Anda di halaman 1dari 36

Burrhus Frederic

SKINNER
Behavioral Analysis

Biografi (1)

Skinner lahir tanggal 20 Maret 1904, anak


pertama dari dua bersaudara. Ayah
seorang lawyer dan ibunya adalah ibu
rumah tangga.
Masa kecilnya cukup bahagia, diajarkan
nilai-nilai kejujuran, membantu orang lain,
kerja keras.
Adik meninggal ketika Skinner kuliah
tingkat 1. Orangtua mendorong Skinner
untuk menjadi the family boy.

Biografi (2)

Sejak kecil tertarik pada musik dan


literatur. Setelah memperoleh gelar S1
dalam Sastra Inggris, Skinner memutuskan
untuk kembali ke rumahnya selama
setahun untuk menulis.
Setelah 18 bulan mencoba, ternyata tidak
menghasilkan karya yang bagus (Dark
Year).
Kemudian tertarik pada karya Watson dan
Pavlov. Ia mengambil S3 di Harvard
University dalam bidang psikologi.

Biografi (3)

Tahun 1933 melakukan penelitian


laboratorium di Harvard, memperoleh
dana dari universitas.
Tahun 1936 menjadi dosen dan peneliti di
University of Minnesota, menerbitkan buku
pertama The Behavior of Organism.
Skinner Project Pigeon: melatih burung
dara untuk mematuk tombol-tombol yang
mengarahkan senjata ke arah musuh
(setelah 4 tahun tidak lagi mendapatkan
dana).

Biografi (4)

Karya selanjutnya: the baby-tender yaitu


tempat tidur bayi yang tertutup tapi
dengan jendela yang besar. Secara
kontinyu dialiri udara segar dan hangat.
Skinner meninggal tahun 1990 karena
leukimia Satu minggu sebelum
meninggal, ia memperoleh Citation for
Outstanding Lifetime Contribution to
Psychology (APA).

Baby Tender

Behavioral Analysis

Behaviorisme berkembang dari studi


laboratorium dengan binatang dan
manusia. Pelopornya adalah Thorndike &
Watson.
Skinner hanya memfokus pada tingkah laku
yang dapat diamati.
Radical behaviorism: tidak mengakui
konstruk hipotetis seperti ego, trait, drives,
kebutuhan.
Deterministik: tidak mengakui adanya
kebebasan pada manusia untuk melakukan
aksi. Munculnya tingkah laku mengikuti
aturan-aturan tertentu.

Tokoh-tokoh Pendahulu

E.L. Thorndike
Law of effect: proses belajar terjadi terutama
karena efek-efek yang terjadi setelah respon

John B. Watson

Tingkahlaku dapat dipelajari secara objektif.


Ketidaksadaran dan introspeksi tidak boleh
terlibat dalam studi tentang tingkah laku.
Tujuan dari ilmu psikologi adalah meramalkan
dan mengontrol tingkah laku. Cara terbaik
untuk mencapainya adalah dengan meneliti
hubungan stimulus-respon.

Scientific Behaviorism
Tingkah laku manusia harus dipelajari secara ilmiah
dan tidak dikaitkan dengan kebutuhan, insting
atau motif.
Walaupun aspek-aspek internal berada di luar
domain ilmu pengetahuan, dipercaya memang
eksis (emosi, nilai, keyakinan agama, selfconfidence, kebutuhan). Namun kondisi internal
tidak bisa digunakan untuk menjelaskan tingkah
laku.
Contoh: tingkahlaku makan bukan disebabkan
karena rasa lapar (tidak bisa diamati) tetapi
karena seseorang tidak diberi makan selama
beberapa waktu

Conditioning

Classical Conditioning
Operant Conditioning
a. Shaping
b. Reinforcement
c. Punishment
d. Conditioned and Generalized
Reinforcers
e. Schedules of Reinforcement
f. Extinction

Classical Conditioning

Sebuah stimulus netral (conditioned stimulus)


dipasangkan dengan sebuah unconditioned
stimulus beberapa kali sampai akhirnya dapat
memancing respon yang diinginkan (conditioned
response).
Contoh: seorang anak (Little Albert, 11 bulan)
diperlihatkan seekor tikus putih. Ketika Albert
menyentuh, dihadirkan suara keras sehingga
menimbulkan rasa takut. Kondisi ini diulang
beberapa kali.
Hari-hari selanjutnya: Albert diperlihatkan balok,
kelinci, mantel bulu, anjing, kain wol secara
bergantian. Albert takut pada benda-benda

Classical Conditioning

Eksperimen ini menunjukkan 4 hal:


a. bayi tidak punya rasa takut bawaan terhadap
binatang
b. rasa takut dapat dipelajari melalui asosiasi
dengan
stimulus aversif
c. bayi dapat membedakan antara tikus putih
berbulu
dengan balok kayu
d. ketakutan terhadap tikus dapat digeneralisasi
pada
binatang putih atau berbulu lainnya

Operant Conditioning

Skinner percaya bahwa hampir seluruh


tingkah laku manusia dipelajari melalui
operant conditioning. Kunci utama adalah
pemberian reinforcement segera setelah
tingkah laku.
Selanjutnya reinforcement akan
meningkatkan kemungkinan munculnya
tingkah laku yang sama.
Disebut operant conditioning karena
manusia melakukan sesuatu di lingkungan
untuk memperoleh efek khusus.

Operant Conditioning

Shaping
Suatu prosedur yang mulai memberikan reward
pada tingkah laku yang mendekati harapan,
kemudian yang mirip dengan tingkah laku
target, dan akhirnya tingkah laku target
tersebut.
Melalui pemberian reinforcement yang
bertahap, eksperimenter dapat membentuk
tingkah laku akhir yang kompleks.
Tiga kondisi penting (A-B-C):

The antecedent (setting dimana tingkah laku terjadi)


The behavior
The consequence (setelah tingkah laku)

Operant Conditioning

Shaping
Mengapa organisme tidak hanya mengulang
tingkah laku tetapi dapat mengarah pada
tingkah laku yang lebih kompleks?
Tingkah laku sifatnya continuous (saling
terkait), tidak discrete (terpisah-pisah). Jadi
organisme biasanya akan sedikit meningkatkan
kualitas tingkah lakunya dari tingkah laku yang
memperoleh reinforcement.
Stimulus generalization: munculnya respon
yang sama pada lingkungan yang mirip
walaupun tidak diikuti dengan reinforcement.

Operant Conditioning

Reinforcement
Memiliki dua efek:
Memperkuat atau meningkatkan
munculnya tingkah laku
Memberikan reward bagi individu
Tipe Reinforcement
Positive Reinforcement: bila diberikan
akan meningkatkan tingkah laku yang
diharapkan
Negative Reinforcement: bila dihilangkan
akan meningkatkan tingkah laku yang
diharapkan

Operant Conditioning

Punishment (hukuman)
Hukuman adalah pemberian stimulus aversif
untuk mengurangi atau menghilangkan
tingkah laku yang tidak diinginkan.
Efeknya berbeda dengan reinforcement karena
hanya menekan tingkah laku tanpa memberi
tahu tingkah laku apa yang diharapkan.
Pada reinforcement, tingkahlaku yang mucul
dapat diprediksi dan diarahkan, sementara bila
menerapkan hukuman, tingkahlaku yang
muncul tidak pasti.

Operant Conditioning

Punishment (hukuman)
Efek negatif dari hukuman adalah munculnya
perasaan negatif sebagai hasil asosiasi antara
stimulus aversif dengan tingkah laku tertentu.
Dapat mengakibatkan dampak yang luas.
Stimulus yang diasosiasikan dengan hukuman
akan ditekan atau dihindari. Contoh: anak
yang dihukum orangtua karena mengganggu
adiknya, akan memilih menghindari adiknya /
orangtuanya.

Operant Conditioning

Conditioned and Generalized Reinforcers


Primary reinforcers : stimulus yang memiliki
sifat menyenangkan atau memuaskan
kebutuhan
Conditioned reinforcers : stimulus yang tidak
memiliki sifat memuaskan tetapi menjadi
demikian karena diasosiasikan dengan primary
reinforcers.
Generalized reinforcers : diasosiasikan dengan
lebih dari satu primary reinforcer

Operant Conditioning

Schedules of reinforcement
1. Fixed-ratio: pemberian reinforcement
berdasarkan
jumlah respon yang dilakukan. Pada awalnya
setiap tingkah laku diberi reinforcement, tapi
kemudian diubah berdasarkan jumlah tertentu.
Dimulai dari jumlah kecil kemudian semakin
besar.
2. Variable-ratio: reinforcement diberikan
setelah ratarata respon ke-n. Bisa dimulai dari VR 3, VR 6,
VR
10, dst. Contoh: bermain jackpot. (baca

Operant Conditioning

Schedules of reinforcement

3. Fixed-interval: pemberian reinforcement


pada
respon pertama setelah periode tertentu.
Misal: FI 5
artinya setiap 5 menit respon pertama diberi
reinforcement. Cara ini diterapkan pada
pemberian
gaji pegawai seminggu atau dua minggu
sekali.
2. Variable-interval: reinforcement diberikan
setelah
rata-rata interval waktu tertentu. Cara ini
paling
jarang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Operant Conditioning

Extinction
Kecenderungan menghilangnya respon yang
telah dipelajari karena tdk lagi memperoleh
reinforcement.
Operant extinction: eksperimenter secara
sistematis menahan reinforcement sampai
kemungkinan munculnya respon menurun
sampai nol.
Penyebab lain menghilangnya respon adalah
lupa, adanya proses belajar lain, pemberian
hukuman.
Dalam kehidupan sehari-hari, tingkah laku
cenderung menetap karena memperoleh

The Human Organism

Skinner percaya bahwa pemahaman yang


diperoleh melalui eksperimen laboratorium
dengan hewan dapat diterapkan dalam
kehidupan manusia.
Psikologi harus diarahkan untuk studi tentang
fenomena yang dapat diamati, yaitu tingkah laku.
Tingkah laku manusia dibentuk melalui 3
kekuatan:
a. Natural selection
b. Cultural practices
c. Individuals history of reinforcement

The Human Organism

Natural Selection
Kepribadian manusia merupakan hasil dari
sejarah evolusi. Berbagai tingkah laku yang
penting untuk kelangsungan hidup akan terus
diulang sepanjang sejarah. Contoh: refleks pupil
membesar/mengecil sesuai sinar yang masuk,
kegiatan seksual.
Walaupun seleksi alam membantu dalam
pembentukan beberapa tingkah laku manusia,
tetapi sebenarnya reinforcement berperan lebih
banyak, khususnya yang membentuk budaya
manusia.

The Human Organism

Cultural Evolution
Masyarakat yang beranggotakan orang-orang
yang saling bekerja sama cenderung akan
bertahan. Praktek budaya, seperti pembuatan
alat-alat dan komunikasi verbal, dimulai dng
reinforcement bagi individu penemu alat/sarana
komunikasi, kemudian juga reinforcement bagi
kelompok krn kedua hal tersebut memiliki nilai
survival.
Tidak semua bentuk budaya (sbg hasil natural
selection) memiliki nilai adaptif. Contoh : divisi
kerja yg mengakibatkan orang tidak ter-reinforce
secara pribadi dan perang yg bahkan
mengancam umat manusia.

