N
dengan Gastritis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut,kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang
terjadi yaitu gastristis akut dan kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan
suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering
terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia, 2005).
Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data
bahwa di seluruh dunia sekitar 1,82,1 juta penduduk dunia menderita
gastritis. Sementara di Indonesia angka kejadiaan gastritis sebanyak 218.500
kasus (Wijoyo, 2009). Berdasarkan hasil pengkajian pada bulan Mei 2012
penduduk di RW.06 Kelurahan Cipinang Besar Selatan Kecamatan
Jatinegara Jakarta Timur terdapat 43,40% penderita gastritis dari 2.393
penduduk.
Penyakit
gastritis
yang
cukup
besar
di
masyarakat
dapat
pada
keluargayang
meliputi
pengkajian
sampai
evaluasi
memecahkan
masalah
kesehatan,
diharapkan
perawat
dapat
d. Mahasiswa/i
mampu menentukan
masalah
dengan gastritis.
e.
Mahasiswa/i
dengangastritis.
f.
Mahasiswa/i
dengangastritis.
g. Mahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan .gastritis.
h. Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga
dengangastritis.
i.
Mahasiswa/i
mampu melakukan
evaluasi
keperawatan
pada keluarga
dengan gastritis.
j.
mencari
dengan gastritis.
solusi
alternatif
pemecahan
k. Mahasiswa/i
mampu mendokumentasikan
asuhan
keperawatan
dari
atas
: BAB I pendahuluan
mencakuptujuan utama
lingkup,
metode penulisan
tentang konsep
penyakit
sampai
timbulnya
dan
keluarga,
peran
keluarga,
fungsi
keluarga,
tahap-tahap
keluarga
yang
keperawatan,
dan
perencanaan
evaluasi
keperawatan.
BAB III tinjauan kasus berisi tentang pengkajian keperawatan pada anggota
keluarga dengan penyakit gastritis, prioritas diagnosa keperawatan yang
mungkin
muncul
keperawatan
pada
yang
akan
anggota
keluarga
dilakukan
pada
dan
dengan
gastritis,
rencana
anggota
keluarga
dengan
evaluasi
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
1.
Definisi Gastritis
a.
Gastritis akut
2012).
b.
Gastritis kronis
3.
Etiologi
a.
c.
Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan
lambung.
e.
dan lain-lain.
f.
4.
Manifestasi klinis
Gastritis akut :
a.
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan.
d.
Gastritis kronis :
a.
Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.
b.
dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka
terjadilah mual muntah.
5.
Patofisiologi
a.
Gastritris Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat-
obatan, alkohol, makanan yang pedas atau asam. Pada penderita yang mengalami
stress akan terjadi peransangan saraf simpatis (nervus vagus) yang akan
meningkatkan produksi asam klorida (HCL) didalam lambung, peningkatan HCL
yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang meransang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi
produksinya. Mucus berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak
ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mucus
bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat sel yang memproduksi HCL ( terutama daerah fundus) dan pembuluh
darah. Vasodilatasi mukosa gaster menyebabkan produksi HCL meningkat,
anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri ditimbulkan karena kontak HCL
dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penerunan sekresi mucus
dapat berupa eksfeliasi (penglupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan
mengakibatkan erosi pada sel mukosa gaster, hilangnya sel mukosa akibat erosi
memicu timbulnya perdarahan.
b.
Gastritis kronis
Inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna
dari lambung atau oleh bakteri Helicobatery pylory. Gastritis kronis dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu tipe A dan tipe B. Gastritis kronis tipe A
(gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal yang menimbulkan
atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti
anemia pernisiosa yang terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.
Pemeriksaan diagnostik
a.
anemia.
b.
defisiensi B12.
c.
Analisis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d.
e.
Uji serum antibody, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya antibody sel
7.
a.
1)
Penatalaksanaan Medis
Farmakologi
Antasida untuk mengatasi perasaan begah (penuh) dan tidak enak di
b.
Nonfarmakologi
1)
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur atau tidak memodifikasi diet
mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan
kosong atau ditunda pengisianya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa
lambung, sehingga timbul rasa nyeri.
2)
B.
1.
Konsep keluarga
a.
Definisi
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga berbeda menurut pandangan dan keilmuan serta orang yang
mengelompokkannya. Tipe keluarga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok tradisional dan kelompok non tradisional.
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau diadopsi atau
keduanya.
b)
The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
Keluarga besar (the extended family) adalah keluarga yang terdiri dari
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
g)
Commuter family adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang
bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir
pekan.
h)
Kin-network family adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
Blended family adalah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
The single adult family, terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
Commune family adalah dua keluarga atau lebih yang tidak memiliki
Gay and lesbian familiy adalah dua orang sejenis hidup bersama
Cohibing couple adalah orang dewasa yang hidup bersama tanpa ada
c. Struktur Keluarga
1)
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
2)
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
3)
d. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Peranan ibu yaitu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
Peran ayah dan ibu sebagai anak dari kedua orang tua apabila masih
2)
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa
fungsi keluarga yaitu:
1)
nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh
dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4)
Tahap II: keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga
muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
3)
Tahap III: keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2
sampai 6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegritasikan anak yang
baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang laiinya,
mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menenmkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama dan memenuhi kebutuhan bermain anak.
4)
Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 sampai
13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke IV yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik sebagai anggota
keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
5)
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke V yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara
terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi
dua arah.
6)
Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti:
1)
keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan symptom atau sign
(S) (Ayu, 2010) .
3)
BOBOT
Sifat masalah :
SKOR
Aktual = 3
Risiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan
masalah untuk
dipecahkan :
Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi = 3
Cukup = 2
Rendah = 1
Menonjolnya masalah
Segera diatasi = 2
Skoring:
1.
2.
x Bobot
Angka Tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi ditentukan untuk
menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga (Ayu, 2010) .
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta
rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan
untuk mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi dirancang
berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat
garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis
pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis
pertahanan resisten.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana
mengatasi problem atau masalah (P) di keluarga sedangkan penetapan
tujuan jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi
etiology (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S=spesifik,
M=measurable/dapat diukur, A=achievable/dapat dicapai, R=reality, T=time
limited/punya limit waktu). Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan (Ayu, 2010).
d.
Pelaksanaan Keperawatan
e.
Evaluasi keperawatan
hasil yang ditentukan dalam tujuan, keluarga masih dalam proses mencapai
hasil yang ditentukan, keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah
ditentukan. Hasil dari evaluasi terdiri dari 3 tujuan tercapai, tercapai sebagian
atau tidak tercapai. Tujuan tercapai yaitu jika klien menunjukkan perubahan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tujuan tercapai sebagian yaitu
jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang
telah ditetapkan dan tujuan tidak tercapai yaitu jika klien tidak menunjukkan
perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru (Ayu,
2010).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengakajian Keperawatan
1. Data Dasar Keluarga
Pada tanggal 06 Agustus 2012 dilakukan pengkajian keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. M, pengkajian data dasar yang didapat yaitu nama kepala keluarga
Tn. M berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai
pemulung dan bertempat tinggal di Kampung Jembatan RT.09 RW.06 Kelurahan
Cipinang besar Selatan Kecamatan Jatinegara. Tn. M mempunyai seorang istri
bernama Ny. N, berusia 51 tahun, pendidikan terakhir tidak bersekolah dan
bekerja sebagai buruh cuci. Tn. M dan Ny. N memiliki 1 orang anak. Anak
mereka bernama An. R berusia 12 tahun pendidikan SD.
33
Ny.U
71 Thn
Ny. M
88
Thn
Tn.A
73 Thn
70 Thn
Genogram
Tn.D
Tn.M
Ny.N
gastritis
An.R
12 Thn
51 Thn
42 Thn
: Laki- Laki
: Perempuan
---------- : Tinggal serumah
: Pasien
: Meninggal dunia
:Meninggal dunia
: Menikah
Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Tn.
M sebagai suami, Ny. N sebagai istri dan anak An. R yang tinggal dalam satu atap.
Keluarga Tn. M berasal dari suku Jawa, bahasa yang dipakai keluarga adalah
Bahasa Indonesia dan untuk kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang
dapat mempengaruhi terhadap kesehatan tiadak ada. Agama yang dianutkeluarga
Tn. M adalah agama Islam dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan sholat
lima waktu.
