Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini akan dikupas mengenai rancang bangun
proteksi katodik yang akan diterapkan pada pipa distibusi BBM
milik PT. PERTAMINA UPms V dari Instalasi Perak sampai
dengan Instalasi Bandaran. Jaringan pipa yang akan diproteksi
adalah dua buah jalur pipa masing-masing adalah :
1. Pipa untuk distribusi minyak MDF ( Marine Definite Fuel).
2. Pipa untuk distribusi minyak MFO (Marine Fuel Oil).
Sebagian dari jaringan pipa tersebut ditanam dalam tanah
dan sisanya diatas permukaan (hanya di kawasan Instalasi).
Sesuai dengan tujuan perancangan sacrificial anode hanya
diterapkan untuk pipa yang tertanam yang hendak dilindungi dari
serangan korosi. Sistem proteksi yang akan diaplikasikan adalah
metode sacrificial anode.
4.1 Pengumpulan Data
Dari hasil pengamatan di lapangan maka dapat kita
peroleh beberapa data yang akan mendukung untuk tahapan
perancangan.
4.1.1 Kriteria Desain
Kriteria desain yang diharapkan sesuai dengan
standarisasi internasional (NACE Standard) yang telah terbukti
mampu memberikan perlindungan terhadap struktur baja yang
tertanam dalam tanah. Tabel berikut akan menggambarkan
kriteria yang diharapkan pihak PT. PERTAMINA UPms V.
Tabel 4.1 keterangan kriteria desain
Umur desain
Tingkat proteksi Acuan pemakaian
(CSE)
jenis anoda korban
20 tahun
-0.85 s/d -1.20 V
Nilai resistivitas
tanah

41

42
Secara teoritis hubungan antara potensial proteksi dengan
tingkat korosivitas burried steel sangat sesuai dengan kriteria
NACE (-8.5 V terhadap elektroda acuan CSE), lebih rinci dapat
kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Hubungan antara Potensial dan resiko korosivitas pada
burried steel.

Sumber : Roberger P.R. Handbook of Corrosion engineering (McGraw


Hill 1999)

4.1.2 Standard Perancangan


Desain sistem proteksi metode sacrificial anode
mengikuti standart berikut :
a) NACE standards
NACE Standard RP-0169-2002 Control Of
External Corrosion Of Underground or
Submerged Metallic Piping System,
A.W. Peabody, Control of Pipeline Corrosion,
NACE International The Corrosion Society
b) ASTM
ASTM G57 Standard Test Method for Field
Measurement of Soil Resistivity Using the
Wenner Four-Electrode Method.
c) IPS (Iranian Petroleum Standard)
IPS-E-TP-270 / 2007 for Coating.

43

4.1.3 Data struktur yang diproteksi


Material pipa
: Baja karbon rendah
Pipe specification
:
1. API 5L Grade B, NPS 12" Sch.80, SMLS
2. API 5L Grade B, NPS 12" Sch.40, ERW
Panjang pipa baja
1. API 5L Grade B, NPS 12" Sch.80, SMLS : 69 m
2. API 5L Grade B, NPS 12" Sch.40, ERW : 1810 m
Kedua jenis pipa disambung untuk masing-masing jalur, maka :
Panjang pipa perjalur
: 1879 m
Panjang Pipa keseluruhan (dua jalur) : 3.758 m
Panjang Pipa tertanam (dua jalur)
: 3.758 m
Diameter luar rata-rata
: 12 inchs (0.3048 m)
Wall thickness rata-rata
: 10.38 mm
(API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW)
Wall thickness rata-rata
: 17.48 mm
(API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS)
Jumlah Jalur : Dua jalur pipa (Bahan bakar MDF dan MFO)
Jalur Pipa
: Dari Instalasi Perak sampai dengan instalasi
Bandaran
Tiap-tiap jalur pipa menggunakan dua jenis spesifikasi
pipa yang berbeda yang disambung dengan menggunakan flange.
Hal ini dikarenakan pada kawasan Sungai Kalimas (pemasangan
pipa dibawah sungai) merupakan derah terkondisi paling ekstrem
korosi sehingga corrosion rate pipa lebih besar, maka
membutuhkan pipa dengan ketebalan yang yang lebih besar.
Panjang pipa tertanam pada kawasan Kalimas Perak yaitu 69
meter masing-masing jalur dengan spesisifikasi pipa yaitu API 5L
Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS dengan ketebalan rata-rata
17.48 mm. Sedangkan pada kondisi bawah tanah lainnya tertanam
pipa sepanjang 1810 meter untuk masing-masing jalur dengan
spesifikasi API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW dengan
ketebalan rata-rata 10.38 mm.

44
Propertis dari pipa API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80,
SMLS mempunyai kadar karbon lebih besar dari API 5L Grade
B, NPS 12" Sch. 40, ERW yaitu 0.28 % dan juga mempunyai
tensile strength yang lebih besar yaitu 460 Mpa..
Penambahan unsur paduan pada pipa dimaksudkan untuk
meningkatkan kekuatan dan ketangguhan pipa. Pada pipa jenis
API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS tensile strenght lebih
besar dari API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW sehingga
mampu menahan pembebanan yang lebih besar. Masing-masing
jenis pipa tersebut mempunyai karakteristik baik chemical
composition dan mechanical requirement seperti terlihat pada
table dibawah ini.
Tabel 4.3 Komposisi Kimia Baja API 5L Grade B NPS 12 "
Jenis Pipa

C
max
%

Mn
max
%

P
max
%

S
max
%

Ti
max
%

Vmax
%

Ni
max
%
Sch. 80,

0.28 1.20 0.030 0.030 0.040 0.15


SMLS
0.15
Sch. 40,

0.26 1.20 0.030 0.030 0.025 0.15


ERW
0.15
Sumber : Specification for Line Pipe American Petroleum Institute,
2000

Tabel 4.4 Mechanical Requirement API 5L Grade Grade B NPS


12 "
Jenis
Pipa

Berat
(kg/m)

Tensile
Strength
(Mpa)
Min. Ter
ukur
415
475

Yield
Strength
(Mpa)
Min. Ter
ukur
241
285

Keuletan
(%)

Sch. 80, 132.4


29.5
SMLS
Sch. 40, 110.7
414
460
241
256
32.9
ERW
Sumber : Specification for Line Pipe American Petroleum Institute,
2000

45

4.1.4 Data Lapis Lindung


a) Material Lapis lindung
b) Merek wrapping
c) Spesifikasi lapis lindung

: Polyethylene
: Talon Tape

: Polyethylene tape
dengan Talon TT 50/20 untuk inner wrap dan Talon TT
75/20 untuk outter wrap

d) Tegangan Uji
: 6.5 KVolt (untuk tebal
wrapping 1,5 mm reference ASTM G 62-87)
e) Sistem wrapping
: 2 x pemabalutan,

bentuk spiral overlapping 2 inch


Ada dua metode untuk pelapisan jenis Polyethylene pada pipa
(standart IPS-E-TP-270 / 2007) yaitu :
1. Extrude polyethelene sleeve.
Membalut seluruh pipa dengan melalui metode cross head
ekstuksi.
2. Dual side extrusion method.
Buthyl adhesive atau polyethylene copolymer (hard primer)
diekstruksi pada pipa yang telah dibersihkan diikuti dengan
beberapa lapisan polyethylene .
Kedua metode tersebut, pipa biasanya dipanaskan
(preheat) antara 120 dan 180 C. Bergantung pada tipe adhesive
primer. Metode Sleeve mampu mencapai ketebalan 130 mm
sampai 610 mm (1/2 inch sampai 24 inch), sedangkan dual
methode mampu mencapai ketebalan 63.5 mm sampai 260 mm
(21/2 inch sampai 103 inch). Standard ini juga sesuai dengan
standar coating polyethylene DIN 30607. Peningkatan daya
lengket (adhesion) dan tahanan disbonding catodik dapat dicapai
dengan pelapisan epoxy dasar pada proses awal dan kemudian
baru dilapisi dengan polyethyelene.
Pada jaringan pipa MDF dan MFO milik
PT.PERTAMINA UPms V digunakan metode dual ekstruksi.
Metode dual ekstruksi mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan metode sleeve yaitu lapisan copolimer adhesive dapat

46
menghilangkan cold flow dan mengurangi shrink-back lapis
lindung.

Gambar 4.1 Proses Dual side extrusion method pada lapis lindung
polyethylene
Langkah pertama pada metode ini yaitu pipa baja
dipreheat sampai temperatur 200C yang diikuti dengan blast
cleaning. Kemudian buthyl rubber adhesive atau polyethylene
copolymer (soft or hard primer) digunakan dengan cara
diekstruksi dengan overlap 2 inch pada pipa yang berputar
sehingga melekat pada pipa. Disaat lapisan primer masih panas
maka high molecular weight polyethylen langsung diektruksi pada
pipa baja. Proses dual ekstruksi ini menghasilkan ketebalan antara
2 sampai 3.5 mm. Lalu diquenching dalam air dan selanjutnya
memasuki proses inspeksi seperti pengukuran ketebalan,
electrical inspection dan visual inspection.
Adapun karakteristik lapis lindung Polyethelene sebagai
berikut :
a. Lapis lindung Polietilen mampu bertahan lama, tidak mudah
rusak karena pengaruh beban mekanis , penetrasinya serta
impact tahanan lebih baik dibandingkan dengan tahanan lapis
lindung coal tar enamel. Mempunyai konduktivitas yang
tinggi dimana boleh digunakan pada proteksi katodik yang
beumur desain lama dengan kebutuhan arus proteksi yang

47

b.

c.
d.
e.

rendah. Pada tabel 4.5 menjelaskan ketebalan coating untuk


jenis coating polietilen. Ketebalan coating sangat berpengaruh
terhadap pengaruh korosi pada jaringan pipa.
Pewarnaan coating dengan karbon black tidak dipakai lagi
karena dapat mempengaruhi temperatur dan tekanan pipa
yang dikhawatirkan berpengaruh buruk jika terkena sinar
ultraviolet pada pipa yang terletak pada permukaan tanah.
Lapis lindung Polyethylene mempunyai bendability (1.9 per
panjang diameter pipa pada 40C)
Mudah terkelupas pada lingkungan yang banyak mengandung
hidrocarbon.
Lapis lindung ini digunakan hanya pada daerah yard dengan
ketebalan yang bergantung pada diameter pipa. Pada tabel
dibawah ini diberikan ketebalan minimum lapis lindung
polietilen berdasarkan diameter pipa.

Tabel 4.5 Ketebalan minimum untuk Lapis lindung Polyethylene


Diameter Pipa (mm)

Ketebalan minimum, mm
STANDARD REINFORCED

Up to 250
250 to 500
500 to 800
800 and over
Sumber : IPS-E-TP-270 / 2007

2.0
2.2
2.5
3.0

2.5
3.0
3.5
3.5

4.1.5 Data Pemeriksaan Kondisi Tanah


Survei tahanan jenis tanah merupakan langkah awal
sebelum memasuki tahap rancang bangun sistem proteksi katodik.
Pengukuran yang konvensional dijalankan menggunakan suatu
sumber arus, misalnya baterai, instrumen DC ammeter, dan
voltmeter. Akan tetapi, sejak tahun 1981 tersedia instrumen
khusus untuk mempersingkat waktu pengukuran dengan cara

