PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Sistem Cardiocerebrovaskular adalah blok kesepuluh pada semester III dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus tentang Eko, anak laki-laki,
usia 7 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena nyeri pada lutut sebelah kanan yang
kadang-kadang berpindah ke sebelah kiri. Ibu Eko juga mengeluh anaknya seperti cepat
lelah bila bermain bersama teman-temannya. Sejak 1 tahun terakhir, Eko sering demam
hilang timbul disertai dengan sakit menelan. Demam turun jika dibawa berobat kedokter.
Perawakan tubuh Eko tampak lebih kurus dibandingkan teman-teman sebayanya,
padahal nafsu makan seperti biasa.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran
KBK
di
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor
: dr. Indriyani
Moderator
: Aldy Fauzan
Sekretaris Papan
: Astri Ningsih
Sekretaris Meja
: Vinthia Yuriza
Waktu
tangan
saat
akan
mengajukan
argumen.
3. Izin saat akan keluar ruangan
4. Dilarang membawa makanan atau makan di ruangan
saat proses diskusi sedang berlangsung
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : tampak sakit ringan, BB 18kg, TB 110cm
Tanda vital: nadi: 130x/menit, regular, isi cukup, pernapasan 22x/menit, suhu: 36,8oC
Kepala: konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/Leher: pembesaran KGB (-), JVP 5+0 cmH2O
Thoraks : simetris, retraksi intercostal -/Pulmo: vesikuler normal, ronkhi -/-, wheezing -/Cor : HR 130x/menit, BJ I dan BJ II normal, murmur sistolik grade II/6 di
apeks ICS 4-5 linea mid clavicularis sinistra.
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: sianosis -/-, jari tabuh -/Status lokalis : regio genue dextra: bengkak (+), kemerahan (+), nyeri (+), dan
teraba panas disbanding daerah sekitar dan sakit bila digerakkan.
Pemeriksaan Laboratorium: Hb: 12mg/dl, lekosit 7000/mm3, LED 48mm/jam,
hematocrit 36mg%, trombosit 155.000/mm3, CRP 28 mg/L, ASTO 200 U/ml
Pemeriksaan Penunjang: Foto Ronsen thoraks: kardiomegali
2.3 Klarifikasi istilah
1. Nyeri
2. Lelah
3. Sakit Menelan
4. ASI Eksklusif
syaraf-syaraf tertentu
Cepat kehilangan energi atau tidak bertenaga
5. Retraksi Intercostae
6. Ronkhi
7. ASTO
bronchial
Anti-Streptolisin O, antibody yang sering
digunakan untuk indicator adanya infeksi
8. Murmur Sistolik
9. Sianosis
streptococcus
Bising jantung yang terdengar selama sistol
Kebiruan kulit dan mukosa karena Hb
membulat
yang
berkaitan
dengan
11. CRP
Jawab:
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan psikis. Secara fisik misalnya, penyebab nyeri
adalah trauma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun elektrik),
neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain-lain. Secara psikis,
penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya trauma psikologis.
Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas
mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka. Trauma termis
menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas
dan dingin. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.
Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri sedangkan nyeri yang disebabkan faktor psikologis
merupakan nyeri yang dirasakan bukan karena penyebab organik, melainkan
akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.
(Aritonang, 2010)
Nyeri bisa juga diakibatkan oleh infeksi bakteri. Salah satu bakteri yang paling
sering menginfeksi tubuh manusia dan bisa menyebabkan faringitis adalah bakteri
Streptokokus -hemolitikus Grup A (Streptokokus Pyogens). Streptokokus adalah
bakteri gram positif yang ciri khasnya berpasangan atau membentuk rantai selama
pertumbuhannya. Terdapat sekitar dua puluh spesies Streptokokus, termasuk
Streptococcus pyogenes (grup A), Streptococcus agalactie (grup B) dan
Enterococci (grup D).
Dinding sel Streptokokus mengandung protein (antigen M, R, dan T),
karbohidrat (spesifik untuk tiap grup), dan peptidoglikan. Pada Streptokokus grup
A, terdapat juga pili yang tersusun dari sebagian besar protein M yang dilapisi
asam lipoteikoat. Pili ini berperan penting dalam perlekatan Streptokokus ke sel
epitel.
Banyak Streptokokus mampu menghemolisa sel darah merah secara in vitro
dengan berbagai derajat. Apabila Streptokokus menghemolis sempurn sel darah
merah yang ditandai dengan adanya area yang bersih (clear zone) disebut sebagai
-hemolitikus. Sedangkan apabila hemolisa dari sel darah merah tidak sempurna
dan
menghasilkan
pigmen
-hemolitikus. Dan
ada. Bila bakteri ini tersebar sampai ke jaringan yang rentan, maka infeksi
supuratif dapat terjadi. Infeksi ini dapat berupa faringitis, tonsilitis, impetigo dan
demam scarlet. Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan penyakit
invasive seperti infeksi tulang, necrotizing fasciitis, radang otot, meningitis dan
endokarditis.
Demam rematik dan glomerulonefritis merupakan penyakit streptokokus
akibat komplikasi non supuratif atau sekuele. Demam rematik akut dapat terjadi
apabila penderita yang terinfeksi S. pyogenes 1-5 minggu sebelumnya tidak
mendapat penanganan segera.
(Brookset.al., 2004).
c. Apa hubungan usia dengan kasus?
Jawab:
Umur merupakan faktor predisposisi terpenting tentang timbulnya DR.
Penyakit ini sering mengenai anak berumur antara 5-15 tahun dengan puncak
sekitar umur 8 tahun. Distribusi ini sesuai dengan insidens infeksi streptokokkus
pada anak usia sekolah. Prevalensi PJR di Indonesia sebesar 0,3-0,8 per 100.000
penduduk usia 5-15 tahun. DR lebih sering didapatkan pada anak perempuan
daripada laki-laki. Begitu juga dengan kelainan katup sebagai gejala sisa PJR juga
menunjukkan perbedaan jenis kelamin.
(Azizan, 2011)
d. Apa makna nyeri lutut pada sebelah kanan yang kadang-kadang berpindah ke
sebelah kiri?
Jawab:
Arthritis merupakan manifestasi yang paling sering dari demam rematik,
terjadi pada sekitar 70% pasien demam rematik. Arthritis menunjukkan adanya
radang sendi aktif yang ditandai nyeri hebat, bengkak, eritema dan demam. Nyeri
saat istirahat yang menghebat pada gerakan aktif dan pasif merupakan tanda khas.
Sendi yang paling sering terkena adalah sendi-sendi besar seperti, sendi lutut,
pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan. Arthritis rematik bersifat
asimetris dan berpindah-pindah (poliarthritis migrans). Proses migrasi artritis
membutuhkan waktu 3-6 minggu sehingga disebut poliartritis migrans. Pada
kasus telah terjadi keluhan selama 1 tahun dan baru diobati. Sendi yang terkena
adalah sendi lutut.
(Ikatan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2009)
e. Apa kemungkinan penyebab nyeri lutut pada kasus ini?
Jawab:
Laporan Skenario C Blok X Cardiocerebrovaskular |Kelompok Tutorial 4
Nyeri pada kasus ini disebabkan oleh infeksi Streptococcus beta haemolyticus
group A yang menimbulkan beberapa gejala klinis salah satunya arthritis atau
sakit persendiaan.
Bisa berupa atralgia, yaitu nyeri persendian dengan tanda-tanda obyektif
radang. Artritis ialah radang persendian dengan tanda-tanda panas, merah,
bengkak, atau nyeri tekan dan keterbatasan gerak persendian,
Artritis pada demam reumatik dapat mengenai beberapa persendian secara
bergantian selama beberapa hari dalam seminggu, juga dikenal sebagai atritis
meloncat (migratory).
Artritis sering dimujlai pada kaki dan menjalar ke lengan. Lutut paling sering
terkena (75%), kemudian pergelangan kaki (50%), siku, pergelangan tangan,
pinggul dan persendian kecil kaki (masing-masing 12-15%), bahu dan persendian
kecil tangan (7-8%).
(Sudoyo, 2009)
f. Bagaimana mekanisme nyeri lutut pada kasus ini?
Jawab:
Pada kasus ini, etiologi penyebab nyeri lutut adalah indeksi bakteri
Streptokokus -hemolitikus grup A yang awalnya menginfeksi faring.
Protein M, faktor virulen yang terdapat pada dinding sel Streptokokus, secara
immunologi memiliki kemiripan dengan struktur protein yang terdapat dalam
tubuh manusia seperti miokardium (miosin dan tropomiosin), katup jantung
(laminin), sinovial (vimentin), kulit (keratin) juga subtalamus dan nucleus
kaudatus (lysogangliosides) yang terdapat diotak.
Adanya kemiripan pada struktur molekul inilah yang mendasari terjadinya
respon autoimun yang terjadi pada demam rematik.
(Marpaung, 2014)
Patofisiologi:
Infeksi bakteri Streptokokus -hemolitikus grup A pada faring antigen
menyebabkan pembentukan antibodi hiperimun reaksi antibodi terhadap
antigen (Streptokokus -hemolitikus grup A ) dan dengan jaringan pejamu yang
secara antigenik sama seperti sreptokokus (antibodi tidak dapat membedakan
antara antigen streptokokus dengan protein jaringan pada sendi sinovial lutut
(vimentin) Autoantibodi bereaksi dengan jaringan pejamu dan jaringan tubuh
yang mirip dengan antigen reaksi radang (respon inflamasi) nyeri (dolor),
panas (kolor), kemerahan (rubor), dan bengkak (tumor) nyeri lutut
(Price and Wilson, 2012)
2. Ibu Eko juga mengeluh anaknya seperti cepat lelah bila bermain bersama temantemannya
a. Apa makna cepat lelah ketika bermain?
Jawab:
Merupakan gejala dini dari karditis. Dimana karditis merupakan proses
peradangan aktif yang mengenai endocardium, miokardium atau pericardium.
Gejala-gejala dini karditis ialah rasa lelah, pucat, tidak bergairah dan anak tampak
sakit bisa sampai beberapa minggu meskipun belum ada gejala-gejala spesifik.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2000)
b. Apa etiologi cepat lelah pada kasus ini?
Jawab:
Akibat infeksi bakteri Streptokokus -hemolitikus grup A pada faring
Mengakibatkan reaksi autoimun pada jantung mengganggu distribusi nutrisi
dan oksigenasi ke jaringan tubuh nutrisi dan oksigen ke jaringan tidak
tercukupi saat bermain (metabolisme tubuh meningkat) membutuhkan
pasokan oksigen yg lebih mudah lelah.
(Price and Wilson, 2012)
c. Bagaimana mekanisme cepat lelah pada kasus ini?
Jawab:
Infeksi bakteri Streptokokus -hemolitikus grup A pada faring pembentukan
antibodi reaksi autoimun pada jantung (antibodi tidak dapat membedakan
antara antigen streptokokus dengan protein jaringan jantung) reaksi radang
kerusakan jaringan (pembengkakan daun katup dan erosi pinggir daun katup)
mitral katup mitral tidak dapat menutup dengan sempurna (mitral regurgitasi)
Stroke volume menurun cardiac output menurun mengganggu distribusi
nutrisi dan oksigenasi ke jaringan tubuh nutrisi dan oksigen ke jaringan tidak
tercukupi saat bermain (metabolisme tubuh meningkat) membutuhkan
pasokan oksigen yg lebih mudah lelah.
(Price and Wilson, 2012)
d. Adakah hubungan cepat lelah dengan nyeri pada lutut?
Jawab:
Tidak ada hubungan spesifik. Namun kedua hal tersebut diakibatkan karena
adanya infeksi bakteri Streptococcus -hemolitikus grup A.
3. Sejak 1 tahun terakhir, Eko sering demam hilang timbul disertai dengan sakit
menelan. Demam turun jika dibawa berobat kedokter.
a. Bagaimana etiologi demam?
Jawab:
Laporan Skenario C Blok X Cardiocerebrovaskular |Kelompok Tutorial 4
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.
Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun
parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak
antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis,
bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis
media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi,
keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus
erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin,
dan antihistamin). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai
akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari.
Gangguan otak atau akibat zat yang menimbulkan demam (pirogen) yang
menyebabkan perubahan set point. Zat pirogen ini bisa berupa protein, pecahan
protein, dan zat lain (terutama kompleks lipopolisakarida atau pirogen hasil dari
degenerasi jaringan tubuh yang menyebabkan demam selama keadaan sakit).
Pirogen
eksogen
merupakan
bagian
dari
patogen,
terutama
kompleks
lipopolisakarida (endotoksin) bakteri gram (-) yang dilepas bakteri toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu.
