Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

CUSTOMS (Instansi Kepabeanan) di mana pun di dunia ini adalah suatu organisasi
yang keberadaannya sangat essensial bagi suatu negara, demikian pula dengan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan Indonesia) adalah suatu instansi yang memiliki
peran yang cukup penting pada suatu negara.
Bea dan Cukai (selanjutnya kita sebut Bea Cukai) merupakan institusi global yang hampir
semua negara di dunia memilikinya. Bea Cukai merupakan perangkat negara konvensional
seperti halnya kepolisian, kejaksaan, pengadilan, ataupun angkatan bersenjata, yang
eksistensinya telah ada sepanjang masa sejarah negara itu sendiri. Fungsi Bea Cukai di
Indonesia diyakini sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu, namun belum ditemukan buktibukti tertulis yang kuat. Kelembagaannya pada waktu itu masih bersifat lokal sesuai
wilayah kerajaannya. Sejak VOC masuk, barulah Bea Cukai mulai terlembagakan secara
nasional. Pada masa Hindia Belanda tersebut, masuk pula istilah douane untuk menyebut
petugas Bea Cukai (istilah ini acapkali masih melekat sampai saat ini). Nama resmi Bea
Cukai pada masa Hindia Belanda tersebut adalah De Dienst der Invoer en Uitvoerrechten en
Accijnzen (I. U & A) atau dalam terjemah bebasnya berarti Dinas Bea Impor dan Bea
Ekspor serta Cukai. Tugasnya adalah memungut invoer-rechten (bea impor/masuk), uitvoerrechten (bea ekspor/keluar), dan accijnzen (excise/ cukai). Tugas memungut bea (bea
berasal dari bahasa Sansekerta), baik impor maupun ekspor, serta cukai (berasal dari bahasa
India) inilah yang kemudian memunculkan istilah Bea dan Cukai di Indonesia. Peraturan
yang melandasi saat itu di antaranya Gouvernment Besluit Nomor 33 tanggal 22 Desember
1928 yang kemudian diubah dengan keputusan pemerintah tertanggal 1 Juni 1934. Pada masa
pendudukan Jepang, berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tentang Pembukaan Kantor-

kantor Pemerintahan di Jawa dan Sumatera tanggal 29 April 1942, tugas pengurusan bea
impor dan bea ekspor ditiadakan, Bea Cukai sementara hanya mengurusi cukai saja. Lembaga
Bea Cukai setelah Indonesia merdeka, dibentuk pada tanggal 01 Oktober 1946 dengan nama
Pejabatan Bea dan Cukai. Saat itu Menteri Muda Keuangan, Sjafrudin Prawiranegara,
menunjuk R.A Kartadjoemena sebagai Kepala Pejabatan Bea dan Cukai yang pertama. Jika
ditanya kapan hari lahir Bea Cukai Indonesia, maka 1 Oktober 1946 dapat dipandang sebagai
tanggal yang tepat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1948, istilah Pejabatan Bea Cukai
berubah menjadi nama menjadi Jawatan Bea dan Cukai, yang bertahan sampai tahun 1965.
Setelah tahun 1965 hingga sekarang, namanya menjadi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC)
Visi
Menjadi Institusi Kepabeanan dan Cukai Terkemuka di Dunia.
Visi DJBC mencerminkan cita-cita tertinggi DJBC dengan lebih baik melalui penetapan
target yang menantang dan secara terus-menerus terpelihara di masa depan.
Misi

Kami memfasilitasi perdagangan dan industri;


Kami menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan

dan perdagangan illegal; dan


Kami optimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.

Misi ini merupakan langkah spesifik yang harus dikerjakan DJBC demi tercapainya visi
DJBC. peran serta secara keseluruhan terkait dengan besaran perdagangan, keamanan dan
penerimaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Tugas
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan dan dipimpin oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Fungsi
1. Perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum, pelayanan dan pengawasan,
optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan
optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan, penegakan
hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan
cukai;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan, penegakan
hukum, pelayanan dan optimalisasi penenmaan negara di bidang kepabeanan dan
cukai;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

BAB II
LANDASAN TEORI

MODEL FOR DEVELOPING THE HRM PLAN


Vision, Mission,
Values

Strategic
Challenges

Strategic HR Issues

Strategic Review

Ongoing HR Issues

HRM Plan

HRM Programmes

Rencana HRM dibangun di atas pemahaman tentang visi , misi , nilai-nilai departemen , dan
program strategis dan tantangan . Mengembangkan Rencana HRM cara ini menghubungkan

program HRM untuk rencana bisnis dan membantu memprioritaskan program HRM menurut
prioritas bisnis .
Model untuk mengembangkan Rencana HRM dilakukan melalui 5 langkah. Sementara
langkah-langkah ini dapat diterapkan pada setiap departemen, durasi dan kompleksitas dari
setiap langkah bervariasi dari satu departemen ke departemen lain tergantung pada situasi
yang unik departemen. Perkembangan Rencana HRM dapat difasilitasi baik oleh tim internal
atau konsultan luar. Dalam kedua kasus, partisipasi manajemen dan staf perwakilan atas
diperlukan untuk memastikan Rencana HRM memenuhi kebutuhan departemen, didukung
oleh manajemen dan staf, dan dapat diimplementasikan dalam batasan departemen.
1. Melakukan analisis strategis departemen: Hasil dari langkah ini adalah pemahaman
tentang visi, misi, nilai-nilai departemen; tinjauan strategis departemen; dan
pemahaman tentang tantangan yang dihadapi departemen.
2. Mengidentifikasi isu-isu strategis SDM yang timbul dari analisis strategis:
Membangun hasil langkah pertama, hasil dari langkah ini adalah analisis isu-isu
strategis SDM yang dihadapi departemen.
3. Mengidentifikasi isu-isu HR yang sedang berlangsung: Selain isu strategis SDM
diidentifikasi pada langkah dua, isu-isu HR yang sedang berlangsung berdampak
efektivitas departemen juga harus diidentifikasi.
4. Memprioritaskan isu-isu strategis SDM dan berkelanjutan dan menentukan tindakan:
Setelah semua masalah SDM telah diidentifikasi melalui langkah-langkah dua dan
tiga, mereka harus diprioritaskan dan tindakan kunci yang diperlukan sehubungan
dengan setiap masalah diidentifikasi dengan masukan dari manajemen puncak
departemen.
5. Menyusun Rencana HRM: Setelah manajemen puncak departemen telah memberikan
masukan mereka ke dalam isu-isu prioritas SDM dan tindakan-tindakan utama yang
harus diambil pada langkah empat, Rencana HRM dan program terkait siap untuk
dirumuskan.

BAB III
PEMBAHASAN

VISI DAN MISI


Visi
Menjadi Institusi Kepabeanan dan Cukai Terkemuka di Dunia.
Visi DJBC mencerminkan cita-cita tertinggi DJBC dengan lebih baik melalui penetapan
target yang menantang dan secara terus-menerus terpelihara di masa depan.
Misi

Kami memfasilitasi perdagangan dan industri;


Kami menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan

dan perdagangan illegal; dan


Kami optimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.

Misi ini merupakan langkah spesifik yang harus dikerjakan DJBC demi tercapainya visi
DJBC. peran serta secara keseluruhan terkait dengan besaran perdagangan, keamanan dan
penerimaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Strategic Challenges
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
VISI & MISI
VISI

Untuk diakui sebagai Bea Cukai Administrasi yang menyediakan tertinggi kualitas dan
layanan dengan integritas dan profesionalisme dalam melindungi Pendapatan Negara ,
Memfasilitasi hukum perdagangan , Menegakkan Hukum Bea dan Cukai memenuhi
kewajiban internasional Bea Cukai .
MISI

Untuk melaksanakan tugas Bea Cukai kami efisien menggunakan manajemen


terbaik , kecerdasan dan teknologi untuk memfasilitasi perdagangan dan industri.

Untuk menjaga perbatasan negara dan masyarakat Indonesia dari penyeludupan dan

perdagangan illegal
Untuk optimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.

Tujuan :

Lebih Di tingkatkan Keamanan Negara yang mengakibatkan Kerugian yang besar.


Memperbaiki Moral Petugas Bea & Cukai agar tidak Korupsi
Meningkatkan Kualitas Pelayanan.

Identify Strategic HR Issues


Strategic Challenges and Strategic HR Issues
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
Lebih Di tingkatkan
Keamanan Negara yang
mengakibatkan Kerugian
yang besar.
Memperbaiki Moral Petugas
Bea & Cukai agar tidak
Korupsi
Meningkatkan Kualitas
Pelayanan .

Memberi Pelatihan
kepada petugas sesuai
dengan posisi kerja
mereka agar
terciptanya
peningkatan
kemampuan.
Memberikan siraman
rohani sesuai agama
masing masing agar
iman pekerja tetap
kuat dan tidak
terpengaruh terhadap
penawaran yang
melanggar peraturan di
Bea & Cukai.

Strategic Review
Berdasarkan Strategic Challenges and Strategic HR Issues jelas bahwa terdapat
Masalah dan tujuan yang harus di selesaikan dari terancam nya keamanan negara karna
banyak sekali barang illegal di negara Indonesia ini, yang tidak terpungut nya pajak barang
masuk ke negara ini dan dampak nya adalah keamanan negara dan kerugian nergara maka
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meningkatkan kemampuan petugas Bea & Cukai dalam
menjalankan tugas nya dalam mrnjaga negara.
Memperbaiki Moral Petugas Bea & Cukai agar tidak Korupsi, Karna di Indonesia
banyak sekali berita bawa barang masuk Indonesia masih biasa masuk walaupun tidak
memenuhi setandar peraturan di Indonesia, tetapi karna kurang nya iman maka barang
tersebut bisa masuk dengan gampang nya ke Indonesia karna kurangnya iman dari petugas
tersebut, maka hal ini harus diberikan tindakan yaitu dengan Memberikan siraman rohani
sesuai agama masing masing agar iman pekerja tetap kuat dan tidak terpengaruh terhadap
penawaran yang melanggar peraturan di Bea & Cukai, lalu di sesuaikanya pendapatan dengan
posisinya agar berkurangnya Korupsi.
Menambahkan SDM di tempat pelayanan dengan orang yang berkemampuan sesuai
dengan tempatnya agar menjadikan pelayanan di Indonesia ini manjadi yang terbaik di
seluruh dunia, tidak lupa petugas tersebut harus di berikan pelatihan dan perubahan tempat
agar suasana selalu berubah dan tidak timbul nya suasana jenuh yang mengakibatkan petugas
kurang maksimal dalam bekerja.
Ongoing HR Issues
Di luar tujuan terdapat permasalahan yang harus di selesaikan dan di evalusi agar
tidak terjadi lagi, yaitu kejadian Kapal patroli Bea Cukai mendapat perlawanan dari armada
kapal penyelundup pakaian bekas dari Malaysia, di perairan Kuala Bagan, Asahan, Sumatera
Utara. Mereka diserang dengan kembang api, bom molotov, dan obor, Perlawanan dilakukan
ratusan orang berada di atas enam kapal yang datang, setelah satu kapal pengangkut pakaian
bekas disergap tiga kapal Bea Cukai. Berdasarkan informasi dihimpun, tiga kapal patroli Bea
Cukai itu diserang pada Minggu (15/5) malam. Saat itu, mereka mencoba mengejar dan

menghentikan sebuah kapal berlayar dari Port Klang, Malaysia. Armada ini diduga membawa
balpres berisi pakaian bekas. Awalnya, tiga kapal patroli Bea Cukai menghentikan kapal
diduga melakukan penyelundupan. "Melihat ada kapal penyelundup, kemudian kita lakukan
pengejaran, setelah itu coba dilakukan penindakan," kata Kasi Penindakan dan Penyidikan
KPPBC Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung, M Firdaus, Rabu (18/5). Petugas Bea Cukai
berhasil menghentikan kapal itu. Di dalamnya terdapat 21 orang dan benda yang diduga
balpres pakaian bekas. Tiba-tiba, datang enam kapal dengan puluhan orang di atas kapal.
Mereka menyalakan obor. "Sepanjang palka isinya massa, bahkan ada yang berdiri di atas
rumah kapal," ujar Firdaus. Massa kemudian melempari petugas Bea Cukai. Mereka bahkan
menembakkan kembang api dan mencoba membakar kapal petugas dengan obor dan bom
molotov. "Kami sudah jarak dekat, berusaha untuk membuat mereka patuh. Namun tidak
diindahkan. Mereka bahkan memukulkan obor dan benda tajam," sambung Firdaus. Akibat
perlawanan ini, petugas Bea Cukai hanya berhasil mengamankan satu kapal. Sementara enam
lainnya lolos. Satu kapal itu diamankan bersama 21 orang dan 625 balpres pakaian bekas di
dalamnya. Seluruhnya sudah dibawa ke kantor Bea Cukai Belawan buat proses penyidikan,
dalam kasus ini bahwa jelas kurangnya petugas untuk menjaga laut Indonesia ini, dan
terlepasnya kapal yang lainya karna petugas kurang untuk melakukan penangkapan.

HRM PLAN & HRM Program


1. Pelatihan staf di setiap daerah, adalah salah satu program yang akan di jalankan untuk
meningkatkan SDM petugas Bea & Cukai di Indonesia agar tujuan untuk menjadi
layanan terbaik di dunia dan memberikan keuntungan untuk negara sebagai
penyumbang dana APBNP negara dari pajak yang di ambil dari barang IMPOR.
2. Menambah program beribadah bersama untuk menguatkan iman bagi petugas agar
tidak mudah tergoda dengan sogokan yang mrnggiurkan.
3. Membuat evalusi kinerja petugas yang rentan melakukan korupsi agar di sesuaikan
pendapatanya dan di rubah nya system kerja mereka agar terjauhnya dari tindakan
Korupsi.
4. Merekrut petugas tambahan dengan SDM yang baik, untuk meningkatkan keamanan
dan pelayanan di Indonesia.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah Tentang
MODEL FOR DEVELOPING THE HRM PLAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN
CUKAI.

Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada Bpk. DR. PARTOGI SAOLOAN SAMOSIR, SE, MM yang
telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan ilmu yang telah di
ajarkan.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.

Teruima Kasih.

Jakarta, 20 Mei 2016

Penyusun

TUGAS MANDIRI
PERENCANAAN SDM

Di Susun Oleh :

Program Pascasarjana Magister Manajemen


Universitas Krisnadwipayana
Jakarta
2015

Anda mungkin juga menyukai