Anda di halaman 1dari 8

MANUSIA DAN ALAM DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

1.

Pengertian Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang

merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang di cita-citakan. Filsafat juga


diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirlan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah:

1. Sebagai dasar dalam bertindak


2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
2. Pengertian Filsafat Manusia
Pemikiran filsafat mencakup ruang lingkup yang berskala makro yaitu:
kosmologi, ontologi, philosophy of mind, epistemologi, dan aksiologi. Untuk
melihat bagaimana sesungguhnya manusia dalam pandangan filsafat pendidikan,
maka setidaknya karena manusia merupakan bagian dari alam semesta (kosmos).
Berangkat dari situ dapat kita ketahui bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang
pada hakekatnya sebagai abdi penciptanya (ontology). Agar bisa menempatkan
dirinya sebagai pengapdi yang setia, maka manusia diberi anugerah berbagai
potensi baik jasmani, rohani, dan ruh (philosophy of mind).
Sedangkan pertumbuhan serta perkembangan manusia dalam hal memperoleh
pengetahuan itu berlajan secara berjenjang dan bertahap (proses) melalui
pengembangan potensinya, pengalaman dengan lingkungan serta bimbingan,
didikan dari Tuhan (epistimologi), oleh karena itu hubungan antara alam

lingkungan, manusia, semua makhluk ciptaan Allah dan hubungan dengan Allah
sebagai pencita seluruh alam raya itu harus berjalan bersama dan tidak bisa
dipisahkan.
Adapun manusia sebagai makhluk dalam usaha meningkatkan kualitas sumber
daya insaninya itu, manusia diikat oleh nilai-nilai illahi (aksiologi), sehingga dari
sini dapat kita simpulkan bahwa manusia itu makhluk alternatif (bebas) tetapi
sekaligus terikat (tidak bebas nilai).
Manusia adalah subyek pendidikan, sekaligus juga obyek pendidikan.
Manusia dewasa yang berkebudayaan adalah subyek pendidikan yang berarti
bertanggung jawab menyelenggareakan pendidikan, mereka berkewajiban secara
moral atas perkembangan probadi anak-anak mereka, yang notabenya adalah
generasi penerus mereka. Manusia dewasa yang berkebudayaaan terutama yang
berprofesi keguruan (pendidikan) bertanggung jawab secara formal untuk
melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang
dikehendaki, apa yang disyaratkan bangsa itu.
Manusia yang belum dewasa, dalam proses perkembangan kepribadiannya,
baik menuju pembudayaan maupun proses kematangan dan intregitas, adalah
obyek pendidikan. Artinya mereka adalah sasaran atau bahan yang dibina.
Meskipun kita sadarai bahwa perkembangan kepribadian adalah self development
melalui self actifities, jadi sebagai subjek yang sadar mengembangkan diri sendiri.
Proses pendidikan yang berlangsung didalam antar aksi yang pruralistis
(antara subjek dengan lingkungan alamiah, sosial dan cultural) amat ditentukan
oleh aspek manusianya. Sebab kedudukan manusia sebagai subyek didalam
masyarakat, bahkan didalam alam semesta, memberikan konsekuensi tanggung
jawab yang besar bagi diri manusia. Manusia mengembang amanat untuk
membimbing masyarakat, memelihara alam lingkungan hidup bersama. bahkan
manusia terutama bertanggung jawab atas martabat kemanusiaannya (human
dignity).

Sejarah usaha manusia untuk mengerti dirinya sendiri, kepribadian manusia,


sudah ada sejak ilmu pengetahuan itu ada. Ilmu jiwa (Psikologi) yang mula-mula
sebaga ilmu jiwa metafisika adalah salah satu usaha tersebut. Makin mendalam
manusia menyelidiki kepribadiannya, makin banyak problemanya yang timbul
serta makin banyak rahasia yang minta jawaban. Karena manusia adalah mahluk
yang unik dan penuh misteri dan rahasia.
Manusia sebagai subyek dihadapkan kepada fenomena baru dalam
kesadarannya, yakni menghadapi problem yang jauh lebih sulit dari pada
problem-problem sebelumnya. manusia mulai bertanya, siapakah atau apakah aku
ini sebenarnya. Manusia sebagai subyek menjadikan dirinya sendiri (pribadi dan
keutuhan) sebagai obyek yang menuntut pengertian, pengetahuan atau
pemahaman. Kenalilah dirimu adalah kata-kata klasik yang tetap mengandung
makna yang ideal, khususnya amat bersifat pedagogis disamping bernilai
filosofis. Sedemikian jauh manusia masih belum yakin bahwa ia telah mengenali
dirinya

sendiri.