48
yang lebih nyaman. Pada pelaksanaan di lapangan digunakan
peralatan yang telah tersebut diatas.
Adapun tujuan pelaksanaan survei resistivitas tanah ini
adalah :
a. Menentukan nilai tahanan jenis tanah pada lokasi
pemasangan pipa sehingga dapat ditentukan anoda korban
yang sesuai digunakan.
b. Menentukan besar densitas arus yang diperlukan pada
perhitungan total arus proteksi.
c. Mampu mengetahui kondisi korosifitas tanah sehingga bisa
melakukan langkah antisifasi korosi.
Proses pengukuran mensyaratkan lokasi survei berupa
tanah datar yang cukup lapang. Pada tiap lokasi dilakukan tiga
kali pengukuran dengan variasi jarak antar pin 1 meter ; 2 meter
dan 2.5 meter. Jarak lokasi pengukuran satu dengan yang lain
minimal terpisah sejauh 400 m. Nilai tahanan jenis dihitung
menggunakan pers. 3.1 berikut ini :
= 2..a.R
dengan:
= tahanan jenis tanah (Ohm-cm)
a = jarak antar pin (cm)
R = hambatan yang terukur (Ohm)
= 3.14159
Survei tahanan jenis tanah dilaksanakan sesuai standar
ASTM G 57-78 yang dikenal sebagai Wenner Four-Pins Method,
dimana arus bersumber dari dua buah aki yang terpasang secara
seri dan dihubungkan ke pin-pin terluar. Aliran arus mengalir dari
baterai menuju pin-pin terluar melewati pin bagian dalam.
Kemudian pada pin yang berada di dalam, di ukur tegangan
dengan Voltmeter. Nilai tegangan (V) yang diperoleh kemudian
dibagi dengan arus yang diberikan maka diperoleh tanahan tanah
(R). Nilai tahanan tanah pada lokasi tersebut disubsitusikan ke

49
persamaan resistivitas tanah, dan pada akhirnya dapat kita ketahui
nilai resistivitas tanah pada lokasi tersbut.
Pengukuran dilakukan pada beberapa titik di daerah yang
dilewati pipa, dengan kondisi cuaca mendung. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui karakterisitik tanah yang dilewati jaringan
pipa, sehingga akhirnya nilai resitivitas terukur dapat dijadikan
reverensi awal perancangan.
Tabel 4.6 Pengukuran Tahanan Jenis Tanah Metode Wenner
(Arus terpasok sebesar 908 mA).
Kondisi
No Ketengan Space V
Tahanan

Tempat

(cm)

(mV)

(Ohm)

(Ohm.cm)

Lapangan
Sepakbola
Jl. Perak
Timur

100

310.8

0.341

537.639

200

257.4

0.284

356.232

250

216.5

0.239

149.812
347.894

Pinggir
Rel
Jl. Prapat
Kurung
Selatan

100

343.7

0.326

594.079

200

276.7

0.305

382.942

250

202.4

0.223

140.056

Samping
Gudang
Jl.
Kalimas

100

297.5

0.489

514.661

200

179.4

0.198

248.283

250

134.5

0.148

93.072

372.359

285.338

Tanah

Tanah
humus kecoklatan,
Berumput,
lembab
Tanah
berpasir
kecoklatan
gelap,
basah
Tanah
berpasir
kecoklatan
gelap dan
lembab

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai resistivitas tanah di


sepanjang jalur pipa yaitu :

50

Perak =

347.849 + 372.359 + 285.338 + 254.169


4

= 314.94 Ohm.cm
Nilai tahanan jenis tanah di atas mengindikasikan tipe
tanah sangat korosif. Dari data tahanan jenis tanah yang diperoleh
pada lokasi pemasangan jaringan pipa, juga dapat ditentukan jenis
anoda yang diperlukan untuk melindungi pipa yang terpendam
dalam tanah. Secara umum, range tahanan jenis tanah yang dapat
diterima berkisar pada nilai minimal 10 Ohm-cm dan maksimal
500.000 Ohm-cm. Hasil perhitungan di atas dapat ditabulasikan
dalam bentuk berikut ini :
700

Resistivitas

600

594.079
537.639

500

514.661

400

428.827

100 cm

248.283

250.221

200 cm
250 cm

93.072

83.46

382.942

356.232
300
200
149.812

140.056

100
0
1

Titik Lokasi Pengukuran

Gambar 4.2 Grafik resistivitas tanah pada tiap lokasi pengukuran.


Hasil survei di atas menunjukkan adanya penurunan
tahanan jenis tanah di area Perak terhadap pertambahan jarak
antar pin. Dengan demikian, pada lapisan tanah yang semakin
dalam aktifitas korosi semakin meningkat. Korosi merupakan
suatu fenomena elektrokimia, maka tahanan jenis tanah yang
rendah menghasilkan tahanan sirkuit yang rendah pula sehingga
sel korosi mampu menghantarkan aliran arus korosi lebih mudah,
akibatnya laju korosi dipercepat. Akan tetapi, tahanan jenis tanah

51
merupakan faktor kunci dalam menentukan jenis anoda korban
yang sesuai daerah korosi ekstrem terjadi. Hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh nilai tahanan total serendah mungkin agar arus
keluaran dari anoda memerlukan sedikit daya. Semakin besar
tahanan jenis tanah menunjukkan bahwa tahanan total yang
dihasilkan juga bertambah tinggi, dengan demikian nilai tegangan
dorong untuk mengatasi sel korosi semakin bertambah besar.
Meningkatnya kapasitas tegangan dari anoda korban yang
dibutuhkan bermakna meningkatnya jumlah anoda yang
dibutuhkan dan akhirnya meningkatnya biaya operasional proyek.
Tahanan jenis tanah bervariasi terhadap perubahan musim
tak terkecuali di wilayah Surabaya tepatnya di kawasan Perak.
Tahanan jenis tanah banyak ditentukan oleh kandungan
elektrolitnya, yang terdiri atas kelembaban, mineral dan garamgaram terlarut, serta temperatur. Oleh karena tahanan jenis tanah
terkait secara langsung dengan kandungan uap air dan temperatur,
masuk akal untuk mengasumsikan terjadinya variasi hambatan
sistem pentanahan (grounding) terhadap perubahan musim dalam
satu tahunnya.
Berdasarkan nilai resistivitas tanah yang diperoleh, maka
anoda zink lebih sesuai jika diterapkan pada proteksi pipa bahan
bakar MDF dan MFO. Adapun beberapa pertimbangan nya
adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan Kriteria NACE zink anode sesuai untuk nilai
resistivitas dibawah 1500 Oh.cm.
b. Kemungkinan over proteksi kecil karena dorongan
potensialnya lebih kecil dari magnesium anode (Tabel 2.2)
c. Umur desain lebih lama (Tabel 2.2)
d. Lebih efisien dibandingkan dengan magnesium sehingga
biaya perancangan lebih murah (Tabel 2.2)
4.2 Perencanaan Perancangan
Masing-masing jalur pipa baik untuk jalur MDF dan
MFO menggunakan dua jenis material pipa berbeda yang
disambung dengan flange, dikarenakan faktor lingkungan. Kedua

