Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif
larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan
tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan
osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama
musim dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang
kesehatan, dan dalam ilmu biologi adapun penerapanya pada Hewan-hewan
yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, mereka
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk
bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang
mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8 oC. Dengan demikian, ikan laut
dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9 oC karena zat
antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam
jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat
antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga
mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan
gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose..
Berikut ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sifat sifat kolegatif larutan elektrolit
2. Bagaimana sifat sifat kolegatif larutan non elektrolit
C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami sifat sifat dari larutan elektrolit
2. Mahasiswa mampu memahami sifat sifat dari lautan non elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN

Page | 1

A. KEMOLALAN DAN FRAKSI MOL


1. Kemolalan
Kemolalan bisa dikatkaan juga molalitas, yaitu yang menyatakan
jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut (boleh air, benzena, dsb).
Sebelum kalian mengenal kemolalan umumnya, berat dalam kimia
dinyatakan dalam gram, tetapi dalam kemolalan lain karena dinyatakan
dengan kilogram (kg).
jumlah mol zat terlarut
m=
atau
1 Kg zat pelarut
massa zat terlarut
1000
x
m=
Mr
massa zat pelarut
2. Fraksi mol
Fraksi mol (X) menyatakan perbandingan jumlah mol terlarut atau
pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jika mol zat pelarut adalah nA dan
jumlah mol zat terlarut adalah nB, maka fraksi mol pelarut (XA) dan fraksi
mol zat terlarut (XB) adalah :
nA
XA =
dan
nA+nB
nB
XB =
nA+nB
Sehingga:
XA + XB = 1
B. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT
1. Penurunan tekanan uap larutan
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair
menjadi gas. Ada kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami
penguapan. Kecepatan penguapan dari setiap zat cair tidak sama, tetapi
pada umumnya cairan akan semakin mudah menguap jika suhunya
semakin tinggi
Bila kita memanaskan air (atau zat yang dapat menguap lainnya)
dalam ketel yang tertutup, maka ketika air mendidih tutup ketel dapat
terangkat, mengapahal ini terjadi? Apa sebenarnya yang menekan tutup
ketel tersebut, air atau uapairnya? Dalam ruang tertutup air akan menguap
sampai

ruangan

disertai

dengan

tersebut

jenuh,yang

pengembunan sehingga

terjadi kesetimbangan air denganuap air.

Page | 2

Perhatikan gambar berikut:

Terjadinya

uap

air

ini

akan

menimbulkan tekanan sehingga menekan ketel. Ketika air mendidih (suhu


100C) banyak air yang menguap sehingga tekanan yang ditimbulkan
lebih besar hingga tutup ketel terangkat. Tekanan yang ditimbulkan oleh
uap jenuh air ini disebut tekanan uap jenuh air. Besarnya tekanan uap
jenuh untuk setiap zat tidak sama, bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat
yang lebih sukar menguap, misalnya glukosa, garam,gliserol memiliki uap
yang lebih kecil dibanding zat yang lebih mudah menguap, misalnya
eter.Bila suhu dinaikkan, energi kinetik molekul-molekul zat bertambah
sehingga semakin banyak molekul-molekul yang berubah menjadi gas,
akibatnya tekanan uap semakin besar. Perhatikan tekanan uap jenuh air
pada berbagai suhu pada Tabel berikut:
Tabel. Tekanan Uap Jenuh Air pada Berbagai Suhu

Bila zat yang dilarutkan tidak mudah menguap, maka yang menguap
adalah pelarutnya, sehingga adanya zat terlarut menyebabkan partikel

Page | 3

pelarut yang menguap menjadi berkurang akibatnya terjadi penurunan


tekanan uap. Jadi, dengan adanya zat terlarut menyebabkan penurunan
tekanan uap. Dengan kata lain tekanan uap larutan lebih rendah dibanding
tekanan uap pelarut murninya.
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul
cairan untuk melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya
dan menjadi uap. Jika ke dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang
sukar menguap dan membentuk suatu larutan, maka hanya sebagian
pelarut saja yang menguap, karene sebagian yang lain penguapannya
dihalangi oleh zat terlarut.

Penurunan tekanan uap yang terjadi merupakan selisih dari tekanan uap
jenuh pelarut murni (P) dengan tekanan uap larutan (P).