Bahkan

makin

dalam

ia

menyelami

dan

memahami

kepribadiannya, makin sukar ia mengerti identitasnya. Apa yang ia mengerti


tentang kepribadiannya makin ia sadari sebagai suatu asumsi yang amat
dangkal dan relatif, bahkan juga amat subjektif.
Untuk mengerti dan mengenali diri sendiri manusia dengan jujur mengakui
kesukaran-kesukarannya, apa yang ia akui sebagai pengertian hanyalah suatu
kesimpulan yang masih kabur dan belum representatif. Dari kenyataan ini
manusia berkesimpulan pula bahwa jauh lebih amat sulit untuk mengerti dan
memahami kepribadian orang lain.
Perwujudan kepribadian seseorang nampak dalam keseluruhan pribadi
manusia dalam antar hubungan dan antar aksinya dengan lingkungan hidupnya.
Penafsiran kita tentang tingkah laku belum menjamin pengertian kita tentang
kepribadian manusia. Karena itu, realita demikian amat jauh dari sempurnaan.
Tetapi usaha untuk mengerti dan memahami manusia ini jauh lebih baik daripada
pengertian dan kesimpulan- kesimpulan yang kita miliki tentang manusia. Apa
yang kita simpulkan sebagai pengertian itu lebih bersifat statis, sedangkan usaha

untuk mengerti manusia secara aktif dan terus-menerus didalam antar hubungan
dan antar aksi sesama itu bersifat dinamis. Asas dinamis ini merupakan essensi
watak manusia, yang terus berkembang, bertumbuh dan menuju integritas
kepribadiannya.
Demikian pula kita tentang seseorang, tentang kepribadiannya selalu
berkembang. itulah sebabnya dikatakan Tak kenal maka tak cinta. Bahkan
Cinta itu tumbuh dari sebuah pengenalan. Artinya makin kita mengenalnya,
makin kita memahami kepribadiannya yang positif makin pula kita mencintainya.
Implikasi pandangan ini adalah jagan tergesa-gesa menjauhi atau membenci
seseorang, karena kita belum mengenal seorang itu. Bahkan sesungguhnya, adalah
kewajiban kita untuk mengerti tingkah laku, kepribadian seseorang didalam antar
hubungan dan antar aksi sosial. Dan sesuai dengan asas asas nilai demokrasi kita
wajib menghormati martabat pribadi orang lain. Prinsip self respect, menghormati
pribadi orang lain merupakan pangkal untuk mengormati diri sendniri. Artinya
usaha untuk dihormati, hormati lebih dahulu orang lain.
Manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi (mampu menguasai makhluk
lain). Dan hakikat manusia dengan indikasi bahwa ia merupakan makhluk ciptaan
diatas bumi sebagaimana semua benda duniawi, hanya saja ia muncul di atas bumi
untuk mengejar dunia yang lebih tinggi. Manusia meurpakan makhluk jasmani
yang tersusun dari bahan material dan organis, kemudian manusia menampilkan
sosoknya dalam aktivitas kehidupan jasmani. Selain itu, sama halnya dnegan
binatang, manusia memiliki kesadaran indrawi. Namun manusia memiliki
kehidupan spiritual-intelektual yang secara intrinsic tidak tergantung pada segala
sesuatu yang material.
Manusia adalah makhluk yang suka membantah karena manusia di beri akal,
dan akal itu menyebabkan ego, dan ego itulah yang menjadikan manusia keras
kepala. Oleh karena itu Allah yang maha bijaksana selalu menyuruh kepada
manusia untuk melihat kepada alam (objek pemikiran pertama), sehingga
manusia adar bahwa mereka tidak bisa membuat yang seperti ini dan pasti ada
kekuatan spuranatural maha dasyat yang menjadi penyebab adanya segala sesuatu.

Manfaat mempelajari filsafat manusia

Filsafat manusia menawarkan suatu bentuk pengetahuan yang luas, dalam,


dan kritis tentang keseluruhan manusia. Pengetahuan semacam itu sekaligus
memiliki manfaat teoritis dan praktis. Secara praktis, filsafat manusia mampu
membantu kita membuat keputusan-keputusan praktis di dalam kehidupan seharihari dengan berbekal pengetahuan yang kita miliki tentang diri kita sendiri.
Filsafat manusia juga dapat membantu memberikan makna pada apa yang tengah
kita alami, menentukan tujuan hidup, dan sebagainya. Secara teoritis, filsafat
manusia dapat membantu kita meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang
tersembunyi di dalam teori-teori tentang manusia yang terdapat di dalam ilmu
pengetahuan. Filsafat manusia, pada akhirnya, dapat membuat kita semakin
menyadari, betapa manusia adalah mahluk yang sangat rumit. Manusia adalah
suatu enigma yang tak mungkin sepenuhnya bisa dipahami, bahkan oleh dirinya
sendiri.
Manfaat lainnya mempelajari filsafat manusia adalah mencari dan
menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Akan tetapi,
filsafat manusia tidak menawarkan jawaban yang tuntas (final) dan seragam
tentang manusia. Kita justru dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak filusuf
memiliki pendapat yang berbeda tentang apa atau siapa sebetulnya manusia.
Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara berbeda dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara berbeda-beda pula. Oleh karena itulah,
setelah kita mempelajari filsafat manusia, maka paling tidak kita akan dapatkan
sebuah pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia, yang tidak pernah
habis-habisnya dipertanyakan apa makna dan hakikatnya.
Karena kompleksitas yang melekat pada manusia itu, maka beberapa filusuf
menarik kesimpulan bahwa esensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri,
sebuah teka-teki yang barangkali tidak pernah akan terungkap secara tuntas kapan
dan oleh siapapun. Tidak berlebihan kalau seorang filusuf humanis seperti scheler
mengatakan semakain berkembang ilmu-ilmu khusus yanng terjun mempelajari
manusia tidak semakin menjernihkan konsepsi kita sendiri. Sebaliknya, mamlah
5

semakin mengaburkan dan membingungkannya, karena pada kenyataannya


hakikat manusianya sendiri tampaknya terus-menerus tersembunyi dan selalu
luput dari penyelidikan kita.

3. Pengertian Filsafat Alam


Alam semesta adalah media pendidikan sekaligus sebagai sarana yang
digunakan oleh menusia untuk melangsungkan proses pendidikan. Didalam alam
semesta ini manusia tidak dapat hidup dan mandiri dengan sesungguhnya.
Karena antara manusia dan alam semesta saling membutuhkan dan saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dimana alam semesta ini butuh
manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan manusia butuh alam
semesta sebagai sarana berinteraksi dengan manusia lainnya.
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini mulanya berasal dari gas yang
berserakan secara teratur di angkasa kemudian menjadi kabut (menjadi kumpulan
kosmos-kosmos) dalam pengertian alam semesta mencakup tentang mikro kosmos
dan makrokosmos.
Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti, atom, sel,
electron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda
yang berukuran besar, sepeti bintang, planet dan matahari.
Menurut Heraclitus menyatakan, You can not step twice into the same river;
for the fresh waters are ever flowing upon you (engkau tidak dapat terjun ke
sungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir). Alam semesta ini
selalu dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah jadi panas, yang
panas berubah menjadi dingin.
Segala yang ada dinamai: Alam. Alam ini 2 macam: Pertama dinamakan
Alam nyata, yaitu semua alam yang ditangkap panca indra manusia, yaitu semua
alam yang terdiri dari benda, baik benda padat, benda cair atau benda gas. Kedua
ialah Alam Gaib, yaitu Alam yang tak dapat ditangkap dengan panca indra
manusia, alam yang bukan terdiri dari benda.

Teori Terbentuknya Alam


Teori yang dihasilkan oleh para ilmuan dan pakar, tentang bagaimana
terbentuknya alam ada dua yaitu:
1. Teori keadaan tetap
Yaitu teori yang menyatakan bahwa ini tanpa Awal dan ada selamalamanya.
2. Teori dentuman besar
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada dari suatu pula dan teori
menyatakan bahwasanya alam pada awalnya semua objek didalam semesta
adalah satu dan kemudian terpisah karena suatu ledakan yang sangat
dahsyat.
Sebagaimana tercantum dalam Al-quran bahwasanya dahulu adalah suatu
yang padu dan kemudian dipisahkan: Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami, jadikan segala
sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka juga tidak beriman? (QS. AlAnbiya:3)
Teori-teori yang telah di kemukakan oleh para ilmuan dan pakar sama sekali
tidak ilmuan dan pakar sama sekali tidak bertentangan antara satu dengan yang
lainnya walaupun kita lihat bahwa terjadi perbedaan yang mencolok pada
hipotesis mereka, dan al-Quran pun mendukung hipotesis mereka sebagaimana
Allah berfirman. Kemudian dia menuju dari penciptaan langit dan langit masih
merupakan asap, lalu dia berkata keduanya menurut perintahku dnegan suka hati
atau terpaksa keduanya menjawab kami datang dengan suka hati (AlFhussilat:11).
Alam semesta itu ada karena diciptakan oleh Allah, dan bukanlah suatu
kebetulan seperti yang dikatakan oleh orang-orang materilsime. Alam berarti
dunia, alam semesta, jadi jika dianalisia alam merupakan yang sesungguhnya atau
alam yang nyata. Dengan kata lain alam semesta adalah tempat bernaung
makhluk-mahkluk Allah SWT. Berpegang pada dalil-dalil Al-quran, maka alam
semeta ini diciptakan oleh Tuhan Untuk kepentingan manusia dan untuk di

pelajari manusia semoga dapat menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai


manusia di muka bumi ini
Penciptaan manusia dan alam semesta termasuk salah satu isu sentral
dalam bahasan pemikiran keagamaan. Orientasi Penciptaan alam semesta
termasuk kajian penting dalam bidang sains kealaman yang bersifat empiris
eksperimental. Setidaknya ada tiga pertanyaan besar dalam mengkaji Manusia
dan Alam Semesta

Anda mungkin juga menyukai