Anda di halaman 1dari 56

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.M khususnya Ny.

N
dengan Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang
terjadi yaitu gastristis akut dan kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering
terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia, 2005).
Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data
bahwa di seluruh dunia sekitar 1,82,1 juta penduduk dunia menderita
gastritis. Sementara di Indonesia angka kejadiaan gastritis sebanyak 218.500
kasus (Wijoyo, 2009). Berdasarkan hasil pengkajian pada bulan Mei 2012
penduduk di RW.06 Kelurahan Cipinang Besar Selatan Kecamatan
Jatinegara Jakarta Timur terdapat 43,40% penderita gastritis dari 2.393
penduduk.
Penyakit

gastritis

yang

cukup

besar

di

masyarakat

dapat

menyebabkan gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga


masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan
perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi

perawatan keluarga yaitu mengenal masalah gastritis dalam keluarga,


mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah
terjadinya komplikasi akibat gastritis, merawat anggota keluarga dengan
gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada (Ayu, 2010).
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu
sebagai care giver dimana perawat
langsung

pada

keluargayang

memberikan asuhan keperawatan

meliputi

pengkajian

sampai

evaluasi

keperawatan, sebagai pendidik dengan memberikan informasi kesehatan


yang dibutuhkan keluarga melalui pendidikan kesehatan sesuai dengan
kemampuan keluarga, sebagai konselor yaitu mendengar keluhan keluarga
secara objektif, memberikan umpan balik dan informasi serta membantu
keluarga melalui proses pemecahan masalah sehingga keluarga menjadi
lebih produktif, sebagai koordinator dengan cara memanfaatkan sumbersumber dan potensi yang ada baik materi maupun kemampuan keluarga
secara terkoordinasi, sebagai pembaharu dengan cara perawat mengadakan
inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku serta meningkatkan
keterampilan keluarga agar menjadi sehat, sebagai kolaborator yaitu perawat
dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan untuk menyelesaikan
masalah keluarga, sebagai role model dengan menampilkan perilaku yang
dapat dijadikan panutan oleh keluarga dan sebagaireferral resource dengan
membuat rujukan ke pelayanan kesehatan lain sesuai dengan yang
diperlukan keluarga, sebagai pembela ditunjukkan oleh perawat yang
tanggap terhadap kebutuhan komunitas dan mampu mengkomunikasikan
kebutuhan tersebut kepada pemberi pelayanan kesehatan secara tepat,
sebagai fasilitator perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat
untuk

memecahkan

masalah

kesehatan,

diharapkan

perawat

dapat

memberikan solusi mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi (Ayu,


2010).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun makalah


keperawatan keluarga dengan gastritis, sehingga penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus pada klien dengan judul Asuhan Keperawatan pada
Keluarga Tn. M khususnya Ny. N dengan gastristis di RT.09 RW.06 Kelurahan
Cipinang Besar Selatan Kecamatan Jatinegara.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa/i memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep keluarga.
b. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep masalah kesehatan gastritis.
c.

Mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga


dengangastritis.

d. Mahasiswa/i

mampu menentukan

masalah

keperawatan pada keluarga

dengan gastritis.
e.

Mahasiswa/i

mampu menentukan diagnosa keperawatan pada keluarga

dengangastritis.
f.

Mahasiswa/i

mampu menentukan prioritas keperawatan pada keluarga

dengangastritis.
g. Mahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan .gastritis.
h. Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga
dengangastritis.
i.

Mahasiswa/i

mampu melakukan

evaluasi

keperawatan

pada keluarga

dengan gastritis.
j.

Mahasiswa/i mampu menganalisa faktorfaktor pendukung, penghambat


serta

mencari

dengan gastritis.

solusi

alternatif

pemecahan

masalah pada keluarga

k. Mahasiswa/i

mampu mendokumentasikan

asuhan

keperawatan

pada keluarga dengangastritis.


C. Ruang lingkup
Penulisan makalah ini merupakan pemberian asuhan keperawatan keluarga
pada keluarga Tn. M khususnya Ny. N dengan gastritis di RT.09 RW.06
Kelurahan Cipinang Besar Selatan Kecamatan Jatinegara yang telah
dilaksanakan sejak tanggal 06-11 Agustus 2012.
D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ilimiah ini menggunakan
metode deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif
pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yaitu dengan cara melakukan
pengkajiaan sampai dengn evaluasi pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N,
studi kepustakaan yaitu memproleh konsep teoritis dalam makalah ini melalui
pengumpulan data literatur seperti buku bacaan tentang keperawatan
keluarga dan gastritis serta melalui sumber-sumber lain dari media elektronik
internet.
E. Sistematika Penulisan
Laporan makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5
bab yang terdiri

dari

atas

: BAB I pendahuluan

berisi latar belakang, tujuan penulisan yang


dan tujuan khusus, ruang

mencakuptujuan utama

lingkup,

metode penulisan

dan sistematikapenulisan. BAB II tinjauan teoritis berisi

tentang konsep

masalah kesehatan antara lain: definisi, etiologi, patofisiologi atau proses


terjadinya

penyakit

sampai

timbulnya

gejala serta komplikasi

dan

penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis,asuhan keperawatan


keluarga yang terdiri atas konsep keluarga, definisi, jenis/ tipe keluarga,
struktur

keluarga,

peran

keluarga,

fungsi

keluarga,

tahap-tahap

perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga, konsep proses


keperawatan

keluarga

yang

terdiri dari pengkajian

keperawatan, prioritas diagnosa

keperawatan,

keperawatan, implementasi keperawatan

dan

perencanaan

evaluasi

keperawatan.

BAB III tinjauan kasus berisi tentang pengkajian keperawatan pada anggota
keluarga dengan penyakit gastritis, prioritas diagnosa keperawatan yang
mungkin

muncul

keperawatan

pada

yang

akan

anggota

keluarga

dilakukan

gastritis, implementasi keperawatan

pada
dan

dengan

gastritis,

rencana

anggota

keluarga

dengan

evaluasi

keperawatan.

BAB IV pembahasan berisi tentang analisa kasus, faktor pendukung, faktor


penghambat dan kesenjangan antara teori dan kasus. BAB Vpenutup berisi
kesimpulan dan saran, yang terakhir daftar pustaka dan lampiran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.

Konsep Masalah Kesehatan Gastritis

1.

Definisi Gastritis

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung


yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling
sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Price, 2005). Gastritis adalah
inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya
individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau makanan yang terlalu
berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (ardiansyah,
2012).
2.

Klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahannya

a.

Gastritis akut

Gastritis akaut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan


erosif dan perdarahan pada mukosa lambung setelah terpapar oleh zat iritan.
Gastritis disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
mukosa muskularis. Erosinya tidak mengenai lapisan otot lambung (ardiansyah,

2012).

b.

Gastritis kronis

Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang sifatnya menahun


dan berulang. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori yaitu gastritis
tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya
autoantibody terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dan
berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cells, yang menurunkan
sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Dalam keadaan sangat
berat, tidak terjadi produksi faktor intrinsik. Anemia pernisiosa sering kali
dijumpai pada pasien karena tidak tersedianya factor intrinsic untuk
mempermudah absorpsi vitamin B12 dalam ileum. Sedangkan gastritis tipe B
merupakan infeksi kronis oleh H. pylori . Faktor etiologi gastritis kronis lainya
adalah asupan alkohol yang berlebihan, merokok atau refluks empedu kronis
dengan kofaktor H. pylori (ardiansyah, 2012).

3.

Etiologi

a.

Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, kortiko steroid).

Aseteminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa


lambung, NSAIDS (Non Steroid Anti Inflamasi Drugs) dan kortikosteroid
menghambat sintesis prostatglandin, sehingga sekresi HCL meningkat dan
menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi
lambung.
b.

Konsumsi alkohol dapat menyebakan kerusakan mukosa gaster.

c.

Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan

kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta perdarahan.


d.

Kondisi stress atau tertekan akan meransang peningkatan produksi HCL

lambung.
e.

Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pilori, Escerechia coli, Salmonella,

dan lain-lain.
f.

Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi paru, dicurigai turut

mempengaruhi penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu


mengeradikasi infeksi Helicobater pylori, walaupun presentase keberhasilanya
sangat rendah.
g.

Jamur dan spesis candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan

Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien


imunocompromezed. Pada pasien yang sitem imunnya baik, biasanya tidak dapat
terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang
mudah terkena infeksi parasit.

4.

Manifestasi klinis
Gastritis akut :

a.

Anoreksia ( tidak nafsu makan ), karena terjadi iritasi mukosa lambung

sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang


berupa HCO3, dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan
asam lambung maka terjadilah mual muntah.
b.

Nyeri pada epigastrum, karena adanya peradangan pada mukosa

lambung.Mual dan muntah, dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung


sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga
muntah.
c.

Perdarahan saluran cerna ( hemetemesis melena), karena mucus gagal

melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan.
d.

Anemia, karena terjadinya perdarahan.

Gastritis kronis :

a.

Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.

b.

Anoreksia ( tidak nafsu makan), karena peningkatan produksi HCL atau

peningkatan asam lambung.


c.

Nausea, Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3,

dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka
terjadilah mual muntah.

5.

Patofisiologi

a.

Gastritris Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat-

obatan, alkohol, makanan yang pedas atau asam. Pada penderita yang mengalami
stress akan terjadi peransangan saraf simpatis (nervus vagus) yang akan
meningkatkan produksi asam klorida (HCL) didalam lambung, peningkatan HCL
yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang meransang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi
produksinya. Mucus berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak
ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mucus
bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat sel yang memproduksi HCL ( terutama daerah fundus) dan pembuluh
darah. Vasodilatasi mukosa gaster menyebabkan produksi HCL meningkat,
anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri ditimbulkan karena kontak HCL
dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penerunan sekresi mucus
dapat berupa eksfeliasi (penglupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan
mengakibatkan erosi pada sel mukosa gaster, hilangnya sel mukosa akibat erosi
memicu timbulnya perdarahan.

b.

