a. Merupakan sentra produksi pangan dan produk pertanian (bila mungkin telah dikembangkan
PRG)
b. Memiliki kepadatan populasi yang tinggi dengan jumlah penduduk yang bekerja sebagai
petani cukup banyak sehingga memudahkan dalam mencari responden.
Kemudian dipilih lima desa dari setiap kabupaten dengan menggunakan dua kriteria tersebut.
Selanjutnya dari setiap desa dipilih 30 petani dengan cara berkonsultasi dengan petugas lapang
pertanian dan/atau kepala desa.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data :
Data Primer (dikumpulkan melalui wawancara terstruktur menggunakan kuisioner)
a. Karakteristik responden, mencakup: usia, pendidikan, besar keluarga, sumber dan besar
pendapatan, keikutsertaan responden dalam keanggotaan kelompok tani dan luas lahan yang
diusahakan.
b. Pengetahuan responden tentang PRG meliputi: pengetahuan responden tentang istilah PRG,
sumber informasi PRG, peredaran dan penanaman PRG, manfaat dan pengaruh buruk PRG.
c. Persepsi responden tentang PRG meliputi: Perserpsi responden tentang peredaran PRG,
penanaman PRG, keberadaan PRG dalam kehidupan sehari-hari (pangan dan non pangan).
d. Penerimaan responden terhadap PRG meliputi: penerimaan responden terkait informasi
tentang manfaat dan kerugian ekonomi dan lingkungannya serta tindakan responden terhadap
Produk Rekayasa Genetika (PRG) bagi dirinya dan bagi orang di sekitarnya.
e. Harapan responden terhadap PRG terkait produksi, penyediaan, pengaturan (regulasi) dan
informasi tentang PRG.
Data Sekunder :
a. Dokumen/laporan tentang penggunaan benih, luas tanam dan produksi produk rekayasa
genetika (PRG) baik berupa pangan maupun non pangan.
b. Dokumen tentang regulasi, kesepakatan, pedoman dan standar tentang atau yang berkaitan
dengan PRG baik nasional maupun internasional.
Pengolahan dan Analisis Data :
Deskriptif untuk pengolahan data karakteristik yang berupa umur, pendidikan, sumber
pendapatan, besar pengeluaran pangan dan non pangan, keanggotaan dan status keanggotaan
dalam kelompok tani diberi kriteria untuk kategori.
Uji t (t test) untuk analisis perbedaan karakteristik responden di dua kabupaten mengenai
pengetahuan, persepsi dan penerimaan terhadap PRG
Korelasi Spearmans untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan petani dengan
pengetahuan dan persepsi tentang PRG
Analisis regresi logistik untuk menganalisis faktor faktor yang memberikan pengaruh pada
penerimaan petani terhadap PRG.
SPSS (Statistics Product & Service Solution) Versi 15.0 for windows untuk analisis statistik .
Hasil :
Pengadaan dan Peredaran PRG di Indonesia :
Satu-satunya produk PRG yang telah dilepas di lingkungan adalah kapas NU coton 35B yang
ditanam di Sulawesi Selatan. Sedangkan selebihnya, terutama produk PRG tanaman pangan
masih dalam tahap penelitian dan pengembanagan di institusi.
Keadaan Umum Petani :
dan akan meningkatkan produktivitas pertanian, lantas PRG layak untuk diterima. Jelas ini
tidaklah cukup untuk melegalkan produk PRG, karena bagaimanapun polemik tentang PRG
tidaklah sesimpel itu. Lantas bagaimana cara yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada
petani yang notabene memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan umur yang sudah tidak
terlalu produktif untuk menerima masukan hal-hal yang baru ?
Refleksi
Produk PRG memang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk pangan
biasa/normal, yang jelas akan memberi keuntungan bagi beberapa kelompok. Namun dampak
negatif dari PRG pun seharusnya tidak diabaikan. Dampak negatif itu muncul antara lain karena
para perekayasa genetika tidak mampu lagi mengontrol dimana dan bagaimana gen-gen tersebut
menyusup ke berbagai material genetik mahluk hidup.
Petani sebagai produsen bahan pangan, hendaknya faham tentang keunggulan dan kekurangan
PRG tersebut. Dan menjadi tugas bagi yang tahu untuk memberi kepada yang tidak tahu .