The Human Organism

Inner States
a. Self-awareness : manusia tidak hanya punya
kesadaran tetapi juga menyadari kesadarannya.
Manusia juga sadar akan lingkungannya dan
bahwa ia sebagai bagian dari lingkungan. Secara
subjektif manusia sadar akan pikiran, perasaan,
ingatan dan intensinya.
b. Drives : drives bukan penyebab TL melainkan
hanyalah explanatory fictions. Yg disebut drive
hanyalah mengacu pd akibat deprivasi &
pemenuhan/satiasi thd probabilitas kemunculan
perilaku ttt. Untuk menjelaskan tingkah laku
haruslah digunakan formula A-B-C (antecedent-

The Human Organism

Inner States
c. Emotion : berkaitan dengan kelangsungan hidup
dan menjadi reinforcement bagi tingkah laku ttt.
Tingkah laku yang diikuti perasaan senang,
nyaman, dan nikmat cenderung ter-reinforced dan
akibatnya akan diulangi.
d. Purpose & Intention : keinginan sebenarnya
merupakan stimulus internal yang dirasakan
secara fisik, dan kemudian mendorong terjadinya
tingkah laku. Tujuan melakukan tingkah laku
tertentu dapat dipandang sebagai pikiran-pikiran
yang dapat merupakan reinforcing stimuli.

The Human Organism

Complex Behavior
a. Higher Mental Processes : pikiran manusia
adalah tingkah laku yang paling sulit dianalisis.
Dapat dipahami bila dipandang sebagai tingkah
laku overt seperti berpikir, pemecahan masalah,
mengingat masa lalu.
b. Creativity : muncul dari sejumlah tingkah laku
random dan tidak disengaja (overt/covert) yang
kebetulan memperoleh reward.

The Human Organism

Complex Behavior

c. Unconscious Behavior : seseorang tidak lagi


memikirkan tingkah laku ttt karena sudah
ditekan akibat hukuman. Dengan tidak
memikirkan tingkah laku tsb, maka diperoleh
reward/reinforcement.
d. Dreams : dapat berperan sebagai pemenuhan
harapan, terutama hal-hal yang diasosiasikan
dengan hukuman. Dalam mimpi tingkah laku
terlarang dapat diekspresikan secara simbolik
dan tidak dihukum.

The Human Organism

Complex Behavior
e. Social Behavior : individu memilih masuk
dalam kelompok ttt karena memperoleh
reinforcement. Misalnya, berada dalam kelompok
memberikan banyak manfaat.

Control of Human
Behavior

Social Control
Individu membentuk kelompok sosial karena
cenderung memperoleh reinforcement.
Sebaliknya, kelompok menetapkan kontrol
terhadap para anggotanya dengan membuat
aturan dan hukum-hukum, baik tertulis maupun
tidak tertulis.
Kita dikontrol oleh kekuatan sosial melalui 4 cara:
a. Operant Conditioning
b. Describing contigencies
c. Deprivation and satiation
d. Physical restraint

Control of Human
Behavior

Self Control
Seperti halnya kemampuan seseorang untuk
memanipulasi variabel-variabel pada lingkungan
orang lain, maka ia juga bisa melakukannya pada
diri sendiri. Hal ini disebut sebagai kontrol diri.
Tetapi kontrol ini tidak berasal dari dalam diri dan
tidak bisa dipilih secara bebas.

Contoh: membawa lebih banyak uang supaya bisa


belanja lebih banyak, mematikan TV supaya bisa
lebih konsentrasi dalam belajar, menggunakan
obat atau alkohol supaya lebih tenang.

The Unhealthy
Personality

Teknik-teknik kontrol sosial dan kontrol diri


kadang menimbulkan efek negatif (inappropriate
behavior dan unhealthy personality
development).

Counteracting Strategies
Bila terdapat kontrol sosial yang berlebihan,
seseorang
dapat menggunakan 3 strategi dasar
a. Escape (secara psikologis atau fisik)
b. Revolt (menentang, demonstrasi, merusak)
c. Passive resistant (keras kepala, tidak

The Unhealthy
Personality

Inappropriate Behavior : muncul akibat kegagalan


dalam mengatasi kontrol sosial dan melakukan
kontrol diri.
a. excessively vigorous behavior
b. excessively restrained behavior
c. blocking out reality
d. defective self-knowledge
e. self-punishment

Anda mungkin juga menyukai