Tekanan uap larutan ideal dapat dihitung berdasar hukum Raoult Adapun
bunyi hukum Raoult yang berkaitan dengan penurunan tekanan uap
adalah sebagai berikut.
a. Penurunan tekanan uap jenuh tidak bergantung padajenis zat yang
dilarutkan, tetapi tergantung pada jumlahpartikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus denganfraksi mol zat
yang dilarutkan.
Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
P = Xt . Po
Page | 4

Keterangan:
P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
P = tekanan uap pelarut murni
Karena Xt + Xp = 1, maka: Xt = 1 - Xp, sehingga:
P

Xt . Po

Po P

(1 - Xp) Po

Po P

Po - Xp . Po

-P

Po - Po - Xp . Po

Xp . P o

Keterangan :
P = penurunan tekanan uap
XP = fraksi mol pelarut
Xt = fraksi mol terlarut
P = tekanan uap jenuh pelarut murni
P = tekanan uap larutan
2. Penurunan Titik Beku Larutan (Tf)
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan
sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya
bekerja gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan menghasilkan proses pergerakan
molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak
antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku. Pada saat zat
konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan titik
beku larutan tersebut.

Page | 5

Berdasarkan gambar di atas (gambar 1.4), dapat dilihat bahwa tekanan uap
larutan lebih rendah dari pada tekanan uap pelarut murni. Hal ini
menyebabkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan titik
beku pelarut murni. Selisih temperatur titik beku pelarut murni l dengan
titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Tf).
Tf

= titik beku pelarut titik beku larutan

Tf= Kf.m dan m =


Maka:
Tf

= Kf.

g
Mr

g
Mr
x

1000
p

1000
p

Keterangan:
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan titik beku molal
M

= molalitas larutan

= massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif zat terlarut


p

= massa pelarut

3. Kenaikan Titik Didih Larutan (Tb)

Page | 6

Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih


pelarut. hal sebaliknya berlaku pada titik beku larutan yang lebih rendah
dibandingkan pelarut. Sifat ini dirumuskan sebagai berikut :
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat
cair yang menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat
cair akan menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar.
Keadaan saat tekanan uap zat cair diatas permukaan zat cair tersebut sama
dengan tekanan udara disekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika
tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut
titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka
akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut.
Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 oC. Hal itu
berarti tekanan uap air murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan
udara luar) pada saat air dipanaskan sampai 100 oC. Dengan demikian bila
tekanan udara luar kurang dari 1 atm (misalnya dipuncak gunung) maka
titik didih air kurang dari 100 oC.
Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap,
maka pada suhu 100 oC tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti
air itu belum mendidih. Untuk dapat mendidih ( tekanan uap air mencapai
1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih tinggi. Besarnya kenaikan suhu
itulah yang disebut kenaikan titik didih.

Page | 7

Garis mendidih air digambarkan oleh garis CD, sedangkan garis mendidih
larutan digambarkan oleh garis BG. Titik didih larutan dinyatakan dengan
Tb1, dan titik didih pelarut dinyatakan dengan Tb0. Larutan mendidih pada
tekanan 1 atm. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik didih larutan
(titik G) lebih tinggi daripada titik didih air (titik D).
Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan
titik didih ( Tb ).
Tb

= titik didih larutan titik didih pelarut

Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding


dengan hasil kali dari Molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih
molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti
berikut:
Tb

= Kb.m dan m =

Tb

= Kb.

Maka:

g
Mr

g
Mr

1000
P

1000
P

Keterangan:
Tb

= kenaikan titik didih

Kb

= tetapan titik didih molal

= molalitas larutan

= massa zat terlarut

Mr

= massa molekul relatif zat terlarut

= massa pelarut

4. Tekanan osmotik larutan


Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab
peranannya penting dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran
ini disebut semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi
menahan molekul besar seperti protein dan karbohidrat. Membran semi
permiabel dapat memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul zat
terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion)
melalui

dinding

semipermeabel

disebut

osmotik.