52
Jalur pipa dipasang mulai dari Instalasi Perak sampai dengan
Instalasi Bandaran. Pada kondisi bawah tanah kedua jalur
menggunakan jenis API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW
kemudian disambung dengan API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80,
SMLS karena lingkungan air laut. Mengacu pada kondisi tersebut
maka perancangan proteksi menggunakan dua jenis anoda yang
berbeda yaitu Aluminium dan Zink. Sehingga satu jalur
mempunyai dua model proteksi sacrificial anode yaitu
menggunakan zink anode dan aluminium anode seperti terlihat
pada tabel 4.7. Perhitungan juga dipisahkan untuk masing-masing
jenis pipa atau berdasarkan jenis pipa.
Tabel 4.7 Keterangan lingkungan, pemakaian anoda dan panjang
pipa per jalur
Jenis Pipa
(standar API)

Lingku
ngan

Anoda Korban

API 5L Grade B, NPS


12" Sch. 80, SMLS
API 5L Grade B, NPS
12" Sch. 40, ERW

sungai
Kalimas
Tanah

Aluminium
(Al-Zn-In)
Zink
(ASTM B418-88
Tipe II )

Total
panjang
perjalur

pipa

Panjang
per jalur
(m)
69
1810

1879

Penggunaan anoda zink (ASTM B418-88 Tipe II)


dikarenakan kandungan besi (Fe) dalam anoda lebih kecil
dibandingkan dengan anoda zink (ASTM B418-88 Tipe I),
maksimum sebesar 0.0014 %. Kandungan Fe bisa membentuk
senyawa intermetalik dengan base metal. Kehadirannya dapat
mengurangi kapasitas anoda dan meningkatkan potensial operasi
anoda (menjadi lebih negatif) sehingga terbentuk lapisan pasif.
Sehingga driving voltage yang tersedia berkurang bahkan bisa
rusak. Khusus anoda zink, hanya jenis standar tipe dua yang
cocok untuk struktur tertanam dalam tanah.

53
Sedangkan untuk kondisi bawah laut, anoda Aluminium
lebih sesuai diterapkan berdasarkan rekomendasi NACE.
Aluminium mempunyai kapasitas tersebesar diantara anoda yang
lain. Kondisi air laut membutuhkan efisiensi anoda yang lebih
besar karena factor lingkungan yang sangat korosif.
4.3 Perhitungan Perancangan
4.3.1 Luas Permukaan yang diproteksi (SA)
Luas permukaan yang diproteksi yaitu luas permukaan
pipa yang kontak langsung dengan tanah. Perhitungan luas
permukaan luar dapat diperoleh dengan melibatkan diameter luar
dan keseluruhan panjang untuk tiap jenis pipa yang digunakan
dengan menggunakan rumus persamaan 3.2 yaitu

A= x D x L
Dengan : D = diameter luar pipa (m)
L = panjang pipa (m)
= 3.14159
A = luas permukaan yang diproteksi (m)
Luas permukaan pipa baja yang dilindungi yaitu :
1. API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS yang dilindungi
adalah :
A = x 0.3048 m x 69 m
= 66.07m
= 66. 07 m / Jalur
2. API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW
A = x 0.3048 m x 1.810 m
= 1,777. 18 m
= 1,777. 18 m / Jalur

54

4.3.2 Kebutuhan Total Arus (Ip)


Parameter utama fariabel desain yaitu densitas arus
desain Ip (initial, average and final). Kebutuhan total arus yang
diperlukan untuk melindungi pipa dari serangan korosi dapat
ditentukan melalui persamaan 3.3 dibawah ini :

Ip = A x ic x f
ic
A
f

= Kerapatan arus dari logam yang akan dilindungi (mA/m2).


= Luas permuakan pipa (m2)
= Coating breakdown (%)

Tabel 4.8 Kebutuhan densitas arus 2.


Conditions Lifetime
Current Density (mA/m2)
(years) Initial
Mean
Final
Offshore
20
150
70
90
Onshore
20
25
20
20
Tabel 4.9 Guide to Coating breakdown 9.
Conditions Lifetime
Coating Breakdown (%)
(years) Initial
Mean
Final
Offshore
20
2
15
30
Onshore
20
1
5
10
Pada tabel 4.8 dan 4.9 terjadi perubahan nilai baik untuk
coating breakdown dan current density, disebabkan karena
bertambahnya umur maka kerusakan coating semakin besar.
Sedangkan kebutuhan arus pada saat awal (initial) diberikan lebih
besar, dimaksudkan supaya memenuhi kebutuhan arus proteksi
sesungguhnya.

55
Maka total arus yang dibutuhkan oleh masing-masing pipa dapat
dihitung dengan pers. 3.3 yaitu :
Tabel 4.10 Kebutuhan total arus proteksi untuk masing-masing
pipa
Jenis Pipa
Lingkungan Kebutuhan arus total proteksi
Ip (A)
Initial
Mean
Final
Seamless
Bawah
0.198
0.693
0.1783
Sch.80
Suangai
ERW Sch.40
Tanah
0.444
1.778
0.355
Pada tabel 4.10 Kebutuhan arus proteksi berbeda untuk
kondisi-kondisi masa desain. Pada awal desain kebutuhan arus
proteksi lebih kecil dibandingkan dengan masa pertengahan dan
akhir. Kebutuhan arus proteksi sangat bervariasi terhadap waktu,
semakin lama semakin menigkat. Hal ini menandakan coating
mulai mengalami kemunduran fungsinya. Pada final kondisi ini
mengalami penurunan sekali lagi, dikarenakan massa anoda mulai
berkurang karena mulai habis termakan.
4.3.3 Kebutuhan Berat Total Anoda Selama Waktu Desain
(Wo)
Total berat anoda yang dibutuhkan untuk melindungi
struktur selama waktu desain dapat dihitung menggunakan
persamaan 3.4 dibawah ini.

Wo =

Ip x t x 8760
u xC

Dimana :
Ip = Arus Proteksi total (I mean) (A)
t = Life Design (Y)
C = Kapasitas anoda (A.h /Kg) (Tabel 2.2)

56
u = Faktor utilitas (kegunaan)
Faktor guna mengidentifikasikan fungsi anoda
diasumsikan hanya digunakan sebesar 85 % dari total berat
anoda. Dengan tujuan agar rancangan lebih aman dimana arus
proteksi anoda memenuhi kebutuhan proteksi selama waktu
desain.
Arus proteksi yang digunakan yaitu arus proteksi pada
kondisi rata-rata atau maintenance4. Agar arus proteksi mampu
memenuhi setiap masa desain baik diawal, rata-rata dan diakhir
umur sesain.
Maka total berat (W0) anoda yang dibutuhkan oleh
masing-masing jenis pipa selama 20 tahun dapat dihitung dengan
pers. 3.4 yaitu :
Tabel 4.11 Berat total masing-masing anoda terpakai.
Kebutuhan total berat anoda
Jenis Pipa
Jenis
Wo (Kg)
Anoda
Kondisi Maintenance
Seamless
Aluminium 52.90
Sch.80
ERW Sch.40
Zink
469.84
Pada tabel 4.11 kebutuhan berat anoda sangat tergantung
dari luas struktur yang diproteksi, semakin besar struktur maka
anoda terpakai akan semakin besar pula.
4.3.4 Jumlah Anoda yang dibutuhkan (n)
Jumlah anoda dapat dikalkulasikan dengan membagi total
berat anoda selama waktu desain dengan berat sebuah anoda.
Berat sebuah anoda dapat dihitung menggunakan aturan Thumbs
atau lebih familiar dengan Thumbs Rules. Aturan thumbs sangat
bergantung pada nilai resistivitas yang diperoleh. Ketentuan nilai
resitivitas terhadap berat sebuah anoda dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

57
Tabel 4.12 Hubungan nilai resitivitas terhadap berat anoda
Resistivitas Tanah
Berat Anoda yang
(Ohm.cm)
disarankan (kg)
< 1500
25 kg
1500 - 2500
15 kg
> 2500
8 kg
Sumber : A.Sulaiman, Karyanto H.1992Corrosion control dan
Monitoring, Jakarta: Workshop Pertamina.

Dengan melihat tabel diatas maka dapat kita tentukan


berapa berat sebuah anoda yang akan terpakai dan nilai tersebut
juga harus disesuaikan dengan berat anoda yang beredar
dipasaran. Berdasarkan nilai resistivitas yang didapat yaitu
314. 94 Ohm.cm maka berat sebuah anoda yang sesuai adalah 25
kg.
Jumlah anoda terpakai dapat dihitung menggunakan
persamaan 3.5 dibawah ini.

n=

W0
w

dimana : w = berat sebuah anoda (kg)

Maka Jumlah anoda terpakai untuk masing-masing jenis pipa


selama 20 tahun ditabulasikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.13 Jumlah anoda terpakai selama waktu desain
Jenis Pipa
Berat
Berat
Jenis
Jumlah
Total
Sebuah Anoda
anoda
anoda
anoda
(unit/buah)
(kg)
(kg)
Seamless
52.90
25
Aluminium 3
Sch.80
ERW
1469.84 25
Zink
19
Sch.40

58

4.3.5 Jarak Pemasangan Anoda Korban (Sa)


Dari data jumlah anoda korban yang dibutuhkan untuk
memproteksi jaringan pipa maka dapat kita tentukan jarak
pemasangan anoda tersebut. Anoda yang terpasang pada pipa
akan memproteksi pipa sepanjang jangkauan yang telah
ditentukan. Hal ini dapat terwakili dengan menghitung jarak
pemasangannya dengan pers. 3.6 dibawah ini.

Sa =

L
Jumlah anoda

Maka jarak pemasangan anoda untuk masing-masing jenis pipa


ditabulasikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.14 Jarak pemasangan masing-masing anoda
Jenis Pipa
Panjang
Jenis
Jarak Pemasangan
anoda Sa (m)
Pipa (m) Anoda
Seamless
Sch.80
ERW Sch.40

69

Aluminium

23

1810

Zink

96

4.4 Anoda
Pada sistem proteksi ini, bagian-bagian berikut
menggambarkan secara detail anoda korban yang digunakan.
Berdasarkan kondisi lingkungan yaitu kondisi tanah di sekitar
jalur yang dilewati pipa, mengindikasikan bahwa :
a. Daerah Perak sangat dekat dengan pesisir pantai, sehingga
kondisi tanah sangat korosif karena pengaruh lingkungan laut.
b. Nilai resitivitas tanah yang diukur juga mengindikasikan
daerah yang korosif.
Berdasarkan kondisi tanah yang terwakili oleh nilai
resistivitas rata-rata yaitu sebesar 314.94 Ohm.cm, artinya

59
tahanan tanah rendah sehingga tidak memerlukan driving voltage
yang besar , maka anoda yang sesuai untuk kondisi lingkungan
tanah demikian adalah anoda Zink yang mempunyai draving
voltage lebih rendah. Arus proteksi mudah mengalir ke struktur
karena tahanan tanah kecil sehingga lebih efisien daripada anoda
magnesium. Penggunaan anoda magnesium untuk kondisi ini
akan mengalami over proteksi karena anoda manesium lebih
cocok untuk kondisi tanah yang mempunyai tahanan yang relatif
tinggi sehinga membutuhkan driving voltage yang lebih besar
supaya arus prteksi mampu mecapai struktur. Atas pertimbangan
diatas zink lebih tepat diaplikasikan.
Pada perancangan ini anoda yang digunakan untuk jenis
pipa baja API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS adalah
aluminium sedangkan untuk pipa baja API 5L Grade B, NPS 12"
Sch. 40, ERW digunakan anoda Zink. Hal ini terjadi karena
lingkungan yang dilewati pipa berbeda yaitu air laut dan
lingkungan tanah.
4.4.1 Anoda Zinc untuk Pipa Baja API 5L Grade B, NPS 12"
Sch. 40, ERW
Pada kasus ini zinc lebih sesuai digunakan sebagai anoda
korban pada sistem proteksi sacrificial anode. Anoda tersebut
hanya digunakan pada kondisi struktur dibawah tanah, akan tetapi
khusus untuk air laut hanya digunakan anoda alumunium. Pada
rancangan proteksi baja API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW
ini digunakan anoda zinc (ASTM B418-88 Tipe II ).

Gambar 4.2 Bentuk anoda zinc

60
Anoda korban dalam penggunaannya mempunyai berat
yang bervariatif disesuaikan dengan kebutuhan proteksi yang
dibutuhkan struktur, sehingga dimensi anoda zinc juga bervariasi..
Berbagai berat dan dimensi masing-masing anoda zinc menurut
NACE dapat kita lihat pada lampiran satu.
Adapun spesifikasi teknis dari anoda zinc yang digunakan sebagai
berikut :
Material
: Zinc alloy
Tipe
: ASTM B 418-88 Tipe II
Dimensi (rata-rata)
: Panjang = 167.6 cm
Lebar
=
12.7 cm
Tebal
=
10.2 cm
Berat
: 25 kg
Berat anoda terbungkus backfill: 59 kg
Masa pakai
: 20 tahun
Kerapatan
: 1765 kg/m3
Kapasitas
: 1232 Ah/kg
Consumption rate
: 3.98 kg/Ay
Potensial operasi terhadap CSE : 1.5 s/d -1.7 V
4.4.2 Anoda untuk pipa baja API 5L Grade B, NPS 12" Sch.
80, SMLS
Sedangkan untuk lingkungan air laut NACE
merekomendasikan anoda aluminium sebagai anoda korban
sehingga anoda tersebut digunakan pada perancangan untuk jenis
pipa API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS yang berada pada
lingkungan air laut yaitu disekitar muara sungai Kalimas di
kawasan Perak. Bentuk anoda aluminium juga sama seperti anoda
zink, namun dimensinya berbeda karena kebutuhan berat sebuah
anoda pada perhitungan tidak sama. Struktur pipa baja API 5L
Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS mempunyai luas lebih kecil
dari baja API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW sehingga
kebutuhan berat anoda tidak sama. Model dimensi andoa
aluminium dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

61

Gambar 4.3 Bentuk anoda aluminium


Adapun spesifikasi teknis dari anoda magnesium yang digunakan
sebagai berikut :
Material
: Aluminium alloys (Al-Zn-In)
Tipe
: A40WB
Lingkungan
: Marine Sediments/ sea water
Dimensi (rata-rata)
: Panjang = 176 cm
Lebar
= 48.4 cm
Tebal
= 42.3 cm
Berat
: 25 kg
Masa pakai
: 20 tahun
Kerapatan
: 2695 kg/m3
Kapasitas
: 2622 Ah/kg
Keluaran arus
: 6.5 A/m2
Consumption rate
: 2.95 Kg/A.y
Potensial Operasi terhadap Ag/AgCl
: - 1.1 V
Efisiensi
: 88.04 %
Penambahan Zink dan Indium memberikan sedikit
potensial operasi dan disesuaikan dengan kapasitas anoda yang
rendah, juga dapat meningkatkan driving voltage mencapai 20%.
Anoda jenis AL-Zn-In lebih banyak digunakan dibandingkan
dengan anoda Al-Zn-Hg dan Al-Zn-Sn. Dikarenakan merkuri

62
merupakan unsur beracun dan anoda Al-Zn-Sn membutuhkan
treatment khusus pada saat proses produksi.
4.5 Backfill
Pada sistem proteksi katodik sacrificial anode, anoda
korban yang digunakan biasanya dibungkus dengan backfill.
small anode biasanya lansung terbungkus dengan backfill,
sedangkan untuk anoda yang berukuran besar dipasang disaat
instalasi dengan loose-backfill. Backfill dapat mencegah anoda
kontak langsung dengan tanah dan mengurangi korosi lokal pada
saat pemakaian. Kombinasi anoda dengan garam-garam yang
terkandung dalam tanah tidak terjadi dan hal ini dapat mencegah
pembentukan lapisan pasif pada permukaan anoda korban.
Pengaruh backfill yaitu mengurangi tahanan circuit juga
mengurangi potensial loss pada lingkungan. Backfill menarik
tahanan campuran tanah dan mengurangi resistivitas tanah di
sekitar anoda. Dry backfill memuai pada saat kondisi tanah basah
dan memadat tanah sekitar anoda sehingga menghilangkan
kekosongan-kekosongan tanah.

Dengan memisahkan anoda kontak langsung dengan


tanah, maka backfill akan mengurangi kemungkinan
pengaruh buruk dari kandungan phosphate, carbonate dan
bicarbonate. Karena kahadiran unsur-unsur tersebut dapat
membentuk lapisan film pada permukaan anoda sehingga
akan mengurangi jumlah arus proteksi dari anoda ke pipa.
Hal ini akan tidak akan terjadi dengan adanya backfill.
Bahan kimia backfill dapat menyerap kandungan air
tanah sehingga lingkungan disekitar backfill tetap dalam
kondisi basah. Backfill dapat memperbesar ukuran anoda
sehingga tahanan anoda terhadap tanah menjadi lebih
rendah.

63
Adapun spesifikasi dari backfill untuk sacrificial anode
adalah sebagai berikut :
Tahanan jenis
: 50 Ohm-cm
Ukuran butir
: 0.25 1 mm
Berat
: 25 kg
Komposisi kimia : Gypsum 75 %
Bentonite 20 %
Sodium Sulfate 5 %
Tabel 4.15 Data backfill untuk anoda Al dan Zn

Sumber : Peabody, A.W. 2001. Control of Pipeline Corrosion 2nd


Edition. Diedit oleh Ronald L. Bianchetti. Houston, TX :
NACE International

4.6 Pemeriksaan Keluaran Arus Anoda (Anoda Output)


Pada aplikasi proteksi katodik, pengaruh potensial pipa
terhadap tanah yang paling besar dapat dijumpai pada drainage
point. Pengaruh ini akan semakin menurun atau melemah apabila
terjadi pertambahan jarak dari drainage point dan arus proteksi
dari anaoda harus mampu memberikan proteksi. Hal ini dapat kita
ketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap arus proteksi
anoda dibagi dengan tahanan anoda terpakai. Dengan
menggunakan Hukum Ohm maka keluaran arus anoda dapat
terukur dengan pers. 2.1 berikut.

64

I=
Dimana :

E 2 E1
R

I = Anoda Out Put (A)


E2 = Potensial Proteksi terhadap Ag/AgCl adalah
- 0,8 V.
E1 = Potensial Anoda operasi terhadap Ag/AgCl
(-1,05 V untuk anoda Zink dan -1.1 V
untuk anoda aluminium)
R = Tahanan sebuah anode (Ohm)

Potensial operasi Anoda Magnesium (Mg-Al-Zn)


terhadap elektroda acuan Cu/CuSO4 dapat kita ketahui dari nilai
open circuit potential sesuai dengan NACE standard yaitu antara
-1,606 Volt sampai -1,756 Volt. Kita gunakan nilai terbesar
dalam perhitungan untuk memberikan proteksi yang lebih
sempurna. Sedangkan potensial proteksi juga mengacu pada
standar yang digunakan (NACE RP 0169) sebesar -8,5 Volt.
Sedangkan tahanan anoda harus dihitung sesuai dengan rumus
pada pers. 2.3. Kemudian keluaran arus anoda dapat diketahui
beserta penentuan model pemasangan anoda. Dalam uraian
dibawah akan dihitung mengenai masalah ini.
4.6.1 Tahanan Anoda
Pada pers. 2.3 merupakan salah satu model formula
rumus tahanan anoda berdasarkan bentuk geometri dari anoda
korban. Pada perancangan ini kita gunakan anoda yang berbentuk
plate. Dengan demikian kita dapat menggunakan pers. 2.3
berikut.

Ra=

2S

Dimana = Resistivitas tanah (Ohm.cm)


S = Nilai rata-rata panjang dan lebar anoda (cm)

65
Maka tahahan masing-masing tanahan anoda ditabulasikan pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.16 Tahanan masing-masing anoda terhadap tanah
Jenis
Resistivitas Panjang &
Tahanan anoda
Anoda
Tanah
lebar rata-rata
tanah (Ohm)
(ohm.cm)
anoda (cm)
Aluminium 314.94
224.4
0.702
Zink
314.94
180.3
0.873

4.6.2 Keluaran Arus Anoda (Anoda Output)


Keluaran arus anoda terukur pada saat sebelum dilakukan
pemasangan anoda pada struktur yang hendak diproteksi. Arus
proteksi yang diberikan dari anoda harus lebih besar dari
kebutuhan total arus selama waktu desain. Ketentuan yang
berlaku sebagai berikut :
I total keluaran anoda > I total kebutuhan proteksi selama waktu desain

I=

V
R

E 2 E1
R

] > Ip

Maka keluaran arus masing-masing anoda dapat kita tentukan


sebagai berikut :
1. Keluaran arus sebuah anoda aluminium pada pipa baja
API 5L Grade B, NPS 12" Sch. 80, SMLS

I=

( 0.8 ( 1.1)) = 0.427 A


0.702

Keluaran arus total anoda aluminium adalah 3 x 0.427


= 1.282 A/Jalur

66
2. Keluaran arus sebuah anoda zink pada pipa baja API 5L
Grade B, NPS 12" Sch. 40, ERW

I=

( 0.8 ( 1.05))V
0.873

= 0.287 A

Keluaran arus total anoda zink adalah 19 x 0.287


= 5.459 A/Jalur
Dari perhitungan keluaran total arus anoda baik zink dan
aluminium memenuhi proteksi yang diperlukan. Untuk lebih
jelasnya dapat kita tabulasikan dalam bentuk table dibawah ini.
Tabel 4.17 Kebutuhan arus versus anode current output
Jenis Anoda

Kebutuhan
arus
Proteksi (A)

Aluminium
(Al-Zn-In)

0.693

Total
anode
output
(A)
1.282

Zink (ASTM
B418-88 Tipe
II)

1.778

5.459

Keterangan
solusi

dan

Terjadi
kelebihan
arus namun bisa
disuplai
untuk
daerah-daerah kritis
seperti road crossing
dan river crossing.
Terjadi
kelebihan
arus namun Bisa
disuplai
untuk
daerah-daerah kritis
seperti road crossing
dan river crossing

Kebutuhan arus proteksi memenuhi kriteria yang


diterapkan yaitu total keluaran arus anoda (arus proteksi aplikatif)
melebihi arus proteksi teoritis (perhitungan awal) yang
dibutuhkan sehingga perancangan ini boleh diterapkan untuk
perlindungan pipa bahan bakar MDF dan MFO. Kelebihan arus

67
proteksi anoda disebabkan pada perhitungan diasummsikkan
faktor guna anoda sebesar 80 % dan keamanan 10 %. Namun hal
itu tidak menjadi masalah karena pada river crossing dan cross
road, kebutuhan arus proteksi anoda menjadi lebih besar sebagai
modal modifikasi dilapangan. Jika kebutuhan arus masih
melebihi, maka pemasangan resistor dapat dilakukan anoda dan
pipa sehingga over proteksi dapat dikurangi.
4.7 Prinsip dan Model Pemasangan Anoda
Adapun prinsip pemasangan adalah sebagai berikut :
a. Arus anoda harus terbagi semerata mungkin pada pipa
b. Anoda dikubur didalam tanah secara horizontal, sejajar
pipa, pada jarak minimal 30 cm (DNV RP B401) dari
pipa pada kedalaman sama atau lebih dalam dari pipa.
c. Anoda dikubur sepanjang jalur pipa dengan jarak antara
anoda sesuai dengan perhitungan (Sa).
d. Pada posisi didekat anoda dipasang test box dengan tiga
terminal, satu untuk anoda, dua terminal untuk pipa (satu
terminal khusus untuk uji potensial dan dua lainnya
dihubungkan).
Model Pemasangan anoda yaitu single phase seperti
terlihat pada lampiran. Pemasangan model ini dipilih karena
mudah dalam pemasangan dan tidak membutuhkan perhitungan
yang rumit. Dan untuk sacrificial anode lebih familiar dengan
model pemasangan tersebut lagi pula sesuai dengan pemesanan
pihak owner. Anoda yang terpasang dapat dilakukan proses
modifikasi dilapangan. Hal ini memungkinkan karena kondisi
lapangan mempunyai daerah-daerah kritis seperti river crossing.
4.8 Langkah-langkah Pemasangan Anoda
Berikut ini langkah-langkah pemasangan anoda pada
jaringan pipa antara lain :

68
1. Periksa anoda yang akan dipasang apakah dalam kondisi
baik, tidak ada cacat, terutama kabel anoda.
2. Gali tanah sejajar pipa pada jarak satu meter dari pipa, dengan
kedalaman sama dengan kedalaman pipa atau lebih. Lebar
galian sekitar 0,5 m. Dari galian tersebut digali juga ke arah
pipa untuk jalan kabel sedalam pipa bagian atas selebar
sekitar 0,5 m.(Lampiran Gambar B.3)
3. Masukkan anoda ke dalam tanah dengan hati-hati kedalam
galian dengan pertolongan tali plastik. Tidak diperkenankan
mengangkat atau menurunkan anoda ke dalam galian dengan
menggunakan kabel anoda.
4. Kupas lapis lindung bagian atas seluas 10 x 10 cm2, bersihkan
dengan sikat dan ampelas sampai kilat logam kemudian kupas
ujung kabel anoda sekitar 7 cm. (Lampiran Gambar B.9)
5. Laskan ujung kabel pada bagian atas pipa yang telas dikupas
lapis lindungnya dengan las termit dengan dibantu cetakan
grafit (Lampiran Gambar B.9)
6. Cetakan las kemudian dibuka dan dilepas dari pipa. Lasan
dipukul dengan palu untuk penguatan lasan dan
menghilangkan terak.
7. Periksa hasil lasan dan uji dengan menarik akbel secara hatihati.
8. Bersihkan daerah lasan dengan sikat, dan kemudian diberi
lapis lindung atau royston handycap.
9. Untuk pamasangan anoda dengan kotak uji, kabel anoda
dimasukkan dari kotak uji dan dipasang pada terminal. Selain
kabel anoda dua kabel yang dilas termit dipipa juga dipasang
pada terminal kotak uji. Satu terminal pipa dihubungkan
dengan kabel anoda, satunya bebas untuk uji potensial.
10. Tahap terakhir adalah pengurungan kembali anoda dan kabel
anoda dengan tanah galian.
11. Seluruh anoda dipasang seperti cara tersebut diatas pada jarak
yang telah ditentukan dan pada daerah-daerah kritis, seperti
misalnya river crossing dan sebagainya.

69
12. Kotak uji dipasang pada lokasi dekat anoda terpasang
khususnya untuk daerah-daerah kritis.
4.9 Pemasangan Test box
Testbox termasuk salah satu bagian sistem proteksi
katodik sacrificial anode pada struktur bawah tanah sebagai
fasilitas pemeriksaan sistem. Testbox harus dipasang diatas
permukaan tanah atau subsurface di dekat pipa. Penggunaan
testbox yang tertanam dibawah tanah dapat dipasang pada dekat
pipa yang melewati kawasan umum. Model testbox subsurface
sangat berguna jika dipasang di sekitar pipa yang menggunakan
akses publik seperti jalan raya, taman dan lain-lain. Model test
box untuk galvanie anode ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Testbox atau test station digunakan untuk melakukan
pengukuran potensial dan arus pada sistem katodik proteksi. Pada
kotak uji terdapat tiga terminal kabel anoda dimasukkan ke kotak
uji dan dipasang pada terminal kotak uji. Dua buah kabel
penghubung lainnya dihubungkan pada pipa dengan las termit.
Satu terminal pipa dihubungkan dengan kabel anoda dan satunya
bebas untuk uji potensial.
4.10 Kabel Anoda
Adapun karakteristik kabel yang digunakan adalah :
Merek
: Sulmindo Cathodic Protection
Jenis
: PVC
Data elektrik :
- AC test Voltage
: 0.6 kV/1 min
- Maks. Current rating in ground at 20 0C : 89 A
Ukuran
: 6 mm2
Grade
: 600 / 1000 Volt.
Panjang
: 1.5 meter.

70

(Hakaman Kosong)

Anda mungkin juga menyukai