Pencari nafkah yaitu Tn.M dan Ny.N yang bekerja sebagai pemulung dan buruh
dengan penghasilan rata-rata antara Rp. 300.000,- s/d Rp. 400.000. Jenis
pengeluaran keluarga tiap bulan untuk membeli kebutuhan pokok sperti beras dan
kebutuhan sehari-hari lainnya. dan keluarga tidak mempunyai tabungan
khusus baik untuk kesehatan maupun sekolah dan keluarga ini termasuk dalam
keluarga prasejahtra. Aktifitas rekreasi keluarga tidak menentu, dan penggunaan
waktu
biasanya
digunakan
dengan
menonton
TV bersama atau
perkembangan
keluarga
yang belum
terpenuhi
saat
Lingkungan
Status rumah yang ditempati keluarga Tn. M bukan milik pribadi tetapi
kontrakkan dengan ukuran bangunan 3x4 m2. Jenis rumah yang ditempati
keluarga Tn.M adalah rumah semi permanen karena rumah tersebut mempunyai
MCKK
Kali
Perabotan
D
A
P
U
R
Kamar tidur Ruang TV
Ruang Tamu
3 M Lantai I
3 M Tingkat II
3M
Ruang TV
Kamar Tidur
3M
U
Ruang Tamu
3 M
3M
yang
berpenduduk
cukup
padat ditemapat
tinggal
keluarga
Tn.M berasal dari berbagai suku bangsa seperti, Jawa, Betawi, Sunda, Batak, tipe
penduduk adalah suburban dan tipe hunian dilingkungan Tn.M adalah permanen
dan semi permanen, kondisi huniaan cukup ramai, berdebu sehingga terjadi polusi
udara dan banyak sampah di kali. Keluarga Tn.M merasa nyaman hidup di
komunitas tempat keluarga Tn.M tinggal karena tetangga di tempat Tn.M tinggal
sangat ramah dan saling menolong, dan tidak ada aturan dan kesepakatan ditempat
keluarga Tn.M tinggal yang membuat mereka tidak nyaman. Dan untuk sampai
saat ini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Struktur Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.M kurang berfungsi dengan baik karena Ny.N
sulit berkomunikasi dengan Tn.M yang sifatnya tertutup, khususnya Tn.M yang
sering mengabaikan ketika Ny.N berbicara tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi
dalam penyampaian pesan. Struktur kekuatan keluarga, pengambil keputusan
dalam keluarga Tn.M adalah Tn.M dan Ny.N dengan proses keputusan diambil
dengan cara musyawarah. Keluarga Tn.M menjalankan peran setiap anggota
keluarga dengan melakukan sesuai dengan perannya masing-masing baik peran
formal maupun informal, Tn.H berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah
bagi anaknya. Sedangkan Ny.N berperan sebagai seorang istri, ibu bagi anaknya,
sedangkan An.R tidak menjalankan fungsi formal sepenuhnya karena tidak
mampu memelihara komunikasi dengan keluarga dimana tidak mau belajar dan
tidak mau membantu orang tua. Nilai dan norma budaya yang dipakai
oleh keluarga Tn.M adalah yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh
keluarganya yaitu ajaran agama islam dimana mengaji, sholat, berpuasa pada
bulan ramadhan.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga Tn. M dalam afektif yaitu tetap saling menghargai, menyayangi
satu sama lain, walaupun terkadang Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraan
atau nasehat dari Ny.N tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi dalam penyampaian
pesan kepada Tn.M maupun An.R.Fungsi sosialisasi Pada keluarga Tn.M yaitu
kurang cukup baik interaksi antara orang tua dan anak dimana Tn.M dan An.R
suka
mengabaikan
pembicaraan
atau
nasihat
dari
Ny.M dan
dengan
semua
anggota
keluarga
dengan
mengemukakan
tanda-tanda
vital,
tekanan
darah:
120/80
Tn.H bersih, warna rambut hitam, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata
normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan serumen,
mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tadak ada caries gigi, pada leher tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas
vesikuler, abdomen supel, ekstermitas atas dan bawah baik, kulit berwarna sawo
matang kesimpulan saat ini Tn.M dalam kondisi sehat.
Ny. N(51 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah:110/80 mmHg, nadi:76x/menit,
pernapasan: 20x/menit, suhu: 36C, kondisi kulit kepala Ny.N bersih, warna
rambut hiatm Sedikit beruban, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata normal,
pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut
bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas
vesikuler, nafas teratur. Abdomen tidak ada asites, bisisng usus 12x/menit,
terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri atas. Extermitas atas dan bawah baik, kulit
berwarna sawo matang kesimpulan saat ini Ny.N adalah gastritis.
An. R (12tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 18x/menit, nadi: 70x/menit
suhu: 36C, kondisi kulit kepala An. R bersih, warna rambut hitam, mata
simetris, hidung bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, telinga
bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut sedikit tampak kotor, tidak ada
sariawan, gigi bersih tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, extermitas
atas dan bawah baik, kulit tampak bersih, kesimpulan saat ini An.R dalam kondisi
sehat.
7. Harapan Keluarga
Keluarga
Tn.M sangat
tentanggastritis ini
dapat
berharap
berguna
dengan
dan
adanya
penyuluhan
bermanfaat
kesehatan
untuk dapat
lebih
Analisa Data
Data Fokus
Diagnosa Keperawatan
DS:
Ny.N mengatakan menderita penyakit Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen
gastritis sejak 5 tahun yang lalu.
pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
Ny.N mengatakan Mengikat
kambuh.
Ny.N mengatakan nyeri ulu hati ,
nyeri ringan, nyerinya melilit di
bagiaan perut atas ketika melakukan
aktifitas yang berlebihan seperti
menyuci serta kalau marah-marah
sama An.R yang susah sekali
mengikuti perintahnya,
Ny.N mengatakan tidak nafsu
makan, mual, perut terasa penuh,
sesak napas dan
Ny.N mengatakan nyerinya sebentar
kalau beristirahat.
Ny.N mengatakan kalau nyerinya
timbul biasanya mengompres dengan
botol yang berisi air hangat dibagiaan
abdomenya
Ny.N mengatakan mengikat
menggunakan tali pada bagian
abdomenya yang nyeri
DO :
Ny.S terlihat meringis ketika disuruh
di tekan pada bagiaan abdomennya.
Skala nyeri 3
nadi: 76x/ menit.
pernapasan: 22x/menit.
Ketidakefektifan pemeliharaan
DS:
- Ny.N
mengatakan
mengetahui
teh saja.
-Ny.N mengatakan hanya beristirahat
saja kalau maagnya kambuh
-Ny.N mengatakan hanya tau dari
dokter bahwa penyakitnya maag atau
gastritis.
-Ny.N mengatakan tidak
mengkonsumsi obat Mylanta, kareana
obatnya sudah habis dan belum punya
uang untuk beli lagi.
-Ny.N mengatakan hanya membeli
obat di warung ketika maagnya
kambuh atau tidak parah.
-Ny.N mengatakan pernah
ke puskesmas dan mendapatkan obat
tetapi obatnya tidak cocok.
DO:
tekanan darah: 110/80 mmHg.
nadi: 76x/ menit.
pernapasan: 22x/menit.
Ny.N tampak bingung saat ditanya
mengenai pengertiaan gastritis,
penyebab, tanda dan gejala serta
akibat lanjut.
tampak obat mylanta yang di
konsumsi Ny.N sudah habis.
Obat yang di dapat Ny.N dari
puskesmas adalah ranitidin
10.
a.
Penapisan Masalah
Diagnosa Keperawatan I : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan nyeri.
No.
1.
Kriteria
Sifat
Masalah:Aktual
Bobo
Perhitunga
3/3 x 1 = 1
Pembenaran
terjadi,
Ny.
berlebihan
seperti
.
2.
Kemungkinan
1/2 x 2 = 1
Masalah
dapat
diubah
masalah
untukdiubah:Sebagi
an
masih
dapat
dijangkau
pengetahuan
tentang
penyakit,
waktu
yang
cukup
untuk
memberikan
penyuluhan
Potensi
masalah
untuk
dicegah:Sedang
yang
lalu,
Ny.
N mengatakan
penyebab gastritiskarena ma
las mau makan pagi
4.
Menonjolnya
Ny. N mengatakanmasalah
masalah:Masalah
tersebut harus
segera
ditangani
karena
diatasi.
mengganggu aktivitasnya.
Jumlah
b.
2/2 x 1 = 1
3 2/3
Kriteria
Sifat
Aktual
Masalah:
Bobot
1
Perhitungan
3/3 x 1 = 1
Pembenaran
Masalah sudah terjadi karena
Ny.N mengatakan
selalu
mengkonsumsi
obat
maag
habis,
dan
Ny.N
2.
Kemungkinan
1/2 x 2 = 1
Masalah dapat
masalah untuk
diubah:sebagian
pengetahuan
untuk
memberikan
Potensi masalah
2/3 x 1 = 2/3
Ny.N masih
mengkonsumsi
untuk
obat
gastritis
yang
bisa
dicegah:Sedang
4.
Menonjolnya
0/2 x 1 = 0
Keluarga
mengatakan
selalu
masalah:Masalah
tidak dirasakan.
Jumlah
2 2/3
aktifitas
yang
1.
a.
1)
a.
C. Perencanaan Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri
Tujuan umum:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 30 menit diharapkan
Nyeri abdomen pada pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N teratasi.
Tujuan Khusus :
Setelah penjelasan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu :
Mengenal masalah nyeri abdomen dengan :
Menjelaskan pengertian nyeri
Kriteria Evaluasi : respon kognitif
Standar Evaluasi : Nyeri merupakan tanda dan gejala gastritis
Rencana intervensi :
Rencana Intervensi :
a. Diskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
b. Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis
c. Beri pujian positif pada keluarga
b. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah nyeri abdomen
a) Menjelaskan akibat yang terjadi bila nyeri abdomen tidak diatasi
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : perdarahan pada saluran cerna bagian atas atau bawah
Rencana Intervensi :
(1) Identifikasi akibat nyeri abdomen yang dialami Ny.N yang lalu
(2) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali akibat nyeri abdomen bila
tidak diatasi
b) Mengambil keputusan untuk menangani nyeri abdomen agar tidak bertambah
Kriteria Evaluasi : respon verbal
Standar Evaluasi : tidak bertambah parah
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi nyeri abdomen untuk
mengambil keputusan selanjutnya
(2) Motivasi keluarga untuk memutuskan menangani nyeri abdomen secara tepat
(3) Beri pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga
c. Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Merawat keluarga dengan nyeri abdomen
a) Menjelaskan cara perawatan nyeri
Kriteria Evaluasi
: respon kognitif
Standar Evaluasi
: cara
perawatan
gastritis
yaitu
melakukan
teknik relaksasi
Rencana Intervensi :
(1) Gali pengetahuan keluarga dalam mengatasi nyeri abdomen
(2) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri abdomen
(3) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan
b) Mendemostrasikan cara perawatan nyeri abdomen
Kriteria evaluasi : respon psikomotor
Standar evaluasi : keluaraga mendemostrasikan kembali cara perawatan nyeri
seperti tehnik relaksasi, keluarga dapat menilai keberhasilan tindakan yaitu
mengontrol diri dengan dengan mengatur pola makan, keluarga dapat menilai
keberhasilan pelaksanan tindakan yang di lakukan.
Renacana Intervensi :
diberikan
penjelasan
selama
15
menit
diharapkan
keluarga
respon verbal
: respon psikomotor
: kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan untuk berobat
kesehatan pada
keluarga
Tn.M
khususnya
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gastritis selama 3x30
menit, diharapkan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N
kembali efektif.
Tujuan Khusus:
a.
: respon verbal
Standar Evaluasi
seperti perdarahan pada saluran cerna atas (muntah darah atau berak darah), syok
haemoragik atau tidak sadarkan diri karena perdarahan.
Rencana Intervensi :
a) Identifikasikan akibat gastritis yang lalu.
b) Motivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat gastritis bila tidak diatasi.
2) Mengambil keputusan untuk menangani gastritis agar tidak bertambah parah
Kriteria Evaluasi
: respon verbal
Standar Evaluasi
bertambah parah.
Rencana Intervensi :
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi gastritis untuk mengambil
keputusan selanjutnya.
b) Motivasi keluarga untuk memutuskan menangani gastritis secara tepat.
c) Beri pujian atas keputusan yang diambil keluarga.
c. Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan keluarga mampu
merawat keluarga dengan gastritis
1) Menjelaskan cara perawatan gastritis.
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
: respon kognitif
: cara
perawatan
gastritis
yaitu
melakukan
teknik
: respon psikomotor
: keluarga mendemonstrasikan kembali cara perawatan
gastritis seperti teknik relaksasi dan mengatur pola makan. keluarga dapat menilai
keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu mengontrol diri dengan
b)
c)
Beri pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan yang
dilakukan.
d. Setelah
diberikan
penjelasan
selama
15
menit
diharapkan
keluarga
: respon psikomotor
Standar Evaluasi
diberikan
penjelasan
selama
15
menit
diharapkan
keluarga
respon verbal
: respon psikomotor
Standar Evaluasi
pada
keluarga
Tn.
khususnya
Ny.N
berhubungan
S = Ny. N mengatakan tanda dan gejala gastrits yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah,
tidak nafsu makan. Ny. N mengatakan kualitas nyeri seperti melilit, skala nyeri 3
dan biasanya hanya diatasi dengan istirahat
Ny.N mengatakan nyeri adalah tanda dan gejala dari gastritis
O = Ny. N mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala gastritis, Ny.N tampak
memahami pengertian Nyeri
A = TUK I tercapai, Masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK II 07 Agustus 2012 pukul 15.00 WIB.
2. Pelaksanaan TUK II tanggal 07 Agustus 2012 Pukul 15.00 WIB
a. Mengidentifikasikan akibat nyeri abdomen yang lalu.
b. Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi nyeri abdomen untuk
mengambil keputusan selanjutnya.
c. Memotivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat nyeri abdomen bila tidak
diatasi dan memutuskan menangani nyeri abdomen secara tepat
d. Memberi pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga.
S = Ny.N mengatakan hindari makanan yang pedas atau asam, hindari merokok dan
minuman alkohol, pola makan yang teratur.
O = Ny.N mampu menjawab pertanyaan perawat mengenai memodifikasilingkungan
untuk mengurangi gastritis.
A = TUK IV tercapai, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK V tanggal 09 Agustus 2012 pukul 15.00
dan
evaluasi
keperawatan
untuk
diagnosa
keperawatan
N untuk
mengungkapkan
kembali
pengertian gastritis,
penyebab, tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N
c. Memberi pujian atas upaya Ny. N dalam menjawab pertanyaan.
Evaluasi TUK I tanggal 06 Agustus 2012 Pukul 13.30 WIB
S = Ny. N mengatakan lupa tentang pengertian gastritis, penyebab gastritis, tanda
gejala gastritis setelah di tanya kembali oleh perawat.
O = Ny. N tampak bingung dan bertanya kembali kepada perawat tentang pengertian
gastritis, penyebab gastritis, tanda gejala gastritis setelah di tanya kembali oleh
perawat.
A = Tujuan belum tercapai, Masalah belum teratasi.
P = Evaluasi validasi TUK I, Lanjutkan intervensi TUK I tanggal 07 Agustus 2012.
penyebab,
c.
BAB
PEMBAHASAN
IV
A.
Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada
tahap pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan.
Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.M
yaitu tahap perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu
An.
R
(12
tahun).
Tahap perkembangan keluarga Tn.M yang sudah terpenuhi yaitu mengembangkan
hubungan anak dengan teman sebaya, meningkatkan prestasi sekolah An. R.
Sementara tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini adalah
mempertahankan hubungan yang memuaskan diantara anggota keluarga faktor
penghamabatnya adalah adanya pola komunikasi yang tidak berfungsi dengan
baik karena Ny.N sulit berkomunkasi dengan Tn,M yang sifatnya tertutup yang
ditandai dengan Tn.M Sering mengabikan pembicaraan Ny.N, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga belum terpenuhi karena faktor
ekonomi dalam keluarga yang tidak mendukung yang di tandai dengan
penghasilan keluarga yang tidak cukup untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari,
membiasakan An.R belajar teratur dan memperhatikan An.R saat menyelsaikan
tugas sekolah, tidak terpenuhi karena tidak mampu memelihara komunikasi yang
baik
dalam
keluarga
anatara
orang
tua
dan
anak.
Penulis membahas tentang adanya ketidaksesuaian dari pengkajian antara teori
dan kasus serta alternatif pemecahan masalahnya. Dari hasil pengkajian penulis
menemukan kesenjangan dimana menurut teori dari penyebab gastritis oleh
bakteri, obat-obatan, konsumsi alkohol, kondisi stress, makan yang tidak teratur,
merokok. Penyebab gastritis yang di alami Ny.N yaitu karena malas mau makan
pagi dan hanya minum teh atau makan apa adanya . Dalam hal ini malas makan
atau makan apa adanya akan mempengaruhi peningkatan asam lambung sehingga
dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di daerah sekitar
epigastrum.. Dan pada keadaan stress akan terjadi peransangan saraf simpatis
( nervus vagus) maka akan terjadi peningkatan asam lambung dapat mengiritasi
mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama kelamaan akan menyebabkan
terjadinya gastritis. Tanda dan gejala gastritis pada teori gejala seperti anoreksia,
nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna. Pada saat
pengkajian Ny.N, mengatakan suka nyeri di di bagiaan perut melilit, terasa begah
dan sesak napas ketika maagnya kambuh. Saat ini Ny.N tidak mengalami
anoreksia, nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan pada saluran cerna.
Pada teori akibat lanjut dari gastritis adalah perdarahan pada saluran pencernaan
(muntah darah/berak darah), syok haemoragik atau tidak sadarkan diri karena
perdarahan. Pada kasus Ny.N belum mengalami akibat lanjut dari gastritis, saat
dilakukan pengkajiaan terhadap keluarga. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N
mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit gastritis dan komplikasi yang
terjadi
akibat
gastritis.
Perawatan gastritis pada teori dengan cara memodifikasi diet, menghindari
makanan yang pedas, mengurangi stress, menghindari alcohol, tidak merokok,
tehnik relaksasi nafas dalam. Pada saat pengkajiaan ditemukan bahwa keluarga
Tn.M khususnya Ny.N tidak mengetahui cara perawatan gastritis baik
farmakologis maupun nonfarmakologis. Hal ini disebabkan pengetahuan yang
dimiliki
keluarga
Tn.M
khususnya
Ny.N
kurang.
Cara memodifikasi lingkungan pada teori dengan cara menjaga rumah agar tidak
berantakan, penerangan yang cukup dan lingkungan yang tidak bising,
memodifikasi diet (pola makan yang teratur) Pada saat pengkajian pada Keluarga
Tn.M khususnya Ny.N penerangan di rumah keluarga Tn.M khususnya Ny.N
cukup, lingkungan yang bising, penuh dengan perabotan yang tidak pakai
disamping rumah dan kurungan ayam dan keluarga belum mampu untuk
memodifikasi dietnya, karena factor ekonomi keluarga yang serba kecukupan.
Pada teori dilakukan pemerikasaan penunjang untuk penyakit gastristis yaitu
pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya Anemia,
pemeriksaan serum vitamin B12 yang bertujuaan untuk mengetahui defesiensi
vitamin B12, Analisis feses yang bertujuaan untuk mengetahui adanya perdarahan
pada feses . Sedangkan Ny.N mengatakan dirinya tidak melakukan pemeriksaan
penunjang apapun karena Ny.N tidak memiliki biaya yang cukup.
Pada sarana pelayanan kesehatan, menurut teori ada tiga sarana pelayanan
kesehatan yaitu Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit. Ketiga sarana pelayanan
keshatan tersebut memiliki manfaat dan keuntungan masing-masing. Pada saat
pengkajian keluarga Tn.M khususnya Ny.N tidak memanfaatkan pelayanan
kesehatan tersebut secara maksimal seperti puskesmas dan poswindu karena obat
yang diberikan kurang cocok. Keluarga Ny.N mengatakan hanya membeli obat di
warung
apabila
gastritisnya
belum
terlalu
parah.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi pengukuran,
pemeriksaan fisik. Selama pengumpulan data tidak ada hambatan yang terjadi
karena Ny.N memiliki waktu luang untuk melakukan pengkajian.
B.
Diagnosa
keperawatan
Menurut teori diagnosa keperawatn keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu diagnosa aktual, resiko, potensial. Dalam kasus ini penulis mengangkat dua
diagnosa yaitu Gangguaan rasa nyaman, nyeri abdomen pada keluarga Tn,M
khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan
nyeri.
karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnosa tersebut. Diagnosa kedua
adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya
Ny.N b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis
Faktor pendukung yang ditemukan dalam menentukan diagnosa sangat terlihat
bahwa keluarga tidak mampu mengenal masalah gastritis, tidak mampu
mengambil keputusan, tidak mampu merawat anggota keluarga dengan gastritis,
tidak mampu memodifikasi lingkungan dan keluarga kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Faktor penghamabat dalam perusmusan diagnosa adalah
data yang tidak mendukung dikarenakan diagnosa utama pada hari pertama
pengkajiaan adalah pemeliharaan kesehatan, tetapi pada pengkajian hari kedua
penulis menemukan diagnosa nyeri sehingga prioritas nyeri menjadi prioritas satu
atau utama dan pemeliharaan kesehatan menjadi diagnosa yang kedua.
C.
Perencanaan
Dalam menentukan masalah penulis menemukan beberapa hambatan dimana
ketersediaan literatur yang kurang dan faktor pendukungnya masalah yang dialami
keluarga sangat jelas terlihat. Dalam menentukan sifat masalah kedua diagnosa
bersifat aktual. Oleh karena itu, penulis merencanakan mengatasi masalah nyeri
dahulu karena keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum mengetahui Lima fungsi
keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah nyeri yang dilakukan secara
bertahap.
Dalam penyusunan prencanaan perawat merencanakan untuk memberikan
penyuluhan kesehatan dimulai dari TUK I untuk diagnosa nyeri yaitu mengenal
masalah nyeri, rencana penyuluhan kesehatan menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala gastritis, TUK II menjelaskan akibat lanjut bila nyeri tidak
diatasi, TUK III menjelaskan cara perawatan keluarga dengan gastritis dengan
cara mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, menghindari stress, modifikasi
diet, TUK IV menjelaskan cara memodifikasi lingkungan serta TUK V
menjelaskan tentang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Dan TUK I- TUK V
untuk
diagnosa
II.
D.
Pelaksanaan
Secara teori pada tahap pelaksanaan perawat akan menghadapi kenyataan dalam
perawatan kesehatan keluarga yang dapat mendorong untuk mencoba segala daya
cipta dalam mengadakan perubahan-perubahan atau terjadinya frustrasi sehingga
tidak dapat berbuat apa-apa. Pada tahap pelaksanaan penulis menemukan faktor
pendukung dan faktor penghambat . Faktor pendukung yang ditemukan yaitu
keluarga Tn.M khususnya Ny.N koperatif dengan penulis dapat mendapatkan data
keluarga dan bersama-sama dapat menyelsaikan masalah kesehatan didalam
keluarga
Tn.M
khususnya
Ny.N.
Faktor penghambat yaitu Ny.N memiliki keterbatasan pendidikan sehingga
penulis memodifikasi dengan memberikan contoh gambar dan penjelasan secara
lisan dan bahasa yang mudah dipahami. Penulis memberikan lefleat pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N supaya apabila keluarga Tn.M khususnya Ny.N lupa
mengenai gastritis dan perawatanya dapat melihat kembali lefleat tersebut.
Pelaksanaan yang dapat dicapai oleh keluarga Tn.M adalah mampu mengenal
masalah gastritis, penyebab gastritis, tanda dan gejala, mengetahui akibat lanjut,
cara perawatan dan pencegahan penderita gastritis, serta mengetahui keuntungan
dan kerugian sarana pelayanan kesehatan, sedangkan untuk memodifikasi
lingkungan yang baik belum dilakukan sepenuhnya oleh keluarga, karena
membutuhkan biaya yang cukup besar dan dilakukan secara bertahap oleh
keluarga. Ny.N seharusnya makan secara teratur walaupun sedikit tapi sering
untuk mencegah terjadinya peningkatan asam lambung, karena apabila asam
lambung meningkat maka akan mengiritasi lapisan mukosa lambung sehingga
timbul rasa nyeri Pelaksanaan keperawatan tersebut dapat dilakukan dengan alat
bantu flipchart, leaflet untuk memudahkan keluarga untuk bisa memahami apa
yang
disampaikan
oleh
penulis.
E.
Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara teori dan
hasil tindakan keperawatan dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilanya. Bila hasil evaluasi tidak berhasil atau berhasil
sebagaian perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Pada TUK I- V diagnosa
I evaluasi tercapai karena keluarga khususnya Ny.N sangat antusias dalam
mendengarkan penyuluhan dari perawat dan mampu menjawab pertanyaan dari
perawat serta mampu untuk mengulang kembali bagaimana cara mengatasi nyeri
secara mandiri dibuktikan dengan Ny.N mampu mengulang kembali atau
mendemostrasikan kembali tehnik relaksasi nafas dalam dan Ny.N berjanji untuk
menjaga dan mengatur pola makan sehariannya. Pada diagnosa II untuk TUK I
keluarga mampu memahami pengertian, penyebab dan tanda gejala gastritis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada
tahap pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan.
Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.M
yaitu tahap perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu
An. R (12 tahun). Penyebab gastritis yang dialami Ny.N karena faktor makan yang
tidak teratur dan makan apa adanya dan stress. Sarana pelayanan kesehatan yang
ada dilingkungan tempat Ny.N tinggal yaitu puskesmas, posyandu dan poswindu
yang letaknya cukup dekat. Pada kasus ini Ny. N tidak membawa ke pelayanaan
kesehatan dengan alasan tidak akan ke ruma sakit atau ke puskesmas bila sakit
gastritisnya
tidak
parah.
Penulis
mengatakan
kepada
keluarga
untuk
gastritis.
kesehatanpada
Diagnosa
keluarga
kedua
Tn.M
ketidakmampuan
kuat
untuk
diagnosa
tersebut
masalah Ketidakefektifanpemeliharaan
khususnya Ny.N b.d
Penulis
merencanakan
kesehatan pada
ketidakmampuan
Dalam
keluarga
mengatasi
Tn.M
keluarga merawat
menyususn perencanaan
perawat
Pada tahap evaluasi keperawatan, respon afektif keluarga Tn.M khususnya Ny.N
belum memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, tetapi Ny.N berjajnji akan
kepelayanan kesehatan jika gastritisnya kambuh. Respon psikomotor keluarga
Tn.M khususnya Ny.N yaitu telah mampu mendemostrasikan tehnik relaksasi dan
kompres hangat.
Implementasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dapat
dimengerti oleh keluarga, menggunakan alat bantu peraga, flipchat dan leaflet
sehingga keluarga dapat memahami apa yang telah disampaikan untuk mencapai
hasil yang maksimal, memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya dan
memberi pujian positif saat keluarga berespon pada saat memberikan penyuluhan.
B.
Saran
Bagi institusi pendidikan diharapkan mampu menyediakan media elektronik untuk
mempermudah penulis mencari refrensi melalui internet.
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap kader dan
keluarga untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan pendidikan
masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini dengan cara
kontrol kesehatan setiap bulan untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut