Anda di halaman 1dari 13

TEKHNOLOGI KESEHATAN

X-RAY
CT SCAN
Dosen Pengampu : Priyanto, S.Kep., Ns., M.Kep,. Sp.KMB

Disusun Oleh :
Ajeng Galuh Ramadhani (010114A005)
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
TAHUN 2014/2015

DAFTAR ISI
1.
2.

3.

4.
5.

DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
3
a. Latar Belakang..............................................................................................3
b. Rumusan Masalah.........................................................................................3
c. Tujuan Masalah.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
4
a. Pengertian CT Scan.......................................................................................4
b. Sejarah Perkekmbangan CT Scan.................................................................5
c. Prinsip Kerja CT Scan...................................................................................5
d. Prosedur Penggunaan CT Scan.....................................................................5
e. Keluaran Terbaru CT Scan............................................................................7
f. Dampak dari Penggunaan CT Scan...............................................................9
g. Peran Perawat................................................................................................9
h. Asuhan Keperawatan Penggunaan CT Scan...............................................10
BAB III PENUTUP 11
a. Kesimpulan..................................................................................................11
b. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CT atau CAT- Scan merupakan alat kedokteran yang digunakan untuk
menampilkan gambar penampang tubuh yang dideteksi menggunakan sinar XRay dengan bantuan komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan
memungkinkan seorang ahli radiologi untuk melihat bagian dalam tubuh
pasien. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang
belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Alat ini telah menjadi prosedur
yang lazim dilakukan dalam dunia kedokteran.
CT-Scan telah merevolusi bidang medis karena memungkinkan dokter
untuk melihat penyakit di masa lalu, yang sering kali ini hanya bisa ditemukan
di meja operasi atau proses otopsi. CT-Scan adalah pemeriksaan yang noninvasif, aman, dan ditoleransi dengan baik. Hal ini memberikan hasil tampilan
yang sangat rinci pada beberapa bagian tubuh.
Penggunaan CT-Scan yang semakin marak dalam dunia kedokteran,
mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam bagaimana prinsip kerja
dan pengaplikasian ilmu fisika dalam alat tersebut serta dampak yang
diberikan dalam jangka panjang penggunaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari CT Scan?
2. Bagaimana sejarah perkekmbangan CT Scan?
3. Bagaimana prinsip kerja CT Scan
4. Bagaimana Prosedur penggunaan CT Scan?
5. Apa Keluaran Terbaru CT Scan?
6. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penggunaan CT Scan?
7. Bagaimana peran perawat memanfaatkan peralatan medis?
8. Seperti apa asuhan keperawatan pada penggunaan CT Scan?
C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan definisi CT-Scan.
2. Memaparkan sejarah perkembangan CT Scan.
3. Memaparkan prinsip kerja CT-Scan
4. Menjelaskan prosedur penggunaan CT Scan.
5. Mengetahui keluaran terbaru dari CT Scan.
6. Mengetahui dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari penggunaan
CT-Scan.
7. Mengetahui peran perawat memanfaatkan peralatan medis.
8. Asuhan Keperawatan pada penggunaan CT Scan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CT-scan

Tomography (CT) adalah sinar-X dengan menggunakan teknik


tomografi dimana berkas sinar-X menembus bagian tubuh pasien dari
berbagai arah. (Marthis Prokap and Michael Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2)
CT ( Computed Tomography ) merupakan alat diagnostik sinar-X
dengan metode tomografi transversal yang akan menghasilkan gambaran
irisan melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma. (Grey Scale
dan J.Alexander)
Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CT Scan
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari
berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu:
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark
c. Brain contusion
d. Brain atrofi
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa
digunakan, di antaranya:
a. Computed / Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial Tomography (CAT)
c. Computerized Aided Tomography
d. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)
4

e. Recontructive Tomography (RT)


f. Computed Transmission Tomography (CTT)
g. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of
Roentgenology" dengan istilah Computed Tomography (CT)
B. Sejarah Perkembangan CT-Scan
1. Tahun 1917 , J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari
objek yang tidak diketahui dapat digambarkan dari proyeksinya
2. Tahun 1963 , A.M. Cormack mulai mengembangkan teknik untuk
menentukan distribusi penyerapan tubuh manusia
3. Tahun 1972 , G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran
CT pertama kali untuk keperluan klinis
4. Tahun 1974, 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
5. Tahun 1975 , First Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama
kalinya CT-Scan dapat digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
6. Tahun 1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
7. Tahun 1989, diperkenalkannya Spiral CT
8. Tahun 1998, diperkenalkannya Multislice CT
9. Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical CT Installations
C. Prinsip Kerja CT-scan
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang
dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan
dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua di antaranya menerima
sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor
aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh
dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam
12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit.
D. Prosedur CT Scan
Sebelum Penyinaran
1.
Menyiapkan peralatan proteksi radiasi dan peralatan lain yang
diperlukan seperti surveimeter, personal dosimeter (film
badge/TLD/dosimeter saku), dan tanda radiasi.
2.
Pekerja radiasi dan PPR yang akan menangani sumber harus
mengenakan film badge/TLD
3.

Hanya tenaga ahli, PPR dan orang yang ditunjuk yang dapat
mengerjakan pengoperasian CT-Scan dan berada di lokasi terebut.

4.

Pakai monitor perorangan (TLD atau dosimeter saku).

5.

Periksa survei meter yang akan digunakan untuk memonitor


lingkungan selama pelaksanaan pengoperasian CT-Scan.

6.

Tarik panel kontrol PLN pada posisi ON yang berada di ruang


gantry.

7.

Lihat jarum penunjukan indikator tegangan pada stabilizer apakah


pada posisi 220 V (normal).

8.

Perhatikan pendingin ruangan dan alat kelembaban udara bekerja


dengan baik. Lihat indikator thermometer dan humidifier yang ada
diruangan, dibawah 22 C dan 45% adalah kondisi yang ideal.

9.

Tutup pintu pemisah ruang sinar-x (gantry) dan ruang kontrol


secara benar dan tertutup rapat .

10.

Hidupkan CPU komputer pada ruang control dengan menekan


tombol ON pada stabilizer yang berada diatas CPU dan tunggu selama
kurang lebih 5 menit.

11.

Nyalakan lampu merah bahaya radiasi yang berada di dinding


dengan menekan saklar yang berada di samping pintu masuk ruang
tabung sinar-x (ruang gantry).

12.

Ikuti perintah program software yang ada yang ada di kontrol


monitor untuk tahap pemanasan atau seasoning memastikan apakah alat
berjalan dengan baik.

13.

Setelah muncul tampilan Check-up tekan tombol checkup

14.

Kemudian muncul tampilan automatic procedure, tekan tombol


START yang berlambang radiasi pada control box.

15.

Tunggu sampai prosedur check-up selesai sekitar 2 menit.

16.

Muncul tampilan menu utama software dan check-up selesai.

17.

CT-Scan siap digunakan.

Proses Penyinaran (Scanning)


1. Atur letak atau posisi sample atau obyek yang akan dianalisa pada meja
scanning.
2. Masukkan data-data sample tersebut yaitu nama sample, ID, dll, dengan
memilih menu PATIENTRegister.
3. Kemudian klik EXAM
4. Lakukan setting mA dan KV (30 180 mA dan 80; 130 kV) yang
diinginkan, panjang sample, posisi tube kemudian klik menu LOAD.
5. Scanning akan berjalan dalam hitungan detik .
6. Setelah selesai scanning secara memanjang, pilihlah beberapa titik untuk
dipotong (slicing) dan klik LOAD, secara otomatis akan tertera di
monitor slice image atau sayatan obyek tersebut. Setelah selesai klik
END EXAM.

7. Non aktifkan software system dengan shutdown yaitu klik menu SYSTEM
pilih END, kemudian dimonitor muncul dialog box End Session. Pilihlah
dan klik SHUTDOWN SYSTEM, kemudian tekan YES.
8. Selama CT-Scan sedang beroperasi, lakukan survey radiasi disekitar
ruangan (tempat operator, pintu masuk dan ruang CT-Scan) dan catat
dalam log book.
9. Jika scanning sudah selesai pastikan sudah tidak ada paparan radiasi
diruang gantry atau sekitarnya dengan survey meter.
10. Matikan lampu tanda bahaya radiasi
Setelah Penyinaran (Scanning)
1. Tunggu waktu pendinginan minimal selama 15 (limabelas) menit sampai
tabung / tube menjadi dingin.
2. Matikan UPS dengan menekan tombol 0 atau OFF.
3. Turunkan panel kontrol PLN dengan menarik tuas ke posisi OFF
4. Baca penunjukan akhir dosimeter saku
5. Matikan survaimeter
6. Membuat laporan pelaksanaan yang diketahui atau ditandatangani oleh
Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pemeriksaan tersebut, yaitu:
1. Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikan. Bila
terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg
2. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung
3. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah
pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam
4. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi
yang cepat oleh seorang perawat dan dokter bila terjadi hal tersebut pada
pasien.
E. Keluaran Terbaru CT Scan
Discovery CT750 HD 256 Slices, kini telah tersedia di Medistra, tidak perlu
lagi keluar negeri.

Kini telah hadir teknologi canggih dan mutakhir di bidang CT Scan


dengan 256 slices yang dapat melihat dengan sangat jelas dan detail secara
noninvasive (tanpa katerisasi jantung) keadaan pembuluh darah jantung
koroner serta plak (tumpukan kolesterol) penyebab penyempitan pembuluh
darah. Discovery CT750 HD mampu melakukan pencitraan dengan gambaran
dari berbagai sudut kecil organ tubuh yang menggunakan sistem definisi
tinggi (High Definition) sehingga meningkatkan resolusi secara keseluruhan.
Discovery CT750 HD dengan kecepatan 256 slice merupakan
generasi CT Scan paling canggih dengan menggunakan Gemstone yang
memiliki kecepatan dan kontrol dinamis yang sangat signifikan sehingga
membuat kenyamanan dan keamanan pasien dari radiasi menjadi lebih rendah
dari generasi terdahulu.
Discovery CT750 HD 256 Slices untuk diagnosis penyakit jantung koroner
1. Pasien dengan keluhan nyeri dada yang tidak khas dan pemeriksaan
EKG yang tidak khas dan treadmill yang meragukan, mereka akan
memperoleh manfaat pemeriksaan ini untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
2. Pasien pasca balonisasi / pemasangan stent atau operasi by-pass
koroner, untuk mengetahui keadaan koroner dalam perkembangan
selanjutnya (apakah ada penyempitan ulang atau baru) tanpa harus
katerisasi jantung
3. Mereka yang mempunyai faktor resiko tinggi, seperti penderita
kencing manis, darah tinggi, kolesterol tinggi, perokok, yang memiliki
riwayat jantung koroner pada keluarga, usia lanjut serta yang kurang
aktif berolahraga, namun belum terdiagnosa memiliki penyakit jantung
koroner.

