Anda di halaman 1dari 12

Tugas Akhir Praktikum

Somalia Current

Oseanografi

Perikanan

Posted by rikasmawaty on January 4, 2013 in Akademik, Perikanan |

I. Gaya Coriolis
Gaya Coriolis melekat pada fenomena defleksi (pembelokan arah) gerak
sebuah benda pada sebuah kerangka acuan yang berputar, khususnya di
permukaan bumi (lihat gambar 1(a) dan 1(b)). Pada intinya, sebuah
benda yang bergerak lurus dalam kerangka yang berputar, akan terlihat
berbelok oleh pengamat yang diam di dalam kerangka tersebut.. Hukum
Boys Ballot yang mengatakan Angin cyclon di belahan bumi utara akan
berputar berlawanan arah jarum jam karena gerakan angin (relatif
terhadap permukaan bumi) di belokkan oleh efek dari rotasi bumi. Inilah
yang disebut dengan gaya Coriolis. Semakin ke arah khatulistiwa, gaya
coriolis makin mengecil. Gaya Coriolis dipengaruhi oleh posisi lintang
suatu wilayah
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa bumi selalu berotasi.
Dan dari rotasi tersebut selalu menimbulkan fenomena alam. Salah
satunya adalah angin yang dikenal dengan angin utama (angin timur,
barat, dan pasat). Angin-angin utama itu berhembus dalam suatu arah
yang hampir tetap pada garis-garis lintang tertentu. Angin itu timbul
karena peredaran atmosfer dan rotasi bumi. Seandainya bumi tidak
berotasi, angin akan bergerak lurus ke utara atau ke selatan. Namun
rotasi bumi menimbulkan gaya rotasi yang disebut gaya Coriolis, yaitu
gaya yang membelokkan arah angin utama. Nama Coriolis sendiri diambil
dari nama seorang ilmuwan Perancis Gaspard Gustave Coriolis (1792).
Jadi pengertian dari gaya Coriolis adalah gaya semu yang timbul akibat
efek dua gerakan yaitu gerak rotasi bumi dan gerak benda relatif
terhadap bumi. Dalam kata lain, gaya Coriolis merupakan gaya yang
membelokkan arah arus yang berasal dari tenaga rotasi bumi.
Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan
mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini mengakibatkan
adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi
utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan
lihat gambar 1(c).

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan
membelokkan arah arus dari arah yang lurus. Gaya Coriolis juga yang
menyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang
kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya
kedalaman suatu perairan.
Pada umumnya tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan air
dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang mempunyai
kecepatan sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini
akan berkurang cepat sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman
perairan dan akhirnya angin tidak berpengaruh sama sekali terhadap
kecepatan arus pada kedalaman 200 m. Pada saat kecepatan arus
berkurang, maka tingkat perubahan arah arus yang disebabkan oleh gaya
Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari
arah arus yang relaif cepat di lapisan permukaan dan arah pembelokanya
menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan
mempunyai kedalaman makin bertambah besar.
Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu
perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan makin
dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman.
Besarnya gaya coriolis tergantung :
a. Kecepatan berputarnya bumi atas sumbunya ( w )
b. Lintang dimana angin yang bersangkutan bertiup ( )
c. Kecepatan angin yang bersangkutan ( v )
Gaya Coriolis C = 2. w. v. Sin
Dari rumus Gaya Coriolis tersebut nampak bahwa :
1. Makin tinggi lintang dimana angin yang bersangkutan bertiup, maka
makin besarlah nilai Gaya Coriolis. Pada lintang 0 nilai gaya Coriolis
adalah nol, sedangkan pada lintang 90 gaya Coriolis adalah maximal, C
=2wv
2. Makin besar kecepatan angin ( v ), maka makin besar pula nilai gaya
Coriolis
Gaya Gesekan Coriolis Terhadap Atmosfer

Hanya kekuatan gaya gravitasi dan tekanan yang dapat menggerakkan


udara, tapi ada 3 gaya yang di abaikan karena rotasi bumi. Ini disebut
dengan gaya gesekan coriolis.

Menurut diagram di atas (O) merupakan suatu daerah di kutub


utara,seperti dapat kita contohkan sebagai disk yang sedang berputar.
Sebagian udara mulai bergerak horizontal menjauh dari tiang ke titik A.
berdasarkan hukum newton, pada jalur OA tidak ada gaya yang bekerja.
Namun disk juga berputar dengan kecepatan sudu, , sehingga akan
mengikuti OA yang terhubung dengan disk, sehingga titik A adalah di B,
pada saat udara mencapai tepi. Untuk pengamat yang berpusat pada
bumi, tampak seolah-olah bidang tersebut dibelokkan dengan secara
paksa sehingga menjauh dari titik A menuju A. gaya tersebut disebut
dengan gaya coriolis. Bumi adalah sebuah bola dan bukan disk, yang
berarti kita harus menggunakan notasi vector penuh, tetapi menggunakan
prinsip yang sama. Kita harus menghitung hasil vector antara rotasi
vektor (langsung dari bidang atas disk) dan tekanan vector, .
Penerapan ini berlaku untuk bumi, jika kita perhatikan jumlah udara
dengan vector kecepatan dari bumi, , maka gaya coriolis di dapat dari :
= -2 X
Namun, karena atmosfer tipis di bandingkan dengan radius bumi, kita
tahu bahwa angin bertiup hampir di setiap daerah horizontal. Sehingga,
hal ini berguna untuk memisahkan gaya coriolis menjadi 2 kontribusi
sesuai dengan daerah vertical. Kita tentukan dari vector dan vector . Jika
garis lintang adalah , maka dua komponen di dapat :
( sin ) dan ( cos ).
Dimana adalah vector satuan daerah vertical, y dalah pada daerah
horizontal. Jika kita berasumsi bahwa angin bergerak dari arah ,
kemudian gaya coriolis di peroleh :
= ( sin ) x Vg =(Vg sin )
yaitu ada gaya dalam arah , untuk seorang pengamat yang berpusat pada
bumi. Angin semakin mengarah kekanan dari awal bila di lihat gerakan ke
bawah di belahan bumi utara dan semakin ke kiri di belahan bumi selatan.

Gerakan awal akan menuruni tekanan gradient (yang menciptakan


kekuatan angin). Tapi defleksi berlanjut sampai angin bertiup horizontal
terhadap gerak aslinya (dan disudut kanan untuk hasil tekanan gradient).
Memungkinkan tidak dapat di belokkan lebih jauh. Gaya koriolis
menyeimbangkan tekanan gradient. dengan memasukkan secara formal
( + fc vg )=0; 2 sin ,
Dimana fc adalah konstanta koriolis (), Vg adalah kecepatan udara pada
keseimbangan. Ini di dapat dari :
Vg =
Dengan asumsi bahwa peningkatan tekanan gradient tekanan sepanjang
sumbu .
Titik dimana efek coriolis menyeimbangkan gradient tekanan di sebut
dengan keseimbangan geostropik, dan angin yang di hasilkan disebut
dengan angin geostropik. Poin penting yang perlu di ingat adalah bahwa
arah angin isobar (di belahan bumi utara) arah angin adalah sedemikian
rupa, sehingga tekanan yang lebih rendah adalah di sisi kiri saat anda
mengarah pada arah lawan angin. Sehingga daerah tekanan yang rendah
adalah di sisi kiri saat anda mengarah pada arah lawan angin. Daerah
tekanan yang rendah di belahan bumi utara memiliki rotasi angin di
sekitarnya dalam arah yang berlawanan dalam arah jarum jam. Tapi
searah jarum jam di belahan bumi selatan. Jenis gerak ini disebut dengan
siklon. Sehingga tekanan cuaca rendah di sebut dengan angin topan. Di
daerah yang bertekanan udara yang tinggi di belahan bumi utara. Angin
geostropik berada searah dengan jarum jam . ini disebut dengan gerak
anticyclonic, dank arena itu system cuaca bertekanan tinggi yang di kenal
dengan sebuah cyclone..
Dari nilai fc di atas , jelas bahwa coriolis adalah yang terbesar di kutub.
Dan penurunan sebagai salah satu pendekatan khatulistiwa, dimana itu
adalah nol. Perhatikan bahwa ada juga komponen vertical yang sebanding
dengan cos yang di timbulkan vector . Ini akan memberikan kontribusi
yang kecil untuk gaya gravitasi efektif.
Bandul Foucaul
Salah satu cara untuk mendemonstrasikan adanya percepatan Coriolis
adalah dengan ayunan bandul yang dapat berputar terhadap sumbu
vertikalnya. Demonstrasi ini pertama kali dilakukan oleh fisikawan
Perancis Jean Leon Foucault pada tahun 1851 di Paris. Ia mendapati
bahwa bidang ayun bandul ternyata berpresesi terhadap sumbu
vertikalnya dengan perioda sekitar 32 jam. Arah presesi bidang ayun itu
searah dengan jarum jam. Kejadian ini dijelaskannya sebagai berikut. Di
koordinat K gaya yang bekerja dapat diperoleh dari persamaan :
F = (mg + T) 2m. W v m W (W r)
= mge + T 2m.
T adalah gaya tegangan tali bandul itu. Tampak bahwa suku terakhir di
ruas kanan adalah gaya Coriolis yang tidak sebidang dengan dua gaya di

