Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke 17 dibawa oleh


bangsa Belanda yang pada masa itu mengembangkan tanaman kopi di sekitar
Jakarta kemudian meluas ke beberapa daerah di Jawa barat seperti Sukabumi,
Bogor, Bandung dan daerah Priangan lainnya melalui sistem tanam paksa yang
selanjutnya di kembangkan juga di Sumatra, Bali dan sebagian Sulawesi. Iklim
tropis di Indonesia sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman kopi sehingga saat ini
Indonesia menjadi negara pengekspor kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil
dan Vietnam (Widiyanti, 2007).
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui
para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Adapun
(Simanjuntak,

klasifikasi
2010)

tanaman

adalah

kopi

sebagai

(Coffea

berikut

sp.)

dari

Kingdom

literatur
Plantae;

Divisi : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Kelas : Dycotiledoneae;


Ordo : Rubiales; Famili : Rubiaceae; Genus : Coffea; Spesies : Coffea sp.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah
rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang
bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang
bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit
stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek
tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah (Nainggolan, 2015).
Batang pokok sudah mulai tampak dan tumbuh terus sampai menjadi
besar. Tanman kopi mempunyai beberapa jenis cabang yaitu cabang reproduksi,
cabang primer, cabang sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik dan
cabang air. Cabang primer mempunyai ciri-ciri yaitu arah pertumbuhannya
mendatar, lemah, berfungsi sebagai penghasil bunga karena di setiap ketiak
daunnya

terdapat

mata

bunga (Laviendi, 2015).

atau

tunas

yang

dapat

tumbuh

menjadi

Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur 2 tahun.


Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau
cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya
tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh
tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Buah tanaman kopi terdiri atas daging
buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar
(eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang
tipis tetapi keras (Bayhaqi, 2014).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang terletak di
antara 20 LU dan 20 LS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia terletak di antara
5 LU dan 10 LS. Hal ini berarti sangat ideal dan potensial bagi pengembangan
tanaman kopi (Cibro, 2012).
Tanaman kopi umumnya tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan
2.000-3000 mm/tahun. Namun, kopi masih tumbuh baik di daerah bercurah hujan
1.300-2.000 mm/tahun. Bahkan, di daerah bercurah hujan 1.000-1.300 mm/tahun
pun

kopi

mampu

tumbuh

baik,

asalkan

diberi

mulsa

dan

irigasi

intensif (Harahap, 2016).


Tanah
Tanaman kopi menghendaki persyaratan kondisi tanah yang subur dan
mempunyai solum tanah yang cukup dalam (1,5 m). Jenis tanah yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi mempunyai struktur yang
baik, mengandung bahan organik paling sedikit 3%, memiliki tata udara dan tata
air yang baik. Tanah lempung sesuai untuk tanaman kopi, karena memiliki

kemampuan yang cukup baik dalam menyimpan air. Tanah berpasir kurang sesuai
untuk pertanaman kopikarena tidak mampu menahan air dalam jangka waktu yang
lama (Tarigan, 2014).

Anda mungkin juga menyukai