Tekanan

yang

Page | 8

ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan osmotik. Besar


tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan
beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan
sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair
dari

larutan

hipotonis

ke

larutan

hipertonis

melalui

membran

semipermiabel. Osmosis dapat dihentikan jika diberi tekanan, tekanan


yang diberikan inilah yang disebut tekanan osmotik. Tekanan osmotik
bergantung pada konsentrasidan bukan pada jenis partikel zat terlarut.
Menurut Vant Hoof,tekanan osmotik larutan encer dapat dihitung dengan
rumus yang serupadengan persamaan gas ideal.
= M . R . T dan M =

1000
g
Mr x V

maka:

= R.T.

g
Mr

1000
x V

Keterangan :

= tekanan osmotik (atm)

= tetapan gas ideal (0,082 L.atm/mol.K)

= molaritas larutan

= massa zat terlarut

= volume larutan

Mr

= massa molekul relatif zat terlarut

= suhu kelvin (oC + 273)

C. SIFAT KOLEGATIF LARUTAN ELEKTROLIT


Zat elektrolit dalam air akan terionisasi atau terurai menjadi ion-ion.
Peruraian itu menyebabkan penambahan jumlah partikel dalam larutan. Sifat
koligatif tergantung pada banyaknya partikel dalam larutan. Sebagai contoh,
NaCl dalam air akan terurai menjadi ion Na + dan ion Cl-, artinya partikel NaCl
Page | 9

menjadi 2 kali lebih banyak daripada zat-zat yang nonelektrolit yang tidak
mapu memecah senyawanya menjadi ion-ion. Itulah sebabnya sifat koligatif
larutan elektrolit nilainya lebih besar daripada sifat koligatif larutan
nonelektrolit, untuk larutan yang konsentrasinya sama.
Peruraian larutan elektrolit menjadi ion-ion

merupakan

reaksi

kesetimbangan karena adanya gaya tarik-menarik ion-ion yang muatannya


berlawanan.
Zat elektrolit ion (+) dan ion (-)
Akibatnya, teori tentang kesetimbangan kimia berlaku juga pada larutanlarutan elektrolit. Misalnya untuk menyatakan banyak atau sedikit zat
elektrolit yang terionisasi digunakan istilah derajat ionisasi atau derajat
dissosiasi ().

Elektrolit kuat karena mudah terionisasi mempunyai derajat ionisasi


mendekati satu. Untuk elektrolit lemah empunyai harga derajat ionisasi sangat
kecil karena sukar terionisasi. Untuk mengetahui banyaknya penambahan
partikel zat elektrolit dalam larutan, kita misalkan elektrolit A yang terionisasi
membentuk n ion B. B adalah kumpulan ion positif dan ion negatif.
A nB
Jika banyaknya A yang dilarutkan

: a mol

Dan derajat ionisasi

Maka banyaknya A yang terionisasi

: a mol

Banyaknya A yang tidak terionisasi

: (a a) mol

Banyaknya ion-ion B yang terbentuk

: na mol

Page | 10

Banyaknya partikel dalam larutan terdiri dari banyaknya A yang tidak


terionisasi (tersisa) dan banyaknya B yang terbentuk adalah
( a a + na ) mol
( na + a a ) mol
a ( n + 1 ) mol
a (1 + n ) mol, atau
a [1 + (n 1) ] mol
Jika dibandingkan, antara partikel zat setelah terionisasi dengan partikel zat
sebelum terionisasi terjadi penambahan [1 + (n 1) ] kali. Penambahan itu
dinamakan faktor Vant Hoff atau faktor i.
Jadi, i = [1 + (n 1) ]
Berdasarkan pada ionisasi zat elektrolit maka penurunan tekanan uap jenuh,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, serta tekanan osmosis larutan
elektrolit dirumuskan sebagai berikut:
1. Penurunan Tekanan Uap

2. Kenaikan Titik Didih

3. Penurunan Titik Beku

Page | 11

4. Tekanan Osmosis

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sifat kolegatif dari larutan non elektroloit terdiri dari empat yaitu,
penurunan tekanan uap larutan, penurunan titik beku larutan, kenaikan
titik didih karutan dan tekanan osmotik larutan.
2. Sifat kolegatif dari larutan elektrolit juga terdiri dari empat yaitu,
penurunan tekanan uap larutan, penurunan titik beku larutan, kenaikan
titik didih karutan dan tekanan osmotik larutan namun untuk larutan
elektrolit merupakan larutan yang dapat terionisasi sehingga terdapat
faktor Vant Hoff dalam menentukan keempat sifat kolegatif dari
larutan elektrolit
B. SARAN
Page | 12

DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta :
Erlangga.
Brady, James.1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta :
Erlangga.
Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada.

Page | 13

Keenan, Klenifelter. 2000. Kimia untuk Universitas. Jakarta :


Gramedia.
Oxtoby david w, dkk . 2001. Prinsip- Prinsip Kimia Modern.
Surabaya : Erlangga.

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai