Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu
penyakit degeneratif yang diperkirakan akan meningkat jumlahnya di masa
mendatang. DM atau yang biasa dikenal dengan kencing manis adalah suatu
penyakit metabolik kronik yang terjadi ketika pankreas tidak dapat
memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau

karena

berkurangnya

kemampuan tubuh untuk merespon kerja insulin secara efektif. 1 Penyakit ini
ditandai dengan kadar gula darah di atas nilai normal. 2 World Health
Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2000 jumlah
penduduk dunia yang mengidap DM di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta
orang dan pada tahun 2025, jumlah itu akan meningkat menjadi 300 juta orang.
Sedangkan di Indonesia, menurut penelitian yang sampai saat ini masih
dilaksanakan (2007), frekuensi penderita DM berkisar antara 1,4% dengan
1,6%. Menurut WHO, Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 dunia
dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025,
yaitu naik 2 tingkat dibanding tahun 1995 dengan jumlah sebanyak 4,5 juta
orang.2
Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit DM hingga saat ini
masih merupakan masalah yang menjadi perhatian dunia. DM menjadi
penyebab kematian ketujuh di Amerika pada tahun 2010 dengan 69.071 kasus
yang memang disebabkan oleh DM itu sendiri dan total 234.051 kasus sebagai
DM yang mendasarinya atau yang memberikan kontribusi kematian. 3 Begitu
juga di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok
usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%.
Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke ke-6 yaitu 5,8%.4
Karena angka kejadian dan angka mortalitas yang disebabkan oleh
penyakit DM semakin tinggi serta sulit disembuhkannya penyakit ini, semakin

banyak penelitian yang dilakukan untuk menemukan obat yang dapat


menyembuhkan penyakit diabetes, baik dengan pengobatan modern maupun
pengobatan alternatif, terutama herbal. Salah satu jenis herbal yang sering
dijadikan bahan penelitian yaitu adalah Habatussauda atau yang biasa kita
kenal dengan istilah jintan hitam.
Habatussauda yang memiliki nama ilmiah Nigella sativa, merupakan
tanaman berbunga yang termasuk ke dalam keluarga Ranuculaceae, yang berasal
dari Asia Selatan dan Asia Barat Daya. Nigella sativa merupakan obat yang
sudah lama dikenal dan sudah digunakan selama berabad-abad dalam
pengobatan berbagai penyakit di seluruh dunia. Khususnya bagi agama islam,
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa Habatussauda merupakan obat
dari segala macam penyakit kecuali kematian.5
Saat ini Habatussauda atau Nigella sativa telah terbukti sebagai obat
anti hipertensi, liver tonics, diuretik, obat pencernaan, anti diare, penambah
nafsu makan, analgesik, anti-bakterial, dan gangguan pada kulit. Selain itu
juga, sampai saat ini dari beberapa penelitian efek dari Nigella sativa telah
terbukti sebagai anti diabetes, anti kanker, imunomodulator, analegesik,
antimikroba, anti inflamasi, spasmolitik, bronkodilator, hepato-protective,
gastro-protective, renal-protective, dan juga sebagai anti oksidan.6
Penelitian penyakit DM in vivo umumnya menggunakan zat sitotoksik
sel beta pankreas. Salah satunya adalah Streptozotocin (STZ).7 Fungsi sel beta
pankreas adalah menghasilkan insulin yang untuk menurunkan kadar gula
darah. Bila fungsi sel beta pankreas terganggu maka kadar gula darah akan
tinggi dan dapat menyebabkan penyakit-penyakit vaskular yang dampaknya
dapat merusak organ-organ lainnya seperti ginjal.2
Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai perubahan
gambaran histopatologik organ ginjal tikus DM strain Sprague dawley yang
diinduksi dengan menggunakan STZ setelah diberikan ekstrak Nigella sativa.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran histopatologik organ ginjal tikus DM yang telah
diinduksi STZ setelah diberikan ekstrak Nigella sativa?
1.3 Hipotesis
Terdapat perubahan gambaran histopatologik pada organ ginjal tikus
DM yang telah diinduksi STZ setelah diberikan ekstrak Nigella sativa.
1.4 Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran histopatologik akibat pemberian STZ pada organ
ginjal tikus DM dan mengetahui perubahan gambaran histopalogik ginjal tikus
DM yang telah diinduksi STZ setelah diberikan ekstrak Nigella sativa.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh pemberian STZ terhadap
organ ginjal
2. Menambah pengetahuan mengenai manfaat Nigella sativa
3. Menambah pengalaman dan mengasah keterampilan dalam melakukan
histoteknik
4. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran
pada Fakultas Ilmu Kesehatan dan Kedokteran UIN Syarif
1.5.2

Hidayatullah Jakarta
Bagi Institusi
Menambah sebuah pengetahuan baru mengenai efek Nigella sativa

terhadap morfologi ginjal pada Diabetes Melitus


1.5.3 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai efek Nigella sativa terhadap
morfologi ginjal pada Diabetes Melitus

Anda mungkin juga menyukai