Discovery CT750 HD 256 Slices untuk mendiagnosis penyakit lain


1. Pasien-pasien yang mempunyai gejala gangguan pembuluh darah otak,
atau pernah mengalami gejala stroke perlu melakukan pemeriksaan
angiografi pembuluh darah otak dengan Discovery CT750 HD 256
Slices.
2. Pasien yang diduga mengalami penyempitan / gangguan pembuluh
darah tungkai.
3. Apabila ditemukan adanya kelainan / gangguan pada saluran napas.
4. Penggunaan Discovery CT750 HD 256 Slices akan sangat bermanfaat
untuk mengetahui adanya keganasan pada saluran pencernaan.
5. Dengan Discovery CT750 HD 256 Slices dapat dilakukan deteksi dini
untuk keganasan paru-paru yang sering ditemukan pada usia > 50
tahun, perokok atau pekerja tambang.
Discovery CT750 HD 256 Slices dapat digunakan untuk pemeriksaan
organ lainnya seperti leher, perut (untuk hati, limpa, pankreas, kandung
empedu, usus, saluran kemih), tulang dan pembuluh darah lainnya.
F. Dampak Positif dan Negatif CT-Scan
CT-Scan merupakan salah satu alat medis yang kontroversial saat ini.
Banyak orang yang merasa khawatir menggunakan CT-Scan dengan berbagai
alasan. Sebenarnya jika diteliti lebih lanjut, lebih banyak kelebihan CT-Scan
daripada kekurangannya.
CT scan (Computerized Tomography) merupakan alat imaging yang
menggunakan sinar- X. Alat ini mula-mula digunakan untuk mengetahui
kelainan-kelainan pada otak. Tetapi sejalan dengan perkembangannya alat ini
dapat dipakai untuk mendeteksi kelainan-kelainan seluruh tubuh. Dengan CT
Scan akan lebih banyak penyakit-penyakit yang dapat terdeteksi dimana
dengan alat imaging konvensional tidak dapat terlihat. CT scan juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi kelenjar getah bening, paru, hati, otak, tulang
belakang, atau daerah yang lain dengan detail terutama pada kasus metastasis.
CT scan juga digunakan secara periodik selama perawatan untuk
mengevaluasi respon pengobatan. Salah satu kelebihan pemeriksaan dengan
9

CT scan adalah pemeriksaannya relatiif mudah, relatif aman, dan akurasi


yang tinggi. Pada trauma spinal vVisualisasi dari fraktur tulang (dengan
dislokasi maupun tanpa dislokasi) visualisasi adanya fragment tulang di
dalam spinal canal. Di daerah thorax CT pada umumnya diperlukan untuk
mendeteksi dampak trauma tumpul dan extensinya maupun organ-organ yang
terkait, seperti ruptur diafragma dengan kemungkinan herniasi organ-organ
abdominal ke intrathorakal, demikian juga laserasi pembuluh darah maupun
struktur tracheobronchial merupakan indikasi penting CT-Scan. CT
merupakan langkah lanjut, apabila ditemukan keraguan pada USG.
Kekurangan CT-Scan adalah logam membuat gambaran artefak dan
mempunyai efek samping radiasi karena menggunakan sinar-X untuk
menghasilkan gambar potongan tubuh sehingga tentu saja pasien yang sedang
dalam pemeriksaan CT-Scan akan terpapar dengan sinar- X. CT-Scan dengan
teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar-X yang
dipaparkan oleh alat Rontgen sinar-X biasa. Oleh karena itu, ibu hamil tak
dapat melakukan pemeriksaan CT-Scan dan wajib memberitahukan kondisi
kehamilannya pada dokter sebelum dokter merekomendasikan pemeriksaan
CT-Scan. Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada
tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama
perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang menggunakan tambalan gigi
amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu
yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Pada kasus trauma spinal
fraktur yang paralel potongan CT dapat tak terdeteksi.
G. Peran Perawat Memanfaatkan Peralatan Medis
Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi di bidang
peralatan medis maka, perawat diharuskan untuk mengetahui cara kerja serta
cara pengoperasiannya. Perawat juga harus mengetahui manfaat peralatan
medis tersebut serta memperhatikan faktor keselamatan klien. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan pada
klien karena seberapa canggihnya suatu teknologi pasti memiliki resiko atau
efek samping. Perawat yang telah memahami cara kerja, cara pengoperasian,
manfaat, serta resiko suatu peralatan medis dapat meningkatkan pelayanan
dan asuhan keperawatannya. Salah satu peralatan medis yang sering
digunakan adalah CT-Scan.
H. Asuhan Keperawatan
Tidak ada kontraindikasi medis terhadap pelaksanaan CT Scan pada
klien. Namun, sebagai radioaktif terlebih lagi adanya penggunaan zat kontras
maka perawat harus memperhatikan beberapa hal. Berikut ini adalah asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan pada klien yang akan dilakukan
pemeriksaan diagnostik CT Scan .
1.

Pengkajian

10

Pengkajian terutama ditujukan kepada penggunaan zat kontrast.


Zat yang umum digunakan adalah iodium atau barium. Perawat mengkaji
apakah ada reaksi terhadap zat kontras seperti hematoma pada tempat
injeksi dan nadi pada area sekitarnya dan mengkaji apakah klien
memiliki alergi tertentu, misalnya terhadap iodium. Penggunaan kontras
dapat berbahaya karena dapat mengiritasi pembuluh darah sedangkan,
klien yang memiliki kecenderungan alergi dapat mengalami shock
anafilaktik.
2. Diagnosa
Pelaksanaan CT Scan sendiri tidak memiliki bahaya yang fatal
kecuali pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi sedangkan
bahaya sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontrast.
Diagnosa yang dapat muncul adalah resiko trauma b.d iritasi dan
alergi akibat pemberian benda kontras. Sebagai sebuah alat yang asing
maka, CT Scan juga dapat memunculkan rasa cemas pada klien.
3. Intervensi
a. Mengkaji adanya alergi terhadap zat kontras
b. Memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang CT Scan
termasuk prosedur pemeriksaannya
c. Menjelaskan tentang adanya pemberian kontras
d. Memindahkan alat bantu yang mengganggu sebelum pemeriksaan
e. Mengajarkan klien gejala pada reaksi alergi (takipnea, distress
pernafasan, urtikaria, mual dan muntah).
f. Berikan posisi senyaman mungkin.
g. Identifikasi risiko yang akan terjadi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan CT-Scan, mendeteksi penyakit menjadi lebih mudah, tidak
hanya penyakit yang sedang diderita saja yang dapat dimunculkan, tetapi
penyakit yang telah lama juga dapat terdeteksi. Tentu saja, dunia kesehatan
mengalami kemajuan dengan adanya alat tersebut. Dalam penerapannya di
dalam ilmu fisika, CT-Scan menggunakan gelombang elektromagnetik untuk
dapat menampilkan citra yang dapat memunculkan gambar tiga dimensi dari
tubuh pasien. CT-Scan ini adalah perkembangan dari sinar-X yang

11

sebelumnya hanya dapat menampakkan tubuh dalam dua dimensi saja.


Dengan menggunakan alat ini, bagian tubuh yang ukurannya kecil, seperti
pembuluh kapiler dapat terlihat dengan jelas. Selain dapat menyajikan
gambar dalam 3 dimensi, keuntungan lain dari CT-Scan adalah
penggunaannya yang relatif mudah dan aman pada batas tertentu.
B. Saran
Sebagai seorang perawat juga hendaknya kita mengetahui tentang
perkembangan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Brown RA, Nelson JA. 2012. Invention of the N-localizer for stereotactic
neurosurgery and its use in the Brown-Roberts-Wells stereotactic frame.
Neurosurgery 70 (2 Supplement Operative): 173176.
Bulechek, Gloria M, dkk. 2015. Nursing Intervention Classification (NIC). United
States: ELSEVIER
D Karthikeyan, Deepa Chegu. 2005. Step by Step CT Scan. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publisher

12

December 2015, at 22:11. CT scan. Wikimedia Foundation, Inc.


https://en.wikipedia.org/wiki/CT_scan
Heilbrun MP, Roberts TS, Apuzzo ML, Wells TH Jr, Sabshin JK. 1983.
"Preliminary experience with Brown-Roberts-Wells (BRW) computerized
tomography stereotaxic guidance system". Journal of Neurosurgery 59 (2): 217
222.
Herdman, T. Heather, Shigemi Kamitsuru. 2015.
NANDA Internasional Inc.
Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2015-2017, Ed. 10. Jakarta: EGC
http://www.medistra.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=51&Itemid=71
Thomas DG, Anderson RE, du Boulay GH (January 1984). "CT-guided
stereotactic neurosurgery: experience in 24 cases with a new stereotactic system".
Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry 47 (1): 916.

13

Anda mungkin juga menyukai