PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkontrol sehingga bisa mengganggu dan
merusak sel-sel jaringan lain.(www.nutritionist-to-be %23Patofisiologi - Sel Kanker.com
di akses 23 desember 2010). Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering
ditemukan di Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari
600.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 80% dari semua kanker kulit
nonmalenoma. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari
semua kanker kulit nonmalenoma, lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.
Angka insidensi meningkat secara dramatis sejak dekade terakhir ini. Walaupun lebih
sering terjadi pada laki-laki, sejak tahun-tahun terakhir perbedaan jenis kelamin ini
menjadi kurang menonjol. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073).
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke
bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit
juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling
sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan
melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM). (www.kankerkulit.com
diakses tanggal 23 desember 2010 ).
Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering,
penyakit ini umumnya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung
bertahun-tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau mereka
yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan
lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa
adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini
mungkin eksisi yang luas. ( eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 335).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, rumusan masalah dalam
makalah ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Karsinoma Sel
Skuamosa.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karsinoma sel skuamosa ?
2. Untuk mengetahui penyebab karsinoma sel skuamosa ?
3. Untuk mengetahui patofisiologi karsinoma sel skuomosa ?
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis karsinoma sel skuamosa ?
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan karsinoma sel skuamosa ?
6. Untuk mengetaui pencegahan karsinoma sel skuamosa ?
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien dengan karsinoma sel skuamosa ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Karsinoma sel skuamosa (SCC) adalah bentuk paling umum kedua dari
kanker kulit dan menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel
skuamosa merupakan proliferasi malignan yang timbul dari dalam epidermis.
Karsinoma sel skuamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena
sinar matahari dan individu lanjut usia. Kebanyakan karsinoma sel skuamosa
dapat segera diidentifikasi dan dibuang dengan prosedur bedah minor. Lesi invasif
lebih besar dan lebih memerlukan manajemen operasi agresif, terapi radiasi, atau
keduanya. Risiko karsinoma sel skuamosa sangat tinggi untuk terjadinya
metastasis.
Karsinoma Sel Skuamosa adalah kanker yang berasal dari lapisan tengah
epidermis. Penyakit Bowen adalah suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang
terbatas pada epidermis dan belum menyusup ke jaringan di bawahnya (dermis).
Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik atau berkeropeng dan
mendatar, kadang menyerupai bercak pada psoriasis, dermatitis atau infeksi
jamur.
B. ETIOLOGI
Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu
proses multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu
faktor penyebab terjadinya kanker. Sebuah penelitian mengindikasikan virus
seperti Herpes Simplex Virus dan Papilloma Virus berperan dalam proses tersebut.
Namun penyebab pasti dari kanker masih belum jelas, tetapi faktor-faktor
pendukung
dapat
merangsang
terjadinya
kanker. Faktor-faktor
tersebut
digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal (herediter dan faktor
pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obatobatan, radiasi, trauma, panas, dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut dapat
berperan secara individual atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat
mencetuskan kanker.
Tembakau dan Alkohol : 75% dari seluruh kanker mulut dan faring di
Amerika Serikat berhubungan dengan penggunaan tembakau yaitu termasuk
merokok dan mengkonsumsi alkohol. Penggunaan alkohol dengan rokok
bersama-sama secara signifikan memiliki resiko yang lebih tinggi daripada
digunakan secara terpisah. Merokok cerutu dan merokok menggunakan pipa
mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap kanker mulut dibandingkan
dengan merokok kretek.
Bahan Kimia : Sebagian besar bahan-bahan kimia berhubungan dengan
terjadinya kanker. Bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker di
lingkungan antara lain, seperti cool tar, polycylic aromatic hydrocarbons,
aromatic amines, nitrat, nitrit, dan nitrosamin.
terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan
lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap lebar yaitu 3:1.
Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi
mikroskopik terhadap potongan-potongan spesimen. Apabila tumornya
berukuran besar, pembedahan rekonstruksi dengan menggunakan skin flap
atau graft kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk
memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk
penyangga. Infeksi jarang dijumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana
jika tindakan aseptik bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan
sesudah operasi.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung, dan
daerah pada atau di dekat struktur yang vital (misalnya: nervus fasialis).
Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien yang berusia lanjut karena perubahan
akibat sinar-x dapat terlihat sesudah 5 hingga 10 tahun kemudian dan
perubahan malignan pada sikatriks dapat ditimbulkan oleh sinar-x setelah 15
hingga 30 tahun kemudian. Pasien harus diinformasikan bahwa kulit daaapat
menjadi merah dan melepuh. Salep kulit yang netral (yang diresepkan oleh
dokter) dapat dioleskan untuk mengurangi gangguan rasa nyaman. Pasien juga
harus diingatkan agar kulitnya tidak terkena sinar matahari.
3. Kemoterapi
Formulasi kemoterapi topikal dari 5-fluorouracil (5-FU) digunakan untuk
pengobatan actinic keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Keberhasilan
pengobatan pada pasien dengan sel karsinoma skuamosa juga telah
dilaporkan. Karsinoma sel skuamosa invasif tidak harus ditangani dengan
kemoterapi topikal. Suatu bentuk dari FU 5 (capecitabine), yang disetujui oleh
food and drug administration (FDA) dapat dipertimbangkan pada pasien
dengan sel karsinoma skuamosa situ dengan penyebaran ke daerah kulit yang
luas.
F. PENCEGAHAN
prinsip-prinsip kunci dari pencegahan meminimalkan paparan sinar matahari dan
mendapatkan pemeriksaan teratur.
1. membatasi pancaran sinar matahari.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identintas pasien.
a) Usia.
Lebih sering pada usia 15- 44 tahun, lebih meningkat pada usia 20 tahun yang
selalu terpapar sinar matahari.
b) Jenis kelamin.
Jenis kelamin pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk terjadinya
kanker kulit, semua tergantung pada aktifitas ( terpapar sinar UV) atau
pekerjaan.
c) Pekerjaan.
Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah
yang nenek moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah
muda atau cerah di samping orang yang sudah lama terkena sinar matahari
tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani,
pelaut dan pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu
periode waktu, Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu
(senyawa arsen, netra, batu bara, terserta, aspal dan parafin) juga termasuk
dalam kelompok yang beresiko.
2. Keluhan Utama.
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit saat ini.
Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan tahi
lalat yang tidak sembuh-sembuh.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami
kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.Ulkus yang lama pada
ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit.
f.
pada feses.
B6 (muskulosletal)
Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa nyeri di
ekstremitas ditemukan.
NO
.
1.
Diagnosa
Tujuan
Kriteria Hasil
Keperawatan
Nyeri
berhubungan
1 x 24 jam
subjektif
dengan
nyeri
melaporkan
kerusakan
berkurang /
nyeri
jaringan
hilang atau
berkurang atau
pascatindakan
teradaptasi.
dapat
eksisi bedah.
diadaptasi.
Skala nyeri 0-1
(0-4)
Dapat
mengidentifika
si aktivitas
yang
Intervensi
1. Kaji nyeri dengan
pendekatan
PQRST.
2. Jelaskan dan
bantu pasien
dengan tindakan
pereda nyeri
nonfarmakologi
dan non-invasif.
3. Lakukan
manajemen nyeri
keperawatan: Atur
posisi fisiologis
4. Manajemen
meningkatkan
lingkungan :
atau
lingkungan
menurunkan
nyeri.
Pasien tidak
gelisah.
pengunjung
5. Ajarkan teknik
distraksi pada saat
nyeri.
6. Kolaborasi
Rasional
1. menjadi parameter
dasar untuk
mengetahui sejauh
mana intervensi yang
diperlukan dan sebagai
evaluasi keberhasilan
dari intervensi
manajemen nyeri
keperawatan yang
telah dilakukan.
2. Pendekatan dengan
menggunakan
relaksasi dan
nonfarmakologi
lainnya telah
menunjukkan
keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
3. posisi fisiologis akan
meningkatkan asupan
O2 ke jaringan yang
dengan dokter :
mengalami iskemia.
pemberian
Pengaturan posisi
analgetik.
untuk menurunkan
respons peradangan
dan meningkatkan
kesembuhan.
4. lingkungan tenang
akan menurunkan
stimulasi nyeri
eksternal dan
pembatasan
pengunjung akan
membantu
meningkatkan kondisi
O2 ruangan yang akan
berkurang apabila
banyak pengunjung
yang berada di
ruangan.
5. distraksi (pengalihan
perhatian) dapat
menurunkan stimulus
internal dengan
mekanisme
peningkatan produksi
endorfin dan enkefalin
yang dapat memblok
reseptor nyeri untuk
tidak dikirimkan ke
korteks serebri
sehingga menurunkan
persepsi nyeri.
6. Analgetik memblok
lintasan nyeri sehingga
2.
Kecemasan
Dalam waktu
berhubungan
1 x 24 jam
kecemasan
dan nonverbal
nonverbal dapat
dengan
kecemasan
berkurang,
kecemasan,
menunjukkan rasa
prognosis
pasien
mengenal
dampingi pasien
penyakit
berkurang.
perasaannya, dapat
dan lakukan
mengidentifikasi
tindakan bila
penyebab atau
menunjukan
faktor yang
memengaruhinya,
kooperatif
terhadap tindakan,
dan wajah rileks.
perilaku merusak.
2. Hindari
konfrontasi
3. Beri dukungan
psikologis
4. Bina hubungan
saling percaya
5. Beri kesempatan
kepada pasien
untuk
mengungkapkan
ansietasnya.
6. Berikan privasi
untuk pasien dan
orang terdekat
7. Kolaborasi :
Berikan
anticemas sesuai
1. Reaksi verbal/
gelisah.
2. Konfrontrasi dapat
meningkatkan rasa
marah, menurunkan
kerja sama, dan
mungkin
memperlambat
penyembuhan.
3. Dukungan ini
mencakup upaya
membiarkan pasien
untuk
mengekspresikan
perasaannya tentang
keseriusan neoplasma
kulit, pengertian
terhadap kekesalan,
serta depresi yang
diperlihatkan pasien,
dan penyampaian
indikasi,
contohnya
dapat memahami
diazepam
kekhawatiran yang
tidak diekspresikan.
6. Memberi waktu untuk
mengekspresikan
perasaan,
menghilangkan cemas,
dan perilaku adaptasi.
Adanya keluarga dan
teman-teman yang
dipilih pasien
melayani aktivitas dan
pengalihan (misalnya
membaca) akan
menurunkan perasaan
terisolasi. Pengaturan
agar anggota keluarga
dan setiap teman
dekatnya untuk lebih
banyak mencurahkan
waktu mereka bersama
pasien karena dapat
menjadi upaya yang
bersifat suportif.
7. Meningkatkan
relaksasi dan
menurunkan
3.
kecemasan.
1. Tingkat pengetahuan
Pemenuhan
Dalam waktu
informasi
1 x 24 jam
menjelaskan
pengetahuan
dipengaruhi oleh
berhubungan
informasi
kembali
pasien tentang
dengan
kesehatan
pendidikan
prosedur
pasien. Perawat
intervensi
terpenuhi.
kesehatan
diagnostik,
menggunakan
diagnostik,
yang
intervensi
diberikan.
Pasien
radiasi,
kemoterapi,
termotivasi
dan eksisi
untuk
bedah
melaksanakan
pembedahan
pendekatan yang
kolostomi
sementara, dan
individu pasien.
rencana
Dengan mengetahui
perawatan rumah.
2. Cari sumber yang
penjelasan
meningkatkan
yang telah
penerimaan
diberikan.
informasi.
3. Jelaskan tentang
terapi dalam
kemoterapi.
4. Jelaskan tentang
terapi radiasi.
5. Jelaskan dan
tingkat pengetahuan
tersebut perawat dapat
lebih terarah dalam
memberikan
pendidikan yang
sesuai dengan
pengetahuan pasien
secara efisien dan
efektif.
2. Keluarga terdekat
lakukan
pemenuhan atau
dilibatkan dalam
persiapan
pemenuhan informasi
pembedahan,
untuk menurunkan
meliputi:
risiko misinterpretasi
Diskusikan
terhadap informasi
jadwal
pembedahan.
6. Persiapan
administrasi dan
informed consent.
7. Lakukan
pendidikan
kesehatan
preoperatif.
8. Programkan
instruksi yang
didasarkan pada
yang diberikan.
3. Pasien perlu
mengetahui bahwa
kemoterapi diberikan
sebagai pelengkap
terapi bedah dan terapi
radiasi.
4. Pengetahuan tentang
karsinoma sel
skuamosa walaupun
tidak bersifat
radiosensitif dan pada
kebutuhan
kebanyakan pasien
individu
direncanakan dan
penyusutan tumor
di
akan menambah
implementasikan
untuk melakukan
tepat.
9. Beritahu
terapi.
5. Pasien dan keluarga
persiapan
pembedahan:
dimulainya
Persiapan puasa.
10. Persiapan kulit.
11. Beritahu pasien
dan keluarga
kapan pasien
sudah bisa
dikunjungi.
12. Beri informasi
pembedahan. Apabila
rumah sakit
mempunyai jadwal
kamar operasi yang
padat, lebih baik
pasien dan keluarga
diberitahukan tentang
tentang
banyaknya jadwal
manajemen nyeri
keperawatan.
13. Berikan motivasi
dan dukungan
moral.
ditetapkan sebelum
pasien.
6. Pasien sudah
menyelesaikan
administrasi dan
mengetahui secara
finansial biaya
pembedahan. Pasien
sudah mendapat
penjelasan tentang
pembedahan
kolektomi atau
kolostomi oleh tim
bedah dan
menandatangani
informed consent.
7. Manfaat dari instruksi
preoperatif telah
dikenal sejak lama.
Setiap pasien diajarkan
sebagai seorang
individu, dengan
mempertimbangkan
segala keunikan
ansietas, kebutuhan,
dan harapanharapannya.
8. Jika sesi penyuluhan
dilakukan beberapa
hari sebelum
pembedahan, pasien
mungkin tidak ingat
tentang apa yang telah
dikatakan. Jika
instruksi diberikan
terlalu dekat dengan
waktu pembedahan,
pasien mungkin tidak
dapat berkonsentrasi
atau belajar karena
ansietas atau efek dari
medikasi praanastesi.
9. Puasa dilakukan
minimal 6-8 jam
sebelum pembedahan
apabila intervensi
bedah dilaksanakan
dengan menggunakan
anestesi umum.
10. Tujuan dari persiapan
kulit preoperatif
adalah untuk
mengurangi sumber
bakteri tanpa
mencederai kulit.
11. Pasien akan mendapat
manfaat bila
mengetahui kapan
keluarga dan temannya
dapat berkunjung
setelah pembedahan.
12. Manajemen nyeri
dilakukan untuk
peningkatan kontrol
nyeri pada pasien.
13. Intervensi untuk
meningkatkan
keinginan pasien
dalam pelaksanaan
pengobatan jangka
panjang.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Mengalami pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman. Menyatakan
bahwa rasa sakit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang.
2. Mencapai pengurangan kecemasan.
a. Mengekspresikan ketakutan dan khayalan.
b. Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya
untuk generasi dan tumbuh secara normal. Sel-sel kulit yang sehat secara normal
dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan
tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan
kulit, sehingga muda dikenali. Namun karena gejala awal yang timbul dirasakan
tidak begitu mengganggu, sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
paparan sinar ultraviolet UV, kulit putih, paparan karsinogen, genetic atau factor
keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu benjolan kecil yang membesar, benjolan yang permukaannya tidak rata dan
tidak mudah berdarah, tahi lalat yang berubah warna, koreng atau borok dan luka
yang tidak mau sembuh, bercak kecoklatan pada oramh tua, bercak hitam yang
menebal pada telapak kaki dan tangan.
B. Saran
Untuk meningkatkan
kualitas
pelayanan
keperawatan
maka
penulis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.