1.Misoprostol
Misoprostol merupakan agen pertama yang
disetujui untuk mencegah ulkus yang terkait
dengan NSAID.`
Studi awal di sukarelawan normal
menunjukkan pengurangan gangguan ulkus
saluran cerna pada pasien yang menerima
NSAID yang dikombinasikan dengan
misoprostol dibandingkan dengan mereka
yang menerima NSAID dan plasebo (60-62).
RCT berikutnya pada pasien yang menderita
osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
mengungkapkan misoprostol ysecara
signifikan lebih baik daripada plasebo,
1.Misoprostol
Sebuah meta-analisis yang ekstensif dari RCT
mengevaluasi strategi pencegahan NSAID yang
menginduksi ulserasi lambung menunjukkan bahwa
misoprostol secara signifikan lebih efektif daripada
reseptor H2antagonis (70). Sebuah meta-analisis
yang lebih baru mengungkapkan bahwa kombinasi
terapi dengan misoprostol mengurangi kejadian
ulkus duodenum sebesar 53% dan tukak lambung,
74%, jika dibandingkan dengan plasebo (71).
Misoprostol, ketika diberikan dalam dosis penuh (800
mcg / hari) sangat efektif dalam mencegah ulkus,
dan komplikasi ulkus pada pasien yang memakai
NSAID. Sayangnya, kegunaan dibatasi oleh efek
samping GI-nya. ketika diberikan dalam dosis yang
lebih rendah profil efek samping nya sama dengan
PPI, dan keduanya sama efektif.
4. Inhibitor COX-2
pencarian untuk mengurangi toksisitas
NSAID pada gastro menyebabkan
pengembangan dari COX-2 inhibitor.
Golongan obat ini telah dikenal untuk
beberapa lama, yang menyatakan bahwa
NSAID menghambat enzim siklooksigenase
(COX),mengarah ke penurunan signifikan
produksi prostaglandin.COX terdiri dari dua
isoenzim, COX-1 dan COX-2. COX-1 adalah
enzim konstitutif dan ada di banyak jaringan
tubuh, termasuk perut, di mana ia
memfasilitasi produksi prostaglandin yang
dianggap penting dalam perlindungan
4. Inhibitor COX-2
COX-2 inhibitor yang terkait dengan insiden
lebih rendah dari ulkus lambung dan
duodenum saat dibandingkan dengan NSAID
tradisional. Namun, efek menguntungkan
adalah dinegasikan ketika pasien
menggunakan secara bersamaan aspirin
dosis rendah. -kegunaan agen ini juga
tdikurangi dengan hubungan infark miokard
dan gangguan CV trombotik lainnyaa.
Celecoxib harus diberikan pada dosis
terendah, karena itu,digunakan untuk
meminimalkan risiko kejadian CV.
REKOMENDASI TERAPI
DATA PASIEN
Nama
Ny.X 45 tahun.
Riwayat penyakit
Jantung Koroner (6 bulan yang lalu)
Obat yang sedang dipakai (PJK)
R/ clopidogrel 75 mg no XXX
s-1-0-0 pc
R/ASA 100 mg no XXX
s-1-0-0 pc
R/ Simvastatin 20 mg no XXX
s-0-2-1
R/losartan k 10 mg no XXX
s-0-0-1
DATA PASIEN
Data subjektif
keluhan nyeri dan tidak enak pada bagian perut
sebelah kiri.
Diagnosa
Ulkus peptikum
Diresepkan dokter : R/ omeprazol 20 mg no XXX
s-1-0-0 pc
Problem klinis
Penyakit Jantung Koroner
Skrinning DRP
Unecessary Drug
aspirin
need additional drug theraphy
Naproxen (menggantikan aspirin)
Dosis too high
(Aspirin, low dose 81 mg)
Dosis too low
-
Skrinning DRP
Adverse drug reaction
1. Omeprazole
Sakit kepala, diare, mual,pusing, flatulensi ,dsb.
2. Clopidrogel
e.s kebanyakan infeksi saluran pernafasan,sakit pada
leher,sakit kepala, pusing, diare, dsb.
3. Aspirin
GI pain, ulceration, bleeding, dsb.
4. Simvastatin
e.s sakit kepala, infeksi saluran pernafasan atas, konstipasi,
dsb.
5. Losartan
Kelelahan, hipoglikemia, anemia, sakit leher, ISK,diare.
Sumber : medscape
Asuhan Kefarmasian
Tujuan Pengobatan secara umum:
Menghilangkan nyeri tukak, mengobati
ulkus, mencegah kekambuhan dan
mengurangi komplikasi yang berkaitan
dengan tukak.
Asuhan Kefarmasian
Terapi Farmakologi yang dapat
diberikan :
Berdasarkan American Journal of
Gastroenterology untuk pasien dengan
resiko tinggi CV dan moderate risk
peptic ulcer dapat diberikan terapi
naproxen + PPI/misoprostol.
Tujuan
terapi
Obat
Dosis
Cara
pemakaian
monitoring
Mengobati
ulkus
Omeprazole
Memantau
redanya rasa
sakit,
kurangnya
gejala, dan
interaksinya
dengan obat
lain
PJK(antiplate
let)
Clopidogrel
Monitoring
interaksi
obat
hiperkolestro simvastatin
l
Kadar
kolesterol
secara
berkala
antihiperten
si
Inetraksi
dengan oabt
sert atekana
darah secara
berkala
losartan
Evaluasi Terapi
1. Memantau efek samping dan inetraksi obat
yang digunakan pasien dan redanya rasa sakit.
2. Gejala yang tidak hilang atau kambuh setelah
beberapa minggu pengobatan menunjukkan
kegagalan penyakit tukak atau adanya
penyakit alternatif seperti GERD.
3. Pasien lansia atau secara khusus memiliki
risiko tinggi toksisitas lambung akibat NSAID
harus dipantau dengan intensif terhadap gejala
dan tanda pendarahan, obstruksi ,penetrasi,
dan perforasi.
Terapi non-Farmakologi
Mengurangi stress dan merokok
mengurangi/menghentikan
pemakaian NSAID.
mengurangi makanan yang bersifat
pedas, asam
Mengurangi minuman berkafein dan
alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Lanza, L.Frank, et al.2009. Guidelines for
Prevention of NSAID-Related Ulcer
Complications.American Journal of
Gastroenterology: America
Fook Hong Ng,dr,et al. 2008. Upper gastrointestinal
bleeding during antiplatelet-therapy.The Hongkong
Medical Diary: Hongkong
Pipilis,athanasios,et al.2014.Gastrointetsinal
Bleeding in patient receiving antiplatelet and
antikoagulan therapy: Practical Guidance For
restarting Therapy and avoiding Reccurences:
Hellenic Journal Of Cardiology