oral : tab 2-4mg
2-3x/hari
inhalasi : 100
mcq

SAFETY
Efek Samping
Tremor ringan,
palpitasi, mual,
pusing, mulut kering,
kram otot ,
hipokalemi

SUITABILITY
Peringatan
Hipersensitif
Pemantauan pada
pengguna yang hamil
atau laktasi,
hipertyroid, ggn
konvulsi, penyakit
jantung parah.
Interaksi obat dengan
propanolol, MAOI,
adrenergik lain,
antidepresan trisiklis.

- Melalui aktivasi - Pada dosis

Tremor otot

Hipertensi, penyakit
jantung koroner,
gagal jantumg
kongestif, hipertiroid
dan diabetes.

reseptor 2
menimbulkan
relaksasi otot
polos.
- Bronchodilatasi
& Hambat
pelepasan
mediator o/
mastcell

kecil kerja obat


rangka,
ini pada
kegelisahan,
reseptor 2
kadang-kadang
jauh lebih kuat
kelemahan..
daripada
Rasa gugup,
kerjanya pada
takikardi,
reseptor 1,
palpitasi, ngantuk,
tetapi bila
nyeri kepala,
dosisnya di
nausea, muntah,
tinggikan,
dan berkeringat
selektifitas ini
terutama pada
hilang.
pemberian per
Dosis :
oral.,
1. Inhalasi/ aerosol
0,2
mg/semprot
2. Oral
(efektif)Tabl
et 2,5 5 mg
3. Sub kutan
1mg/ml

COST
Rp. 90.000 tablet
( 4 mg).

TAB : Rp.80.000
(2,5 mg)

Dipilih golongan agonis 2 yaitu Salbutamol karena: pada serangan ringan sampai sedang obat lini pertama adalah agonist 2 selektif
short acting yang paling efektif dibandingkan jenis lainnya. Salbutamol tidak spesifik, tetapi biasanya efek 1 (stimulasi jantung) tidak
timbul pada pada dosis bronkodilatasi sehingga tidak menimbulkan efek samping hipertensi. Meskipun harganya relatif sedikit lebih
mahal akan tetapi pada pasien tidak memberatkan bila dibandingkan dengan efektifitas kerja obat.
B. Obat Kortikosteroid

10

Nama
Golongan

Nama Generik
Kromolin

Antiinflamasi

EFFICACY
Farmakodinamik
Per inhalasi
Mekkerja :
hambatdegranu
lasisel mast
- Memungkinkan
penurunan dosis
bronkodilator
dan
kortikosteroid
oral.

Kromoglikat
Dosis :
- Aerosol paru :
800 g/semprot
dalam tabung
inhaler 200 dosis ;
20mg kapsul untuk
inhalasi; 20 mg/2
ml untuk nebulisasi
- Aerosol hidung :
5,2 mg/semprot
- Oral : kapsul
100 mg

Glukokotikoid antiinflamasi :
menghambat
(Beklometason)
prod sitokin
oral :
inflamasi (PG
&leukotrien) &
Prednison
me infiltrasi
inhalasi :
sel inflamatori
triamsinolon,
(medestruksi
budesonid,
epitel, mukus, &
flutikason,
bronkonstriksi )

Farmakokinetik
Absorbsi :
kromolin bersifat
buruk setelah
pemberian secara
apapun, kerjanya
bersifat lokal.
Sejumlah kecil
dapat mencapai
sirkulasi
sistemik setelah
inhalasi
Distribusi: Tidak
menembus
membran biologik
denganbaik
Metabolisme dan
ekskresi :
diekskresi dalam
empedu dan urin
tanpa mengalami
perubahan
Waktu Paruh : 80

SAFETY

Efek samping
ES : Batuk,
edemlaryng,
nyerisendi,sakitk
epala, rash,
nausea
Pada pasien
dewasa kurang
efektif
dibandingkan
dengan
kortikosteroid
inhalasi,tapi
dapat digunakan
untuk
menurunkan efek
samping akibat
penggunaan
kortikosteriod
jangka panjang.

SUITABILITY

COST

Peringatan
Hipersensitif, asma
akut, gangguan
ginjal, ibu menyusui,
ibu hamil.

Nedokromil
Natrium
Dosis :
Aerosol paru :
1,75 mg/semprot
dalam tempat
berisi 112 dosisterukur

Penggunaan
:
- oral : asthma
attack, asma
berulang
- inhalasi : first
line treatment
asma ringan dan
berat
- terapikontrol

Kortikosteroid
inhalasi :
kandidiasis oral,
serak, pemassa
tulang

Sebaiknya tidak
digunakan selama
trimester 1
kehamilan,
kecuali manfaat
lebih besar dari
resiko.
Obstruksi
hipertrofi
kardiomiopati.

11

Menggunakan steroid yaitu untuk memperbesar diameter saluran nafas pada pasien asma dengan menurunkan reaksi inflamasi bronkus
(misalnya edema, hipersekresi mukus) dan dengan modifikasi reaksi alergi. Dipilih Methylprednisolon karena prednisolon mempunyai
efek penimbunan cairan yang lebih tinggi dibandingkan metilprednisolon, sehingga lebih baik menggunakan metilprednisolon untuk orang
dengan memiliki sakit atau mempunyai faktor resiko hipertensi. Untuk dosis 5 mg prednisolon setara dengan 4 mg metilprednisolon,
sehingga penggunaan metilprednisolon lebih ringan dibanding prednisolon.

C. Obat Mukolitik

12

Nama
Golongan

Nama Generik

EFFICACY
Farmakodinamik

bromhexin

mengecerkan
sekret saluran
napas dengan
jalan memecah
benang-benang
mukoprotein dan
mukopolisakarid
a dari sputum

Mukolitik

Asetilsistein

Asetilsistein
memiliki efek
mukolitik sehingga
menurunkan
viskositas sekret
paru. Hal tersebut
terjadi akibat
aktivitas mukolitik
zat ini langsung
terhadap
mukoprotein
dengan melepaskan
ikatan
disulfidanya.

Ambroksol

Merangsang
produksi
surfaktan,
menurunkan
tegangan

Farmakokinetik
Dimetabolisme di
hepar.
Bioavailibilitas
sekitar 20% dan
terdistribusi ke
jaringan tubuh
serta terikat
protein plasma.
85-90%
diekskresikan di
urin sebagai
metabolit..

SAFETY

SUITABILITY

COST

Efek samping
Hipersensitifitas,
Mual,
peningkatan
transaminase
serum.

Peringatan
kehamilan dan
pada masa
menyusui. Hatihati penggunaan
pada penderita
tukak lambung.

Cepat
spasme bronkus,

diabsorbsi oleh terutama pada pasien


saluran
cerna asma. Selain itu,
(oral).Onset
dapat pula muncul
kerja
terjadi mual, muntah,
dalam 1 menit, stomatitis, pilek,
dan puncaknya hemoptisis, dan
sekitar
5-10 terbentuknya sekret
menit.
berlebihan.
Konsentrasi
plasma puncak
dicapai 1-2 jam
setelah
pemberian.Terik
at
protein
sekitar
50%.Metabolis
me di hati.
Ekskresi di urin
dan waktu paru
6,25 jam (oral)
dan 5,58 jam
(iv).

Hipersensitifitas,
ibu hamil, anakanak.

Cap 200 mg x 60
(219.000)
Tab 600 mg x 20
(180.000).
Dry syr 100
mg/5ml (35.000).
Granul 200 mg
(117.000)
Amp 300mg/3ml
x 5 (177.000).

Hipersensitif
terhadap
Ambroxol.
Ibu hamil dan
menyusui.

Tablet 30 mg x 10
13
(45.000)
Syr 14.100
Foerte syr 22.000

Dimetabolisme di
hepar,

terakumulasi di
paru-paru dan
waktu paruh

- Efek samping yang


ringan pada saluran
cerna. , Reaksi alergi,
kulit, pembengkakan
wajah, dyspnea,
demam.

Tab 8 mg x 10
(23.170)
Syr 4 mg/60 ml
(11.000).

Diberikan mukolitik yaitu untuk membantu mengencerkan dahak, dimana pada asma terjadi hipersekresi mukus, dan untuk itu dipilih
Ambroksol karena metabolit memiliki efek bronchosecretolytic lebih besar dari Bromhexine, ambroksol merangsang produksi surfaktan,
menurunkan tegangan permukaan dan sebagai anti-inflamatory. Namun harganya cukup mahal tetapi efek sampingnya di gastrointestinal

ringan dibandingnya lainnya. Ambroksol memiliki bioavaibilitas yg cukup tinggi yaitu 79% dibandingkan dengan bromhexin.

14

P Drug Asma Bronchiale:


1. GOL Agonis 2 ( Salbutamol)
Alasan: agonist 2 selektif short acting yang paling efektif sebagai
bronkodilator.
Efek: merelaksasi otot polos melalui peningkatan cAMP intraseluler yang
mengaktivasi suatu protein kinase.
2. Kortikosteroid (metilprednisolon)
Alasan: Untuk menurunkan reaksi inflamasi pada bronkus (misalnya edema,
hipersekresi mukus).
Efek: efek yang kuat sebagai anti-inflamasi.
3. Mukolitik (ambroksol)
Alasan: untuk menurunkan batuk
Efek: mengecerkan sekret saluran napas
5. Prescribe
Nama : dr. Afif Izuddin, S. Ked
SP/SIP 208.121.0054
Alamat : Jl.Joyomulyo 320 Malang
Jam praktek 18.00-21.00 WIB
Tlp: 081938122144
Malang, 23 Juli 2014
R/ Salbutamol inhaler 100 mcq fl. No.I
S prn 1 spray
R/ Metilprednisolon tab 4 mg No.XV

S 3 dd tab 1 h. pc
R/ Ambroksol tab 30 mg No. XV
S 3 dd tab 1 pc

Pro : Tn. ABB: 50 kg


Usia :30 tahunAlamat : Lowokwaru

15

6. Informasi Obat
( Salbutamol)

Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya


asma

Efek samping : Tremor ringan, palpitasi, mual, pusing, mulut kering, kram otot ,
hipokalemi

kontra indikasi : aritmia jantung yang berhubungan dengan takikardia,


angina, aritmia ventrikular yang memerlukan terapi inotopik, takikardia
atau blok jantung yang berhubungan dengan intoksikasi digitalis (karena
isoproterenol).

dosis: tab 4 mg 3-4 kali sehari.

interaksi: antihistamin, bloker alfa adrenergik, beta bloker, glikosida


jantung, inhibitor monoamin oksidase, nitrat.

(Metilprednisolon)

diminum setelah makan

efek samping : menurunkan sistem imun, moon face, Peningkatan tekanan


cairan di mata (glaukoma)

kontra indikasi : sistemic fungal infection.

dosis 4-48 mg/hari

interaksi : ketokonazol.

(Ambroksol)

diminum setelah makan

efek samping: gangguan GI namun ringan

kontraindikasi: ulkus gaster.

Dosis : 30 mg 3 kali sehari.

Interaksi obat: tidak boleh digunakan dengan antitusif.

16

SKENARIO
ILUSTRASI
SKENARIO P DRUGS KIE
Penderita datang dengan sering mengeluh sesak nafas yang sering kambuh
apabila terkena debu rumah dan pasien merupakan perokok. Pasien juga mengeluh
batuk batuk berdahak apabila sesak nafasnya kambuh. Meskipun tidak setiap
hari kambuh, dalam satu minggu kekambuhan bisa terjadi satu sampai dua kali.
Dalam satu bulan bisa terjadi 2 sampai 3 kali sesak. Pada malam hari kadang
tidurnya terganggu. Saat sesak kambuh nafasnya bunyi ngik ngik.
Pasien mengaku sesaknya dialami sejak 5 th yang lalu dan sering kambuh.
Pasien mengkonsumsi obat isuprel. Ayah pasien juga menderita asma. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan takanan darah 140/100 mmHg, RR : 28x/mnt, nadi
88x/mnt, BB: 50 kg, TB: 160. Pada pemeriksaan paru didapatkan wheezing.
Setelah itu dokter memberikan Salbutamol inhaler, metilprednisolon,
ambroksol. Kemudian Dokter menjelaskan kie kepada pasien.
Dokter: Assalamualaikum pak,,, perkenalkan saya dr. Rifa, saya dokter jaga disini
pak...
Pasien:

Waalaikumsalam

dokter...saya Ainul.

Bagaimana

keadaan

saya

dokter..???
Dokter: Bapak, penyakit bapak ini namanya sakit Asma, gejalanya berulang
berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada
malam dan atau dini hari. Nah...Asma sifatnya hilang timbul pak, artinya
dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi dapat juga
kambuh dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan
kegawatan. Gejala ini bisa diatasi dengan obat tergantung pada tingkat
sakitnya Pak...
Pasien: Lho, kenapa kok saya bisa terkena Asma dok? Dulu saya waktu kecil
tidak pernah kena asma...

17

Dokter: penyebab asma 2 faktor yang berperan yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Ada beberapa proses yang terjadi sebelum pasien menjadi
asma:
seseorang dengan risiko genetik dan lingkungan apabila terpajan dengan
pemicu maka akan timbul sensitisasi pada dirinya. Nah, disini bapak
mempunyai resiko genetik asma dari ayah Pak Ainul dan Seseorang
yang telah mengalami sensitisasi maka belum tentu menjadi asma. Itulah
kenapa bapak tidak sesak sejak kecil.
Nahh...kenapa baru sekarang bapak muncul asma karena di tubuh bapak
sudah ada bakat dan apabila ada faktor-faktor pemicu (debu) akan terjadi
penyembitan pada saluran nafas khususnya di bronkus, terjadi peningkatan
penumpukan sekret di saluran nafas dan terjadi pembengkakan maka itu
terjadi sesak. oleh karena itu harus selalu di pantau keadaan bapak, jadi
untuk sementara obat nya di minum duluyang teratur ya pak
Pasien: tadi obatnya dikasih apa ya dok? langsung di minum atau bagaimana
dok,.?
Dokter: obat semprotnya ini untuk melebarkan jalan nafas bapak yang
menyempit jadi bapak gunakan hanya pada saat serangan sesak, jika tidak
sesak bisa bapak simpan untuk digunakan sewaktu waktu. Cara
pemakaiannya:
1) Bukalah penutup ujung inhaler lalu kocok inhaler dengan kuat.
2) Pegang inhaler di depan mulut dengan kepala agak menengadah.
Tempatkan ujung inhaler di dalam mulut di atas lidah dan tutup inhaler
dengan bibir Anda. Mulailah menarik nafas perlahan dan tekan inhaler
1 kali bersamaan dengan menarik nafas perlahan sedalam-dalamnya.
4) Tahan nafas Anda selama 10 detik atau selama mungkin yang Anda
sanggup, sebelum menghembuskan nafas perlahan untuk memastikan
seluruh obat masuk ke saluran nafas.

Simpan inhaler pada suhu sejuk, kering, terhindar dari cahaya dengan
mulut inhaler menghadap ke bawah.
Untuk obat minumnya diminum 3 kali dalam sehari jam setelah makan
ya pak....jadi jangan diminum pada saat perut kosong.

Kalau

18

metilprednisolon, Obat ini saya berikan untuk mengurangi bengkak di


saluran nafasnya dan ambroksol digunakan untuk mengencerkan
dahaknya. Disini obatnya untuk lima hari ya pak agar kita bisa evaluasi
bagaimana kemajuan pengobatan ini.
Pasien: apakah obat obatan dari dokter ini tidak ada efek sampingnya? Tidak
berbahaya kan dok?
Dokter: setiap obat tentunya punya efek samping pak.. tapi efek samping ini bisa
kita minimalkan dengan bapak menggunakan dan mengkonsumsi obat
seuai dengan aturan yang saya berikan.
Untuk obat semprot:
- gemetar pada anggota badan
- jantung berdegup lebih kencang
Untuk metilprednisolon: efek samping jangka pendeknya terutama adalah
iritasi lambung, sehingga timbul perih, rasa tidak nyaman diperut. Untuk
jangka panjang juga tidak baik pak, maka penggunaannya sesuai petunjuk
dokter.
Untuk ambroksol: bisa menyebabkan mual, muntah untuk itu diminum
jam setelah makan.
Pasien:apakah tidak berbahaya jika saya menggunakan dua obat ini sehari hari?
Dokter: tidak pak...asalkan penggunaannya sesuai anjuran.
Yang perlu bapak ketahui bahwa jika bapak menggunakan obat semprot ini
bapak jangan minum obat obatan anti darah tinggi, konsultasikan pada
saya atau ahli jantung terlebih dahulu. Karena ada obat anti darah tinggi
yang dapat menurunkan kerja dari obat ini. Dan juga jangan dikonsumsi
berdekatan dengan konsumsi kopi ya pak... karena nanti bapak akan sulit
untuk tidur.
Untuk obat minumnya digunakan setelah makanan untuk meminumkan
iritasi lambung. Pada Penggunaan metil prednisolon jangan menggunakan
obat anti jamur karena terjadi hambatan kuat pada metabolisme obatnya.
Dan pada penggunaan obat batuk jangan sampai mengkonsumsi dosis.
Buat yang ambroksol ini untuk mengurangi batuk bapak, jadi sebaiknya
jagan menggunakan obat batuk yang lainnya juga.

19

Pasien:Wah baiklah dokter semoga saya lekas sembuh, lalu kapan ini baiknya
saya kontrol dokter?
Dokter: lima hari lagi saat obat habis datanglah kembali kemarin ya pak.. untuk
menilai keberhasilan terapi, adakah keluhan lain dari Pak Ainul , gejalanya
semakin hilang atau justru semakin bertambah. Bagaimana pak, apakah
ada penjelasan yang kurang jelas?
Pasien:sudah cukup jelas dokter...
Ohya dokter ada yang mau saya tanyakan..yang harus saya hindari apa saja ya
dok?
Dokter: hindari apa apa yang menyabkan bapak alergi pak.. bapak Alergi
debukan?
Pasien: Iya dok
Dokter : Selain debu ada lagi pak, yang membuat bapak alergi
Pasien : tidak ada dokter, tapi saya juga merokok.
Dokter: nah maka dari itu sebisa mungkin hindari pencetus seperti debu pak.
Kalau membersihkan bagian rumah sebaiknya memakai lap basah,
kemudian kain kain sebaiknya dicuci dengan air hangat tiap 1 2
minggu sekali.
Dan bapak harus berhenti merokok karena merokok akan mempengaruhi
mekanisme kerja dari obat tersebut supaya pengobatan bisa optimal.
Pasien: trimakasih dokter atas info dan bantuannya.
Dokter iya sama-sama pak,nanti jika keluhan belum mereda atau di rasa semakin
bertambah cepat kontrol ya pak,.
pasien : iya dokter.
Dokter: Dokter: baiklah pak, marilah kita slalu bersyukur, atas segala nikmat
Allah, dan kita harus menyadari bahwa hendaknya sakit membuat kita selalu ingat
pada Allah. Sehat adalah nikmat, sembuh datangnya dari Allah.
Aisyah radhiallahu anha, pernah berkata: Dahulu bila salah seorang dari kami
mengeluhkan rasa sakit maka Rasul Shallallahu alaihi wa sallam mengusapnya
dengan tangan kanan beliau dan membaca:

20

Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah petakanya dan sembuhkanlah dia,


Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada penyembuh kecuali penyembuhanMu, sebuah penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
Pasien: Baik Dokter
Dokter: Mungkin masih ada yang mau ditanyakan lagi pak?
Pasien: Tidak ada dokter
Dokter: Baiklah jika tidak ada yang ditayakan lagi, saya rasa cukup, jika mungkin
nanti ada yang mau ditanyakan lagi bapak datang kemari.
Pasien: Baik dokter, terima kasih, Assalamualaikum
Dokter: sama-sama bapak, Lekas Sembuh, waalaikumsalam

21

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Pedoman Pengendalian
Penyakit Asma, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Ege, M.J., Mayer, M., Normand, A., Genuneit, J., Cookson, W., Braun-Fahrlnder,
C., Deederik, D.,Piarroux, R., and Mutius, E., Exposure to Environmental
Microorganisms and Childhood Asthma, New England Journal Medicine,
2011;364:701-9.
Hay, W. W., et al, 2010. Current Diagnosis and Treatment in Pediatrics, 20th
edition, McGraw Hill, New York.
Guyton, A.C, Hall, A.E, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11, EGC,
Jakarta.
Lemanske, R. F.,

Mauger, D.T., Sorkness, C.A., Pharm.D., Jackson, D.J.,

Boehmer, S.J., Martinez,F.D., Strunk, R.C., Szefler, S.J., Zeiger, R.S.,


Bacharier, L.B., Covar, R.A., Guilbert, T.W., Larsen, G., Morgan, W.J.,
Moss, M.H., Spahn, J.D., Taussig, L.M, Step-up Therapy for Children with
Uncontrolled Asthma Receiving Inhaled Corticosteroids, New England
Journal Medicine, 2010;362:975-985.
Leung D.Y.M., 2008. Allergy and the Immunologic Basis of Atopic Disease,
Nelson Textbook of Pediatric, 18th edition, Elsevier, Philadelphia.
Lui A. H., et al, 2008. Childhood Asthma, Nelson Textbook of Pediatric, 18th
edition, Elsevier, Philadelphia.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2004. Asma: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
Pusponegoro, H. D., et al, 2004. Standar Pelayanan Kesehatan Anak, edisi 1,
Balai Penerbit IDAI, Jakarta.
Rudolph, M. A., et al, 2006. Rudolphs Pediatric, 20th edition, McGraw Hill, New
York.
Santoso, H., 2008. Asma Bronkial, Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, edisi 2,
Balai Penerbit IDAI, Jakarta.
Sharma G. D., 2010,Pediatric Asthma , http://emedicine.medscape.com/
Supriyatno, B., 2005. Diagnosis dan Penatalaksanaan TerkiniAsma pada Anak,
Majalah Kedokteran Indonesia, 55: 3, 237-243.
22

Suyoko, E.D., 2008. Medikamentosa, Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, edisi 2,


Balai Penerbit IDAI, Jakarta.
UKK Pulmonologi IDAI, 2000.Konsensus Nasional Asma Anak, Sari Pediatri,
Juni, 2:1, 50 - 66
WHO, 2008. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO Indonesia,
Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai