TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Asuhan Keperawatan Pada Pasien DenganTetralogi Of Fallot (Tof) yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini memuat tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Tetralogi Of Fallot (Tof) yang mengidentifikasikan dan menjabarkan
konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh
sebab itu kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
kami yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami menyusun makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 27 September
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian.....5
2.2 Etiologi / Penyebab...5
2.3 Epidemiologi ....6
2.4 Menifestasi klinis...6
2.5 Pemeriksaan Diagnostik....8
2.6 Penatalaksanaan.9
2.7 Prognosis10
2.8 ASKEP Pada Pasien Dengan Tetralogi Of Fallot (Tof)..11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan19
DAFTAR PUSTAKA..20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling
banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat
penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek
septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 %
dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan
sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan
penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai
dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.
Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat
diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari
banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat
kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk
Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit anak yaitu tetralogi
fallot.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung bawaan dengan
gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal
meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan
hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan
derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan
sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
Frekuensi TF lebih kurang 10 %. Derajat stenosis pulmonal sangat
menentukan gambaran kelainan; pada obstruksi ringan tidak terdapat
sianosis, sedangkan pada obstruksi berat sianosis terlihat sangat nyata. Pada
klien dengan TF, stenosis pulmonal menghalangi aliran darah ke paru-paru
dan mengakibatkan peningkatan ventrikel kanan sehingga terjadi hipertropi
Sehingga
percampuran
ini
mengakibatkan
darah
yang
akan
2.3 Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan menempati
angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini para
dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi ,penyebabnya
dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic atau
keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22 deletions dan juga
diGeorge syndrome. Ia lebih sering muncul pada laki-laki daripada wanita.
Pengertian akan embryology daripada penyakit ini adalah sebagai hasil
kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi
klinik berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta. Perkembangan
dari hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin
meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan
bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini.
2.4 Manifestasi klinis
-
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung
bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan
hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia.
Peningkatan
hemoglobin
kompensasi
akibat
dan
saturasi
hematokrit
oksigen
ini
yang
merupakan
rendah.
Pada
mekanisme
umumnya
Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot.
Pelebaran dan posisi aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan
dinding depan aorta serta pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan
katup pulmonal seringkali sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan
tekanan antara ventrikel kanan dan a.pulmonalis tidak selalu mudah
dilakukan.
Kateterisasi jantung
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi
stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen,
peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal
atau rendah.
2.6 Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan
untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1.
2.
sianotik
2.
3.
Hindari dehidrasi
Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada bayi
banyak,
karena
berkurangnya
trombosit
dan
fibrinogen.
ekstremitas.
Frekuensi jantung : takikardy
Tekanan nadi : mungkin sempit, menunjukan penurunan volume
sekuncup
Hepar : pembesaran/dapat teraba
Bunyi nafas : rongki
Irama jantung : disritmia, misalnya fibrilasi atrium, kontraksi
ventrikel
prematur/takikardi, blok jantung.
Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat.
Murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis
Integritas :
Gejala : ansietas, takut
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misalnya : ansietas, marah, ketakutan.
Eleminasi :
Gejala : penurunan berkemih, berkemih di malam hari,
Makanan atau Cairan :
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah, pembengkaan ekstremitas
bawah,
Tanda : distensi abdomen, edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
Neorosensori :
Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : Letargi, diorientasi, perubahan perilaku
Nyeri atau kenyamanan :
Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas,
sakit pada otot
Tanda : tidak tenang, gelisah, focus menyempit (menarik diri)
Pernapasan :
Gejala : Dipsnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, penggunaan bantuan pernapasan missal oksigen atau medikasi
Tanda : pernapasan : takipnea, napas dangkal,
Bunyi napas : mungkin tidak terdengar, dengan mengi
Fungsi mental : kegelisahan
Warna kulit : pucat atau sianosis
Pemeriksaan Diagnostik :
EKG : hipertrofi atrial atau ventrikuler, iskemia, disritmia misal takikardi,
fibrilasi atria.
Ekokardiogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik dan serambi,
perubahan dalam fungsi atau struktur katup atau area kontraktilitas
ventricular.
Rontgen dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertopi bilik atau serambi, atau perubahan
dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal.
Enzim Hepar : Meningkat dalam gagal atau kongestif hepar.
AGD : gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini)
atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
c.
diberikan
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan
Kaji frekuensi Memonitor adanya
diharapkan
cardiac
output
RR,
penurunan secara
pada
TD perubahan sirkulasi
teratur jantung
mungkin.
bunyi
Catat
jantung.
sedini
Mengetahui
adanya perubahan
mengalami
sianosis
dan pucat.
pada
adanya penurunan
perfusi
tubuhnya.
terhadap
Pantau intake dan adekuatnya
output setiap 24 jantung.
Batasi
tidak
curah
Sianosis
terjadi
sebagai
aktifitas akibat
adanya
jam.
perifer
secara adekuat.
obstruksi
darah
ventrikel.
aliran
pada
Berikan
kondisi
psikologis
lingkungan
Ginjal
berespon
untuk menurunkna
yang curah
tenang.
dengan
jantung
menahan
untuk
memperbaiki
efisiensi
kontraksi
jantung
dan
menurunkan
komsumsi O2 dan
kerja berlebihan.
Stres
emosi
menghasilkan
vasokontriksi
yangmeningkatkan
TD
dan
meningkatkan kerja
jantung.
b.
TUJUAN
Setelah
diberikan
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan
Ikuti
pola
Menghindari
diharapkan
intoleransi
aktivitas
pasien, gangguan
masalah hindari
istirahat
dapat pemberian
intervensi
sesuai
dapat
dibatasi
Meningkatkan
hindari
kebutuhan istirahat
pengeluaran
pasien
energi
dan
dari pasien.
energi
malam hari
sehingga
pada kebutuhan
perawatan
tidur
pasien
saat istirahat.
melakukan
pada
Bantu
pasien.
pasien
memilih kegiatan
Menghindarkan
tidak pasien
yang
dari
kegiatan
melelahkan.
yang
melelahkan
dan
Hindari meningkatkan
perubahan
suhu beban
lingkungan
yang jantung.
mendadak.
kerja
Perubahan
lingkungan
suhu
yang
Kurangi mendadak
merangsang
kecemasan
pasien
dengan kebutuhan
oksigen
memberi
penjelasan
dibutuhkan
pasien
akan
yang
yang meningkat.
Kecemasan
dan meningkatkan
keluarga.
respon
Respon yang
psikologis
merangsang
perubahan
peningkatan
keadaan
kortisol
dan
(menangis,
dll)
murung
dengan baik.
Stres
dan
kecemasan
berpengaruh
terhadap
kebutuhan
O2
jaringan.
c.
hasil:
Pasien
dapat
mengikuti
tahap
pertumbuhan
dan
perkembangan yang sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.:
Rencana intervensi dan rasional:
TUJUAN
Setelah
diberikan
asuhan
INTERVENSI
RASIONAL
Sediakan
Menunjang
nutrisi
pada
dan
pertumbuhan
perkembangan
klien
masa
dan
perkembangan
BB/TB, serta meningkatkan
Monitor
buat
khusus
sebagai
Merangkak,duduk
dengan monitor.
Sebagai
terhadap
monitor
keadaan
Mencegah
terjadinya
sedini
-Klien
sebagi
dapat
berinteraksi
dengan keluarga
mungkin
akibat
penurunan kardiak
output.
anemia
TUJUAN
Setelah
diberikan
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan Kaji tanda vital Memonitor gejala
tidak
kriteria hasil :
terjadi
tanda
dengan lainnya.
kontak pasien
Hindari
dengan
infeksi
Menghindarkan
dari
sumber kemungkinan
adekuat keadaan
umum
Nutrisi
adekuat
menunjang
daya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tepatnya penanganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan
jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak
mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan
kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar
dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka
kesakitan dan kematian dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1,Jakarta,Fakultas kedokteran UI
Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC
Colombro
Geraldin
C,1998,Pediatric
Core
Content
At-A-
Glance,Lippincott-
Philladelphia,New York
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3
EGC. Jakarta
Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC
Samik
yogyakarta,Indonesia
Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI
Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California
Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company,Toronto
Diposkan oleh Agus Prasetyo di 08.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Laman
Beranda
Share
[Cara Membuat Blog]
Arsip Blog
2013 (12)
o Mei (12)
ELEKTROCARDIOGRAF(ECG) ...
I.PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Mengenai Saya
Agus Prasetyo
Lihat profil lengkapku
Translate
Submit your site to
20+ search engines
URL:
Powered by
Translate
http://
Name:
Email:
I agree to the terms:
Powered by FreeWebSubmission.com