Pada kasus ini demam disebabkan karena faktor infeksi dari bakteri yaitu
Streptococcus -hemolitikus grup A.
(Price dan Wilson, 2012)
b. Apa makna demam hilang timbul yang disertai dengan sakit menelan?
Jawab:
Makna demam hilang timbul disertai sakit menelan ialah telah terjadi infeksi
streptococcus beta haemolyticus group A yang menyebabkan demam rematik.
Demam rematik merupakan penyakit multisystem yang terjadi setelah infeksi
tenggorok akibat bakteri streptococcus beta haemolyticus group A 2-4 minggu
sebelumnya.
(Mandal, 2006)
c. Bagaimana patofisiologi demam hilang timbul dengan sakit menelan?
Jawab:
d. Apa makna demam turun jika dibawa berobat ke dokter?
Jawab:
Tylenol 8-
Hour
3. Ibuprofen : Advil, Motrin IB
4. Natrium naproksen : Aleve
(G. Katzung et al, 2002)
Laporan Skenario C Blok X Cardiocerebrovaskular |Kelompok Tutorial 4
10
11
Terdapat aliran darah balik ke atrium kiri Darah yang dipompa oleh ventrikel
kiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh Nutrisi yang seharusnya
dialirkan bersama darah berkurang.
(Cunningham, 2000)
5. Riwayat Kelahiran : lahir spontan ditolong bidan, cukup bulan, lahir langsung
menangis, berat badan lahir 300g.
Riwayat imunisasi dasar : lengkap: BCG (1 kali), DPT (3kali), hepatitis B (3-4 kali),
campak (1 kali), polio (3-4 kali)
Riwayat tumbuh kembang ; merangkak usia 9 bulan, berdiri 10 bulan, berjalan 13
bulan. Dalam 1 tahun terakhir berat badan tidak naik.
Riwayat makanan : ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bubur susu usia 6-8 bulan,
bubur saring 8-12 bulan, nasi biasa beserta lauk pauk sejak usia 12 bulan keatas.
a. Apa makna riwayat tumbuh kembang pada kasus?
Jawab:
Riwayat tumbuh kembang Eko masih sesuai dengan yang seharusnya walaupun
hampir mengalami keterhambatan.
(Yunko, 2013)
b. Bagaimana tahapan tumbuh kembang yang normal pada anak?
Jawab:
Tahapan Tumbuh Kembang Anak :
1.
Kemampuan Bayi (0 12 bulan)
Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan
dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ.
Setelah 29 hari sampai dengan 11 bulan, terjadi proses pertumbuhan yang pesat
dan proses pematangan yang berlangsung secara terus menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem syaraf.
Kemampuan motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:
Usia
Motorik kasar
Motorik halus
melihat, meraih
guling-guling,
bulan
menahan
kepala
tegak,
3-6
menyangga berat,
bulan
mengembangkan
menendang
mainan gantung,
mengangkat kepala,
0-3
dan
dan
merasakan
bentuk
permukaan,
memegang benda dengan kuat,
kontrol
Memegang
benda
dengan
kedua
12
tangan,
kepala.
makan sendiri,
Duduk.
merangkak
6-9
bulan
berjalan berpegangan
coret
Bermain mainan yang mengapung di
air
Membuat bunyi-bunyian.
Menyembunyikan dan mencari mainan
bermain bola
9-12
membungkuk
bulan
berjalan sendiri
Menyusun balok/kotak
Menggambar
Bermain di dapur.
naik tangga.
motorik
(gerak
kasar
dan
gerak
halus)
serta
fungsi
eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung;
dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga
terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubunganhubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.
Kemampuan motorik yang dimiliki anak sbb;
Usia
Gerak Kasar
Gerak Halus
Berjalan tanpa pegangan sambil
Bermainan
menarik mainan yang bersuara,
12-15
Berjalan mundur,
bulan
15-18
balok
dan
menyusun
balok.
Memasukkan
dan
mengeluarkan
13
bulan
Bermain air
Membuat untaian.
Menendang bola.
Melompat,
Mengenal
Mendorong
mainan
dengan
kaki.
dan
Bermain puzzle,
Menggambar wajah atau bentuk,
ukuran
bentuk,
Membuat
24-36
berbagai
berbagai
bentuk
dari
dan
mengelompokkan
Menangkap
bola
kecil
dan
melemparkan kembali.
Berjalan mengikuti garis lurus,
36-48
bulan
jinjit
secara
dengan cerita.
Menempel gambar pada karton.
Belajar 'menjahit' dengan tali rafia.
Menggambar/menulis
garis
lurus,
48-60
Lomba karung
bulan
Main engklek
Melompat tali.
potongan bentuk.
Mengenal konsep "separuh atau satu"
Menggambar dan atau melengkapi
gambar,
Menghitung benda-benda kecil dan
14
besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.
Belajar 'percobaan ilmiah'
Berkebun.
(Yunko, 2013)
6. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : tampak sakit ringan, BB 18kg, TB 110cm
Tanda vital: nadi: 130x/menit, regular, isi cukup, pernapasan 22x/menit, suhu: 36,8oC
Kepala: konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/Leher: pembesaran KGB (-), JVP 5+0 cmH2O
Thoraks : simetris, retraksi intercostal -/Pulmo: vesikuler normal, ronkhi -/-, wheezing -/Cor : HR 130x/menit, BJ I dan BJ II normal, murmur sistolik grade II/6 di
apeks ICS 4-5 linea mid clavicularis sinistra.
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: sianosis -/-, jari tabuh -/Status lokalis : regio genue dextra: bengkak (+), kemerahan (+), nyeri (+), dan
teraba panas disbanding daerah sekitar dan sakit kepala bila digerakkan.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab:
Hasil Pemeriksaan
TB 110 cm
Nilai Normal
BB = 15,4-22,2 kg
Interpretasi
Normal
BB 18 kg
Cor : murmur sistolik grade II/6
jantung
clavicularis sinistra.
Status lokalis : regio genue
15
16
17
Pada kasus
12mg/dl
7000/mm3
48mm/jam
36mg%
155.000/mm3
28 mg/L
200 U/ml
Normal
11-16gr/dl
5000-10.000/mm3
<10mm/jam
31-45%
150.000-400.000/mm3
< 5mg/L
200 U/ml
intepretasi
Normal
Normal
Abnormal
Normal
Normal
Abnormal
Streptococcus (+)
A saluran pernapasan
18
Tes
antibodi
antistreptokokus
antistreptolisin
O/ASO,
anti-
LED dan CRP meningkat pada fase akut (tanda respon inflamasi)
Pemeriksaan patologi
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Ekokardiografi
Pada pasien PJR, ekokardiografi Doppler digunakan untuk menidentifikasi
dan menilai derajad insufisiensi/stenosis katup, efusi perikard dan disfungi ventrikel.
Pada pasien DRA dengan karditis ringan, Doppler mungkin memperlihatkan
regurgitasi mitral ringan yang menghilang beberapa minggu/bulan kemudian. Tetapi
pada pasin dengan karditis sedang-berat, rugirgitasi mitral/aorta akan menetap.
(Rilantono, 2012)
12. Apa Dignosis pasti pada kasus ini?
Jawab:
Penyakit Jantung Rematik et causa Streptokokus -hemolitikus grup A.
13. Bagaimana epidemiologi kasus ini?
Jawab:
Salah satu penyakit jantung didapat yang sering didapatkan adalah demam reumatik
akut (DRA) dan penyakit jantung reumatik (PJR). Data di Bag Ilmu Kesehatan Anak
RS Hasan Sadikin menunjukkan bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir
belum terdapat penurunan berart:i kasus demam reumatik dan penyakit jantung
reumatik. Setiap tahunnya rata rata ditemukan 55 kasus dengan DRA dan PJR.
Diperkirakan prevalensi PJR di Indonesia sebesar 0,3-0,8 anak sekolah 5-15 tahun.
DRA merupakan penyebab utama penyakit jantung didapat pada anak usia 5 tahun
sampai dewasa muda di negara berkembang dengan keadaan sosio ekonomi rendah
dan lingkungan buruk.
Laporan Skenario C Blok X Cardiocerebrovaskular |Kelompok Tutorial 4
19
Pankarditis
20
Terinfeksi Streptococcus
Glukosa
Mudah Lelah
Tumbuh Kembang Terhambat
Menyebar ke Jantung
Infeksi ke lutut
CO
Nyeri lutut
21