Referat CKD Dimasainun
Referat CKD Dimasainun
Chronic Kidney
Disease
Dimas Nugroho
Ainun N
Pembimbing :
dr. Elizabeth Yasmine, SpPD
Fungsi ginjal
Fungsi eksretorik
Mengatur volume CES dan susunan ion CES (Na+, K+, Cl-,
HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-, H+)
Mempertahankan volume cairan tubuh total mengatur
eksresi garam dan air
Mempertahankan keseimbangan asam basa darah
menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin
Mengeluarkan sisa hasil metabolisme (urea, asam urat,
kreatinin) dan toksin
Price Sylvia, Wilson LM. Patofisiologi Konsep-konsep Klinis Penyakit. Edisi 6. Volume 2. EGC: Jakarta. 2006. Hal 867-91.
Fungsi sekretorik
Sekresi renin, eritropoietin, kalikrein, prostaglandin, dan
tromboksan
Membentuk 1,25-dihidrokolekalsiferol
Fungsi metabolik
Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif
Sintesis amonia
Inaktivasi angiotensin II, glukagon, insulin, dan hormon
paratiroid
Price Sylvia, Wilson LM. Patofisiologi Konsep-konsep Klinis Penyakit. Edisi 6. Volume 2. EGC: Jakarta. 2006. Hal 867-91.
Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atauu tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG),
dengan manifestasi:
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin,
atau kelainan dalam tes pencitraan
2.
Laju filtrasi glomerulus (LFG) <60 mL/min/1.73 m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa
kerusakan ginjal.
(140-umur) x BB (Kg)
72 x kreatinin serum (mg/dL)
Wanita = 0,85 x pria
Kategori
GFR
G1
GFR (ml/menit/1,73
m2)
Keterangan
90
G2
60 89
G3
45 59
G4
30 44
G5
15 29
hingga sedang
Kerusakan ginjal derajat
sedang
Kerusakan ginjal derajat
Etiologi PGK
Tabel . Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit
Tipe mayor (Contoh)
Penyakit ginjal diabetes
Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetes
Penyakit glomerular
(penyakit otoimun, infeksi sistemik,obat, neoplasia)
Penyakit vascular
(penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstitial
(pielonefritis kronik, batu, obstruksi., keracunan obat)
Penyakit kistik
(ginjal polikstik)
Rejeksi kronik
Keracunan obat (siklosporin/ takrolimus)
Penyakil recurrent (glomerular)
Transplant glomerulopathy
Glomerulonefritis (25%)
Diabetes melitus (23%)
Hipertensi (20%)
Ginjal polikistik (10%)
Roesli, 2008
Glomerulonefritis
: 46%
DM
: 18%
Obstruksi dan infeksi : 12%
Hipertensi
:8%
Sebab lain
: 14 %
Faktor risiko
Hipertensi
diabetes mellitus
penyakit autoimun
infeksi sistemik
neoplasma
Penggunaan obat-obatan jangka
panjang
Proteinuria
kelainan sedimen urin
infeksi saluran kemih
batu ginjal
batu saluran kemih atau kelainan
struktural saluran kemih.
usia lanjut
keturunan afrika
Patofisiologi
Berbagai
etiologi
Penguranga
n massa
ginjal
Hipertrofi
struktural
fungsional
nefron yg
tersisa
Hiperfiltrasi
Sklerosis
nefron
Manifestasi klinis
Anemia
Dyspneu dan hipertensi
Hipelipidemia
Hiperurisemia
Hiponatremia
Hiopefosfatemia
Hipokalsemia
Hiperkalemia
Pendekatan diagnosis
TATALAKSANA
Non medika mentosa
Pengaturan asupan protein
Pasien non dialysis 0,6 0,75 gram/kgBB ideal/hari
Pasien hemodialysis 1 1,2 gram/kgBB ideal/hari
Pasien peritoneal dialysis 1,3 gram/kgBB/hari
Medikamentosa
Kontrol TD ACE Inhibitor, Antagonis reseptor angiotensin
B, calcium channel blocker, dan diuretic.
Pasien DM : kontrol gula darah dengan menghindari
pemakaian metformin dan obat sulfonylurea dengan masa
kerja panjang.
Target HbA1C untuk DM tipe 1 0,2 diatas nilai normal
tertinggi dan untuk DM tipe 2 adalah 6%.
Koreksi anemia dengan target Hb 10 -12 g/dL.
Kontrol manifestasi klinis dari komplikasi.
KOMPLIKASI
Gangguan cairan dan elektrolit
Asidosis metabolic
CHF
Anemia
Osteodistrofi renal
Neuropati perifer dan ensefalopati
Indikasi Dialisis
Penderita dengan LFG kurang dari 10 mL/menit dengan
gejala uremia/malnutrisi
Penderita dengan LFG < 5 mL/menit walaupun tanpa
gejala
Pencegahan
Progresifitas CKD
PROGNOSIS