KEP2015 1 BF Skinner 1
KEP2015 1 BF Skinner 1
SKINNER
Behavioral Analysis
Biografi (1)
Biografi (2)
Biografi (3)
Biografi (4)
Baby Tender
Behavioral Analysis
Tokoh-tokoh Pendahulu
E.L. Thorndike
Law of effect: proses belajar terjadi terutama
karena efek-efek yang terjadi setelah respon
John B. Watson
Scientific Behaviorism
Tingkah laku manusia harus dipelajari secara ilmiah
dan tidak dikaitkan dengan kebutuhan, insting
atau motif.
Walaupun aspek-aspek internal berada di luar
domain ilmu pengetahuan, dipercaya memang
eksis (emosi, nilai, keyakinan agama, selfconfidence, kebutuhan). Namun kondisi internal
tidak bisa digunakan untuk menjelaskan tingkah
laku.
Contoh: tingkahlaku makan bukan disebabkan
karena rasa lapar (tidak bisa diamati) tetapi
karena seseorang tidak diberi makan selama
beberapa waktu
Conditioning
Classical Conditioning
Operant Conditioning
a. Shaping
b. Reinforcement
c. Punishment
d. Conditioned and Generalized
Reinforcers
e. Schedules of Reinforcement
f. Extinction
Classical Conditioning
Classical Conditioning
Operant Conditioning
Operant Conditioning
Shaping
Suatu prosedur yang mulai memberikan reward
pada tingkah laku yang mendekati harapan,
kemudian yang mirip dengan tingkah laku
target, dan akhirnya tingkah laku target
tersebut.
Melalui pemberian reinforcement yang
bertahap, eksperimenter dapat membentuk
tingkah laku akhir yang kompleks.
Tiga kondisi penting (A-B-C):
Operant Conditioning
Shaping
Mengapa organisme tidak hanya mengulang
tingkah laku tetapi dapat mengarah pada
tingkah laku yang lebih kompleks?
Tingkah laku sifatnya continuous (saling
terkait), tidak discrete (terpisah-pisah). Jadi
organisme biasanya akan sedikit meningkatkan
kualitas tingkah lakunya dari tingkah laku yang
memperoleh reinforcement.
Stimulus generalization: munculnya respon
yang sama pada lingkungan yang mirip
walaupun tidak diikuti dengan reinforcement.
Operant Conditioning
Reinforcement
Memiliki dua efek:
Memperkuat atau meningkatkan
munculnya tingkah laku
Memberikan reward bagi individu
Tipe Reinforcement
Positive Reinforcement: bila diberikan
akan meningkatkan tingkah laku yang
diharapkan
Negative Reinforcement: bila dihilangkan
akan meningkatkan tingkah laku yang
diharapkan
Operant Conditioning
Punishment (hukuman)
Hukuman adalah pemberian stimulus aversif
untuk mengurangi atau menghilangkan
tingkah laku yang tidak diinginkan.
Efeknya berbeda dengan reinforcement karena
hanya menekan tingkah laku tanpa memberi
tahu tingkah laku apa yang diharapkan.
Pada reinforcement, tingkahlaku yang mucul
dapat diprediksi dan diarahkan, sementara bila
menerapkan hukuman, tingkahlaku yang
muncul tidak pasti.
Operant Conditioning
Punishment (hukuman)
Efek negatif dari hukuman adalah munculnya
perasaan negatif sebagai hasil asosiasi antara
stimulus aversif dengan tingkah laku tertentu.
Dapat mengakibatkan dampak yang luas.
Stimulus yang diasosiasikan dengan hukuman
akan ditekan atau dihindari. Contoh: anak
yang dihukum orangtua karena mengganggu
adiknya, akan memilih menghindari adiknya /
orangtuanya.
Operant Conditioning
Operant Conditioning
Schedules of reinforcement
1. Fixed-ratio: pemberian reinforcement
berdasarkan
jumlah respon yang dilakukan. Pada awalnya
setiap tingkah laku diberi reinforcement, tapi
kemudian diubah berdasarkan jumlah tertentu.
Dimulai dari jumlah kecil kemudian semakin
besar.
2. Variable-ratio: reinforcement diberikan
setelah ratarata respon ke-n. Bisa dimulai dari VR 3, VR 6,
VR
10, dst. Contoh: bermain jackpot. (baca
Operant Conditioning
Schedules of reinforcement
Operant Conditioning
Extinction
Kecenderungan menghilangnya respon yang
telah dipelajari karena tdk lagi memperoleh
reinforcement.
