I. PENDAHULUAN
Budaya kerja sudah lama dikenal oleh umat manusia, namun belum disadari
bahwa suatu keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku
yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut
dinamakan budaya. Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu/kualitas maka
dinamakan BUDAYA KERJA
Budaya kerja menjadi terkenal setelah Jepang mencapai tingkat kemajuan
yang fanatik dalam melakukan manajemen kualitas yang berakar dan bersumber
dari budaya yang dimiliki bangsa Jepang yang dikombinasikan dengan tehniktehnik manajemen modern pada tahun 1970-an. Semanghat membangun kembali
perekonomian Jepang setelah kalah perang mendorong bangsa Jepang mencari
cara-cara baru untuk kerja yang menghasilkan produk yang lebih baik. Budaya
organisasi Kaizen memadukan budaya oragnisasi modern dan budaya Jepang,
tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang telah berakar di Jepang, diantaranya
adalah kerjasama dengan Prof. Dr., Edward Deming dan Prof. Juran dari amerika
dengan Dr. Kauro Ishikawa yang melakukan manajemen kualitas berdasar pada
kerja kelompok dan partisipatif. Dengan menerapkan manajemen kualitas budaya
kerja tersebut di benua Asia bermunculan negara-negara industri baru seperti :
Korea, taiwan, Hongkong, Singapore, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Di
Indonesia
pernah
terjadi
peningkatan
perekonomian
pemerintah
dengan
Perubahan
mengimplementasikan
tersebut
budaya
kerja
dilakukan
secara
dengan
lebih
baik
memahami
yang
dan
sebenarnya
merupakan tatanan kerja sehari-hari yang sudah kita kenal selama ini. Budaya
kerja yang sebenarnya sudah dilakukan tersebut harus dilakukan dengan cara
yang lebih optimal sesuai dengan nilai-nilai yang ada dengan berpatokan pada
pengertian-pengertian :
i.
ii.
bahwa budaya kerja sebagai cara dan rasa kerja yang lebih
baik dan bermanfaat,
iii.
dan perilaku individu dan kelompok aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai
yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari.
Pelaksanaan budaya kerja dengan cara-cara yang seharusnya tersebut
diarahkan kepada terciptanya aparatur Negara yang professional, bermoral dan
bertanggung jawab dengan persepsi yang tepat terhadap pekerjaan sehingga
yang dilakukan selalu dengan keyakinan untuk berbuat yang terbaik, dengan
cara yang seharusnya dan menghasilkan pekerjaan yang terbaik pula. Dengan
demikian makna dan arti pelaksanaan budaya kerja bagi aparatur adalah sebagai
aparatur Negara akan bermanfaat, baik bagi dirinya, organisasi, dan dalam
menjalankan tugas, dengan penuh kesungguhan yang memiliki kemungkinan untuk
melakukan aktualisasi, berperan dan berprestasi, yang akan berdampak pada
peningkatan kerja kelompok atau organisasi.
Pelaksanaan budaya kerja aparatur Negara dengan nilai-nilai yang seharusnya
merupakan langkah awal yang sebaiknya dipilih dalam upaya melakukan Reformasi
birokrasi secara keseluruhan, sehingga dapat menjadi birokrasi yang efisien dan
efektif dengan aparatur yang bersih, transparan, dan professional dalam
menjalankan tugasnya. Hukum menjadi dasar dari tatanan birokrasi yang ada dan
dilaksanakan secara konsisten sehingga pelaksanaan Negara menjadi baik dan
bersih (good and clean government) dan masyarakat sebagai pihak yang harus
dilayani memperoleh imbas yang baik pula.
Langkah strategis yang harus dilakukan adalah melakukan upaya peningkatan
kinerja aparatur negara dengan menerapkan nilai budaya kerja. Pelaksanaan
penerapan pengembangan budaya kerja dilakukan dengan internalisasi kepada
aparatur apakah dengan metode percontohan pada instansi tertentu atau dengan
mengadakan internalisasi bertahap dari pimpinan terus ke bawah, dari Pusat ke
Daerah.
Pada tataran Calon Pegawai Negeri Sipil ini penerapan Budaya Kerja
disosialisasikan sedini mungkin dan agar dapat mengimplementasikannya sebagai
Aparatur Negara dalam peningkatan kinerja pada tugas instansi masing-masing,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (pasal 3,
ayat 1 ) bahwa : Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara
II. Pengertian
a.
hal-hal
yang bersangkutan dengan akal atau segala sesuatu yang berkaitan dengan akal
pikiran, nilai-nilai dan sikap mental. Budidaya berarti memberdayakan budi atau
kita kenal dengan istilah culture yang pada awalnya memiliki arti mengolah atau
mengerjakan sesuatu (mengolah tanah pertanian), kemudian berkembang sebagai
cara manusia mengaktualisasikan nilai (value), karsa (creativity) dan hasil
karyanya (performance). (Kementerian PAN, 2002,13)
b.
daya sama dengan daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa
(Koentjaraninggrat, Ilmu Budaya Dasar, 1980)
Kebudayaan (The American Haritage Dictionary, 1992) didefenisikan sebagai :
-Suatu keseluruhan system gagasan, tindak dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar
- Keseluruhan gagasan & karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar,
beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu
c. Budaya Kerja :
Budaya berasal dari kata Latin Colere, yang berarti mengerjakan tanah,
mengolah, memelihara ladang ( Soerjanto Poespowardojo,1993). Menurut
Ashley Montagu dan Christopher Dawson (1993) kebudayaan sebagai way of
life, yaitu cara hidup tertentu yang memancarkan identitas tertentu dari
suatu bangsa.
Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar .Kebudayaan memiliki tiga
wujud yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan,dsb
2. Wujud kebudayaan sebagai kompleksitas dari aktifitas kelakuan yang
berpola dari manusia dan masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai kompleksitas dari benda-benda hasil karya
manusia
d. Pengertian Kerja
Menurut literatur budaya organisasi kata kerja dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.
Kerja adalah hukuman, Manusia telah jatuh kedalam dosa maka ia harus
dihukum, salah satu bentuk hukuman adalah kerja paksa
2. Kerja adalah beban. Bagi orang malas kerja adalah beban, juga bagi kaum
budak atau pekerja yang berada dalam posisi lemah
3. Kerja adalah kewajiban. Dalam sistem bnirokrasi atau kontraktual kerja
adalah kewajiban guna memenuhi perintah membayar utang
4. Kerja adalah sumber penghasilan. Kerja adalah sumber nafkah merupakan
anggaran dasar masyarakat umumnya
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan
pendorong yang membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau
organisasi yang kemudian tercermin dalam perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai suatu kerja atau bekerja
Budaya Kerja sebagai suatu falsafah yang didasari pandangan hidup sebagai nilainilai yang menjadi :
-
Sifat
berkaitan
erat
dengan
persepsi
terhadap
nilai-nilai
dan
proses
budaya
terdapat
saling
mempengaruhi
dan
saling
untuk mencapai suatu tujuan, budaya pada umumnya diwujudkan dalam bentuk
kinerja kerja. Bentuk aktualisasinya dalam nilai-nilai, sehingga dalam suatu
kesatuan menjadi suatu nilai budaya kerja. Pengertian budaya kerja organisasi
adalah cara kerja sehari-hari yang bermutu dan selalu mendasari nilai-nilai yang
2.
Rajin
Dedikasi
f.
Bertanggung jawab
Berhati-hati
Teliti
Cermat
Kemauan keras
Orientasi pasar
2.
budaya
kerjanya,
atau
penganutannya,
peniruannya
dan
penurutannya.
3.
perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti,
ekonomis dan bermanfaat (Keputusan MENPAN nomor 04/1991 tentang
Pemasyarakatan Budaya Kerja). Budaya Kerja sebagai sikap dan perilaku individu
dalam kelompok aparatur Negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan sehari-hari yang merupakan pola nilai, sikap, tingkah laku, hasil
karya, termasuk segala instrument, system kerja, teknologi dan bahasa yang
digunakannnya.
Fungsi budaya kerja organisasi pemerintah oleh aparatur Negara tercermin
dari cara kerja sehari-hari yang bermutu dan selalu mendasari nilai-nilai yang
penuh makna, sehingga menjadi motivasi, memberi inspirasi untuk senantiasa
bekerja lebih baik dan memuaskan bagi masyarakat yang dilayani (Kementerian
PAN, 2002). Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai culture in action, way of
Sebagai warisan
Dalam
perkembangannya
fungsi
budaya
menjadi
tolok
ukur
4.
berpengaruh langsung
b. Hukum;
merupakan
eksistensinya,
tidak
dasar
peduli
dari
suatu
apakah
organisasi
organisasi
untuk
melakukan
tersebut
merupakan
maka
punishment
segera
menanti.
Dengan
pengaturan
Falsafah negara, bangsa, dan masyarakat Indonesia telah jelas dimuat dalam
Pembukaan UUD 1945 yang disebut PANCASILA. Nilai-nilai luhur yang
terkandung didalamnya merupakan cermin nilai-nilai luhur yang hidup di
masyarakat. Implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam organisasi menuntut
perubahan cara berkomunikasi, dan yang biasa dilakukan secara vertikal dari
atas ke bawah menjadi hubungan horisontal dan partisipatif. Demikian juga gaya
kepemimpinan menjadi lebih banyak mengajak dari pada memerintah,
memberikan keteladanan, mendorong dan memberikan kepercayaan lebih besar
kepada bawahan. Sebagai konsekuensinya gaya partisipatif tersebut maka
dalam pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
4. Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan arah Undangundang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan, dan
pembangunan. Dalam kedudukan dan tugas tersebut, Pegawai negeri Sipil
harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk
menjamin netralitas, Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik.
Untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan
secara berdayaguna dan berhasilguna, diperlukan adanya Manajemen Pegawai
Negeri Sipil yang didukung oleh Pegawai Negeri Sipil yang profesional,
bertanggungjawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan
berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan
pada sistem prestasi kerja.
bila
salah
wajib
- Kecepatan
: Ketepatan waktu
nilai-nilai,
denganmana
naggota-anggotanya
dapat
untuk
bertindak
E. Lingkungan Kerja
1. Penciptaan lingkungan yang kondusif
2. Menurut Dorval & Trefinger, lingkungan kondusif meliputi beberapa
dimensi :
a. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan
b. Kebebasan mengambil keputusan
c. Waktu yang tersedia memikirkan ide
d. Memberi peluang menerapkan ide baru
e. Tinggi rendahnya tingkat konflik
f. Keterlibatan dalam tukar pendapat
g. Kesempatan humor bercanda dan bersantai
h. Saling kepercayaan dan saling keterbukaan
i. Keberanian menanggung resiko /gagal
F. Kerja sama melalui kelompok
- Merupakan nilai yang sangat menentukan dalam manajemen
- Pilar dari kerjasama adalah partisipasi anggota dalam mengambil
keputusan
dan masyarakat
8. Gaji pegawai yang rendah/kecil dibandingkan dengan harga barang/jasa
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
BUDAYA KERJA
ORGANISASI PEMERINTAH
Oleh :
Lindrawaty, SKM