INDONESIA
Abstract
Not all business activities can be done alone, for various reasons, both from
a technical point of production or financial reasons. Then several parties
jointly set up a company, either by the parties within the country or to other
countries. In the era of globalization, it is unusual to see a joint venture with
shareholders who come from many countries. It is for conducting Joint Venture.
Joint Venture in Indonesia because of the limited capital held, also existing
skills and technology. Indonesian state is still required the presence of foreign
capitalists to invest. Because if only rely on natural resources and a large labor
force, but without sufficient capital and technology, economic growth in
Indonesia is difficult to increase.
Keyword: business activities, Joint Venture, Capital Held
Abstrak
Tidak semua kegiatan usaha bisa dilakukan sendiri, karena berbagai alasan,
baik dari segi teknis produksi atau alasan keuangan. Maka beberapa pihak
bersama-sama mendirikan satu perusahaan, baik dengan pihak-pihak dalam satu
negara atau dengan lain negara. Pada era globalisasi seperti sekarang, sudah
biasa melihat perusahaan patungan dengan pemegang saham yang berasal dari
banyak negara. Hal tersebut yang mendasari dilakukannya Joint Venture.
Joint Venture di Indonesia dilakukan karena terbatasnya modal yang
dimiliki, juga skill dan teknologi yang ada. Negara Indonesia sampai saat ini
masih memerlukan kehadiran pemilik modal asing untuk menanamkan
1
modalnya. Karena bila hanya mengandalkan kekayaan alam dan tenaga kerja
yang besar, tetapi tanpa teknologi dan modal yang mencukupi maka
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sulit meningkat.
Kata Kunci: Kegiatan Usaha, Joint Venture, Modal
LATAR BELAKANG
Semua kegiatan usaha tidak bisa dilakukan sendiri karena berbagai alasan,
baik alasan teknis produksi, alasan penguasaan pasar, maupun semata-mata
alasan keuangan. Maka beberapa orang atau beberapa pihak bersama-sama
mendirikan satu perusahaan, baik dengan pihak-pihak dalam satu negara
bahkan lintas negara. Pada era globalisasi seperti sekarang, sudah biasa melihat
perusahaan patungan dengan pemegang saham yang berasal dari banyak negara.
Karena itu sudah menjadi makin susah untuk menyebut negara asal mana yang
mendominasi satu perusahaan. Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint
Venture merupakan suatu pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu
kerja sama dimana masing-masing pihak melakukan penyertaan modal tetapi
juga bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen
sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah
pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua
perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual
joint ventures) dalam bidang manajemen (management contract), pemberian
lisensi (license agreement), bantuan teknik dan keahlian (technical assistance
and know-how agreement), dan sebagainya. Dengan joint venture diharapkan
dapat menghimpun sinergi dari berbagai pihak, khususnya pihak yang
menguasai pasar dan pihak yang menguasai teknologi produksi.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Joint Venture
Joint venture di Indonesia biasa disebut usaha patungan, adalah entitas yang
dibentuk oleh dua pihak atau lebih untuk menyelenggarakan aktivitas ekonomi
bersama. Pihak-pihak yang terlibat sepakat untuk membentuk entitas baru,
masing-masing menyetorkan modal, berbagi risiko dan keuntungan, serta
kendali atas entitas tersebut. Joint venture bisa dibentuk hanya untuk satu
proyek tertentu, lalu dibubarkan. Akan tetapi, joint venture juga bisa saja
dibentuk untuk hubungan bisnis yang berkelanjutan.
Dalam peraturan perundang undangan secara umum dapat dikatakan bahwa
semua bentuk kerjasama antar perusahaan dapat ditampung kedalam bentuk
usaha joint venture, tanpa memandang besar kecilnya modal, kekuasaan
ekonomi ataupun lokasi masing masing partnership yang bersangkutan, seperti
yang terdapat dalam beberapa peraturan perundang yang mengatur tentang
kontrak joint venture antara lain:
a. Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
b. PP Nomor 17 tahun 1992. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1993
tentang Pemilikan Saham Perusahaan Penanaman Modal Asing
c. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham
dalam Perusahaan yang didirikan dalam Rangka Penanaman Modal
Asing
d. Surat Keputusan Menteri Negara Penggerak dana Investasi/Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam
Rangka Penanaman Modal Asing.
Joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk
membentuk satu perusahaan baru (Peter Mahmud, 2000:10). Perusahaan baru
inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture.
Sedangkan joint venture agreement adalah suatu kerja sama antara pemilik
modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan suatu perjanjian
kontraktual (Erman Rajagukuguk 2005:200). Di mana di dalam joint venture
agreement berisikan kesepakatan para pihak tentang kepemilikan modal, saham,
peningkatan
kepemilikan
saham
penyertaan,
keuangan,
kepengurusan,
teknologi dan tenaga ahli, penyelesaian sengketa yang mungkin akan terjadi,
dan berakhirnya joint venture agreement (Ita Kurniasih, 2008: 27).
Jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat
internasional. Sedikitnya arus investasi yang masuk merupakan cerminan dari
rendahnya keunggulan kompetitif Indonesia (Lily Sudhartio dan Sari Wahyuni,
2011:224). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat kita ketahui unsur-unsur
yang terdapat dalam joint venture ialah :
a. Kerja sama antara pemilik modal asing dan nasional
b. Membentuk perusahaan baru antara pengusaha asing dan nasional
c. Didasarkan pada kontraktual atau perjanjian (Hulman Panjaitan,
2007:57).
Akan tetapi tidak semua usaha wajib didirikan joint venture antara pemilik
modal asing dengan pemilik modal nasional. Jenis perjanjian joint venture
antara lain:
a) Joint venture domestik
Joint venture domestik didirikan antara perusahaan yang terdapat di
dalam negeri.
b) Joint venture Internasional
Joint venture internasional ini didirikan di Indonesia oleh dua perusahaan
dimana salah satunya perusahaan asing.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 12 Bagian
Partisipasi dalam Ventura Bersama, Ventura bersama adalah perjanjian
kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang
tunduk pada pengendalian bersama. Pihak dalam joint venture yang ikut
4
Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan
dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang
bisa dipertanggungjawabkan (Safira Dewi, 2011: 54).
3. Perusahaan yang Tergabung Dalam Joint Venture
a. ASUS dengan Gigabyte
Meningkatnya persaingan bisnis di bidang perangkat keras (hardware)
untuk produk-produk komputer, mendorong beberapa perusahaan untuk
melakukan kerja sama guna mempertahankan posisinya di antara para
pesaingnya. Hal ini juga dilakukan oleh dua perusahaan besar asal Taiwan,
yaitu Gigabyte dan ASUS, yang selama ini berkompetisi ketat di kategori
produk motherboard, graphics card,dan beberapa komponen lain. Kedua
perusahaan tersebut pada tahun 2007 melakukan kerja sama untuk membuat
strategi baru dalam pembuatan dan pemasaran produk motherboard dan
graphics card, dan beberapa komponen lain. Produk-produk hasil kerja sama
ini akan menyandang nama Gigabyte.
b. Indofood dengan Nestle
Memantapkan
penetrasi
pasar
di
industri
consumer
goods,
Masing-masing
venturer
juga
memikul
menggunakan
aktiva
persediaannya.
tetapnya,
Masing-masing
dan
venture
mengelola
juga
sendiri
memikul
Aktivitas joint
Setiap
venturer
memikul
biayanya
sendiri
dan
masing-masing
venturer
mendapat
bagian
atas
11
Sehubungan
dengan
bagian
partisipasi
venture
dalam
bentuk usaha bersama, kongsi, atau kerjasama. Joint Venture adalah satu kerjasama
yang mekibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra atau disebut aliansi
strategis. Dalam kerjasama tersebut tentu untuk mendapatkan keuntungan (bidang
ekonomi) merupakan alasan utama. Hal- hal yang mendukung terjadinya
kerjasama tersebut yaitu tersedianya bahan baku yang melimpah, tenaga kerja yang
banyak, dan pasar yang prospektif. Joint venturedapat bersifat nasional dan
internasional. Dalam Joint Venture terdapat perjanjian dalam hal kerjasama
berdasarkan pada kontraktual.
Alasan dilakukannya Joint Venture di Indonesia karena terbatasnya modal
yang dimiliki, juga skill dan teknologi yang ada. Negara Indonesia sampai saat ini
masih memerlukan kehadiran pemilik modal asing untuk menanamkan modalnya.
Karena bila hanya mengandalkan kekayaan alam, tenaga kerja yang besar tetapi
tanpa teknologi dan modal yang mencukupi maka pertumbuhan ekonomi di
Indonesia sulit meningkat. Disini sebenarnya peluang bagi negara Indonesia untuk
dapat menciptakan lapangan kerja, membangun daerah tertinggal, juga
meningkatkan sarana dan prasarana yang ada.
14
Daftar Pustaka
Peter Mahmud. 2010. Joint Venture. Jakarta : Prenada Media.
Suhud Margono. 2002. Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis.
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Subekti. 2002. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT. Intermasa.
Erman Rajagukguk. 2005. Hukum Investasi di Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sukarnen Suwanto. 2009. Ventura Bersama (Joint Venture). Jakarta : Salemba
Empat.
Hulman Panjaitan. 2007. Hukum Pananaman Modal Asing. Jakarta : CV.
INDHILL.CO
Lily Sudhartio dan Sari Wahyuni. 2011. Peran Penting Kekuatan Tawar dan
Kapasitas Penyerapan Dalam Joint Venture. Jurnal Hukum. Volume XIX
No. 20
Ridwan Khairandy. 2007. Kompetensi Absolut Dalam Penyelesaian Sengketa Di
Perusahaan Joint Venture. Jurnal Hukum Bisnis.Volume 10 No. 2
Safira Dewi. 2011. Penerapan Pajak Penghasilan Pada Perusahaan Joint Venture.
Jurnal Hukum. Volume XIV No. 4
Ita Kurniasih. 2008. Kedudukan Para Pihak Dalam Joint Venture Agreement.
Jurnal Equality. Volume 3 No. 3
15
Oleh:
Albi Aria Padmanaba
E0009023
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
16