depannya, gaya berat dan gaya tegangan tali berada pada bidang vertikal
(sebagai bidang ayunnya). Dari eksperimen diketahui bahwa bidang ayun
ternyata berpresesi dengan laju sudut w terhadap permukaan bumi,
maka kita coba menganalisa gerak ayunan ini dari sebuah sistem
koordinat baru yang ikut berpresesi bersama bidang ayun. Sebut saja
koordinat baru ini K, di sini bandul akan mengayun pada sebuah bidang
yang tak berputar, semua gaya yang bekerja pada bandul berada
sebidang yakni pada bidang ayunannya.

Transformasi gaya antara koordinat K dan K bentuknya tentu saja sama


dengan transformasi antara K dan K, yaitu persamaan
F = F 2m. wr wr wr v m. ( r )
Hubungan kecepatan bandul di K (v) dengan kecepatannya di K(v)
analog dengan persamaan
v = v - w r
Sehingga substitusinya bersama-sama dengan persamaan sebelumnya
menghasilkan :
F = (m.ge + T) 2m(w+W) v + m.w (w r)
Di antara gaya-gaya di ruas kanan hanya suku Coriolis saja yang bisa
tidak terletak
pada bidang ayun, padahal di K semua gaya harus berada di bidang
ayunnya. Maka perlu diberikan syarat agar suku Coriolis itu juga terletak
pada bidang ayun. Oleh karena ayunan dilakukan dengan amplitudo yang
kecil, kecepatan bandul v setiap saat hampir selalu horisontal, sehingga
jika vektor (w + W )kita buat horisontal juga maka hasil crossproductnya
dengan v pasti memiliki arah vertikal yang berarti selalu terletak pada
bidang ayun. Mengingat w arahnya vertikal, agar (w + W )horisontal
syaratnya adalah
(w + W ). w = 0
w = -W cos q
Pada gambar tampak sudut q adalah sudut antara arah vertikal dengan
sumbu putar bumi. Tampak pula bahwa sudut q ini lancip (q = 90 l) di
belahan bumi sebelah utara dan tumpul di belahan selatan (q = 90 + l).

Artinya w positif (presesi berlawanan dengan arah jarum jam) di belahan


selatan dan negatif (presesi searah dengan jarum jam) di belahan utara.
Dengan mengambil posisi kota Paris 49 LU kita mendapatkan periode
presesinya 31,8 jam. Selisih sedikit terhadap hasil eksperimen adalah
akibat anggapan kita bahwa v selalu mengambil arah horisontal. Jika
bandul Foucault ini kita ayunkan di Surabaya, kita akan mendapatkan
presesi bidang ayun berlawanan dengan arah jarum jam dengan periode
sekitar 197 jam. Efek Coriolis tampak paling jelas jika kita mengamati
pola aliran arus laut dan arah angin pasat sepanjang tahun. Pada
semester Maret-September matahari berada di belahan utara
mengakibatkan atmosfir di belahan selatan mempunyai kelebihan
tekanan. Udara dari belahan selatan akan bergerak menyeberangi
khatulistiwa ke belahan utara. Gerakan massa udara ke utara ini akan
dibelokkan arahnya oleh percepatan Coriolis. Kita lihat dulu di belahan
selatan, percepatan Coriolis yang diderita udara arahnya ke barat
sehingga angin akan berbelok ke barat laut. Angin ini adalah angin
tenggara pada musim kemarau di pulau Jawa. setelah menyeberangi
khatulistiwa percepatan Coriolis berbalik ke arah timur, sehingga angin
berbelok ke arah timur laut

II. Analisa Upwelling


Upwelling adalah peristiwa naiknya massa air laut yang disebabkan oleh
perbedaan temperatur antara lapisan permukaan air laut dan bawahnya
yang lebih dingin. Umumnya zat hara berada di lapisan bawah, akibat
upwelling ini zat hara naik ke permukaan laut dan diharapkan dengan
adanya proses upwelling nelayan akan lebih mudah menangkap ikan di
lapisan permukaan.Semakin biru warna pada peta semakin kuat aktivitas
upwellingnya

Negara Somalia kerap terjadi upwelling, arus Somalia yaitu batas arus
laut yang membentang di sepanjang pantai Somalia dan Oman di
Samudra Hindia Barat dan analog dengan Gulf Stream di Samudera
Atlantik yang sangat dipengaruhi oleh angin musim dan merupakan satusatunya Upwelling yang terjadi pada batas barat lautan. Disini akan
dibuktikan apakah benar di Somalia terjadi Upwelling atau tidak dan
apakah Somalia cocok untuk dijadikan daerah penangkapan ikan.

Gambar. 1
Gambar. 1 diatas merupakan pembuktian terjadinya upwelling di negara
Somalia, dengan menggunakan perangkat lunak ODV. Dalam pembuktian
upwelling digunakan Section plot untuk mendapatkan hasil seperti
gambar diatas. Gambar tersebut ternyata menunjukan adanya terjadi
upwelling di Somalia pada daerah kedalaman kurang dari 500 meter
karena adanya ketidakmerataan suhu pada setiap kedalaman. Dapat
dilihat bahwa pada kedalaman 100 meter adanya suhu yang berbeda
beda yaitu 20 Cdan 15 C. Serta terjadi perubahan suhu drastis pada
kedalaman 300 500 meter yang dimana suhu tidak merata yang
menunjukan 12,5 C dan 15 C. Pada dua kedalaman terlihat dua
o

parameter suhu warna yang berbeda, yang menunjukan bahwa dua


kedalaman tersebut merupakan daerah thermal front yaitu daerah dua
pertemuan massa air, dimana daerah perikanan ikan yang potensial.

Gambar. 2
Pada gambar. 2 terjadi ketidakmerataan suhu kembali, terlihat pada
kedalaman sekitar 1 meter terdapat suhu yang berbeda beda yaitu pada
koordinat 47.2 bujur timur didapatkan suhu 22,5 C, pada koordinat
48 bujur timur didapatkan suhu 24 C Dan 48.5 bujur timur didapatkan
suhu 25 C. Serta terjadi juga pada kedalaman 200 meter yang dimana
terjadi ketidakmerataan suhu juga, yaitu kedalaman tesebut bersuhu
15 C dan 18 C. Adapun pada kedalaman 400 meter, suhunya adalah
10,5 C dan 13,5 C. Pada ketiga kedalaman tersebut terlihat adanya 2-3
parameter suhu warna yang berbeda, yang menunjukan bahwa dua
kedalaman tersebut merupakan daerah thermal front yaitu daerah dua
pertemuan massa air, dimana daerah tersebut merupakan daerah
penangkapan ikan yang baik.
o

Gambar. 3
Untuk memperkuat dugaan di Somalia terjadinya upwelling maka
dilakukan kembali data section plot di ODV yaitu pada daerah Somalia
pada koordinat, 53, 2 bujur timur 53, 82 bujur timur. Dan benar saja
terjadi kembali ketidakmerataan suhu pada setiap kedalaman salah satu
pantai tersebut. Hal itu terjadi pada kedalaman 5 meter yang diamana
suhunya adalah 14 C, 15 C dan 16 C. Pada kedalaman terlihat tiga
parameter suhu warna yang berbeda, yang menunjukan bahwa pada
kedalaman 5 meter pada daerah tersebut daerah dua pertemuan massa
air, dimana daerah tersbut adalah daerah perikanan ikan yang sangat
potensial.
Dari ketiga data gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa memang
benar di Somalia terjadi Upwelling karena dari ketiga gambar tersebut
dapat terlihat ketidakmerataan suhu pada setiap kedalaman. Dan dari
semua pembuktian menunjukan Upwelling di Somalia terjadi di lepas
pantai, dan rata rata terjadi pada kedalaman kurang dari 800 meter,
terbukti dari kutipan beberapa jurnal yang menyebutkan pengamatan
satelit menunjukkan penggabungan dari dua lokasi thermal front sebagai
arus melemah pada bulan Agustus dan awal September. Suhu upwelling
didapatkan 15 -18 C. Daerah upwelling memperpanjang 300 km
sepanjang pantai dan sekitar 400 km lepas pantai Somalia. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Somalia merupakan daerah Fishing Ground atau
daerah yang baik untuk penangkapan ikan daerah penangkapan ikan
yaitu sampai kedalaman 200 meter dan nutrisi yang dibawa oleh massa
air dari perairan dalam menyebakan ekosistem tersebut ekosistem paling
produktif di laut kaya akan fitoplankton dan zooplankton membuat kondisi
o

yang menguntungkan untuk beberapa ikan pelagis kecil seperti sarden,


herring, dan layang
Dari literatur tentang arus Somalia disebutkan bahwa arus Somalia
ditandai dengan perubahan musiman dipengaruhi oleh angin musim barat
daya dan angin musim barat laut. Selama bulan Juni hingga September,
Angin Barat laut hangat monsun bergerak ke timur laut perairan pesisir,
menciptakan upwelling pesisir. Air yang terangkat naik dilakukan di lepas
pantai oleh Ekman Transport dan menyatu dengan air yang dibawa ke
permukaan oleh laut terbuka. Pergerakan dari atmosfer, juga berkembang
selama angin musim Barat Daya, dan melintasi Samudera Hindia, sejajar
dengan pantai Somalia dan Oman. Akibatnya, Ekman Transport membelok
angin ke arah kanana. Transportasi yang maksimum dan menurun ke
kanan dan kiri dengan jarak meningkat.
Angin lalu berbelok ke arah kiri,dan terdapat pergerakan massa air
menuju pantai dan terjadi kekosongan, menciptakan sebuah perbedaan di
lapisan atas dan mengakibatkan suatu peristiwa upwelling (Ekman).
Sebaliknya, dari arah kanan oantai, lebih banyak air yang berasal dari
dalam, menciptakan downwelling (Ekman). Ini upwelling terbuka-laut
dalam kombinasi dengan upwelling pesisir menyebabkan upwelling besar.
Angin musim barat laut, yang terjadi dari Desember hingga Februari,
menyebabkan pembalikan arus Somalia, memindahkan perairan pantai
barat daya. Udara yang semakin mendingin menyebabkan permukaan air
untuk mendinginkan dan menciptakan mendalam pencampuran,
membawa nutrisi ke permukaan melimpah.
Sehingga produksi tersier di daerah upwelling Somalia menjadi 1,24 juta
ton. Produksi tersier berasal dari produksi priamry dan sekunder dengan
mengambil 1% dari% pertama dan 10 dari kedua.
III. Diagram TS
Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan
salinitas seperti yang diamati bersama pada, misalnya, kedalaman yang
ditentukan dalam kolom air. Isopleths densitas konstan sering juga
digambarkan dalam diagram yang sama sebagai alat bantu interpretasi
tambahan yang berguna. Di laut kombinasi TS tertentu lebih disukai yang
mengarah pada prosedur identifikasi melalui definisi jenis air dan massa
air dan distribusi mereka.
Diagram temperatur-salinitas (T-S ) perairan penting untuk dipahami
karena bermanfaat untuk mengetahui sumber massa air perairan
setempat. Oleh karena itu perlu pemahaman yang baik mengenai
dinamika diagram T-S di setiap perairanKarakteristik diagram T-S
khususnya ditentukan olehperubahan pola horisontal dalam tiga lapisan,
yaitu air hangat di lapisan atas, air pertengahan, dan air dingin di laut
bagian dalam.

Suhu entropi diagram, atau T-s diagram, digunakan dalam termodinamika


untuk memvisualisasikan perubahan suhu dan entropi selama proses
termodinamika atau siklus. Ini adalah alat yang berguna dan umum,
terutama karena hal ini membantu untuk memvisualisasikan perpindahan
panas selama proses. Untuk proses ideal reversibel, area under curve T-s
proses adalah panas yang ditransfer ke sistem selama proses.

Gambar. 4
Gambar. 4 merupakan gambar diagram TS dari gambar. 1 daerah
upwelling di Somalia. Gambar tersebut menunjukan bahwa pada
kedalaman kurang dari 1000 meter (ditunjukan dengan warna ungu
sampai warna biru tua) yang dimana terjadi peristiwa upwelling,
mempunyai suhu potensial dari 7 C 30 C dan memiliki salinitas dari
rentang 34, 5 36 psu. Hal ini menunjukan bahwa pada kedalaman
tersebut memiliki densitas yang sama.
o

Gambar. 5
Gambar. 5 merupakan gambar diagram TS dari gambar. 2 daerah
upwelling di Somalia. Gambar tersebut menunjukan bahwa pada
kedalaman kurang dari 500 meter (ditunjukan dengan warna ungu
sampai biru tua) yang dimana terjadi peristiwa upwelling, mempunyai
suhu potensial dari 10 C 30 C dan memiliki salinitas dari rentang 35
36,5 psu. Hal ini menunjukan bahwa pada kedalaman tersbut memiliki
densitas yang sama
o

Gambar. 6
Gambar. 6 merupakan gambar diagram TS dari gambar. 3 daerah
upwelling di Somalia. Gambar tersebut menunjukan bahwa pada
kedalaman kurang dari 1000 meter (ditunjukan dengan warna ungu
sampai warna biru tua) yang dimana terjadi peristiwa upwelling,
mempunyai suhu potensial dari 5 C 30 C dan memiliki salinitas dari
rentang 34,6 36 psu. Hal ini menunjukan bahwa pada kedalaman
tersbut memiliki densitas yang sama
o

Anda mungkin juga menyukai