Operant extinction: eksperimenter secara
sistematis menahan reinforcement sampai
kemungkinan munculnya respon menurun
sampai nol.
Penyebab lain menghilangnya respon adalah
lupa, adanya proses belajar lain, pemberian
hukuman.
Dalam kehidupan sehari-hari, tingkah laku
cenderung menetap karena memperoleh
Natural Selection
Kepribadian manusia merupakan hasil dari
sejarah evolusi. Berbagai tingkah laku yang
penting untuk kelangsungan hidup akan terus
diulang sepanjang sejarah. Contoh: refleks pupil
membesar/mengecil sesuai sinar yang masuk,
kegiatan seksual.
Walaupun seleksi alam membantu dalam
pembentukan beberapa tingkah laku manusia,
tetapi sebenarnya reinforcement berperan lebih
banyak, khususnya yang membentuk budaya
manusia.
Cultural Evolution
Masyarakat yang beranggotakan orang-orang
yang saling bekerja sama cenderung akan
bertahan. Praktek budaya, seperti pembuatan
alat-alat dan komunikasi verbal, dimulai dng
reinforcement bagi individu penemu alat/sarana
komunikasi, kemudian juga reinforcement bagi
kelompok krn kedua hal tersebut memiliki nilai
survival.
Tidak semua bentuk budaya (sbg hasil natural
selection) memiliki nilai adaptif. Contoh : divisi
kerja yg mengakibatkan orang tidak ter-reinforce
secara pribadi dan perang yg bahkan
mengancam umat manusia.
Inner States
a. Self-awareness : manusia tidak hanya punya
kesadaran tetapi juga menyadari kesadarannya.
Manusia juga sadar akan lingkungannya dan
bahwa ia sebagai bagian dari lingkungan. Secara
subjektif manusia sadar akan pikiran, perasaan,
ingatan dan intensinya.
b. Drives : drives bukan penyebab TL melainkan
hanyalah explanatory fictions. Yg disebut drive
hanyalah mengacu pd akibat deprivasi &
pemenuhan/satiasi thd probabilitas kemunculan
perilaku ttt. Untuk menjelaskan tingkah laku
haruslah digunakan formula A-B-C (antecedent-
Inner States
c. Emotion : berkaitan dengan kelangsungan hidup
dan menjadi reinforcement bagi tingkah laku ttt.
Tingkah laku yang diikuti perasaan senang,
nyaman, dan nikmat cenderung ter-reinforced dan
akibatnya akan diulangi.
d. Purpose & Intention : keinginan sebenarnya
merupakan stimulus internal yang dirasakan
secara fisik, dan kemudian mendorong terjadinya
tingkah laku. Tujuan melakukan tingkah laku
tertentu dapat dipandang sebagai pikiran-pikiran
yang dapat merupakan reinforcing stimuli.
Complex Behavior
a. Higher Mental Processes : pikiran manusia
adalah tingkah laku yang paling sulit dianalisis.
Dapat dipahami bila dipandang sebagai tingkah
laku overt seperti berpikir, pemecahan masalah,
mengingat masa lalu.
b. Creativity : muncul dari sejumlah tingkah laku
random dan tidak disengaja (overt/covert) yang
kebetulan memperoleh reward.
Complex Behavior
Complex Behavior
e. Social Behavior : individu memilih masuk
dalam kelompok ttt karena memperoleh
reinforcement. Misalnya, berada dalam kelompok
memberikan banyak manfaat.
Control of Human
Behavior
Social Control
Individu membentuk kelompok sosial karena
cenderung memperoleh reinforcement.
Sebaliknya, kelompok menetapkan kontrol
terhadap para anggotanya dengan membuat
aturan dan hukum-hukum, baik tertulis maupun
tidak tertulis.
Kita dikontrol oleh kekuatan sosial melalui 4 cara:
a. Operant Conditioning
b. Describing contigencies
c. Deprivation and satiation
d. Physical restraint
Control of Human
Behavior
Self Control
Seperti halnya kemampuan seseorang untuk
memanipulasi variabel-variabel pada lingkungan
orang lain, maka ia juga bisa melakukannya pada
diri sendiri. Hal ini disebut sebagai kontrol diri.
Tetapi kontrol ini tidak berasal dari dalam diri dan
tidak bisa dipilih secara bebas.
The Unhealthy
Personality
Counteracting Strategies
Bila terdapat kontrol sosial yang berlebihan,
seseorang
dapat menggunakan 3 strategi dasar
a. Escape (secara psikologis atau fisik)
b. Revolt (menentang, demonstrasi, merusak)
c. Passive resistant (keras kepala, tidak
The Unhealthy
Personality