1.
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
lingkungan, manusia, semua makhluk ciptaan Allah dan hubungan dengan Allah
sebagai pencita seluruh alam raya itu harus berjalan bersama dan tidak bisa
dipisahkan.
Adapun manusia sebagai makhluk dalam usaha meningkatkan kualitas sumber
daya insaninya itu, manusia diikat oleh nilai-nilai illahi (aksiologi), sehingga dari
sini dapat kita simpulkan bahwa manusia itu makhluk alternatif (bebas) tetapi
sekaligus terikat (tidak bebas nilai).
Manusia adalah subyek pendidikan, sekaligus juga obyek pendidikan.
Manusia dewasa yang berkebudayaan adalah subyek pendidikan yang berarti
bertanggung jawab menyelenggareakan pendidikan, mereka berkewajiban secara
moral atas perkembangan probadi anak-anak mereka, yang notabenya adalah
generasi penerus mereka. Manusia dewasa yang berkebudayaaan terutama yang
berprofesi keguruan (pendidikan) bertanggung jawab secara formal untuk
melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang
dikehendaki, apa yang disyaratkan bangsa itu.
Manusia yang belum dewasa, dalam proses perkembangan kepribadiannya,
baik menuju pembudayaan maupun proses kematangan dan intregitas, adalah
obyek pendidikan. Artinya mereka adalah sasaran atau bahan yang dibina.
Meskipun kita sadarai bahwa perkembangan kepribadian adalah self development
melalui self actifities, jadi sebagai subjek yang sadar mengembangkan diri sendiri.
Proses pendidikan yang berlangsung didalam antar aksi yang pruralistis
(antara subjek dengan lingkungan alamiah, sosial dan cultural) amat ditentukan
oleh aspek manusianya. Sebab kedudukan manusia sebagai subyek didalam
masyarakat, bahkan didalam alam semesta, memberikan konsekuensi tanggung
jawab yang besar bagi diri manusia. Manusia mengembang amanat untuk
membimbing masyarakat, memelihara alam lingkungan hidup bersama. bahkan
manusia terutama bertanggung jawab atas martabat kemanusiaannya (human
dignity).
sendiri.
Bahkan
makin
dalam
ia
menyelami
dan
memahami
untuk mengerti manusia secara aktif dan terus-menerus didalam antar hubungan
dan antar aksi sesama itu bersifat dinamis. Asas dinamis ini merupakan essensi
watak manusia, yang terus berkembang, bertumbuh dan menuju integritas
kepribadiannya.
Demikian pula kita tentang seseorang, tentang kepribadiannya selalu
berkembang. itulah sebabnya dikatakan Tak kenal maka tak cinta. Bahkan
Cinta itu tumbuh dari sebuah pengenalan. Artinya makin kita mengenalnya,
makin kita memahami kepribadiannya yang positif makin pula kita mencintainya.
Implikasi pandangan ini adalah jagan tergesa-gesa menjauhi atau membenci
seseorang, karena kita belum mengenal seorang itu. Bahkan sesungguhnya, adalah
kewajiban kita untuk mengerti tingkah laku, kepribadian seseorang didalam antar
hubungan dan antar aksi sosial. Dan sesuai dengan asas asas nilai demokrasi kita
wajib menghormati martabat pribadi orang lain. Prinsip self respect, menghormati
pribadi orang lain merupakan pangkal untuk mengormati diri sendniri. Artinya
usaha untuk dihormati, hormati lebih dahulu orang lain.
Manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi (mampu menguasai makhluk
lain). Dan hakikat manusia dengan indikasi bahwa ia merupakan makhluk ciptaan
diatas bumi sebagaimana semua benda duniawi, hanya saja ia muncul di atas bumi
untuk mengejar dunia yang lebih tinggi. Manusia meurpakan makhluk jasmani
yang tersusun dari bahan material dan organis, kemudian manusia menampilkan
sosoknya dalam aktivitas kehidupan jasmani. Selain itu, sama halnya dnegan
binatang, manusia memiliki kesadaran indrawi. Namun manusia memiliki
kehidupan spiritual-intelektual yang secara intrinsic tidak tergantung pada segala
sesuatu yang material.
Manusia adalah makhluk yang suka membantah karena manusia di beri akal,
dan akal itu menyebabkan ego, dan ego itulah yang menjadikan manusia keras
kepala. Oleh karena itu Allah yang maha bijaksana selalu menyuruh kepada
manusia untuk melihat kepada alam (objek pemikiran pertama), sehingga
manusia adar bahwa mereka tidak bisa membuat yang seperti ini dan pasti ada
kekuatan spuranatural maha dasyat yang menjadi penyebab adanya segala sesuatu.