Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AUDITING

Etika dan Profesi Auditing

DISUSUN OLEH:
HENDRAWAN ADI WICAKSONO
F3414041
D3 PERPAJAKAN
KELAS A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

Etika dan Profesi Auditing


Dalam profesi auditing terdapat berbagai macam etika auditing didalamnya, auditor
selaku pelaksana proses auditing diwajibkan mengetahui dan menjalankan setiap etika
auditing demi menghindari berbagai macam spekulasi kecurangan yang timbul. Sehingga
ketika auditor memproses laopran keuangan dan menyimpulkan hasil audit tersebut hasilnya
akan dapat dipercaya klien tanpa ada maksud tertentu. Kode etik ataupun etika harus dibuat
oleh profesinya sendiri agar efektif serta harus ada pengawasan oleh pihak terkait yang
dibentuk secara khusus. Auditing membutuhkan pengabdian yang besar pada
masyarakat/klien dan komitmen moral yang tinggi pula.
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:
1. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara).
Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada
kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya,
yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet
dan mengambil isinya.
2.

Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri
sendiri. Seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di
bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat
tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.

Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi yang
dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya.
Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut:
1. Setiap orang juga melakukan hal (tidak etis) yang sama.
2. Jika sah menurut hukum, hal tersebut etis atau Jika sesuatu perbuatan tidak
melanggar hukum berarti perbuatan tersebut tidak melanggar etika. Argumen
tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa hukum yang sempurna harus
sepenuhnya dilandaskan pada etika.
3. Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui orang lain serta sanksi
yang harus ditanggung jika perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak
signifikan.

Kode Etik Profesi Auditor


Seorang akuntan publik mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri melebihi
yang disyaratkan oleh hukum maupun peraturan yang ada. Prinsip etika akuntan atau kode
etik akuntan meliputi delapan bagian, yaitu:
1. Tanggung jawab profesi
Akuntan Publik diharuskan menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik
Akuntan berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati setiap kepentingan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme atas kinerjanya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4. Obyektifitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota
IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh
kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat
dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi,
dan teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten
selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.
8. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

Anda mungkin juga menyukai