TERMINOLOGI
Tidak ditemukan terminologi.
KEYWORD
Laki-laki 6 tahun
Sering mengantuk dan tidak semangat saat
belajar sejak 2 bulan yang lalu
Rasa tidak nyaman pada bagian atas
abdomen
Nafsu makan berkurang 1 bulan lalu
Berat badan menurun
Sering membantu orang tua berkebun tanpa
menggunakan alas kaki
Nilai pelajaran turun dan tidak naik kelas
IDENTIFIKASI MASALAH
Laki-laki 6 tahun mengeluh sering
mengantuk, tidak semangat belajar
sejak 2 bulan yang lalu, rasa tidak
nyaman di bagian atas abdomen,
nafsu makan dan berat badan
menurun, penurunan prestasi belajar
serta sering berkebun tanpa
menggunakan alas kaki.
HIPOTESIS
Anak laki-laki pada pemicu
mengalami anemia mikrositik
hipokromik akibat infeksi cacing
tambang spesies Necator
americanus.
ANALISIS MASALAH
PERTANYAAN TERJARING
1. Hemapoiesis
a. Mekanisme b. Regulasi c. Bahan pembentukan darah
2. Anemia
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Manifestasi klinis
e. Faktor risiko
f. Patofisiologi
g. Pemeriksaan
h. Komplikasi
i. Tatalaksana
j. Prognosis
1.
Hematopoiesis
Mekanisme
Regulasi hematopoiesis
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan
kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang
dari sumsum tulang ke darah tepi.
Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :
a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth
factor) :
example :
i. Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
ii. Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
iii. Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
iv. Thrombopoietin
v. Burst promoting activity (BPA)
vi. Stem cell factor (kit ligand)
b. Sitokon (Cytokine),
seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5,
IL-7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-10.
c. Hormon hemopoetik spesifik,
yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon yang
dibentuk diginjal khusus merangsang precursor
eritroid.
d. Hormon nonspesifik,
Beberapa jenis hormone diperlukan dalam
jumlah kecil untuk hemopoesis,seperti :
i. Androgen : berfungsi menstimulasi
eritropoesis.
ii. Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.
ANEMIA
a. Definisi
Anemia adalah Anemia adalah penurunan kapasitas
darah dalam membawa oksigen akibat penurunan
produksi sel darah merah, dan / atau penurunan
hemoglobin (Hb) dalam darah. Anemia sering
didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb dalam
darah sampai di bawah rentang normal 13,3 gr%
(pria), 11,5 gr% (wanita dan 11 gr% (anak-anak).
b.
1. Gangguan Pembentukan
Etiologi
sel
darah merah
c. Klasifikasi
d. Gejala anemia
1. Gejala umum
pucat,lemah, lesu,lelah,tinitus,mata berkunangkunang,kaki terasa dingin.
2. Gejala spesifik masing-masing anemia :
Anemia defisiensi besi : disfagia,atrofi papil lidah,kuku
sendok.
Anemia megaloblastik : glositis,gangguan neurobolik
pada defisiensi vit. B12
Anemia hemolitik : ikhterus, splenomegali,dan
hepatomegali.
Anemia aplastik : perdarahan dan tanda tanda infeksi
3. Gejala akibat penyakit dasar :
infeksi cacing tambang
e. Mekanisme
f. Pemeriksaan anemia
Anamnesis
Evaluasi
pada
anemia
membutuhkan
penelusuran riwayat yang teliti untuk
menentukan etiologi dan faktor predisposisi.
Riwayat uptake nutrisi, konsumsi obat-obatan
dan alkohol, serta riwayat keluarga dengan
anemia harus dinilai. Informasi mengenai
tanda dan gejala yang berhubungan dengan
anemia harus digali lebih lanjut, seperti
perdarahan,
fatigue,
malaise,
demam,
penurunan BB, dan gejala klinik lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat meberikan gambaran
mekanisme anemia. Misalnya splenomegali dan
limpadenopati dapat ditemukan pada anemia
yang disebabkan oleh Lymphoproliferative
disease,
sedangkan
terdapatnya
ptekie
mengisyaratkan telah terjadi disfungsi platelet.
Pada penderita anemia dapat ditemukan etak
jantung yang kuat, denyut perifer yang kuat,
dan systolic flow murmur. Kulit dan mukosa
akan terlihat pucat jika kadar hemoglobin <8-10
mg/dL.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada anemia
Blood papsmear
morfologi sel darah merah normal
Blood papsmear
morfologi sel darah merah pada anemia defisiensi besi
Blood papsmear
morfologi sel darah merah pada anemia lainnya
The normal
TIBC is 54
64 mol/L
(300360
g/
dL)
normal
transferrin
saturation
ranges from
25 to 50
g. Tatalaksana Anemia
Non farmakologi
Besi , bisa di dapatkan dari daging,
ikan dan unggas
Vitamin B12
Asam Folat
Farmakologi
Terapi Besi secara Oral
Vitamin B12
Asam Folat
Epoetin alfa dan darbepoetin alfa
h. Komplikasi anemia
i. Prognosis Anemia
Prognosis baik apabila ditangani
secara adekuat, bila dietahui
penyebabnya.
Sekresi faktor
anti koagulan
Xa dan VII a
Hipoproteinemia
dari
Kehilangan darah
Anemia
N. americanus
Hilangnya darah usus (ml) per
cacing tambang/hari, (mean)
Jumlah cacing tambang
menyebabkan hilangnya darah 1
ml/hari
0.03 (0.01-0.04)
A. duodenale
0.15 (0.05-0.30)
5 (4-7)
25 (14-50)
masalah serius
5. Cacing Tambang
Telur
Larva
rhabditifor
m
Stadiu
m
infektif
Larva
filariform
Cacing
dewasa
Necator
americanus
Ancylostoma
duodenale
Telur
Larva
filariform
Larva
rhabditifor
m
Cara
infeksi :
Oral dan
percutaneu
s
b. Tatalaksana Cacing
Tambang
1. Albendazol
Indikasi: Ascaris lumbricoides, Ancylostoma
duodenale, Enterobius vermicularis,
Enchinococcus grenulorus
Dosis : askariasis, enterobiasis dan ankilomiasis
400mg single dose
Kontraindikasi: ibu hamil karena bersifat
teratogen
Efek samping: nyeri epigastrium, diare, sakit
kepala, mual, muntah,dll
2. Mebendazol
Indikasi: Cacing tambang, Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura, Capillaria philippinensis
Dosis :
a. Pengobatan untuk cacing tambang dan Trichuris:
Dosis dewasa dan anak >2th : 2x100mg selama 3
hari
b. Pengobatan Ascariasis : 500mg single dose
Kontraindikasi : penderita hipersensitifitas, anak<2th
Efek samping: keluhan GI, sakit kepala
3. Pirantel
Indikasi: Ascaris lumbricoides, Ancylostoma
duodenale, Enterobius vermicularis, Necator
americanus kurang efektif
Dosis: dosis tunggal 10mg/kg
Kontraindikasi: penderita hipersensitifitas
Efek samping: gangguan ringan GI, sakit
kepalaa, pusing, mengantuk
4. Levmisol
Indikasi: pengobatan Ascaris
lumbricoides dan Ancylostoma
duodenale
Dosis : dewasa: 120mg dosis
tunggal, anak 2,5mg/kgBB dosis
tunggal
Efek samping: tidak ada
KESIMPULAN
Hipotesis kami yaitu Anak laki-laki
pada pemicu mengalami anemia
mikrositik hipokromik akibat infeksi
cacing tambang spesies Necator
americanus dapat diterima.
THANK YOU