Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik
Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik
Dalam mekanisme ini langkah pertamanya adalah serangan elektrofil pada inti benzena
menghasilkan zat antara (intermediate) yang bermuatan positif yang disebut dengan ion
benzenonium. Pada langkah kedua terjadi proses lepasnya gugus pergi dari ion benzenonium
membentuk produk.
Pada mekanisme reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, jika spesies
penyerang berupa ion positif (misalnya E+) , maka serangan pada senyawa aromatik (misalnya
benzena) akan menghasilkan karbokation yang tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
Tahap 1:
H
+
E+
lambat
H
+
(1)
+
(2)
ion benzenonium
(3)
Pada tahap ini elektrofil mengambil dua elektron dari 6 elektron pada inti benzena dan
membentuk ikatan dengan salah satu atom karbon cincin benzena. Pembentukan ikatan ini
akan merombak sistem aromatik yang ada karena pada pembentukan ion benzenonium atom
karbon yang membentuk ikatan dengan elektrofil berubah dari hibridisasi sp2 menjadi sp3 dan
tidak lagi memiliki orbital p. Keempat elektron ion benzenonium terdelokalisasi pada kelima
orbital p.
Struktur (1), (2) dan (3) adalah struktur resonansi penyumbang pada struktur ion
benzenonium yang sebenarnya. Struktur ion benzenonium yang sebenarnya merupakan hibrida
dari struktur-struktur resonansi tersebut. Struktur (1) sampai dengan (3) seringkali
digambarkan dengan struktur (4) sebagai berikut.
H
+
(4)
Ion arenium seringkali disebut juga dengan nama kompleks Wheland atau kompleks
(sigma).
Tahap 2:
H
+
E
cepat
H+
Pada tahap 2 ion benzenonium melepaskan proton dari atom karbon yang mengikat
elektrofil. Atom karbon yang mengikat elektrofil berubah kembali menjadi hibridisasi sp 2 dan
inti benzena memperoleh kestabilannya kembali.
Langkah dalam tahap 2 tersebut lebih cepat daripada tahap 1, karena itu langkah
penentu laju reaksinya adalah tahap 1 dan reaksinya merupakan reaksi orde kedua.
10
Br
+
Br
FeBr3
Br
FeBr3
Br
Br
Br 2
FeBr3
CH
HC
+
CH
Br
Br
Br
Br
Addition
-H
Br
11
bahwa gugus yang baru seluruhnya diarahkan keposisi orto dan para. Contohnya reaksi nitrasi
pada toluena menghasilkan isomer orto = 59%, para = 37% dan meta = 4%.
12
Bayangkan suatu siklik -fluoro-enon bereaksi dengan amina sekunder dalam reaksi
substitusi konjugasi. Produk diperoleh melalui reaksi adisi untuk membentuk enolat,
diikuti oleh kembalinya muatan negatif untuk melepas ion fluorida.
Sekarang bayangkan juga pada reaksi yang sama dengan dua tambahan ikatan rangkap
pada cincin. Substitusi konjugasi menjadi substitusi aromatik nukleofilik.
Mekanisme ini disertai oleh adisi pada nukleofil diikuti oleh eliminasi gugus pergi,
inilah yang disebut mekanisme adisi-eliminasi. Tidak hanya gugus karbonil setiap
gugus penarik elektron dapat melakukannya. Syaratnya hanyalah bahwa elektron harus
dapat keluar dari cincin menuju gugus penstabil anion.
13
Pereaksinya adalah halobenzena yang tidak memiliki gugus penarik elektron pada
cincin benzen.
14