Gastritis kronis
Inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna

dari lambung atau oleh bakteri Helicobatery pylory. Gastritis kronis dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu tipe A dan tipe B. Gastritis kronis tipe A
(gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal yang menimbulkan
atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti
anemia pernisiosa yang terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.

Sedangkan gastritis tipe B (H Pylori), mempengaruhi antrum dan pylorus (ujung


bawah lambung dekat duodenum ) dan dihubungkan dengan bakteri H Pylori .
Faktor diet seperti makanan pedas, penggunaan obat-obatan dan alcohol, merokok
atau refluks isi usus kedalam lambung, juga dapat menyebabkan gangguan ini.
6.

Pemeriksaan diagnostik

a.

Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya

anemia.
b.

Pemeriksaan serum vitamin B12 yang bertujuaan untuk mengetahui adanya

defisiensi B12.
c.

Analisis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.

d.

Analisis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung.

e.

Achlorhida ( kurang/ tidak adanya produksi asam lambung) menunjukan

adanya gastritis atropi.


f.

Uji serum antibody, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya antibody sel

parietal dan factor intrisik lambung.


g.

Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada

kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.


h.

7.
a.
1)

Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

Penatalaksanaan Medis
Farmakologi
Antasida untuk mengatasi perasaan begah (penuh) dan tidak enak di

abdomen, serta untuk menetralisir asam lambung.


2)

Antagonis H2 (seperti rantine dan ranitidine, simetedin), karena mampu

menurunkan sekresi asam lambung.


3)

Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh Helicobater pylori.

b.

Nonfarmakologi

1)

Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien

Orang yang memiliki pola makan tidak teratur atau tidak memodifikasi diet
mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan
kosong atau ditunda pengisianya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa
lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
2)

Instruksikan pasien untuk menghindari makanan yang pedas

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan meransang system


pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan
mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual muntah.
3)

Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol

Karena alcohol mempunyai kemampuan sebagai pelarut lipida yang terdapat


dalam membrane sel memungkinkanya cepat masuk kedalam sel dan
menghancurkan struktur sel tersebut. Konsumsi alcohol secara berlebihan akan
merusak mukosa lambung.
4)

Ajarkan pasien untuk melakukan tehnik relaksasi nafas dalam.

Dengan tehnik relaksasi akan mengurangi rasa nyeri.


5)

Instruksikan pasien untuk tidak merokok

Efek rokok pada saluran gastrointertistinal antara lain melemahkan katup


esophagus dan pylorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami dalam
lambung dan memnurunkan PH duodenum dan meningkatkan sekresi asam
lambung yang berlebihan.

B.

Asuhan Keperawatan Keluarga

1.

Konsep keluarga

a.

Definisi

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap
anggota (Ayu, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Sudiharto, 2007).

b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga berbeda menurut pandangan dan keilmuan serta orang yang
mengelompokkannya. Tipe keluarga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok tradisional dan kelompok non tradisional.

1) Kelompok tradisional dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:


a)

Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau diadopsi atau
keduanya.
b)

The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa

anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.


c)

Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah

tua dengan anak sudah memisahkan diri.


d)

The childless family adalah keluarga tanpa anak karena terlambat

menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan


karena mengejar karir atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
e)

Keluarga besar (the extended family) adalah keluarga yang terdiri dari

tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah.


f)

Keluarga duda/janda (The single-parent family) adalah keluarga yang

terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).

g)

Commuter family adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,

tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang
bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir
pekan.
h)

Multigenerational family adalah keluarga dengan beberapa generasi atau

kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.


i)

Kin-network family adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu

rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan


pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll.
j)

Blended family adalah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang

menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.


k)

The single adult family, terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri

karena pilihannya atau perpisahan, seperti: perceraian atau ditinggal mati.

2) Kelompok non tradisional dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:


a)

Commune family adalah dua keluarga atau lebih yang tidak memiliki

hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah.


b)

The nonmarital heterosexual cohabiting family adalah keluarga yang

hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.


c)

Gay and lesbian familiy adalah dua orang sejenis hidup bersama

sebagaimana pasangan suami-istri.


d)

Cohibing couple adalah orang dewasa yang hidup bersama tanpa ada

ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu (Komang Ayu, 2010).

c. Struktur Keluarga
1)

Patrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
2)

Matrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur

garis ibu.
3)

Matrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah ibu.


4)

Patrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.


5)

Keluarga kawinan merupakan hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian


keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Ayu, 2010).

d. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peran formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai


berikut:
1)

Peranan ayah yaitu sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah,

mendidik anak-anak, melindungi keluarga, sebagai anggota dari kelompok


sosialnya dan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2)

Peranan ibu yaitu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik


anak-anaknya dan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
3)

Peranan anak yaitu anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial

sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan


spiritual.
Berbagai peran non formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1)

Peran ayah dan ibu sebagai anak dari kedua orang tua apabila masih

tinggal bersama orang tua.

2)

Peran ibu dan anak sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya (Ayu, 2010).

e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga yaitu:
1)

Fungsi biologis seperti meneruskan keturunan, memelihara dan

membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.


2)

Fungsi Psikologis seperti memberikan kasih sayang dan rasa aman,

memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan


kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
3)

Fungsi sosialisasi seperti membina sosialisasi pada anak, membentuk

nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4)

Fungsi ekonomi seperti memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,

pangan, papan, kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga,


mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penghasilan keluarga dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
5)

Fungsi pendidikan seperti memberikan pengetahuan, ketrampilan,

membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,


mendidik anak sesuai tingkatan perkembangannya.
6)

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari


keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik
senang maupun sedih dengan melihat cara keluarga mengekspresikan kasih
sayang.
7)

Fungsi perawatan kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah

kesehatan dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk

mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi dari masalah kesehatan


tersebut, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Ayu, 2010).
f. Tahap perkembangan keluarga
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas
perkembangan keluarga untuk memberikan pedoman dalam menganalisis
pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk
memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke
tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga tersebut sebagai berikut
1)

Tahap I: keluarga pemula atau pasangan baru

Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan yang


harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang
saling memuaskan, membina hibungan dengan orang lain dengan
menhubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.
2)

Tahap II: keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai

umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga
muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3)

Tahap III: keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2

sampai 6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegritasikan anak yang
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang laiinya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menenmkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama dan memenuhi kebutuhan bermain anak.

4)

Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 sampai

13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke IV yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik sebagai anggota
keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
5)

Tahap V: keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13 sampai 20

tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke V yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara
terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi
dua arah.
6)

Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup

anak pertama sanpai anak terakhir yang meninggalkan rumah)


Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VI memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota kelurga baru yang didapat melalui perkawinan
anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan,
membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri,
membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas
hubungan keluarga dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi
keluarga setelah ditinggalkan anak.
7)

Tahap VII: Keluarga usia pertengahan

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VII yaitu menyediakan


lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh
hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang

akan datang, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan dan tetap


menjaga komunikasi dengan anak-anak.
8)

Tahap VIII: Keluarga usia lanjut dan masa pensiun

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VIII yaitu mempertahankan


pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi, meneruskan untuk memahami ekstensi mereka, saling memberi
perhatian yang menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan
untuk mengisi waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
(Ayu, 2010).
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya (Suprajitno,
2004). Pengkajian keperawatan keluarga terdiri atas 2 tahap yaitu penjajagan
I dan penjajagan II. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dalam
penjajagan I meliputi 7 komponen pengkajian yaitu data umum, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan
keluarga. Penjajagan II berisi tentang pengkajian keluarga mengenai 5 fungsi
perawatan kesehatan keluarga.
Penjajagan I mengenai pengkajian data dasar didalamnya meliputi identitas
keluarga, komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku
bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, riwayat terbentuknya keluarga
inti, riwayat keluarga sebelumnya.
Identitas keluarga meliputi nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan
dan alamat. Tipe keluarga terdiri dari keluarga inti, keluarga besar, janda atau
duda. Status sosial ekonomi meliputi penghasilan dan pengeluaran keluarga,

yaitu total pendapatan keluarga, mencukupi atau tidaknya penghasilan untuk


biaya sehari-hari, memiliki tabungan atau tidak, anggota keluarga yang
membantu perekonomian keluarga, pengelola keuangan dalam keluarga.
Aktivitas dan rekreasi meliputi kebiasaan rekreasi keluarga dan penggunaan
waktu senggang. Tahap perkembangan keluarga meliputi tahap
perkembangan saat ini dan tahap perkembangan yang belum terpenuhi.
Pengkajian lingkungan terdiri dari perumahan, denah rumah, pengolahan
sampah, sumber air, jamban keluarga, pembuangan air limbah, fasilitas sosial
dean fasilitas kesehatan, karakteristik tetangga dan komunitas, mobilitas
geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
dan sistem pendukung keluarga. Perumahan meliputi jenis rumah, luas
banguan, luas pekarangan, status rumah, atap rumah, ventilasi rumah,
pencahayaan, lantai rumah dan kondisi kebersihan rumah. Pengolahan
sampah meliputi tempat pembuangan sampah, cara mengelola sampah.
Sumber air meliputi sumber air yang digunakan keluarga dan sumber air
minum yang digunakan keluarga. Jamban keluarga meliputi memiliki WC,
jenis jamban dan jarak penampungan tinja dengan sumber mata air. Fasilitas
sosial dan kesehatan meliputi perkumpulan sosial, fasilitas kesehatan dalam
masyarakat, pemanfaatan fasilitas kesehatan dan keterjangkauan fasilitas
kesehatan.
Pengkajian struktur keluarga, terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur
kekuatan keluarga, struktur peran dan nilai norma budaya. Pola komunikasi
keluarga meliputi cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga, cara
keluarga memecahkan masalah.
Struktur kekuatan keluarga meliputi respon keluarga bila ada anggota
keluarga yang mengalami masalah dan kekuatan yang digunakan keluarga.
Struktur peran meliputi peran formal dan informal.
Pengkajian fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
reproduksi dan fungsi perawatan kesehatan. Fungsi afektif meliputi
bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang,

perasaan saling memiliki, dukungan terhadap anggota keluarga dan saling


menghargai. Fungsi sosialisasi meliputi bagaimana memperkenalkan anggota
keluarga dengan dunia luar, interaksi dan hubungan dalam keluarga. Fungsi
perawatan kesehatan meliputi mengenal masalah kesehatan dalam keluarga,
mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau mencegah
terjadinya komplikasi dari masalah kesehatan tersebut, merawat anggota
keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
Pengkajian stress dan koping keluarga meliputi stressor jangka panjang dan
jangka pendek serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stress,
strategi koping yang digunakan dan strategi adaptasi yang disfungsional.
Pemeriksaan fisik meliputi tanggal pemeriksaan fisik dilakukan, pemeriksaan
kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga dan membuat
kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik. Aspek pemeriksaan fisik meliputi:
Penjajagan II berisi tentang 5 fungsi perawatan kesehatan keluarga yang
berhubungan dengan pengetahuan keluarga tentang penyakit dan
penanganannya (Ayu, 2010).

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti:
1)

Diagnosis Sehat atau wellness

Diagnosis sehat atau wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi


untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis
keperawatan keluarga potensial hanya terdiri dari komponen problem (P) saja
atau P (problem) dan S (symptom / sign), tanpa komponen etiology (E) (Ayu,
2010).
2)

Diagnosis ancaman (risiko)

Diagnosis ancaman digunakan bila belum terdapat paparan masalah


kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan

keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan symptom atau sign
(S) (Ayu, 2010) .

3)

Diagnosis nyata atau gangguan

Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan atau masalah


kesehatan keluarga didukung dengan adanya beberapa data maladaptif.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata atau gangguan, terdiri dari
problem (P), etiology (E) dan symptom atau sign (S). Perumusan problem (P)
merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.
Sedangkan etiology (E) mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
a)

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi persepsi

terhadap keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab


dan persepsi keluarga terhadap masalah.
b)

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan meliputi sejauhmana

keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, masalah dirasakan


keluarga, keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami, sikap negatif
terhadap masalah kesehatan, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
dan informasi yang salah.
c)

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit meliputi

bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat dan perkembangan


perawatan yang dibutuhkan, sumber-sumber yang ada didalam keluarga dan
sikap keluarga terhadap sakit.
d)

Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan meliputi keuntungan/

manfaat pemeliharaan lingkungan, pentingnya hygiene sanitasi dan upaya


pencegahan penyakit.
e)

Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga meliputi

keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat, kepercayaan


keluarga terhadap petugas kesehatan, pengalaman keluarga yang kurang
baik (Ayu, 2010).

Selanjutnya masalah kesehatan keperatan keluarga yang ada, perlu


diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan
sumber dana yang dimiliki keluarga.

Tabel 2.1 Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga


KRITERIA

BOBOT

Sifat masalah :

SKOR
Aktual = 3

Risiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan
masalah untuk
dipecahkan :

Mudah = 2

Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah

Tinggi = 3

Cukup = 2
Rendah = 1
Menonjolnya masalah

Segera diatasi = 2

Tidak segera diatasi = 1


Tidak dirasakan adanya masalah = 0

Skoring:
1.

Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2.

Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.


Skor

x Bobot

Angka Tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi ditentukan untuk
menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga (Ayu, 2010) .

c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta
rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan
untuk mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi dirancang
berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat
garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan resisten.

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana
mengatasi problem atau masalah (P) di keluarga sedangkan penetapan
tujuan jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi
etiology (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik,
M=measurable/dapat diukur, A=achievable/dapat dicapai, R=reality, T=time
limited/punya limit waktu). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Ayu, 2010).

d.

Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan merupakan bagian aktif dalam asuhan


keperawatan yaitu perawat melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini
bersifat intelektual, teknis dan interpersonal berupa berbagai upaya
memenuhi kebutuhan dasar klien. Tindakan keperawatan meliputi: tindakan

keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan kesehatan atau


keperawatan dan tindakan medis yang dilakukan perawat (kolaborasi).
Pelaksanaan keperawatan perlu merencanakan secara sistematis, berurutan,
bertingkat berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun sebelum
implementasi keperawatan, perawat perlu kontrak terlebih dahulu dengan
keluarga dan membuat suatu rencana kegiatan yang bertujuan agar selama
pelaksanaan keperawatan sesuai dengan waktu yang disepakati dan bahan
yang diimplementasikan mempunyai efektifitas yang tinggi. Pelaksanaan
dapat dilakukan klien sendiri (anggota keluarga atau keluarga), perawat,
anggota tim perawat (kesehatan ), keluarga lain (extended) dan orang lain
yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan keluarga (Ayu, 2010).

e.

Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi


digunakan untuk mengetahui pencapaian tujuan yang ditetapkan dan
keefektifan intervensi yang dilakukan bagi keluarga setempat sesuai dengan
kondisi dan situasi sesuai dalam mengatasi masalah keluarga. Evaluasi dapat
berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi program merupakan
proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai proses
mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar proses
pengambilan keputusan dengan cara meningkatkan upaya pelayanan
kesehatan. Evaluasi proses difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perubahan perilaku. Evaluasi
disusun menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning) secara
operasional dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan)
dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir). Metode yang dipakai dalam
evaluasi antara lain: observasi langsung, wawancara, memeriksa laporan,
dan latihan stimulasi. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi ada 3
kemungkinan keputusan pada tahap ini antara lain: keluarga telah mencapai

hasil yang ditentukan dalam tujuan, keluarga masih dalam proses mencapai
hasil yang ditentukan, keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah
ditentukan. Hasil dari evaluasi terdiri dari 3 tujuan tercapai, tercapai sebagian
atau tidak tercapai. Tujuan tercapai yaitu jika klien menunjukkan perubahan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tujuan tercapai sebagian yaitu
jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang
telah ditetapkan dan tujuan tidak tercapai yaitu jika klien tidak menunjukkan
perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru (Ayu,
2010).

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengakajian Keperawatan
1. Data Dasar Keluarga
Pada tanggal 06 Agustus 2012 dilakukan pengkajian keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. M, pengkajian data dasar yang didapat yaitu nama kepala keluarga
Tn. M berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai
pemulung dan bertempat tinggal di Kampung Jembatan RT.09 RW.06 Kelurahan
Cipinang besar Selatan Kecamatan Jatinegara. Tn. M mempunyai seorang istri
bernama Ny. N, berusia 51 tahun, pendidikan terakhir tidak bersekolah dan
bekerja sebagai buruh cuci. Tn. M dan Ny. N memiliki 1 orang anak. Anak
mereka bernama An. R berusia 12 tahun pendidikan SD.

33

Ny.U
71 Thn

Ny. M
88

Thn

Tn.A
73 Thn
70 Thn

Genogram
Tn.D

Tn.M

Ny.N
gastritis
An.R

12 Thn
51 Thn

42 Thn

: Laki- Laki
: Perempuan
---------- : Tinggal serumah
: Pasien

: Meninggal dunia
:Meninggal dunia

: Menikah

Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Tn.
M sebagai suami, Ny. N sebagai istri dan anak An. R yang tinggal dalam satu atap.
Keluarga Tn. M berasal dari suku Jawa, bahasa yang dipakai keluarga adalah
Bahasa Indonesia dan untuk kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang
dapat mempengaruhi terhadap kesehatan tiadak ada. Agama yang dianutkeluarga
Tn. M adalah agama Islam dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan sholat
lima waktu.

Pencari nafkah yaitu Tn.M dan Ny.N yang bekerja sebagai pemulung dan buruh
dengan penghasilan rata-rata antara Rp. 300.000,- s/d Rp. 400.000. Jenis
pengeluaran keluarga tiap bulan untuk membeli kebutuhan pokok sperti beras dan
kebutuhan sehari-hari lainnya. dan keluarga tidak mempunyai tabungan
khusus baik untuk kesehatan maupun sekolah dan keluarga ini termasuk dalam
keluarga prasejahtra. Aktifitas rekreasi keluarga tidak menentu, dan penggunaan
waktu

biasanya

digunakan

dengan

menonton

TV bersama atau

berkunjungkerumah saudara Ny. N kebiasaan kumpul bersama biasanya dilakukan


keluarga di malam hari karena Tn. M dan Ny. N bekerja. Tahap perkembangan
keluarga Tn. M saat ini adalah keluarga dengan anak usia sekolah. Tugas
perkembangan keluarga Tn. M yang sudah terpenuhi adalah mengembangkan
hubungan anak dengan teman sebaya, meningkatkan prestasi sekolah An. R
Sementara. Tugas

perkembangan

keluarga

yang belum

terpenuhi

saat

ini adalah mempertahankan hubungan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan


kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan An. R belajar teratur dan
memperhatikan An.R saat menyelsaikan tugas sekolah.
Riwayat Keluarga inti, Tn.M dan Ny.N sudah menikah 13 tahun yang lalu, dan
mempunyai anak laki-laki bernama An.R berusia 12 tahun. Riwayat keluarga inti
Tn.M tentang kesehatan adalah An.R yang pernah mengalami batuk pilek dan
mual muntah 3 bulan yang lalu dan Ny.N mengalami gastritis sejak 5 tahun yang
lalu sampai sekarang. Riwayat keluarga Tn.M sebelumnya orang tua Tn.M yaitu
Tn.A berusia 88 tahun dan Ny. M berusia 70 tahun sudah meninggal Tn.M
mengatakan tidak mengethui penyebab Tn.A dan Ny.M meninggal. Dan riwayat
orang tua Ny.N yaitu Tn.D berusia 73 tahun dan Ny.U berusia 71 tahun sudah
meninggal dan Ny.N mengatakan meninggal karena faktor umur yang sudah tua.
2.

Lingkungan
Status rumah yang ditempati keluarga Tn. M bukan milik pribadi tetapi
kontrakkan dengan ukuran bangunan 3x4 m2. Jenis rumah yang ditempati
keluarga Tn.M adalah rumah semi permanen karena rumah tersebut mempunyai

pondasi,dan dinding dari kayu/bambu, genteng, plester/keramik. Sementara


ventilasi rumah tidak ada dan cahaya yang masuk diproleh dari pintu depan rumah
serta menggunakan listrik sebagai penerangan dan kondisi kebersihan rumah
secara keseluruhan cukup bersih. Keluarga Tn.M memiliki tempat pembuangan
sampah tertutup dekat rumah tetangganya yang diolah dan diambil petugas
seminggu sekali untuk dibuang ke TPU, sementara sumber air yang digunakan
keluarga Tn.M adalah air bor yang diminta dari tetangga sebelah rumah dan
keluarga Tn.M khususnya Ny. N mengatakan air di manfaatkan untuk diminum,
cuci, mandi dan kondisi air bersih, tidak berbau.
Keluarga Tn.M mempunyai WC sendiri, jenis WC yang digunakan keluarga Tn.
M adalah WC cemplung ke kali dan jarak pembuangan tinja dengan sumber air
hanya 3 meter. Keluarga Tn. M memiliki tempat untuk pembuangan air limbah
yaitu dengan pembuangan kekali, kondisi kali terbuaka, banyak sampah dan
mengalir tidak lancar. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan terdapat di
lingkungan Tn.M seperti tempat pengajiaan, arisan warga dan ibu-ibu yang sering
mengobrol di warung depan rumah dan untuk fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas di CBS 02, posyandu, poswindu di kantor RW 06 dan keluarga Tn.M
memanfaatkan fasilitas tersebut.
Denah Rumah

Keterangan Ratio 1:100

MCKK

Kali
Perabotan
D
A
P
U
R
Kamar tidur Ruang TV
Ruang Tamu
3 M Lantai I

3 M Tingkat II

3M
Ruang TV
Kamar Tidur

3M
U

Ruang Tamu
3 M

3M

Karateristik tetangga dan komunitas di lingkungan rumah Tn.M adalahtinggal di


lingkungan

yang

berpenduduk

cukup

padat ditemapat

tinggal

keluarga

Tn.M berasal dari berbagai suku bangsa seperti, Jawa, Betawi, Sunda, Batak, tipe
penduduk adalah suburban dan tipe hunian dilingkungan Tn.M adalah permanen
dan semi permanen, kondisi huniaan cukup ramai, berdebu sehingga terjadi polusi
udara dan banyak sampah di kali. Keluarga Tn.M merasa nyaman hidup di
komunitas tempat keluarga Tn.M tinggal karena tetangga di tempat Tn.M tinggal
sangat ramah dan saling menolong, dan tidak ada aturan dan kesepakatan ditempat
keluarga Tn.M tinggal yang membuat mereka tidak nyaman. Dan untuk sampai
saat ini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Struktur Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.M kurang berfungsi dengan baik karena Ny.N
sulit berkomunikasi dengan Tn.M yang sifatnya tertutup, khususnya Tn.M yang
sering mengabaikan ketika Ny.N berbicara tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi
dalam penyampaian pesan. Struktur kekuatan keluarga, pengambil keputusan
dalam keluarga Tn.M adalah Tn.M dan Ny.N dengan proses keputusan diambil
dengan cara musyawarah. Keluarga Tn.M menjalankan peran setiap anggota
keluarga dengan melakukan sesuai dengan perannya masing-masing baik peran
formal maupun informal, Tn.H berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah
bagi anaknya. Sedangkan Ny.N berperan sebagai seorang istri, ibu bagi anaknya,
sedangkan An.R tidak menjalankan fungsi formal sepenuhnya karena tidak
mampu memelihara komunikasi dengan keluarga dimana tidak mau belajar dan
tidak mau membantu orang tua. Nilai dan norma budaya yang dipakai
oleh keluarga Tn.M adalah yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh

keluarganya yaitu ajaran agama islam dimana mengaji, sholat, berpuasa pada
bulan ramadhan.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga Tn. M dalam afektif yaitu tetap saling menghargai, menyayangi
satu sama lain, walaupun terkadang Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraan
atau nasehat dari Ny.N tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi dalam penyampaian
pesan kepada Tn.M maupun An.R.Fungsi sosialisasi Pada keluarga Tn.M yaitu
kurang cukup baik interaksi antara orang tua dan anak dimana Tn.M dan An.R
suka

mengabaikan

pembicaraan

atau

nasihat

dari

Ny.M dan

untuk Keluarga berinteraksi dengan warga sekitar rumah dengan komunikasi


yang cukup baik. Fungsi reproduksi, pada saat menikah Tn. M dan Ny. N
memiliki satu orang anak yaitu An. R dan menggunakan metode pil KB untuk
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5. Stress dan Koping Keluarga
Stresor jangka pendek yang dialami keluarga Tn.M yaitu keluarga masih
memikirkan bagimana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya dan
bagaimana menyisihkan sebgaiaan uang untuk menabung. Serta stresor jangka
panjang yang dialami keluarga Tn.M yaitu memikirkan penyakitgastritis yang
sering kambuh pada Ny. Lalu respon keluarga Tn.M jika menghadapi masalah
tidak punya uang, Ny.N meminjam kepada adiknya. Bila ada anggota keluarga
yang sakit Ny.N membelikan obat di warung dan ke puskesmas. Kemampuan
keluarga merespon terhadap masalah keluarga biasanya diselsaikan dengan
musyawarah

dengan

semua

anggota

keluarga

dengan

mengemukakan

pendapatnya. Strategi koping yang digunakan keluaraga Tn.M khususnya Ny.N


adalah dengan berdoa dan musyawarah sehingga tidak ada strategi adaptasi
disfungsional yang dilakukan dengan cara maladaptif.
6. Pemeriksaan fisik
Tn.M (42 tahun)

tanda-tanda

vital,

tekanan

darah:

120/80

mmHg,nadi:80x/menit, pernapasan: 19x/menit, suhu : 36C, kondisi kulit kepala

Tn.H bersih, warna rambut hitam, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata
normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan serumen,
mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tadak ada caries gigi, pada leher tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas
vesikuler, abdomen supel, ekstermitas atas dan bawah baik, kulit berwarna sawo
matang kesimpulan saat ini Tn.M dalam kondisi sehat.
Ny. N(51 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah:110/80 mmHg, nadi:76x/menit,
pernapasan: 20x/menit, suhu: 36C, kondisi kulit kepala Ny.N bersih, warna
rambut hiatm Sedikit beruban, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata normal,
pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut
bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas
vesikuler, nafas teratur. Abdomen tidak ada asites, bisisng usus 12x/menit,
terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri atas. Extermitas atas dan bawah baik, kulit
berwarna sawo matang kesimpulan saat ini Ny.N adalah gastritis.
An. R (12tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 18x/menit, nadi: 70x/menit
suhu: 36C, kondisi kulit kepala An. R bersih, warna rambut hitam, mata
simetris, hidung bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, telinga
bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut sedikit tampak kotor, tidak ada
sariawan, gigi bersih tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, extermitas
atas dan bawah baik, kulit tampak bersih, kesimpulan saat ini An.R dalam kondisi
sehat.
7. Harapan Keluarga
Keluarga

Tn.M sangat

tentanggastritis ini

dapat

berharap
berguna

dengan
dan

adanya

penyuluhan

bermanfaat

kesehatan

untuk dapat

lebih

meningkatkan pengetahuaan tentang cara mencegah dan merawat anggota


keluarganya,keluarga Tn.M khususnya Ny.N juga berharap agar terhindar dari
akibat atau komplikasi atau akibat lanjut yang lebih parah.

8. Fungsi Perawatan Kesehatan keluaraga (penjajagan tahap II)


Mengenal masalah nyeri pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun
yang lalu, Ny.N mengatakan nyeri ulu hati nyerinya melilit di bagiaan kiri perut
atas ketika melakukan aktifitas yang berlebihan seperti menyuci serta kalau
marah-marah sama An.R yang susah sekali mengikuti perintahnya, tidak nafsu
makan, mual, perut terasa penuh, sesak napas dan nyerinya sebentar kalau
beristirahat, nyeri ringan, skal nyeri 3 . Ny.N mengatakan tidak mengetahui
mengenai pengertian nyeri, penyebab nyeri. Mengambil keputusan, Ny.N
mengatakan ketika nyerinya datang Ny.N biasanya hanya beristirahat saja,
mengompres dengan air hangat, serta tidak kerumah sakit atau ke puskesmas.
Merawat anggota keluarga, Ny.N mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya
mengompres dengan botol yang berisi air hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N
mengatakan mengikat menggunakan tali pada bagian abdomenya yang nyeri,
Ny.N mengatakan tidak mengkonsumsi obat mylanta, kareana obatnya sudah
habis dan belum punya uang untuk beli lagi, tampak obat mylanta yang di
konsumsi Ny.N suadah habis. Memodifikasi lingkungan, Keluarga Tn.M
khususnya Ny.N mengatakan terasa sakit pada ulu hatinya kalau marah sama An.R
yang susah sekali mengikuti perintahnya, dan memikirkan Tn.M yang suka
mengabaikan pembicaraanya dan jarang dirumah, Ny.N mengatakan malas mau
makan pagi dan hanya minum teh saja dan makan apa adanya saja. Memanfaatkan
fasilitas kesehatan, Ny.N mengatakan hanya membeli obat di warung seperti
promag ketika maagnya kambuh atau tidak parah, Ny.N mengatakan pernah ke
rumah dengan majikannya untuk membeli obat Mylanta dan obat tersebut cocok,
Ny.N mengatakan obat yang didapatkan dari puskesmas tidak cocok, Ny.N
mengatakan tidak pernah ke puskesmas lagi karena obatnya yang kurang cocok
Tampak obat yang di dapat Ny.N dari puskesmas adalah obat Ranitidin.
Mengenal masalah gastritis pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun

yang lalu, Ny.N mengatakan tidak mengetahui mengenai pengertian gastritis,


penyebab gastritis, tanda dan gejala gastritis serta akibat lanjut dari gastritis. Ny.N
mengatakan hanya tau dari dokter bahwa penyakitnya maag atau gastritis, Ny.N
tampak bingung saat ditanya mengenai pengertiaan gastritis, penyebab, tanda
dan gejala serta akibat lanjut.Mengambil keputusan, Ny.N mengatakan ketika
keluhan datang Ny.N biasanya hanya beristirahat saja, mengompres dengan air
hangat, serta tidak kerumah sakit atau ke puskesmas. Merawat anggota keluarga,
Ny.N mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya mengompres dengan botol yang
berisi air hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N mengatakan mengikat
menggunakan tali pada bagian abdomenya yang nyeri, Ny.N mengatakan tidak
mengkonsumsi obat mylanta, kareana obatnya sudah habis dan belum punya uang
untuk beli lagi, tampak obat mylanta yang di konsumsi Ny.N suadah habis.
Memodifikasi lingkungan, Keluarga Tn.M khususnya Ny.N mengatakan terasa
sakit pada ulu hatinya kalau marah sama An.R yang susah sekali mengikuti
perintahnya, dan memikirkan Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraanya dan
jarang dirumah, Ny.N mengatakan malas mau makan sarapan dan hanya minum
teh saja dan makan apa adanya saja.
Memanfaatkan fasilitas kesehatan, Ny.N mengatakan pernah ke rumah sakit
dengan majikanya untuk membeli obat dan Ny.N mengatakan majikannya
membelikan obat Mylanta dan Ny.N mengatakan sekarang obatnya sudah habis
dan Ny.N hanya membeli obat di warung seperti promag ketika maagnya kambuh
atau tidak parah, Ny.N mengatakan pernah ke puskesmas dan mendapatkan obat
tetapi obatnya tidak cocok, Ny.N mengatakan tidak pernah ke puskesmas lagi
karena obatnya yang kurang cocok. Tampak obat yang di dapat Ny.N dari
puskesmas adalah obat Ranitidin.
9.

Analisa Data
Data Fokus

Diagnosa Keperawatan

DS:
Ny.N mengatakan menderita penyakit Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen
gastritis sejak 5 tahun yang lalu.
pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
Ny.N mengatakan Mengikat

ketidakmampuan keluarga merawat

menggunakan tali jika sakit maagnya

anggota keluarga dengan gastritis

kambuh.
Ny.N mengatakan nyeri ulu hati ,
nyeri ringan, nyerinya melilit di
bagiaan perut atas ketika melakukan
aktifitas yang berlebihan seperti
menyuci serta kalau marah-marah
sama An.R yang susah sekali
mengikuti perintahnya,
Ny.N mengatakan tidak nafsu
makan, mual, perut terasa penuh,
sesak napas dan
Ny.N mengatakan nyerinya sebentar
kalau beristirahat.
Ny.N mengatakan kalau nyerinya
timbul biasanya mengompres dengan
botol yang berisi air hangat dibagiaan
abdomenya
Ny.N mengatakan mengikat
menggunakan tali pada bagian
abdomenya yang nyeri
DO :
Ny.S terlihat meringis ketika disuruh
di tekan pada bagiaan abdomennya.
Skala nyeri 3
nadi: 76x/ menit.
pernapasan: 22x/menit.
Ketidakefektifan pemeliharaan

DS:

kesehatanpada keluarga Tn.M khususnya

- Ny.N

mengatakan

mengetahui

tidak Ny.N b.d ketidakmampuan


tentang pengertian, keluarga merawat

tanda dan gejala, penyebab, akibat anggota keluarga dengan gastritis


anjut dari gastritis, cara perawatan
gastritis
-Ny.N mengatakan malas
mau

makan pagi dan hanya minum

teh saja.
-Ny.N mengatakan hanya beristirahat
saja kalau maagnya kambuh
-Ny.N mengatakan hanya tau dari
dokter bahwa penyakitnya maag atau
gastritis.
-Ny.N mengatakan tidak
mengkonsumsi obat Mylanta, kareana
obatnya sudah habis dan belum punya
uang untuk beli lagi.
-Ny.N mengatakan hanya membeli
obat di warung ketika maagnya
kambuh atau tidak parah.
-Ny.N mengatakan pernah
ke puskesmas dan mendapatkan obat
tetapi obatnya tidak cocok.
DO:
tekanan darah: 110/80 mmHg.
nadi: 76x/ menit.
pernapasan: 22x/menit.
Ny.N tampak bingung saat ditanya
mengenai pengertiaan gastritis,
penyebab, tanda dan gejala serta

akibat lanjut.
tampak obat mylanta yang di
konsumsi Ny.N sudah habis.
Obat yang di dapat Ny.N dari
puskesmas adalah ranitidin

10.
a.

Penapisan Masalah
Diagnosa Keperawatan I : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan nyeri.
No.

1.

Kriteria

Sifat
Masalah:Aktual

Bobo

Perhitunga

3/3 x 1 = 1

Pembenaran

Nyeri ulu hati pada Ny.N


sudah

terjadi,

Ny.

mengatakan sakit di bagian


ulu hati dan biasanya terjadi
kalau melakukan aktifitas
yang

berlebihan

seperti

menyuci, dan ketika marah


sama An.R.

.
2.

Kemungkinan

1/2 x 2 = 1

Masalah

dapat

diubah

masalah

sebagian karena fasilitas

untukdiubah:Sebagi

kesehatan cukup jauh tetapi

an

masih

dapat

dijangkau

dengan kendaraan, perawat


mempunyai

pengetahuan

tentang

penyakit,

waktu

yang

cukup

untuk

memberikan

penyuluhan

kesehatan tentang gastritis.


3.

Potensi

masalah

untuk

2/3 x 1 = Masalah penyakit gastritis


2/3

sudah terjadi sejak 5 tahun

dicegah:Sedang

yang

lalu,

Ny.

N mengatakan
penyebab gastritiskarena ma
las mau makan pagi
4.

Menonjolnya

Ny. N mengatakanmasalah

masalah:Masalah

tersebut harus

segera

ada dan harus segera

ditangani

karena

diatasi.

mengganggu aktivitasnya.

Jumlah

b.

2/2 x 1 = 1

3 2/3

Diagnosa keperawatan II : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada

keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluargadengan gastritis
No.
1.

Kriteria
Sifat
Aktual

Masalah:

Bobot
1

Perhitungan
3/3 x 1 = 1

Pembenaran
Masalah sudah terjadi karena
Ny.N mengatakan

selalu

mengkonsumsi

obat

maag

seperti (mylanta) tetapi obatnya


sudah

habis,

dan

Ny.N

mengatakan obat yang di dapat


dari puskesmas seperti ranitidin
tidak cocok

2.

Kemungkinan

1/2 x 2 = 1

Masalah dapat

masalah untuk

diubahsebagian karena fasilitas

diubah:sebagian

kesehatan terjangkau, perawat


mempunyai

pengetahuan

tentang penyakit, waktu yang


cukup

untuk

memberikan

penyuluhan kesehatan tentang


gastritis tapi keluarga tidak
memiliki dana kesehatan
3.

Potensi masalah

2/3 x 1 = 2/3

Ny.N masih

mengkonsumsi

untuk

obat

gastritis

yang

bisa

dicegah:Sedang

didapatkan di warung lebih


murah seperti promag

4.

Menonjolnya

0/2 x 1 = 0

Keluarga

mengatakan

selalu

masalah:Masalah

mengingatkan Ny. N untuk

tidak dirasakan.

selalu kontrol ke pelayanan


kesehatan tetapi Ny.N selalu
mengatakan jika minum obat
akan hilang tanpa harus Ny.N
mengurangi
berlebihan

Jumlah

2 2/3

aktifitas

yang

B. Daftar Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas


1. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis, skor :
3 2/3.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat
skor : 2 2/3.

1.

a.
1)
a.

keluarga Tn.M khususnya


anggota keluarga dengannyeri,

C. Perencanaan Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri
Tujuan umum:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 30 menit diharapkan
Nyeri abdomen pada pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N teratasi.
Tujuan Khusus :
Setelah penjelasan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu :
Mengenal masalah nyeri abdomen dengan :
Menjelaskan pengertian nyeri
Kriteria Evaluasi : respon kognitif
Standar Evaluasi : Nyeri merupakan tanda dan gejala gastritis
Rencana intervensi :

Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian nyeri.


Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertiannyeri
b. Menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala gastritis
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala gastritis yaitu nyeri
atau sakit pada ulu hati, perut Kembung dan mual muntah, nafsu makan
berkurang, saat makan terasa penuh.

Rencana Intervensi :
a. Diskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
b. Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis
c. Beri pujian positif pada keluarga
b. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah nyeri abdomen
a) Menjelaskan akibat yang terjadi bila nyeri abdomen tidak diatasi
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : perdarahan pada saluran cerna bagian atas atau bawah
Rencana Intervensi :
(1) Identifikasi akibat nyeri abdomen yang dialami Ny.N yang lalu
(2) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali akibat nyeri abdomen bila
tidak diatasi
b) Mengambil keputusan untuk menangani nyeri abdomen agar tidak bertambah
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : tidak bertambah parah
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi nyeri abdomen untuk
mengambil keputusan selanjutnya
(2) Motivasi keluarga untuk memutuskan menangani nyeri abdomen secara tepat
(3) Beri pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga
c. Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Merawat keluarga dengan nyeri abdomen
a) Menjelaskan cara perawatan nyeri
Kriteria Evaluasi
: respon kognitif
Standar Evaluasi
: cara
perawatan
gastritis
yaitu
melakukan
teknik relaksasi
Rencana Intervensi :
(1) Gali pengetahuan keluarga dalam mengatasi nyeri abdomen
(2) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri abdomen
(3) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan
b) Mendemostrasikan cara perawatan nyeri abdomen
Kriteria evaluasi : respon psikomotor
Standar evaluasi : keluaraga mendemostrasikan kembali cara perawatan nyeri
seperti tehnik relaksasi, keluarga dapat menilai keberhasilan tindakan yaitu
mengontrol diri dengan dengan mengatur pola makan, keluarga dapat menilai
keberhasilan pelaksanan tindakan yang di lakukan.
Renacana Intervensi :

a. Demonstrasikan cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi


b. Motivasi keluarga untuk meredemonstrasikan.
c. Beri pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan yang
dilakukan.
e. Setelah

diberikan

penjelasan

selama

15

menit

diharapkan

keluarga

mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan bila gastritis berlanjut :


1) Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi

respon verbal

: menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

digunakan untuk mengatasi gastritis berlanjut.


Rencana Intervensi :
a) Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
b) Diskusikan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan.
c) Anjurkan keluarga untuk periksa ke pelayanan kesehatan bila gastritis kambuh.
2) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi

: respon psikomotor
: kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan untuk berobat

bila gastritisnya kambuh.


Rencana Intervensi :
a) Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi pelayanan kesehatan.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan
Ny.Nb.d

kesehatan pada

keluarga

Tn.M

khususnya

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis.

Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gastritis selama 3x30
menit, diharapkan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N
kembali efektif.
Tujuan Khusus:
a.

Setelah penjelasan selama 30 menit, diharapkan keluarga mampu:


1) Mengenal masalah gastritis dengan:
a) Menjelaskan pengertian gastritis

Kriteria Evaluasi : respon kognitif


Standar Evaluasi : gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung
Rencana Intervensi :
Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian gastritis.
Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian gastritis
b) Menyebutkan Penyebab gastritis
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : Makanan yang pedas atau asam-asam, makan yang terlalu
cepat, makanan berbumbu atau berempah, makanan yang terlalu banyak,
merokok, minuman beralkohol, dan obat-obatan.
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan penyebab yang biasanya terjadi pada Ny. N.
(2) Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab gastritis.
(3) Beri pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.

c) Menyebutkan Tanda dan Gejala gastritis


Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala gastritis yaitu nyeri atau
sakit pada ulu hati, perut Kembung dan mual muntah, nafsu makan berkurang,
saat makan terasa penuh.
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.
(2) Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis.
(3) Beri pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.
b. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gastritis :
1) Menjelaskan akibat bila gastritis tidak diatasi
Kriteria Evaluasi

: respon verbal

Standar Evaluasi

: menyebutkan akibat lanjut bila gastritis tidak ditangani

seperti perdarahan pada saluran cerna atas (muntah darah atau berak darah), syok
haemoragik atau tidak sadarkan diri karena perdarahan.
Rencana Intervensi :
a) Identifikasikan akibat gastritis yang lalu.
b) Motivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat gastritis bila tidak diatasi.
2) Mengambil keputusan untuk menangani gastritis agar tidak bertambah parah
Kriteria Evaluasi

: respon verbal

Standar Evaluasi

: keputusan keluarga untuk menangani gastritis agar tidak

bertambah parah.
Rencana Intervensi :
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi gastritis untuk mengambil
keputusan selanjutnya.
b) Motivasi keluarga untuk memutuskan menangani gastritis secara tepat.
c) Beri pujian atas keputusan yang diambil keluarga.
c. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu
merawat keluarga dengan gastritis
1) Menjelaskan cara perawatan gastritis.
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi

: respon kognitif
: cara

perawatan

gastritis

yaitu

melakukan

teknik

relaksasi dan pola makan yang teratur.


Rencana Intervensi :
a) Kaji pengetahuan keluarga dalam mengatasi gastritis.
b) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan gastritis.
c) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
2) Mendemonstrasikan cara perawatan gastritis
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi

: respon psikomotor
: keluarga mendemonstrasikan kembali cara perawatan

gastritis seperti teknik relaksasi dan mengatur pola makan. keluarga dapat menilai
keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu mengontrol diri dengan

mengatur pola makan, keluarga dapat menilai keberhasilan pelaksanan tindakan


yang di lakukan.
Rencana Intervensi :
a)

Demonstrasikan cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi

b)

Motivasi keluarga untuk meredemonstrasikan.

c)

Beri pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan yang
dilakukan.

d. Setelah

diberikan

penjelasan

selama

15

menit

diharapkan

keluarga

mampu memodifikasi lingkungan dalam perawatan gastritis.


Kriteria Evaluasi

: respon psikomotor

Standar Evaluasi

: Menghindari makanan yang pedas atau asam, hindari

merokok atau minuman beralkohol , pola makan yang teratur


Rencana Intervensi :
1) Diskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk mengurangi
gastritis.
2) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas.
e. Setelah

diberikan

penjelasan

selama

15

menit

diharapkan

keluarga

mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan bila gastritis berlanjut :


1) Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi

respon verbal

: menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat

digunakan untuk mengatasi gastritis berlanjut.


Rencana Intervensi :
a) Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.

b) Diskusikan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan.


c) Anjurkan keluarga untuk periksa ke pelayanan kesehatan bila gastritis kambuh.
2) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Kriteria Evaluasi

: respon psikomotor

Standar Evaluasi

: kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan untuk berobat

bila gastritisnya kambuh.


Rencana Intervensi :
a)Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi pelayanan kesehatan.
D. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Pelaksanaan dan evaluasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan I: nyeri
abdomen

pada

keluarga

Tn.

khususnya

Ny.N

berhubungan

denganketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri


1. Pelaksanaan TUK I tanggal 07 Agustus 2012 Pukul 14.00 WIB
a.

Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pengertian nyeri.

b. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian nyeri


c.
Mendiskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
d. Meganjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis
e.

Memberi pujian positif pada keluarga


Evaluasi tanggal 07 Agustus 2012 pukul 14.30

S = Ny. N mengatakan tanda dan gejala gastrits yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah,
tidak nafsu makan. Ny. N mengatakan kualitas nyeri seperti melilit, skala nyeri 3
dan biasanya hanya diatasi dengan istirahat
Ny.N mengatakan nyeri adalah tanda dan gejala dari gastritis
O = Ny. N mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala gastritis, Ny.N tampak
memahami pengertian Nyeri
A = TUK I tercapai, Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK II 07 Agustus 2012 pukul 15.00 WIB.
2. Pelaksanaan TUK II tanggal 07 Agustus 2012 Pukul 15.00 WIB
a. Mengidentifikasikan akibat nyeri abdomen yang lalu.
b. Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi nyeri abdomen untuk
mengambil keputusan selanjutnya.
c. Memotivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat nyeri abdomen bila tidak
diatasi dan memutuskan menangani nyeri abdomen secara tepat
d. Memberi pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga.

Evaluasi tanggal 07 Agustus 2012 pukul 15.00 WIB


S = Ny. N mengatakan tanda dan gejala gastrits yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah,
tidak nafsu makan. Ny. N mengatakan kualitas nyeri seperti melilit, skala nyeri 3
dan biasanya hanya diatasi dengan istirahat
O = Ny. N mampu menyebutkan akibat bila nyeri abdomen tidak diatasi akan terjadi
perdarahan pada saluran cerna bagian atas dan bawah.
A = TUK II tercapai, Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK III tanggal 08 Agustus 2012 pukul 14.00 WIB
3. Pelaksanaan TUK III tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 14.00 WIB
a. Menggali pengetahuan keluarga dalam mengatasi nyeri abdomen.
b. Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri abdomen.
c. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
d. Mendemonstrasikan cara perawatan nyeri abdomen.
e. Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan tekhnik relaksasi.
f. Memberi pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan tehnik
yang dilakukan.
Evaluasi TUK III tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 14.30 WIB
S = Ny. N mengeluh nyeri biasanya hanya dengan beristirahat dan minum obat promag
dari warung. Ny. N mengatakan untuk menghilangkan nyeri sebaiknya istirahat,
melakukan teknik relaksasi, minum obat, Ny. N mengatakan nyeri berkurang,
skala nyeri 2.
O = Ny. N mampu menyebutkan cara perawatan bila nyeri timbul. Ny. N mampu
meredemonstrasikan kembali tekhnik relaksasi nafas dalam.
A = TUK III tercapai, Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK IV tanggal 08 Agustus 2012 pukul 16.00 WIB
4. Pelaksanaan TUK IV tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 16.00 WIB
a. Mendiskusikan dengan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengurangi
nyeri.
b.Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti.
c. Memberi pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK IV tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 16.40 WIB

S = Ny.N mengatakan hindari makanan yang pedas atau asam, hindari merokok dan
minuman alkohol, pola makan yang teratur.
O = Ny.N mampu menjawab pertanyaan perawat mengenai memodifikasilingkungan
untuk mengurangi gastritis.
A = TUK IV tercapai, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK V tanggal 09 Agustus 2012 pukul 15.00

4. Pelaksanaan TUK IV tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 15 .00 WIB


a. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
b. Mendiskusikan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan.
c. Menganjurkan keluarga untuk periksa kepelayanan kesehatan bila nyeri tidak dapat
ditangani.
Evaluasi TUK IV tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 15.30 WIB
S = Ny. N mengatakan tidak perlu ke pelayanan kesehatan karena sudah minum obat
maag. Ny.N mengatakan akan memanfaatkan pelayanan kesehatan bila sakit tidak
tertahankan.
O = Ny. N mampu memahami tentang manfaat pelayanan kesehatan.
A = Tujuan tercapai, Masalah teratasi.
P = Intervensi dihentikan.
Pelaksanaan

dan

evaluasi

keperawatan

untuk

diagnosa

keperawatan

II:Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya


Ny.Nb.d

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis

1. Pelaksanaan TUK I tanggal 06 Agustus 2012 Pukul 10.00 WIB


a. Mendiskusikan dengan Ny. N tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda dan
gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.
b. Menganjurkan Ny.

N untuk

mengungkapkan

kembali

pengertian gastritis,

penyebab, tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N
c. Memberi pujian atas upaya Ny. N dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK I tanggal 06 Agustus 2012 Pukul 13.30 WIB
S = Ny. N mengatakan lupa tentang pengertian gastritis, penyebab gastritis, tanda
gejala gastritis setelah di tanya kembali oleh perawat.

O = Ny. N tampak bingung dan bertanya kembali kepada perawat tentang pengertian
gastritis, penyebab gastritis, tanda gejala gastritis setelah di tanya kembali oleh
perawat.
A = Tujuan belum tercapai, Masalah belum teratasi.
P = Evaluasi validasi TUK I, Lanjutkan intervensi TUK I tanggal 07 Agustus 2012.

2. Pelaksanaan TUK I tanggal 07 Agustus 2012 Pukul 10.15 WIB


a. Melakukan evaluasi validasi TUK I tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda
dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.
b. Mendiskusikan kembali dengan Ny.

N tentang pengertian gastritis,

penyebab,

tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.


c. Menganjurkan Ny. N kembali untuk mengungkapkan kembali pengertiangastritis,
penyebab, tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.
d. Memberi pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK I tanggal 07 Agustus 2012 Pukul 10.50 WIB
S = Ny. N mengatakan pengertian gastritis yaitu peradangan pada mukosa lambung,
Ny. N mengatakan penyebab gastritis yaitu makan pedas, merokok, minum
alkohol. Ny. N mengatakan tanda dan gejala gastritis yaitu nyeri pada ulu hati,
perut kembung, mual, nafsu makan berkurang
O= Ny. N tampak ragu-ragu dalam menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala gastritis.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK II tanggal 08 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB
modifikasi dengan menggunakan gambar dan pengucapan bahasa yang lebih
sederhana.
3. Pelaksanaan TUK II tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 13.00 WIB
a. Melakukan evaluasi validasi TUK I tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda
dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.

b. Mengidentifikasikan akibat gastritis.


c. Memotivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat gastritis bila tidak diatasi.
d. Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi gastritis untuk mengambil
keputusan selanjutnya.
e. Memotivasi keluarga untuk memutuskan menangani gastritis secara tepat.
f. Memberi pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga.
Evaluasi TUK II tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 13.30 WIB
S = Ny.N mengatakan sudah mengerti tentang akibat gastritis bila tidak diatasi, Ny.N
mengatakan akan menjaga pola makan secara teratur, Ny.N mengatakan akan
segera ke pelayanan kesehatan jika gastritis tidak dapat diatasi.
O = Ny.N mampu menjawab pertanyaan perawat tentang akibat gastritis bila tidak
diatasi. Ny.N tampak siap membawa ke pelayanan kesehatan jika gastritis tidak
dapat diatasi.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK III
5. Pelaksanaan TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 09.00 WIB
a.Menggali pengetahuan keluarga dalam mengatasi gastritis.
b. Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan gastritis.
c. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
d. Mendemonstrasikan cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi
e. Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan teknik relaksasi dan mengatur
pola makan
f. Memberi pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan tehnik
yang dilakukan.
Evaluasi TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 09.30 WIB
S = Ny.N mengatakan sudah mengerti tentang cara perawatan gastritis.
O = Ny.N mampu mengulangi kembali langkah-langkah tekhnik relaksasi nafas dalam
dengan di pandu perawat. Ny.N tampak antusias saat diajarkan tekhnik relaksasi.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Evaluasi validasi TUK III, Lanjutkan intervensi TUK III tanggal 09 Agustus
2012
6.
Pelaksanaan TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 14.00
a. Melakukan evaluasi validasi TUK III tentang mengatasi gastritis.
b. Mendiskusikan kembali dengan keluarga cara perawatan gastritis.

c.

Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah


disampaikan.
d. Mendemonstrasikan kembali cara perawatan gastritis seperti teknik relaksasi
e. Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan kembali teknik relaksasi
Evaluasi TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 14.30 WIB
S = .N mengatakan sudah paham tentang cara perawatan gastritis.
O = Ny.N mampu mengulangi kembali langkah-langkah tekhnik relaksasi nafas dalam
tanpa bantuan perawat. Ny.N tampak antusias saat diajarkan tekhnik relaksasi.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan Intervensi TUK IV
7. Pelaksanaan TUK IV tanggal 10 Agustus 2012 Pukul 15.00 WIB
d.
Mendiskusikan dengan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mengurangi
gastritis.
e. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas.
f. Memberi pujian atas upaya keluarga dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK IV tanggal 10 Agustus 2012 Pukul 15.40 WIB
S = Ny.N mengatakan hindari makanan yang pedas atau asam, hindari merokok dan
minuman alkohol, pola makan yang teratur.
O = Ny.N mampu menjawab pertanyaan perawat mengenai memodifikasilingkungan
untuk mengurangi gastritis.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK V
8. Pelaksanaan TUK V tanggal 10 Agustus 2012 Pukul 13.00 WIB
a. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
b. Mendiskusikan pada keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan.
c. Menganjurkan keluarga untuk membawa ke pelayanan kesehatan bila gastritis/
kambuh tidak dapat ditangani.
Evaluasi TUK V tanggal 10 Agustus 2012 Pukul 14.00 WIB
S = Ny.N mengatakan akan membawa ke pelayanan kesehatan bila gastritisnya
kambuh
O = Ny.N mampu memahami tentang keuntungan dan kerugian pelayanan kesehatan.
A = Tujuan tercapai, Masalah teratasi.
P = Intervensi di hentikan.

BAB
PEMBAHASAN

IV

A.
Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada
tahap pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan.
Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.M
yaitu tahap perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu
An.
R
(12
tahun).
Tahap perkembangan keluarga Tn.M yang sudah terpenuhi yaitu mengembangkan
hubungan anak dengan teman sebaya, meningkatkan prestasi sekolah An. R.
Sementara tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini adalah
mempertahankan hubungan yang memuaskan diantara anggota keluarga faktor
penghamabatnya adalah adanya pola komunikasi yang tidak berfungsi dengan
baik karena Ny.N sulit berkomunkasi dengan Tn,M yang sifatnya tertutup yang
ditandai dengan Tn.M Sering mengabikan pembicaraan Ny.N, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga belum terpenuhi karena faktor
ekonomi dalam keluarga yang tidak mendukung yang di tandai dengan
penghasilan keluarga yang tidak cukup untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari,
membiasakan An.R belajar teratur dan memperhatikan An.R saat menyelsaikan
tugas sekolah, tidak terpenuhi karena tidak mampu memelihara komunikasi yang
baik
dalam
keluarga
anatara
orang
tua
dan
anak.
Penulis membahas tentang adanya ketidaksesuaian dari pengkajian antara teori
dan kasus serta alternatif pemecahan masalahnya. Dari hasil pengkajian penulis
menemukan kesenjangan dimana menurut teori dari penyebab gastritis oleh
bakteri, obat-obatan, konsumsi alkohol, kondisi stress, makan yang tidak teratur,
merokok. Penyebab gastritis yang di alami Ny.N yaitu karena malas mau makan
pagi dan hanya minum teh atau makan apa adanya . Dalam hal ini malas makan
atau makan apa adanya akan mempengaruhi peningkatan asam lambung sehingga
dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di daerah sekitar
epigastrum.. Dan pada keadaan stress akan terjadi peransangan saraf simpatis
( nervus vagus) maka akan terjadi peningkatan asam lambung dapat mengiritasi
mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama kelamaan akan menyebabkan
terjadinya gastritis. Tanda dan gejala gastritis pada teori gejala seperti anoreksia,
nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna. Pada saat
pengkajian Ny.N, mengatakan suka nyeri di di bagiaan perut melilit, terasa begah
dan sesak napas ketika maagnya kambuh. Saat ini Ny.N tidak mengalami

anoreksia, nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna.
Pada teori akibat lanjut dari gastritis adalah perdarahan pada saluran pencernaan
(muntah darah/berak darah), syok haemoragik atau tidak sadarkan diri karena
perdarahan. Pada kasus Ny.N belum mengalami akibat lanjut dari gastritis, saat
dilakukan pengkajiaan terhadap keluarga. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N
mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit gastritis dan komplikasi yang
terjadi
akibat
gastritis.
Perawatan gastritis pada teori dengan cara memodifikasi diet, menghindari
makanan yang pedas, mengurangi stress, menghindari alcohol, tidak merokok,
tehnik relaksasi nafas dalam. Pada saat pengkajiaan ditemukan bahwa keluarga
Tn.M khususnya Ny.N tidak mengetahui cara perawatan gastritis baik
farmakologis maupun nonfarmakologis. Hal ini disebabkan pengetahuan yang
dimiliki
keluarga
Tn.M
khususnya
Ny.N
kurang.
Cara memodifikasi lingkungan pada teori dengan cara menjaga rumah agar tidak
berantakan, penerangan yang cukup dan lingkungan yang tidak bising,
memodifikasi diet (pola makan yang teratur) Pada saat pengkajian pada Keluarga
Tn.M khususnya Ny.N penerangan di rumah keluarga Tn.M khususnya Ny.N
cukup, lingkungan yang bising, penuh dengan perabotan yang tidak pakai
disamping rumah dan kurungan ayam dan keluarga belum mampu untuk
memodifikasi dietnya, karena factor ekonomi keluarga yang serba kecukupan.
Pada teori dilakukan pemerikasaan penunjang untuk penyakit gastristis yaitu
pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya Anemia,
pemeriksaan serum vitamin B12 yang bertujuaan untuk mengetahui defesiensi
vitamin B12, Analisis feses yang bertujuaan untuk mengetahui adanya perdarahan
pada feses . Sedangkan Ny.N mengatakan dirinya tidak melakukan pemeriksaan
penunjang apapun karena Ny.N tidak memiliki biaya yang cukup.
Pada sarana pelayanan kesehatan, menurut teori ada tiga sarana pelayanan
kesehatan yaitu Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit. Ketiga sarana pelayanan
keshatan tersebut memiliki manfaat dan keuntungan masing-masing. Pada saat
pengkajian keluarga Tn.M khususnya Ny.N tidak memanfaatkan pelayanan
kesehatan tersebut secara maksimal seperti puskesmas dan poswindu karena obat
yang diberikan kurang cocok. Keluarga Ny.N mengatakan hanya membeli obat di
warung
apabila
gastritisnya
belum
terlalu
parah.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi pengukuran,

pemeriksaan fisik. Selama pengumpulan data tidak ada hambatan yang terjadi
karena Ny.N memiliki waktu luang untuk melakukan pengkajian.
B.
Diagnosa
keperawatan
Menurut teori diagnosa keperawatn keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu diagnosa aktual, resiko, potensial. Dalam kasus ini penulis mengangkat dua
diagnosa yaitu Gangguaan rasa nyaman, nyeri abdomen pada keluarga Tn,M
khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan
nyeri.
karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnosa tersebut. Diagnosa kedua
adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya
Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis
Faktor pendukung yang ditemukan dalam menentukan diagnosa sangat terlihat
bahwa keluarga tidak mampu mengenal masalah gastritis, tidak mampu
mengambil keputusan, tidak mampu merawat anggota keluarga dengan gastritis,
tidak mampu memodifikasi lingkungan dan keluarga kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Faktor penghamabat dalam perusmusan diagnosa adalah
data yang tidak mendukung dikarenakan diagnosa utama pada hari pertama
pengkajiaan adalah pemeliharaan kesehatan, tetapi pada pengkajian hari kedua
penulis menemukan diagnosa nyeri sehingga prioritas nyeri menjadi prioritas satu
atau utama dan pemeliharaan kesehatan menjadi diagnosa yang kedua.
C.
Perencanaan
Dalam menentukan masalah penulis menemukan beberapa hambatan dimana
ketersediaan literatur yang kurang dan faktor pendukungnya masalah yang dialami
keluarga sangat jelas terlihat. Dalam menentukan sifat masalah kedua diagnosa
bersifat aktual. Oleh karena itu, penulis merencanakan mengatasi masalah nyeri
dahulu karena keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum mengetahui Lima fungsi
keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah nyeri yang dilakukan secara
bertahap.
Dalam penyusunan prencanaan perawat merencanakan untuk memberikan
penyuluhan kesehatan dimulai dari TUK I untuk diagnosa nyeri yaitu mengenal
masalah nyeri, rencana penyuluhan kesehatan menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala gastritis, TUK II menjelaskan akibat lanjut bila nyeri tidak
diatasi, TUK III menjelaskan cara perawatan keluarga dengan gastritis dengan
cara mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, menghindari stress, modifikasi
diet, TUK IV menjelaskan cara memodifikasi lingkungan serta TUK V
menjelaskan tentang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dan TUK I- TUK V
untuk
diagnosa
II.
D.
Pelaksanaan

Secara teori pada tahap pelaksanaan perawat akan menghadapi kenyataan dalam
perawatan kesehatan keluarga yang dapat mendorong untuk mencoba segala daya
cipta dalam mengadakan perubahan-perubahan atau terjadinya frustrasi sehingga
tidak dapat berbuat apa-apa. Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan faktor
pendukung dan faktor penghambat . Faktor pendukung yang ditemukan yaitu
keluarga Tn.M khususnya Ny.N koperatif dengan penulis dapat mendapatkan data
keluarga dan bersama-sama dapat menyelsaikan masalah kesehatan didalam
keluarga
Tn.M
khususnya
Ny.N.
Faktor penghambat yaitu Ny.N memiliki keterbatasan pendidikan sehingga
penulis memodifikasi dengan memberikan contoh gambar dan penjelasan secara
lisan dan bahasa yang mudah dipahami. Penulis memberikan lefleat pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N supaya apabila keluarga Tn.M khususnya Ny.N lupa
mengenai gastritis dan perawatanya dapat melihat kembali lefleat tersebut.
Pelaksanaan yang dapat dicapai oleh keluarga Tn.M adalah mampu mengenal
masalah gastritis, penyebab gastritis, tanda dan gejala, mengetahui akibat lanjut,
cara perawatan dan pencegahan penderita gastritis, serta mengetahui keuntungan
dan kerugian sarana pelayanan kesehatan, sedangkan untuk memodifikasi
lingkungan yang baik belum dilakukan sepenuhnya oleh keluarga, karena
membutuhkan biaya yang cukup besar dan dilakukan secara bertahap oleh
keluarga. Ny.N seharusnya makan secara teratur walaupun sedikit tapi sering
untuk mencegah terjadinya peningkatan asam lambung, karena apabila asam
lambung meningkat maka akan mengiritasi lapisan mukosa lambung sehingga
timbul rasa nyeri Pelaksanaan keperawatan tersebut dapat dilakukan dengan alat
bantu flipchart, leaflet untuk memudahkan keluarga untuk bisa memahami apa
yang
disampaikan
oleh
penulis.

E.
Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara teori dan
hasil tindakan keperawatan dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilanya. Bila hasil evaluasi tidak berhasil atau berhasil
sebagaian perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Pada TUK I- V diagnosa
I evaluasi tercapai karena keluarga khususnya Ny.N sangat antusias dalam
mendengarkan penyuluhan dari perawat dan mampu menjawab pertanyaan dari
perawat serta mampu untuk mengulang kembali bagaimana cara mengatasi nyeri
secara mandiri dibuktikan dengan Ny.N mampu mengulang kembali atau
mendemostrasikan kembali tehnik relaksasi nafas dalam dan Ny.N berjanji untuk
menjaga dan mengatur pola makan sehariannya. Pada diagnosa II untuk TUK I
keluarga mampu memahami pengertian, penyebab dan tanda gejala gastritis

sehingga penulis memodifikasi dengan melanjutkan evaluasi validasi TUK I


tanggal
tanggal
7
Agustus
2012.
Pada tujuaan kasus II penulis sudah tercapai , keluarga Tn.M khususnya Ny.N
mampu memahami akibat lanjut dari gastristis yang sudah dijelaskan oleh penulis
dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi anggota keluarga yang
sakit. Respon keluarga sangat antusias saat penulis menjelaskan akibat lanjut dari
gastristis dan keluarga memutuskan akan membawa anggota keluarga yang sakit
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini tujuan penulis dalam memberikan penyuluhan
kesehatan
tujuaan
khusus
dua
tercapai.
Pada tujaan khusus III penulis menjelaskan tentang cara perawatan gastritis,
respon keluarga Tn.M khususnya Ny.N sangat antusias saat penulis menjelaskan
dan mendemostrasikan tehnik relaksasi napas dalam. Keluarga Tn.M khususnya
Ny.N tampak paham dan akan melakukan jika penyakit gastristisnya kambuh.
Dalam hal ini tujuaan penulis dalam memberiakan penyuluhan kesehatan tujuaan
khusus
III
tercapai.
Pada tujuaan khusus IV penulis menjelaskan tentang cara lingkungan bagi
penderita gastristis. Keluarga tampak memperhatikan penjelasan dari penulis.Saat
penulis bertanya keluaraga menjawab akan mengikuti anjuran perawat tentang
cara memodifikasi lingkungan secara optimal , saat penulis melakukan kunjungan
yang direncanakan keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum memodifikasi
lingkungan secara optimal. Sehingga penulis dapat menyimpulkan pada tujuaan
khusus
4
tercapai.memodifikasi
Tujuaan khusus V penulis menjelaskan tentang fasilitas kesehatan. Keluarga
Tn.M khususnya Ny.N paham penjelasan tentang keuntungan dan kerugiaan dari
pelayanaan kesehatan. Yang ditandai dengan keluarga menyebutkan kembali
tentang keuntungan dan kerugian dari pelayanan kesehatan. Sehingga penulis
mengambil kesimpulan bahwa TUK V tercapai. Masalah yang ada pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N masih perlu adanya rencana tindak lanjut yang dilakukan
penulis untuk keluarga Tn.M khususnya Ny.N dengan menunjuk An.R untuk
memantau Ny.N dalam menjaga pola makan yang teratur.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada
tahap pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan.
Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.M
yaitu tahap perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu
An. R (12 tahun). Penyebab gastritis yang dialami Ny.N karena faktor makan yang
tidak teratur dan makan apa adanya dan stress. Sarana pelayanan kesehatan yang
ada dilingkungan tempat Ny.N tinggal yaitu puskesmas, posyandu dan poswindu
yang letaknya cukup dekat. Pada kasus ini Ny. N tidak membawa ke pelayanaan
kesehatan dengan alasan tidak akan ke ruma sakit atau ke puskesmas bila sakit
gastritisnya

tidak

parah.

Penulis

mengatakan

kepada

keluarga

untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.


Diagnosa keperawatan yang diangkat berfokus pada lima fungsi keluarga
dan merupakan masalah utama yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. Diagnosa
yang diangkat yaitu Gangguaan rasa nyaman, nyeri abdomen pada keluarga Tn,M
khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan

gastritis.

kesehatanpada

Diagnosa

keluarga

kedua

Tn.M

adalah Ketidakefektifan pemeliharaan

khususnya Ny.N b.d

ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis karena ditemukan data-data


yang

kuat

untuk

diagnosa

tersebut

masalah Ketidakefektifanpemeliharaan
khususnya Ny.N b.d

Penulis

merencanakan

kesehatan pada

ketidakmampuan

anggota keluarga dengan gastritis.

Dalam

keluarga

mengatasi
Tn.M

keluarga merawat

menyususn perencanaan

perawat

merencanakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dimulai


darimenjelaskan pengertian, tanda dan gejala gastritis serta akibat lanjut bila tidak
diatasi, cara mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam bila sakit nyeri ulu hati.
Dan menyarankan keluarga Tn.M khususnya Ny.N untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan bila gastritis tidak segara di tangani.

Pada saat pelaksanaan keperawatan, faktor pendukung yang ditemukan yaitu


kelurga Tn.M khususnya Ny.N kooperatif sehingga dapat menyelsaikan masalah
kesehatan didalam keluarga Tn.M. Faktor penghambat yaitu Ny.N yang memiliki
keterbatasan pendidikan sehingga penulis memodifikasi dengan memberikan
contoh gambar dan penjelasan secara lisan dengan bahasa yang mudah di pahami.

Pada tahap evaluasi keperawatan, respon afektif keluarga Tn.M khususnya Ny.N
belum memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, tetapi Ny.N berjajnji akan
kepelayanan kesehatan jika gastritisnya kambuh. Respon psikomotor keluarga
Tn.M khususnya Ny.N yaitu telah mampu mendemostrasikan tehnik relaksasi dan
kompres hangat.
Implementasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dapat
dimengerti oleh keluarga, menggunakan alat bantu peraga, flipchat dan leaflet
sehingga keluarga dapat memahami apa yang telah disampaikan untuk mencapai
hasil yang maksimal, memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya dan
memberi pujian positif saat keluarga berespon pada saat memberikan penyuluhan.

B.

Saran
Bagi institusi pendidikan diharapkan mampu menyediakan media elektronik untuk
mempermudah penulis mencari refrensi melalui internet.
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap kader dan
keluarga untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan pendidikan
masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini dengan cara
kontrol kesehatan setiap bulan untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai